Perencanaan Bisnis Pada Usaha Mie Aceh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA
”MIE ACEH”
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
NURUL FADHILLAH
082101153
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI DIPLOMA III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : NURUL FADHILLAH
NIM : 082101153
JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL SKRIPSI : PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA MIE ACEH
TANGGAL……… DOSEN PEMBIMBING
(Syfrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si) NIP: 19760214 200501 1 002
TANGGAL……… KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEUANGAN
(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP: 19591229 198903 1 002
(3)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT telah memperkenankan penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA MIE ACEH.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kririk dari semua pihak yang bersifat membangun, guna kesempurnaan Tugas Akhir ini. Terima kasih untuk kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Drs.Anwar Daud dan Ibunda Farida Ariani,SE yang telah setia, sabar dan tulus mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin akan terbalas, hanya Tugas Akhir ini yang penulis persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis dimasa mendatang, Amin.
Selama penulisan Tugas Akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis. Baik itu bantuan moril, materi, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung MSi dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, MSi selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Universitas Sumatera Utara.
(4)
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
4. Seluruh Dosen serta staf dan karyawan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah banyak membantu dan membagi ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
5. Kepada seluruh keluargaku kakakku Hujattun Munawarah SE, Munira Ulfah S.ked, abangku Briptu Muhammad Azhari Zam-Zami dan tidak lupa keponakanku Muhammad Fauzan Lutfiqal Raziq yang telah memberikan perhatian, semangat, dan motivasi. Terima kasih untuk kalian semua. 6. Sahabatku Nova Zuwaini, Dimas Pramudya, M. Aulia Majid dan tidak
lupa kepada temanku yang sudah wisuda Elvina fitri Hasibuan yang telah memberikan perhatian, semangat, dan motivasi. Terima kasih untuk kalian semua. Miss U All.
Akhir kata penulis sampaikan, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan.
Medan, Juni 2011
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penelitian... 7
C. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN ... 8
A. Data Perusahaan ... 8
B. Biodata Pemilik/ Pengurus ... 8
C. Struktur Organisasi ... 9
D. Aspek Pemasaran ... 12
1. Produk Yang Dihasilkan ... 12
2. Mie Aceh Basah Kepiting ... 13
3. Mie Aceh Udang Kelong ... 13
E. Analisis Pesaing ... 21
F. Analisa SWOT ... 22
G. Aspek Produksi ... 23
H. Analisis SDM ... 29
I. Analisis Keuangan ... 31
J. Pemanfaatan IT ... 35
K. Analisis Resiko ... 35
L. Break Event Point ... 37
BAB III PENUTUP ... A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Jenis- jenis Produk ... 16
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan Harian ... 19
Tabel 2.3 Proyeksi Penjualan Bulanan ... 20
Tabel 2.4 Proyeksi Penjualan Pertahun ... 20
Tabel 2.5 Bahan Baku dan Penolong/Hari ... 24
Tabel 2.6 Bahan Baku dan Penolong/Bulan ... 25
Tabel 2.7 Sarana Penunjang/Bulan ... 29
Tabel 2.8 Sumber Pendanaan ... 31
Tabel 2.9 Kebutuhan Pembiayaan ... 31
Tabel 2.10 Fixed Cost ... 32
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 10
Ganbar 2.2 Mie Goreng... 12
Gambar 2.3 Mie Aceh Basah Kepiting ... 13
Gambar 2.4 Mie Aceh Udang Kelong ... 13
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Rencana usaha merupakan catatan ringkas yang di buat oleh wirausaha untuk menggambarkan operasi dan menerangkan soal keuangan, tahap keuntungan, strategi pemasaran, kemampuan menajemen dan kepakaran pihak pengelola. Yang menceritakan secara menuju sasaran, tujuan, dan bagaimana cara untuk mencapai kesemuanya. Secara lengkap merangkum misi, tujuan, dan sasaran. Pengelola mencoba memberi gambaran tentang cara-cara yang akan memandu perusahaan untuk mencapai keberhasilan.
Perencanaan usaha mempunyai tujuan, salah satunya adalah dalam membimbing para pengusaha yaitu garis petunjuk untuk mengelola perusahaan, mengurangkan kesalahan, menggunakan sumber-sumber organisasi dan meningkatkan produktifitas, memudahkan pengawasan, meyakinkan pihak-pihak berkepentingan, serta menilai kemajuan suatu perusahaan atau organisasi.
Kegiatan usaha kecil adalah kegiatan usaha yang mempunyai modal awal yang tidak banyak, dengan jumlah pekerja yang terbatas. Kegiatannya terbesar di berbagai lapangan usaha, di pedesaan, kota kecil, maupun kota-kota besar. Di kota-kota besar, kegiatan usaha kecil terutama bergerak di sector jasa seperti perdagangan, pengangkutan, hotel, dan restoran. Dalam lapangan usaha industri pengolahan, kegiatan usaha kecil terutama tertumpu kepada kegiatan industri
(9)
Indonesia, usaha kecil sangat penting peranannya dalam perekonomian karena mewujudkan kesempatan kerja yang paling besar.
Keberhasilan seorang wirausaha bergantung kepada kemampuan dirinya sebagai pengusaha dan tindakan-tindakannya yang pada dasarnya menunjukkan bahwa ia merupakan seorang manajer yang efektif dan efisien.
Factor-faktor yang menimbulkan kegagalan dalam kegiatan seorang wirausaha dapat di bedakan kepada dua unsure pokok yaitu: kegagalan pada ketika belum memulai usaha dan kegagalan ketika menjalankan usaha. Memiliki daya cipta dan selalu berusaha mewujudkan pembaruan merupakan syarat yang perlu di miliki oleh seorang wirausaha yang sukses.
