Perencanaan Bisnis Pada Usaha Ayam Kremes

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES

OLEH

DIO AGUNG HERUBAWA 082101123

KEUANGAN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN MEDAN

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR NAMA : DIO AGUNG HERUBAWA

NIM : 082101123

JURUSAN : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES

Tanggal : Juni 2011 Dosen Pembimbing

(Syafrizal Helmi, SE, M.Si) NIP . 19760214 2005 01 1 002 Tanggal : Juni 2011 Ketua Program Studi

(Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si) NIP. 19591229 198903 1 002

Tanggal : Juni 2011 Dekan

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP : 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan. Penulisan tugas akhir ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditetapkan dalam rangka menyelesaikan Program Studi Diploma-III Jurusan Keuangan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul tugas akhir yang dipilih adalah ”PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES”.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi susunan maupun tata bahasa karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan pengalaman. Selama proses penyelesaian tugas akhir ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati serta rasa hormat perkenanlah penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara serta dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.


(4)

4. Staf pengajar dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Serta teristimewa kepada kedua orang tua penulis Drs. Syamsul Bachri

Siregar dan Dr. Hj. Zunaidah Hasanah Harahap, M.Kes atas segala bimbingan, arahan, dan doanya.

6. Kakak tersayang Cinthya Ayu Meritha, adik tersayang Meyna Melia Utari atas segala dukungan, semangat, dan perhatiannya.

7. Bou dan nenek yang telah memberikan masukan, semangat, dan doanya. 8. Teman spesial penulis Vani Maysarah terima kasih atas perhatiannya yang

membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Sahabat-sahabat terbaik yaitu Keriswan, Dendy, Mahmud, Dedi, Syamsyarief, dan sahabat-sahabat lainnya yang namanya tidak dapat di sebutkan satu per satu yang telah memberikan persahabatan yang indah kepada penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bisa berdoa semoga kiranya bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada penulis agar dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap agar tugas akhir ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2011

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pengertian Perencanaan, Rencana dan Sasaran ... 3

1.3 Pengelolaan Bisnis ... 8

1.4 Manfaat Perencanaan Bisnis ... 9

BAB II PEMBAHASAN ... 10

2.1 Data Perusahaan ... 10

2.2 Biodata Pemilik/Pengurus ... 10

2.3 Struktur Organisasi ... 11

2.4 Aspek Pasar ... 11

2.4.1 Produk yang Dihasilkan ... 12

2.4.1.1 Ayam Kremes... 12

2.4.1.2 Ayam Goreng Tepung ... 12

2.4.1.3 Aneka Jus ... 13

2.4.2 Keunggulan Produk ... 19

2.4.3 Gambaran Pasar ... 20

2.4.4 Target Pasar ... 21

2.4.5 Trend Perkembangan Pasar ... 22

2.4.6 Strategi Pemasaran Ayam Kremes ... 22


(6)

