1 reyn = 1 lbf.sin
2
= 7,03 kgf.sm
2
1 reyn = 6,9 . 10
6
• Kekentalan Redwood Redwood viscosity cP
Kekentalan juga dapatpernah dinyatakan dengan unit sebagai berikut:
Secara teknis Redwood viscosity bukanlah satuan untuk kekentalan melainkan waktu alir. Itu adalah jumlah waktu yang diperlukan 50 ml
minyak untuk mengalir melalui cerobong saluran berbentuk mangkuk cup-shaped funnel akibat gaya beratnya sendiri.
• Kekentalan Saybolt Saybolt viscosity Saybolt viscosity secara teknis adalah waktu alir dan hal tersebut juga
bukan satuan kekentalan, karena memiliki cara yang sama dalam pengukurannya dengan Redwood viscosity. Metode ini pernah menjadi
metode standar pada ASTM. • Kekentalan Engler Engler viscosity
Engler viscosity juga merupakan waktu alir dengan metode hampir sama dengan Redwood viscosity, tetapi hasilnya dinyatakan dengan derajat,
waktu alir sampel minyak terhadap yang diukur air pada temperatur yang sama. Hal ini diterapkan hanya di hampir seluruh Eropa, tetapi secara
berangsur-angsur mulai ditinggalkan.
2.4.2 Klasifikasi Kekentalan Minyak Pelumas
Kekentalan minyak pelumas perlu distandarkan dan diklasifikasikan agar penggunaannya sesuai dengan kebutuhan. Kekentalan minyak pelumas untuk
Universitas Sumatera Utara
keperluan teknik dan industri telah diklasifikasikan oleh beberapa organisasi standarisasi seperti ISO, SAE, ASTM, DIN, AGMA, dan lain sebagainya.
Klasifikasi yang paling banyak digunakan dalam dunia industri adalah klasifikasi menurut ISO dan SAE.
1.Klasifikasi Kekentalan Menurut ISO
Sistem klasifikasi kekentalan minyak pelumas menurut ISO International Standard Organization adalah berdasarkan kekentalan kinematik,
dalam satuan centistokes cSt, pada daerah range kekentalan pada temperatur 40
C °
. Setiap daerah kekentalan diidentifikasi dengan angka ISO VG Viscosity Grade atau derajat kekentalan ISO, dimana kekentalan tersebut merupakan
kekentalan kinematik rata-rata pada daerah tersebut midpoint kinematic viscosity. Untuk mendapatkan nilai kekentalannya , harus dihitung 10 dari nilai
rata-rata kekentalan kinematiknya. Misalnya ISO VG 100 mempunyai kekentalan rata-rata 100 cSt, dimana batas kekentalannya adalah 90 cSt untuk minimum dan
110 cSt untuk maksimum. Nilai kekentalan menurut ISO untuk minyak pelumas dapat dilihat pada gambar
grafik dan tabel berikut, yang dikutip dari dokumen ISO 3448 ”Industrial Liquid Lubricants – ISO Viscosity Classification”.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Kekentalan minyak pelumas menurut dokumen ISO 3448 pada tekanan atmosfer. sumber: Lubrication and Reliability Handbook, by M.J.Neale
Universitas Sumatera Utara
Nilai kekentalan pada gambar diatas dapat dilihat pada tabel di bawah, untuk nilai kekentalan pada suhu 40 °C. Nilai untuk harga kekentalan kinematik minyak
pelumas pada 40 °C menurut dokumen ISO 3448.
Tabel 2.2 Klasifikasi kekentalan ISO minyak pelumas pada suhu 40 °C Angka derajat
kekentalan ISO Harga tengah
kekentalan, cSt pada 40
°C
Batas kekentalan kinematik, cSt pada 40
°C
Minimum Maksimum
ISO VG2 ISO VG3
ISO VG5 ISO VG7
ISO VG10 ISO VG15
ISO VG22 ISO VG32
ISO VG46 ISO VG68
ISO VG100 ISO VG150
ISO VG220 ISO VG320
ISO VG460 ISO VG680
ISO VG1000 ISO VG1500
2,2 3,2
4,6 6,8
10 15
22 32
46 68
100 150
220 320
460 680
1000
1500
1,98 2,88
4,14 6,12
9 13,5
19,8 28,8
41,4 61,2
90 135
198 288
4174 612
900
1350
2,42 3,52
5,06 7,48
11 16,5
24,2 35,2
50,6 74,8
110 165
242 352
506 748
1100 1650
sumber: Prinsip pelumasan dan minyak pelumas mineral, A.Halim Nasution
Universitas Sumatera Utara
2.Klasifikasi Kekentalan Menurut SAE
Sistem klasifikasi ini disusun oleh SAE Society of Automotive Engineers, dalam SAE J300 SEP80 pertama kali dilaporkan Divisi Anekaragam
Miscellaneous Division, disetujui pada Juni 1911, dan direvisi kembali oleh suatu komite pada September 1980. Walaupun sistem kekentalan ini disusun oleh
SAE, klasifikasi kekentalan minyak pelumas bukan hanya untuk otomotif, melainkan semua tipe penggunaan minyak pelumas termasuk industri, kapal laut
dan pesawat udara. Klasifikasi SAE merupakan klasifikasi untuk minyak pelumas mesin-mesin secara rheologi saja. Karakteristik lain dari minyak pelumas tidak
termasuk. Praktek yang dianjurkan ini ditujukan untuk penggunaan oleh pabrik pembuat mesin-mesin dalam menentukan derajat kekentalan minyak pelumas
yang akan direkomendasikan untuk penggunaan mesin-mesin yang diproduksi, dan oleh perusahaan minyak dalam merumuskan dan memberi label produksi
mereka. Dua seri derajat kekentalan diberikan pada tabel 2.2, dimana salah satu
mengandung letter W dan lainnya tidak. Derajat kekentalan dengan letter W didasarkan atas kekentalan maksimum pada temperatur rendah dan temperatur
pemompaan batas maksimum, sebagaimana kekentalan minimum pada 100
C °
. Minyak pelumas tanpa letter W didasarkan atas kekentalan pada 100
C °
. Minyak yang diklasifikasikan kekentalannya pada temperatur rendah dan temperatur
pemompaan memenuhi persyaratan untuk derajat W, dan yang mana kekentalannya pada 100
C °
berada dalam daerah yang telah ditentukan dari salah satu klasifikasi derajat non-W. Kekentalan pada temperatur rendah diukur sesuai
dengan prosedur tertentu. Prosedur ini merupakan versi multi-temperatur dari
Universitas Sumatera Utara
ASTM D 2602, yaitu dengan cara Metode Pengujian Kekentalan Nyata Minyak Pelumas Mesin pada Temperatur Rendah dengan menggunakan Simulator
Pengengkolan Dingin Method of Test for Apparent Viscosity of Motor Oils at Low Temperature Usingthe Cold Crancing Simulator, dan hasilnya dilaporkan
dalam centipoise cP. Kekentalan diukur dengan metode ini dan telah ditemui hubungannya dengan kecepatan putaran yang diberikan selama pengengkolan
temperatur rendah.
Tabel 2.3 Derajat kekentalan SAE untuk minyak pelumas mesin SAE J300 Engine Oil Visccosity Classification
sumber: Prinsip pelumasan dan minyak pelumas mineral, A.Halim Nasution
2.5 PengukuranPengujian Kekentalan Minyak Pelumas