Seorang wirausaha (entrepreneur) bekerja dan mengembangkan perusahaan/ organisasi setapak demi setapak, mengenali kelemahan dan kekuatan diri sebelum melangkah memasuki dunia usaha yang lebih besar dan penuh tantangan. Pada umumnya wirausaha adalah orang yang kreatif dalam menyelesaikan permasalahan hidup, dan factor ini menjadikan seorang wirausaha tabah dan mampu mengatasi tantangan untuk menjadi wirausaha yang sukses. Upaya kreatif seorang wirausaha menjadikan mereka pencipta perusahaan, produk yang dapat diperkenalkan dan pencipta lapangan kerja untuk orang yang membutuhkan pekerjaan.
Setiap perusahaan memiliki manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwijudkan bersama. Sukirno (2004 : 96) mengatakan bahwa, manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan,
(10)
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan para manajer dalam sebuah organisasi, agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan.
Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi yang terkait erat di dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling). Berikut ini adalah paparan dari fungsi-fungsi manajemen.
1. Perencanaan
Mas’ud (2005 : 19) mengatakan bahwa, perencanaan iyalah tugas manajer yang dimulai dengan menetapkan tujuan dan kemudian mengatur strategi, kebijakan, dan metode untuk mencapainya. Dengan perencanaan manajer menetapkan tindakan, cara, waktu, dan pelaksanaan. Perencanaan membantu perusahaan untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan. Pengorganisasian ialah fungsi manajer untuk menyusun sumber daya manusia dan sumber daya materi untuk melaksanakan perencanaan yang dibuatnya. Tujuan pengorganisasian adalah untuk mengkoordinir upaya semua bagian perusahaan. pengorganisasian menyusun struktur orang yang terlibat dalam perusahaan, jabatan, bagian, dan aktivitas.
2. Pengarahan
Pengarahan merupakan langkah-langkah yang menentukan dan mengarahkan tugas-tugas yang perlu dilaksanakan semua pegwai. Dengan demikian pengarahan dapat didefenisikan sebagai usaha usaha untuk
(11)
perusahaan, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang akan merealisasikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai
3. Pengawasan
Sukirno (2004 : 99) mengatakan bahwa, pengawasan merupakan sebuah proses mengevaluasi prestasi organisasi dan mengambil tindakan-tindakan koreksi jika perlu, dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pengawasan berarti mengevaluasi sesuatu kegiatan bisnis yang telah berjalan dibandingkan dengan rencana kegiatan bisnis tersebut.
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang utama, dimana seluruh fungsi lainnya sangat bergantung pada perencanaan ini. Manajer yang membuat perencanaan bisnis dengan baik merupakan sebuah strategi menuju sukses. Longenecker (2001:152) mengatakan bahwa, perencanaan bisnis adalah dokumen tertulis yang menguraikan ide dasar yang mendasari pertimbangan pendirian bisnis dan hal yang berkaitan dengan pendirian tersebut. Perencanaan bisnis bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi lingkup dan konteks kesempatan bisnis.
2. Menyajikan pendekatan yang digunakan oleh para wirausaha di dalam mengeksploitasi kesempatan tersebut.
3. Mengidentfikasi faktor-faktor yang menentukan jika usaha tersebut berhasil.
(12)
Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Setiap bisnis atau perusahaan berusaha mengelola bahan baku untuk dijadikan produk yang diperlukan oleh konsumen. Produk dapat berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan membuat produk adalah untuk mendapatkan laba, yakni imbalan yang diperoleh perusahaan dari penyediaan suatu produk bagi konsumen.
Wirausahawan harus mampu menciptakan peluangnya sendiri demi terciptanya suatu hal yang berharga dan dapat dipakai untuk bertahan hidup. Zimmer (2002 : 4-6) mengatakan bahwa, seorang entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru, dengan menghadapi risiko dan ketidak pastian, dan yang bertujuan untuk mencapai laba serta pertumbuhan melalui pengidentifikasian peluang-peluang melalui kombinasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mendapatkan manfaatya.
Bisnis makanan merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Bisnis makanan tidak akan ada habisnya, karena setiap manusia pasti membutuhkan makanan, khususnya makanan yang menyehatkan lagi murah.
Di Indonesia banyak pesaing, namun kebanyakan para pesaing menyediakan aneka ragam makanan yang bercita rasa di luar dari kebudayaan Indonesia, seperti burger, steak, spageth, dan lain-lain. Untuk usaha penyediaan makanan yang bercita rasa Indonesia, disini pelaku bisnis memberikan bumbu
(13)
yang khas dari rempah-rempah Indonesia, sehingga rasa menjadi lebih pas dilidah para konsumen.
Modal awal yang digunakan dalam bisnis mie aceh ini mencapai Rp 23.000.000-,. Tingkat penjualan yang dicapai terus meningkat Rp 1.000.000 per tahunnya, dan mencapai laba 1.000.000/hari. Dengan meningkatnya penjualan, maka pelaku bisnis juga melakukan penambahan modal sewaktu-waktu. Jika usaha ini terus berkembang dengan pesat, maka usaha ini akan pulang modal kurang lebih dalam jangka dua tahun. Dengan meningkatnya penjualan maka secara otomatis keuntungan juga akan meningkat setiap tahunnya.
Suatu bisnis akan maju bila organisasi yang di dalamnya terdiri dari orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaannya. Untuk menjalankan bisnis makanan ini yang paling utama adalah penyediaan karyawan dibagian pengadaan makanan, dimana untuk karyawan dibagian ini harus memiliki keahlian khusus dalam memasak. Selain itu, dipekerjakan juga karyawan untuk bagian kasir dan pelayanan bagi konsumen yang datang. Dan semua ini dipantau oleh seorang manager.
Usaha ini akan terus dijalankan, dan jika sudah mencapai target atau profit yang maksimal, maka usaha ini akan menggembangkan bisnis dengan membuka cabang diluar Provinsi bahkan sampai ke luar Negeri. Setiap usaha harus menghindari resiko yang terjadi, resiko bisnis bisa saja terjadi kapan pun, namun resiko bisa diminimalisasikan. Bahkan resiko dapat dijadikan pelung dalam suatu bisnis.
