45
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Wisata Rembangan
Obyek  dari  penelitian  ini  adalah  Wisata  Rembangan  yang  berada  di  desa Kemuning  Lor  Kecamatan  Arjasa,  Kabupaten  Jember.  Gambaran  umum wilayah
Kabupaten  Jember  dan  kondisi  obyek  Wisata  Rembangan  disajikan  sebagai berikut:
4.1.1 Sejarah Berdirinya Obyek Wisata Rembangan
Obyek  Wisata  Rembangan  yang  terletak  di  desa  Kemuning  Lor Kecamatan  Arjasa  Kabupaten  Jember  terletak  sekitar  15  km  kearah  utara  kota
Jember. Obyek Wisata Rembangan mempunyai ketinggian 600-900 meter di atas permukaan air laut, dengan curah hujan rata-rata 2.426 mmtahun serta suhu udara
berkisar 18-25°C.  Obyek Wisata Rembangan tersebut menawarkan kesejukan dan keindahan  alam  karena  posisinya  terletak  di  lereng  pegunungan.  Wisata
Rembangan  berdiri  sejak  tahun  1937,  pada  saat  pemerintah  Hindia  Belanda dengan  pimpinan  Mr.  Hofside.  Saat  itu  Obyek  Wisata  Rembangan  kondisinya
sangat  memprihatinkan.  Fasilitas  masih  terdiri  dari  empat  kamar  hotel,  restoran yang  menu-menunya  tidak  begitu  lengkap  dan  lokasi  tersebut  berfungsi  sebagai
tempat pertemuan. Seiring  dengan  perkembangan  zaman  dan  perubahan  yang  terjadi  di
Indonesia  sekitar  tahun  1950  Obyek  Wisata  Rembangan  mulai  mendapatkan perhatian  dari  pemerintah  daerah  Tingkat  II  Jember,  dengan  cara  pengembangan
fasilitas-fasilitas  yang  berkaitan  dengan  infrastruktur  wisata  Rembangan. Meningkatnya  jumlah  konsumen  yang  menikmati  jasa  wisata.  Maka  tahun  1960
pemerintah  daerah  melakukan  pembenahan  total  dengan  menawarkan  paket wisata  ganda  yaitu  obyek  wisata  dan  hotel.  Perbaikan  dan  pembenahan  kolam
renang,  penambahan  jumlah  kamar  hotel  serta  perbaikan  restoran  dengan menambahkan menu makanan dan minuman di restorannya.
Obyek  Wisata  Rembangan  dipimpin  oleh  seorang  manajer  yang berkedudukan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan pemerintah yaitu Surat
46
Keputusan  No.  821.257436.0332011  tanggal  5  Februari  2001,  karena pemerintah  daerah  lebih  mempercayai  golongan  pegawai  negeri  dalam
melaksanakan tugasnya. Masa kepemimpinan selama lima tahun dan masa jabatan dapat diperpanjang jika kepemimpinannya berprestasi.
Tahun  1998,  saat  dilanda  krisis  ekonomi  yang  membuat  hamper  semua sektor bisnis merasa terancam mengakibatkan banyaknya tenaga kerja yang harus
di  PHK  karena  perusahaan  tidak  mampu  untuk  memenuhi    pembayaran  gaji. Sebaliknya,  Obyek  Wisata  Rembangan  sebagai  salah  satu  omset  pendapatan
daerah tetap dapat bertahan dan eksis pada usaha jasa Obyek Wisata Rembangan dan perhotelan serta tidak melakukan PHK terhadap karyawan.
Pengembangan  internal  Obyek  Wisata  Rembangan  selalu  dilaksanakan termasuk  pengembangan  hotelnya.  Hal  tersebut  dapat  ditujukkan  dengan  adanya
penambahan  jumlah  tenaga  kerja  serta  perbaikan  dan  penambahan  fasilitas- fasilitas dari tahun ke tahun.
4.1.2 Visi dan Misi Obyek Wisata Rembangan