membuat orang tua menjadi stress terutama bagi para ibu yang merasa kehilangan arti atau makna hidup bagi dirinya Rini, 2004.
Penelitian yang dilakukan oleh Fingerman psikolog dalam Journal of Gerontologi: Psychological Sciences Sosial Sciences 2000 menunjukkan bahwa
emptynest syndrome berupa stress dan depresi karena kesepian dan kehampaan yang intens atau kehilangan gairah hidup Rini, 2004.
Selain itu latar belakang masing-masing wanita sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita dalam mengalami masa menopause, misalnya apakah wanita tersebut
menikah atau tidak, apakah wanita tersebut mempunyai suami, anak, cucu, atau kehidupan keluarga yang membahagiakannya, serta pekerjaan yang mengisi aktivitas
sehari-harinya Kasdu, 2004 Peran budaya juga mempengaruhi status emosi selama perimenopause.
Banyak wanita mempersepsikan ketidakmampuan untuk mengandung sebagai suatu kehilangan yang bermakna. Kebanyakan orang melihat menopause sebagai langkah
pertama untuk masuk ke usia tua dan menghubungkannya dengan hilangnya kecantikan. Budaya barat menghargai masa muda dan kecantikan fisik, sementara
orang tua menderita akibat kehilangan status, fungsi, serta peran Bobak et al, 2005.
2.2 Gambaran diri Body Image
Gambaran diri Body Image adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Gambaran diri merupakan sesuatu yang dinamis sebab terus-menerus berubah dengan persepsi dan pengalaman baru,
14
yang merupakan sasaran atau pelindung penting dari perasaan-perasaan seseorang, kecemasan, dan nilai-nilai Stuart Sundeen, 1991.
Gambaran diri adalah bagian dari konsep diri yang mencakup sikap dan pengalaman yang berkaitan dengan tubuh, termasuk pandangan tentang maskulinitas
dan feminintas, kegagahan fisik, daya tahan, dan kapabilitas. Gambaran diri berkembang secara bertahap selama beberapa tahun sejalan dengan anak belajar
mengenai tubuh dan struktur mereka, fungsi, kemampuan, dan keterbatasan mereka. Gambaran diri dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu, atau bulan,
bergantung pada stimuli eksternal pada tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, struktur atau fungsi. Cara orang lain melihat tubuh kita juga mempunyai
pengaruh Potter Perry, 2005. Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima reaksi dari
tubuhnya, menerima stimulus orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri berhubungan erat
dengan kepribadian. Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap diri, menerima dan
menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Individu yang stabil, realistis, dan konsisten terhadap
gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang akan memacu sukses dalam kehidupan Keliat, 1992.
Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan
15
aspek lainnya dari konsep diri. Perubahan ini bergantung pada kematangan fisik. Perubahan hormonal terjadi selama masa remaja dan pada akhir tahun kehidupan juga
mempengaruhi gambaran diri misalnya menopause selama masa dewasa tengah. Penuaan mencakup penurunan ketajaman penglihatan, pendengaran, dan mobilitas,
perubahan ini dapat mempengaruhi gambaran diri Kozier et al, 2004. Sikap, nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi gambaran diri. Muda,
cantik, dan utuh adalah hal-hal yang ditekankan dalam masyarakat Amerika, fakta yang selalu ditayangkan dalam program televisi, film bioskop, dan periklanan. Dalam
kultur timur, penuaan dipandang secara sangat positif, karena orang dengan usia tua dihormati. Kultur barat terutama di Amerika Serikat telah dibiasakan untuk takut
dan ketakutan terhadap proses penuaan yang normal. Menopause dalam kultur yang lain dipandang sebagai waktu dimana wanita mencapai kekuasaan dan kebijaksanaan.
Akhir-akhir ini dalam kultur barat, menopause adalah waktu ketika wanita kurang disenangi secara seksual Potter Perry, 2005.
Banyak faktor dapat mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti munculnya stressor yang dapat mengganggu integrasi gambaran diri. Kegagalan
fungsi tubuh, seperti stroke, kebutaan, tuli, arthristis, multiple sklerosis, diabetes, inkontinensia dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tidak mengakui atau asing
dengan bagian tubuh. Pada wanita menopause yang sering terjadi adalah inkontinensia urine Kozier et al, 2004; Potter Perry, 2005.
Perubahan tubuh, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia.
16
Perubahan tersebut seperti obesitas, penuaan, kolostomi, trakeostomi, luka bakar, kerusakan wajah dan lain-lain. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon
negatif dan positif. Ketidakpuasan juga dirasakan seseorang jika didapati perubahan tubuh yang tidak ideal. Wanita menopause mengalami perubahan pada kulit dan berat
badan, yang terjadi adalah kulit menjadi kering dan keriput karena proses penuaan, serta obesitas Kozier et al, 2004; Potter Perry, 2005.
Umpan balik interpersonal yang negatif, umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik
diri Kozier et al, 2004; Potter Perry, 2005. Standar sosial budaya, hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang
berbeda pada setiap individu dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya
perasaan minder Kozier at al, 2004 ; Potter Perry, 2005 Keliat 1998 menguraikan beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut
dapat menunjukkan tanda dan gejala seperti syok psikologis, yang merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan.
Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap kecemasan. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme
pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
Menarik diri, yaitu pada saat klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara
17
emosional. Klien menjadi pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya Keliat, 1998.
Penerimaan atau pengakuan secara bertahap, yaitu ketika klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai
melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru Keliat, 1998. Tanda dan gejala dari gangguan gambaran diri di atas adalah proses yang
adaptif, jika tampak tanda dan gejala-gejala berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan gambaran diri yaitu : menolak
untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah, tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri,
perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan
ditolak, depersonalisasi, menolak penjelasan tentang perubahan tubuh Keliat, 1998.
2.3 Kecemasan 2.3.1 Definisi