(14)
Bisnis makanan yang saya dirikan ini adalah bisnis yang mampu membuat konsumen akan selalu ingin kembali untuk membeli, karena saya akan menyedikan makanan dengan rasa yang khas dan dengan pelayanan yang baik pula. Konsumen pasti akan merasa puas, dengan mengeluarkan uang yang tidak terlalu mahal mereka bisa menyantap makanan yang enak, nikmat dan halalan thaiyyban.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah awal menjadi seorang enterprenuer sukses dengan menjalankan bisnis Mie Aceh ini.
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan dari bisnis Mie Aceh ini adalah:
1. Bagi Penulis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengalaman. Yang pastinya akan sangat berguna bagi penulis di masa yang akan datang.
2. Membuka jalan bagi penulis untuk menjadi orang yang berwawasan luas, Mandiri dan Sukses di kemudian hari.
(15)
BAB II
PROPIL PERUSAHAAN “USAHA MIE ACEH”
A.Data Perusahaan
Nama Perusahaan : Mie Aceh Fadhilah Bidang Usaha : Kuliner
Jenis Produk/Jasa : Makanan & Minuman
Alamat Usaha : Jln. Krakatau Pasar 3 No.54 Nomor Telepon : (061)6611240
Mulai Berdiri : 11 April 2011
B. Biodata Pemilik/Pengurus
Nama : Nurul Fadhillah
Jabatan : Pimpinan
Tempat/Tgl Lahir : 23 Juni 1990
Alamat Rumah : Jln. Krakatau Pasar 3 No.79 Medan Nomor Telepon : 085277704577
Alamat Email
(16)
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas – batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan hubungan/ keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan suatu bisnis diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan bisnis tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya, wadah tersebut disusun dalam struktur organisasi dalam bisnis. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan aktivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan dari bisnis tersebut dapat tercapai.
Suatu bisnis terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perorangan ataupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan itu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal.
Struktur organisasi mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya setiap perusahaan ataupun suatu usaha akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaan ataupun suatu usaha tersebut. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk membuat kerja sama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang berbelit-belit.
(17)
Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan menutupi kelemahan dari setiap bagian atau individu.
Landasan yang mendasari pendirian cafe ini adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan makanan dan minuman, serta gizinya. Dengan adanya cafe ini diharap dapat membantu memberikan lapangan pekerjaan, disisi lain juga membantu pemerintah dari segi pajak.
Adapun struktur organisasi dari Mie Aceh ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi Mie Aceh
Pemilik Usaha/Koki I/Pemegang Keuangan dan
Kasir
Nurul
Koki II
Nova
Pelayan 1. Dimas 2. Adji
(18)
1. Uraian Tugas
a. Pimpinan (Pemilik)
1. Menetapkan kebijakan dan program kerja para pegawai untuk mendapatkan hasil operasi yang optimal.
2. Memimpin, mengkoordinasikan, dan melakukan pengawasan langsung terhadap bagian keuangan, produksi dan pelayanan.
3. Bertanggung jawab atas segala pelaksanaan usaha baik intern maupun ekstern.
4. Menjalin hubungan dengan konsumen, sehingga pemilik mengetahui apa yang diinginkan konsumen. Dari masukan itu, pemilik dapat melakukan perubahan yang sesuai dengan keinginan konsumen.
b. Bagian Keuangan
1. Melaksanakan tugas bagian penerimaan uang dari penjualan. 2. Bertanggung jawab atas keamanan keuangan yang ada.
3. Melakukan perhitungan atas keuangan yang diperoleh dari penjualan, lalu melakukan pembukuan.
4. Menyusun anggaran secara periodik.
c. Bagian Produksi
(19)
3. Melakukan proses produksi sesuai dengan yang telah ditetapkan, untuk menjaga cita rasa.
d. Bagian Pelayanan
1. Bertanggung jawab akan pesanan yang dilakukan oleh konsumen 2. Menjalin hubungan dengan konsumen dengan pelayanan yang
ramah dan sopan.
3. Bertanggung jawab akan pengantaran pesanan konsumen.
D. Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Produk yang dihasilkan :
1. Mie Goreng Aceh ditambah Menu Daging Sapi: Rp 8.000 Mie aceh yang disajikan terdiri dari bahan : mie tanpa formalin, sayuran toge segar, daging sapi dengan kualitas baik, tidak menggunakan penyedap rasa,dan sehat.
(20)
2. Mie Aceh Basah Kepiting : Rp 15.000
Dikemas secara menarik mie aceh basah kepiting tentunya akan menambah cita rasa para penikmatnya.
Gambar 1.3
3. Mie Aceh Udang Kelong: Rp 15.000
Dapat memberikan cita rasa pada penggemar yang menyukai seafood. yang disajikan dengan udang kelong.
(21)
a. Produk
Produk – produknya terdiri dari : 1. mie aceh:
mie goreng, mie tumis, mie kuah dan goreng basah. Yang semuanya ini ditambah dengan daging, kepiting dan udang kelong.
2. Jus buah :
jus jeruk, jus alpukat, jus mangga, jus melon, jus sirsak, jus nanas 3. teh manis, kopi khas aceh ulee kareng.
b. Place
Lokasi yang dipilih cukup strategis yaitu di di kawasan Jalan pasar 3, karena mempertimbangkan kedekatan lokasi usaha dengan pasar sasaran yaitu para pelajar, karyawan dan masyarakat umum di sekitar lokasi.
c. Price
Harga yang kami tetapkan termasuk harga yang terjangkau sesuai dengan bahan-bahan pokok yang dipakai dan cukup bersaing dengan bisnis sejenis lainnya.
d. Promotion
Promosi yang kami gunakan adalah memasang spanduk untuk mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi mie aceh juga menyebarkan brosur di sepanjang jalan pasar 3 dan kantor-kantor.
(22)
2. Keunggulan Kompetitif Produk Mie Aceh 1. Menggunakan bahan- bahan alami.
2. Kebersihan dan kenyamanan yang terjamin. 3. Penyajian yang menarik.
4. Harga yang terjangkau.
5. Rasa yang nikmat dan dapat mengenyangkan.
3. Gambaran Pasar
Mie aceh merupakan salah satu hidangan yang digemari di Indonesia. Dilihat dari faktor daya beli dan minat konsumen terhadap mie aceh, khususnya mie aceh yang enak, sehat, serta harga yang terjangkau, maka kami optimis bahwa produk mie aceh yang dipasarkan akan terjual dan disambut baik oleh banyak konsumen. Apalagi produk mie aceh yang kami pasarkan memiliki kualitas baik dan enak rasanya sehingga membuat konsumen tertarik untuk mencoba tanpa harus kecewa. saya memasarkannya dengan cara membuka di ruko, namun perlulah dilihat lokasi tempat membuka usaha ini. Lokasi strategis itu mungkin diseputaran pasar induk atau pasar sentral dekat sekolah atau wilayah kantor.
(23)
Adapun jenis- jenis produk yang ditawarkan sebagai berikut : TABEL 2.1 Jenis-Jenis Produk
NO NAMA MENU UNIT HARGA(Rp)
1 MIE ACEH GORENG DAGING @ 8000
2 MIE ACEH BASAH DAGING @ 8000
3 MIE ACEH GORENG KEPITING @ 15.000
4 MIE ACEH BASAH KEPITING @ 15.000
5 MIE ACEH GORENG UDANG @ 15.000
6 MIE ACEH TUMIS UDANG @ 15.000
7 MARTABAK TELUR @ 8000
8 NASI GORENG @ 10.000
9 JUS JERUK @ 5000
10 JUS SEMANGKA @ 5000
11 JUS MELON @ 5000
12 JUS MANGGA @ 5000
13 JUS SIRSAK @ 5000
14 JUS KUINI @ 5000
15 JUS ALPUKAT @ 5000
16 JUS BUAH SHAKE @ 5000
17 FRUIT PUNCH @ 5000
18 MILK SHAKE @ 5000
19 ES CAMPUR @ 5000
20 LEMON TEA @ 4000
21 FANTA @ 3000
22 TEH BOTOL @ 3000
23 ES TEH MANIS @ 2500
25 COCA COLA @ 3000
(24)
4. Target Pasar
Secara umum target pasar dari usaha” Mie aceh” ini adalah semua kalangan masyarakat. Tapi disamping itu ada 3 cara dalam melakukan segmentasi diantaranya :
1. Geografi : Jika dilihat dari segi geografinya, cafe ini didirikan di daerah yang dikelilingi oleh lingkungan yang ramai, dekat dengan sekolah, dekat dengan konsumen, sehingga dapat dikatakan lokasi ini memenuhi syarat – syarat pemilihan lokasi.
2. Demografi : Konsumen yang dituju adalah konsumen yang berada di sekitar lokasi cafe namun target utamanya didasarkan pada :
1. Usia :15 tahun ke atas
2. Jenis Kelamin : Pria dan Wanita
3. Tingkat Ekonomi : di fokuskan untuk kalangan rumah tangga, pegawai kantor dan untuk semua kalangan masyarakat.
5. Trend Perkembangan Pasar
Kami membuka cafe ini karena mie aceh merupakan makanan yang memiliki keanekaragaman dan juga sangat terjangkau harganya oleh semua kalangan.Antusias masyarakat terhadap kuliner mie aceh sangat tinggi dan tidak pernah hilang penggemarnya. Jika dilihat pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap usaha mie aceh kami. Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia beberapa tahun yang lalu, perekonomian Indonesia berubah drastis. Banyak
(25)
sangat merugikan sehingga mereka tidak dapat mempertahankan bisnisnya. Namun tidak sedikit bisnis–bisnis yang dapat menghadapi krisis moneter, mempertahankan bisnisnya sehingga tetap exist sampai saat ini bahkan ada yang mengalihkan bisnisnya ke bisnis lain juga dan ada juga yang mencoba bisnis-bisnis baru sehingga krisis moneter ini bukan dianggap buruk, melainkan menjadi peluang bisnis yang baik, maka tidak heran apabila banyak bisnis-bisnis baru yang sukses di masa krisis moneter sehingga kini terus berkembang.
6. Proyeksi Penjualan
Perencanaan kapasitas produksi dilakukan untuk semua peralatan, dan faktor produksi lainnya sesuai dengan rencana jumlah produk akhir yang akan dihasilkan. Dengan sendirinya, kapasitas produksi sampai dengan tingkatan yang rinci semuanya akan mengacu pada hasil dari perhitungan peluang pasar atas produk yang bersangkutan. Kapasitas produksi biasa dinyatakan dalam unit per periode waktu tertentu (tahun, bulan, minggu, hari, atau jam). Untuk perencanaan strategis, proyeksi kapasitas penjualan dilakukan dalam jangka 1 tahun ke depan, sesuai dengan rencana produksinya.
Dengan mengambil asumsi bahwa proyek mie aceh ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 100 piring atau bungkusan maka omset yang diharapkan adalah Rp830.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga mie aceh yang sesuai dengan harga yang ditetapkan setiap menunya dengan rincian sebagai berikut :
(26)
Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan Harian “Mie Aceh”
No Nama Menu Banyak (Unit) @ Jumlah Harga
(Rp)
1 Mie Aceh Goreng Daging 40 8.000 320.000
2 Mie Aceh Basah Daging 20 8.000 160.000
3 Mie Aceh Goreng Udang 10 15.000 150.000
4 Mie Aceh Basah Kepiting 5 15.000 75.000
6 Aneka Minunan 25 5.000 125.000
Total 830.000
Dengan tabel proyeksi penjualan per hari seperti di atas maka dapat disimpulkan Mie Aceh menjual kurang lebih 3000 piring atau bungkus pada bulan pertama penjualan usaha ini.
(27)
Tabel 2.3 Proyeksi Penjualan Bulanan “Mie Aceh”
No Nama Menu Banyak
(Unit)
@ Jumlah Harga (Rp) 1 Mie Aceh Goreng Daging 250 Rp. 8.000 Rp.2.000.000 2 Mie Aceh Basah Daging 250 Rp. 8.000 Rp.2.000.000 3 Mie Aceh Goreng Udang 300 Rp.15.000 4.500.000 4 Mie Aceh Basah Kepiting Rp.15.000 2.250.000
5 Aneka Minunan 750 Rp.5.000 3.750.000
Total 15.500.000
Tabel 2.4: Proyeksi Penjualan Mie Aceh/Tahun Untuk Tahun 2012
No Bulan Penjualan (Porsi)
1 Januari 1500
2 February 1524
3 Maret 1548
4 April 1572
5 Mei 1596
6 Juni 1578
7 Juli 1602
8 Agustus 1626
9 September 1650
10 Oktober 1674
11 November 1698
12 Desember 1722
Keterangan Tabel : Peningkatan proyeksi penjualan diperkirakan mengalami
kenaikan sebesar 1,6% per bulan tetapi sewaktu waktu penjualan dapat mengalami penurunan yang disebabkan oleh selera dari masyarakat yang berbeda-beda.
(28)
Dari gambar table 2.3 di atas memperlihatkan peningkatan permintaan setiap bulannya dari penjualan Mie Aceh ini. Pada bulan Januari permintaan sebanyak 3000 porsi yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 100 porsi dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan hadirnya Mie Aceh dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun yang berbeda.
E. Analisis Pesaing
1. Ancaman persaingan segmen yang ketat : sangat kuat karena adanya penjual mie aceh lain. Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan kelezatan rasanya. Untuk usaha mie aceh ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area kantor dan sekolah sangat tinggi, adanya pesaing yang berbeda-beda dapat menyebabkan turunnya permintaan akan produk ini.
2. Ancaman pendatang baru : Untuk usaha mie aceh ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis maupun yang berbeda, misalnya mie ayam, sate, burger, dan sebagainya. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan produk mie aceh ini.
3. Ancaman peningkatan kekuatan tawar pembeli : termasuk kecil di bisnis ini karena harga yang ditawarkan oleh cafe ini sangat terjangkau
(29)
4. Ancaman peningkatan kekuatan tawar pemasok: termasuk rendah, karena kami dapat membeli bahan baku kami dari berbagai tempat yang dapat kami temui di beberapa tempat sehingga kami tidak tergantung pada satu pemasok saja. Dalam hal ini kami dapat bebas melakukan pergantian pemasok.
F. Analisis SWOT Kekuatan (Strength) :
1. Semua bahan baku yang digunakan berkualitas baik.
2. Kami memiliki beraneka ragam menu dengan menggunakan mie dan martabak serta aneka jus dan kopi asal aceh yang sangat nikmat.
3. Tanpa bahan pengawet. 4. Higienis
5. Harga terjangkau dan bersaing. 6. Pramuniaga yang sopan dan ramah. 7. Kecepatan pelayanan
8. Penyajian dari makanan dan minuman yang lezat dan enak 9. Suasana yang nyaman dengan dilengkapi music dan televisi 10.Tenaga kerja/SDM yang sudah terlatih.
11.Suasana yang nyaman dan sejuk dapat menambah selera makan pelanggan.
(30)
Kelemahan (Weakness):
1. Kapasitas tempat parkir yang terbatas. Peluang (Opportunity) :
1. Kesempatan untuk memperluas lahan bisnis. 2. Bahan baku mudah diperoleh dari berbagai tempat. Ancaman (Threat) :
1. Jumlah pesaing lokal yang relative banyak. 2. Kenaikan bahan baku.
G. Aspek Produksi
Produksi biasanya timbul setelah dilakukan riset atau penelitian terhadap konsumen, produk apa yang sedang diinginkan konsumen serta sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan dan pengembangan produk pada hakikatnya adalah meliputi berbagai macam aktivitas marketing dan hal tersebut merupakan sebuah fungsi yang berorientasi pada konsumen.
Proses produksi menghasilkan produk. Pengusaha haruslah memikirkan tentang mutu produk yang tergantung dari berbagai aspek termasuk desainnya. Sebelum merencanakan desain atau produk, kita harus mengetahui atribut produk seperti bentuk produk, warna, bungkus, merek, label, prestise perusahaan, dan sebagainya. Atribut produk tersebut selalu memiliki 2 aspek yaitu atribut yang menunjukkan aspek yang tangible yaitu aspek teknis yang tercermin dalam bentuk fisik produknya dan aspek intangible yaitu aspek sosial budaya, yang tercermin
(31)
memakai produk yang desain atau atribut-atribut lainnya (bungkus, merek dagang, dan sebagainya) yang menarik bagi si pembeli, maka dia akan merasa bangga bahkan merasa berada pada status sosial tertentu.
a. Bahan Baku dan Bahan Penolong
Perencanaan bahan baku dan bahan pembantu merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per bulan):
Tabel 2.8 Bahan Baku dan Penolong/Hari
No. Uraian Jumlah Harga
1 Mie Rp. 53.950
2 Daging Rp. 126.000
3 Kepiting Rp. 25.000
4 Udang Rp. 25.000
5 Lalapan Rp. 8.000
6 Sayur-sayuran Rp. 16.000
7 Bumbu Masak: -Cabe
-Bawang Merah -Bawang Putih -Tomat
-Bumbu Lainnya
Rp. 18.000 Rp. 27.000 Rp. 6.000 Rp. 8.000 Rp. 6.000
8 Minyak Goreng Rp. 16.500
9 Garam Rp. 200
(32)
Tabel 2.9 Bahan Baku dan Penolong/Bulan
No. Uraian Jumlah Harga
1 Mie Rp. 3.000.000
2 Daging Rp. 2.000.000
3 Kepiting Rp. 2.000.000
4 Udang Rp. 1.700.000
5 Lalapan Rp.100.000
6 Sayur-sayuran Rp.100.000
7 Bumbu Masak: -Cabe
-Bawang Merah -Bawang Putih -Tomat
-Bumbu Lainnya
Rp.250.000 Rp.250.000 Rp.100.000 Rp.240.000 Rp.200.000
8 Minyak Goreng Rp.200.000
9 Garam Rp. 5.000
(33)
1. Proses Produksi
Bahan Baku Mmbuat Mie Aceh 1. Mie basah/kuning (Lo Mie) 2. Kaldu sapi
3. Udang basah, bersihkan, buang kulitnya 4. Daging sapi potong dadu
5. Tomat, potong dadu 6. Bawang merah, iris tipis 7. Tauge
8. Kol, iris tipis
(34)
9. Kecap manis
10.Daun bawang, iris halus 11.Seledri, iris halus 12.Garam
13.Merica
14.Bumbu kari bubuk
15.Minyak goreng untuk menumis
Bumbu Halus
1. Bawang merah 2. Bawang putih 3. Cabe merah 4. Cabe rawit 5. Kunyit 6. Jahe 7. Kapulaga 8. Jinten, sangria 9. Adas manis sangria 10.Ketumbar sangrai
Pelengkap : 1. Emping goring 2. Acar mentimun 3. Jeruk nipis
(35)
Cara Membuat
1. Tumis bawang merah dan bumbu halus hingga harum. Masukkan daging, aduk dan masak hingga daging berubah warna. Lalu tambahkan udang dan tomat.
2. Masukkan kaldu, seledri, daun bawang, garam, kari bubuk dan merica. Masak hingga daging matang dan air berkurang sambil sesekali diaduk. 4. Masukkan kol dan tauge, aduk rata. Kemudian tambahkan mi dan kecap
manis. Aduk hingga semua bahan tercampur rata dan matang. Angkat. 5. Sajikan dengan acar dan emping goreng serta peraskan jeruk nipis di atas
mie goreng.
b. Peralatan yang digunakan:
Keterangan Unit Harga Per Unit Total
Fixed Assets : - - -
Rak/steling 1 1.500.000 1.500.000
Alat-alat Dapur - - 1.000.000
Kompor Gas 1 350.000 350.000
Kursi Makan 20 50.000 1.000.000
Meja Makan 5 200.000 1.000.000
Meja Kasir 1 500.000 500.000
Kursi Kasir 1 100.000 100.000
Piring Kaca 30 3000 90.000
Gelas Kaca 50 2000 100.000
Sendok/Garpu 50 2000 100.000
Kain Pembersih meja 5 3000 15.000
Lain-lain - - 245.000
(36)
c. Sarana Penunjang
Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon, internet, dan lain-lain.
Tabel 2.11 Sarana Penunjang/Bulan
Jenis Biaya Jumlah Biaya
1. Listrik dan Air Rp 70.000,-
2. Telepon Rp 30.000,-
Total Biaya Sarana Penunjang : Rp 100.000,-
H. Analisis SDM
Kompetensi SDM
Kompetensi adalah ciri-ciri yang harus dimilik oleh seseorang sehingga dia dapat mencapai performansi prima dalam suatu bidang pekerjaan. Jadi anda dapat menelusuri untuk bidang pekerjaan anda karakteristik apakah yang diperlukan agar dapat mencapai prestasi.
Dalam hal memilih karyawan kami harus benar-benar menempatkan seseorang ahli pada bidangnya. Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karena dalam usaha ini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan pekerjaan operasional, maka sistem penggajian tidak dihitung secara spesifik melainkan
(37)
pemilik belum memerlukan tenaga kerja tambahan, karena tenaga kerja yang ada masih memadai.
1. Pada bagian keuangan, kami mengharuskan karyawan yang memiliki tingkat pendidikan minimal SMA yang mengerti keuangan, karena dalam hal ini karyawan harus mengerti mengenai penyusunan anggaran dan penghitungan atas keuangan yang diperoleh dari penjualan.
2. Pada bagian produksi, karyawan yang dipilih tidak harus memiliki tingkat pendidikan, karena yang diprioritaskan pada bagian ini adalah karyawan yang pintar mengolah bahan baku menjadi barang jadi dengan rasa dan kualitas yang baik. Setidaknya karyawan memiliki pengalaman dalam hal masak-memasak.
3. Pada bagianpelayanan, karyawan yang dibutuhkan memiliki pendidikan terakhir SMA/Sederajat, berpenampilan menarik, ramah, sopan, serta bertanggung jawab terhadap pesanan konsumen.
(38)
I. Analisis Keuangan
A. Sumber Pendanaan
Tabel 2.5 Sumber Pendanaan
Sumber dana untuk memulai bisnis ini, pemilik memakai sumber dana dengan menggunakan modal yang dimiliki dan ditambah dengan meminjam modal dari orang tua.
B. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Awal Tabel 2.13 Kebutuhan Pembiayaan
Uraian Jumlah
a. Sewa Tempat 5.000.000
b. Promosi /Iklan 250.000
c. Peralatan Usaha 6.000.000
d. Biaya Air, Listrik, Telepon. 100.000
e. Biaya Pembungkus 250.000
f. Biaya Operasional (Pembeliam Bahan
Baku,Bahan penolong dan perlengkapan)
9.575.000
h. pembiayaan lain lain 1.000.000
Uraian Jumlah
1. Modal Sendiri Rp. 8.000.000 2. Pinjaman Rp. 15.000.000 Total Rp. 23.000.000
(39)
Tabel 2.6 Fixed Cost
Keterangan Unit Harga Per Unit Total
Fixed Assets : - - -
Rak/steling 1 1.500.000 1.500.000
Alat-alat Dapur - - 1.000.000
Kompor Gas 1 350.000 350.000
Kursi Makan 20 50.000 1.000.000
Meja Makan 5 200.000 1.000.000
Meja Kasir 1 500.000 500.000
Kursi Kasir 1 100.000 100.000
Sewa Bangunan 1 5.000.000 5.000.000
Piring Kaca 30 3000 90.000
Gelas Kaca 50 2000 100.000
Sendok/Garpu 50 2000 100.000
Kain Pembersih meja 5 3000 15.000
Lain-lain - - 245.000
(40)
D. Rencana Arus Kas
Tabel 2.16 Laporan Rencana Arus Kas
Rencana Arus Kas (dalam ribuan rupiah) Mie Aceh
Untuk Tahun 2012
Bln 0 Bln I Bln II Bln III Bln IV Bln V Bln VI Bln VII Bln VIII Bln IX Bln X Bln XI Bln XII
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan 0 15.500 15.748 15.996 16.244 16.492 16.295 16.543 16.791 17.039 17.287 17.535 17.783
Penerimaan Pinjaman 15000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penerimaan lain-lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sub Total Penerimaann 15000 15.500 15.748 15.996 16.244 16.492 16.295 16.543 16.791 17.039 17.287 17.535 17.783
B. PENGELUARAN
Sewa Tempat 6000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pembelian Bahan Baku 0 9.575 9.728 9.881 10.034 10.187 10.073 10.226 10.379 10.532 10.685 10.838 10.992
Promosi (iklan.spanduk) 250 0 150 0 150 0 150 0 150 0 150 0 150
Rak/steling 1.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Alat-alat Dapur 500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kompor Gas 300 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(41)
Meja Makan 1.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Meja Kasir 200 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kursi Kasir 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Piring Kaca 90 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Gelas Kaca 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sendok/Garpu 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kain Pembersih meja 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peralatan Lain-lain 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Listrik, Air, Telepon 0 90 100 90 95 95 95 90 100 95 95 100 95
Gaji Pimpinan 0 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500
Gaji Pegawai 4 orang 0 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Angsuran Pokok 0 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250 1250
Biaya Bunga 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sub Total Pengeluaran 11.250 14.515 14.828 14.821 15.129 15.128 15.165 15.166 15.479 15.477 15.780 15.788 16.087
C. SELISIH KAS 3.750 985 920 1.175 1.115 1.364 1.127 1.377 1.312 1.562 1.507 1.747 1.696
D. SALDO KAS AWAL 8.000 11.750 12.735 13.655 14.830 15.945 17.309 18.436 19.813 21.125 22.687 24.194 25.941
(42)
I. Pemanfaatan IT
Dalam persaingan bisnis yang semakin meningkat dan ketat saat ini, IT memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis. Yang menjadi titik point adalah bagaimana teknologi dapat digunakan dan apa yang perlu diketahui bisnis mengenai teknologi sehingga memberi dampak terhadap stategi bisnis dan selalu terlibat dalam berbagai perencanaan serta pengkajian strategi bisnis.
Dalam pemanfaatan IT, Mie Aceh menggunakan jaringan internet untuk memasarkan usaha ini. Bukan hanya lokal yang mengetahui tetapi siapa saja yang akan membuka internet. Karena usaha ini memiliki alamat di internet yang dapat dikunjungi oleh siapapun.
Disini pemanfaatan dari IT sangat diperlukan agar usaha ini tetap jalan dan berkembang. Dengan IT, dapat membagi informasi mengenai perkembangan usaha dan mengekspansikan sampai seluruh Indonesia dengan sistem frienchising.
J. Analisis Resiko
Resiko timbul karena adanya ketidakpastian. Biasanya ketidakpastian diakibatkan karena adanya keraguan terhadap sesuatu hal dimasa depan atau kelemahan seseorang/ perusahaan atau institusi dalam memprediksi masa depan perusahaannya. Ketidakpastian dapat diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu :
1. Ketidakpastian ekonomi yaitu ketidakpastian yang deisebabkan oleh kejadian-kejadian yang timbul akibat gejolak ekonomi disuatu negara, misalnya krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti kenaikan harga
(43)
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.
a. Analisis Resiko Usaha
Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidah stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.
1. Dari segi keamanan, masih banyaknya ancaman-ancaman dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
2. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu bencana alam seperti gempa dan banjir.
3. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi. 4. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.
b. Antisipasi Resiko Usaha
1. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.
2. Dengan antisipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
(44)
3. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.
4. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.
K. Break Even Point
BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.
RUMUS:
Total Pendapatan = Total Pengeluaran
(Harga Jual x Quantity) = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Estimasi dalam I Bulan
Quantiy = 100 x 30 hari
= 3000 piring
Harga = 3000 x Rp 8000
= Rp 24.000.000 Biaya Variabel = Rp 15.550.000 Biaya Tetap = Rp53.350.000
Estimasi BEP =
(45)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka bisnis ini dinyatakan layak, karena :
a. Disisi Produk
Mie Aceh ini adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan selain nasi. Produk yang dihasilkan juga mempunyai khasiat karena banyak mengandung gizi dan vitamin dari bahan- bahannya.
b. Disisi Struktur Organisasi dan SDM
Struktur organisasi yang terdapat dalam Mie Aceh adalah struktur yang berbentuk garis lurus, yang merupakan struktur yang sangat sederhana. Perencanaan Tenaga Kerja Langsung sangat memperhatikan kualitas, upah, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Disini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan kegiatan operasional.
c. Disisi Pasar
Gambaran pasar untuk usaha Mie Aceh ini sangat menjanjikan karena ditempat yang strategis. Merupakan suatu usaha yang memberikan
(46)
inovasi-inovasi dalam setiap menunya, sehingga menarik minat konsumen untuk mencicipi makanan ini.
d.Disisi Keuangan
Aspek keuangan dari bisnis ini dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana dan perhitungan kelayakan usaha. Dengan demikian dapat dilihat bisnis ini dapat dijalankan dengan modal yang tidak terlalu besar yaitu Rp 23.000.000,- dan modal yang dikeluarkan dapat kembalu dalam jangka waktu yang tidak cukup lam juga yaitu selama 6 bulan 3 hari.
e.Disisi Resiko Usaha
Usaha ini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar dengan resiiko yang kecil. Tetapi masih ada ancaman – ancaman dari pihak tertentu, seperti pesaing pasar lainnya serta perubahan selera pasar yang kemungkinan terjadi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk lebih memperlancar pengembangan usaha Mie Aceh ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam menjalankan usaha Mie Aceh, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas bahan baku, rasa, tampilan yang baik
(47)
dan menjaga stabilitas stock bahan baku tetap dalam keadaan baik serta mencari segmen yang tepat juga menentukan dalam harga pasar.
2. Dalam menjalankan usaha Menjual mie aceh ini juga sangat diperlukan kecepatan dan ketepatan dalam melayani pelanggan dengan tetap mampu mempertahankan keramah-tamahan meskipun kadang ada pelanggan yang bersikap tidak menyenangkan, agar mampu tetap menjaga loyalitas pelanggan terhadap pelayan yang diberikan.
(48)
DAFTAR PUSTAKA
Ciptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Cetakan keempat. Yogyakarta: Penerbit
Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrijal Helmi Situmorang dan Frida Ramadini. 2010 Kewirausahaan, USU Press, Medan
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. BisnisPengembangan dan Perencanaan. Medan: USU press
Wijaya, Andi, Peluang Usaha Mie Aceh,
Management/business-ideas-and-opportunities/2122850-perencanaan-usaha-mie-ayam)
(1)
2. Ketidakpastian politik yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian politik yang timbul disuatu negara yang menyebabkan kerusuhan, perang atau kudeta militer.
3. Ketidakpastian alam yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh kejadian-kejadian alam seperti bencana alam.
a. Analisis Resiko Usaha
Resiko yang dihadapi ketika perekonomian tidah stabil adalah akan terganggunya produktivitas yang akan dihasilkan.
1. Dari segi keamanan, masih banyaknya ancaman-ancaman dari pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari usaha ini.
2. Ketidakpastian alam yang tidak kita ketahui akan datangnya suatu bencana alam seperti gempa dan banjir.
3. Perubahan selera pasar yang kemungkinan akan terjadi. 4. Kebijakan pemerintah yang sewaktu-waktu akan berubah.
b. Antisipasi Resiko Usaha
1. Dengan modal dan cadangan modal yang besar akan dapat mengatasi ketika perekonomian tidak stabil.
2. Dengan antisipasi dalam menghadapi ketidakpastiaan alam dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
(2)
3. Untuk mengantisipasi perubahan selera pasar, produsen akan mencari inovasi dalam mempertahankan usaha dengan menjadi perusahaan yang inovatif.
4. Dalam mengantisipasi kebijakan pemerintah, kita dapat mentaati peraturan yang telah ditetapkan pemerintah.
K. Break Even Point
BEP merupakan estimasi kasar untuk menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan akan kembali.
RUMUS:
Total Pendapatan = Total Pengeluaran
(Harga Jual x Quantity) = (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Estimasi dalam I Bulan
Quantiy = 100 x 30 hari
= 3000 piring
Harga = 3000 x Rp 8000
= Rp 24.000.000 Biaya Variabel = Rp 15.550.000 Biaya Tetap = Rp53.350.000
Estimasi BEP =
=
(3)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka bisnis ini dinyatakan layak, karena :
a. Disisi Produk
Mie Aceh ini adalah usaha kecil yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin mengkonsumsi makanan selain nasi. Produk yang dihasilkan juga mempunyai khasiat karena banyak mengandung gizi dan vitamin dari bahan- bahannya.
b. Disisi Struktur Organisasi dan SDM
Struktur organisasi yang terdapat dalam Mie Aceh adalah struktur yang berbentuk garis lurus, yang merupakan struktur yang sangat sederhana. Perencanaan Tenaga Kerja Langsung sangat memperhatikan kualitas, upah, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Disini pemilik juga merupakan investor aktif yang berarti pemilik juga menjalankan kegiatan operasional.
c. Disisi Pasar
Gambaran pasar untuk usaha Mie Aceh ini sangat menjanjikan karena ditempat yang strategis. Merupakan suatu usaha yang memberikan
(4)
inovasi-inovasi dalam setiap menunya, sehingga menarik minat konsumen untuk mencicipi makanan ini.
d. Disisi Keuangan
Aspek keuangan dari bisnis ini dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana dan perhitungan kelayakan usaha. Dengan demikian dapat dilihat bisnis ini dapat dijalankan dengan modal yang tidak terlalu besar yaitu Rp 23.000.000,- dan modal yang dikeluarkan dapat kembalu dalam jangka waktu yang tidak cukup lam juga yaitu selama 6 bulan 3 hari.
e. Disisi Resiko Usaha
Usaha ini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar dengan resiiko yang kecil. Tetapi masih ada ancaman – ancaman dari pihak tertentu, seperti pesaing pasar lainnya serta perubahan selera pasar yang kemungkinan terjadi.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan untuk lebih memperlancar pengembangan usaha Mie Aceh ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam menjalankan usaha Mie Aceh, yang perlu untuk diperhatikan adalah mengenai bagaimana menjaga kualitas bahan baku, rasa, tampilan yang baik
(5)
dan menjaga stabilitas stock bahan baku tetap dalam keadaan baik serta mencari segmen yang tepat juga menentukan dalam harga pasar.
2. Dalam menjalankan usaha Menjual mie aceh ini juga sangat diperlukan
kecepatan dan ketepatan dalam melayani pelanggan dengan tetap mampu mempertahankan keramah-tamahan meskipun kadang ada pelanggan yang bersikap tidak menyenangkan, agar mampu tetap menjaga loyalitas pelanggan terhadap pelayan yang diberikan.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ciptono, Fandy. 2000. Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Cetakan keempat. Yogyakarta: Penerbit
Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrijal Helmi Situmorang dan Frida Ramadini. 2010
Kewirausahaan, USU Press, Medan
Situmorang, Syafrizal Helmi. 2008. BisnisPengembangan dan Perencanaan. Medan: USU press
Wijaya, Andi, Peluang Usaha Mie Aceh,
Management/business-ideas-and-opportunities/2122850-perencanaan-usaha-mie-ayam)