2.4.8 Proyeksi Penjualan ... 26

2.4.9 Analisis Pesaing ... 29

2.4.9.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru ... 29

2.4.9.2 Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada ... 29

2.4.9.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli ... 29

2.4.9.4 Saluran Distribusi ... 29

2.5 Aspek Produksi ... 31

2.5.1 Bahan Baku ... 31

2.5.2 Bahan Penolong ... 33

2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan ... 33

2.5.4 Sarana Penunjang ... 34

2.5.5 Proses Produksi ... 35

2.6 Analisis SDM ... 36

2.7 Rencana Pengembangan Pasar ... 36

2.7.1 Strategi Produksi ... 36

2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM ... 36

2.7.3 Strategi Marketing ... 37

2.7.4 Strategi Keuangan ... 37

2.8 Analisa Keuangan ... 37

2.8.1 Proyeksi Keuangan ... 37

2.9 Analisis Resiko Usaha ... 43

2.9.1 Analisis Resiko Usaha ... 43

2.9.2 Antisipasi Resiko Usaha ... 43

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

3.1 Kesimpulan ... 44

3.2 Saran ... 45


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Sasaran Pasar ... 21

Tabel 2.2 Proyeksi Penjualan “Ayam Kremes” ... 28

Tabel 2.3 Analisis Pesaing ... 31

Tabel 2.4 Bahan Baku ... 31

Tabel 2.5 Peralatan Warung Ayam Kremes ... 33

Tabel 2.6 Sarana Penunjang ... 35

Tabel 2.7 Kebutuhan Pembiayaan ... 38

Tabel 2.8 Rencana Arus Kas ... 39


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ... 11

Gambar 2.2 Ayam Kremes ... 12

Gambar 2.3 Ayam Goreng Tepung ... 13

Gambar 2.4 Aneka Jus ... 13

Gambar 2.5 - 2.16 Proses Pembuatan Ayam Kremes ... 13

Gambar 2.17 Saluran Pemasaran Ayam Kremes ... 30


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan dan perdagangan/bisnis dengan mobilitas yang cukup tinggi. Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, kota Medan berkembang cukup pesat.

Sebagai pusat perdagangan/bisnis, kota Medan telah memiliki sarana dn prasarana sebagai kota yang modern. Berbagai hotel berbintang, pusat perbelanjaan (mall), restoran dari segala macam menu serta industri kuliner yang sedang marak saat ini sampai ke daerah perbatasan ataupun pinggiran kota.

Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha-usaha yang bersifat agresif, kreatif, penuh perhitungan dan berorientasi pasar.

Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian makro terpaksa harus menganggur atau terkena PHK. Dengan demikian, tujuan dari pengembangan usaha itu sendiri ada dua yaitu Aspek Ekonomi dan Aspek Sosial. Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara Aspek Sosial adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.


(10)

Usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan mempunyai prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan zaman dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar serta besarnya minat masyarakat Indonesia terhadap industri kuliner. Maka bisnis Ayam Kremes ini di anggap sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang ada sangatlah mendukung. Apalagi inovasi yang akan disajikan oleh penulis memiliki banyak pilihan baru didalam pemilihan menu, yang pasti dapat menarik perhatian pencinta kuliner kota Medan. Dengan rasa yang khas, bumbu yang gurih, renyah, tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli “Ayam Kremes” ini.

Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil dan sepeda motor yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah cukup terkenal di Medan rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang. Maka dapat diambil kesimpulan sementara, bahwa Ayam Goreng Kremes cukup laris di masyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan. Data tersebut diatas juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremes yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari rata-rata menjual lebih dari 400 potong ayam.

Dari keadaan tersebut dan berdasarkan pantauan penulis bahwa maraknya pilihan makanan yang enak dan bergizi tidak banyak dijumpai, maka penulis merasa akan menjadi suatu potensi kedepannya bila usaha Ayam Kremes ini dapat dikembangkan melalui perencanaan yang matang. Dengan ini penulis ingin


(11)

mengangkat perencanaan bisnis tersebut dalam tugas akhir dengan judul “PERENCANAAN BISNIS PADA USAHA AYAM KREMES”.

1.2 Pengertian Perencanaan, Rencana, dan Sasaran

Membahas tentang perencanaan tidak lepas dari manajemen, karena perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Manajemen (management) adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi (Richard L. Daft, 2005).

Perencanaan terjadi disemua jenis usaha atau kegiatan. Perencanaan adalah proses dasar dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perencanaan dalam organisasi adalah essensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibandingkan fungsi manajemen lain yang sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan. Dalam perencanaan, manajer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan dan bagaimana melakukannya serta siapa yang melakukannya.

Salah satu aspek penting perencanaan adalah perbuatan keputusan, proses pengembangan dan penyelesaian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah. Keputusan-keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.

Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat


(12)

mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien.

Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan.

Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.

Rencana atau plan adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana diperoleh dari hasil perencanaan. Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting lainnya.


(13)

Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya. Berdasarkan cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis dan rencana operasional. Rencana strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur kegiatan sehari-hari anggota organisasi.

Berdasarkan jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya didefinisikan sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana jangka pendek adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun. Sementara rencana yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate time frame.

Menurut kekhususannya, rencana dibagi menjadi rencana direksional dan rencana spesifik. Rencana direksional adalah rencana yang hanya memberikan guidelines secara umum, tidak mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh karyawannya untuk "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini sangat fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail, misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.


(14)

Terakhir, rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun 2006." Sedangkan standing plans adalah rencana yang berjalan selama perusahaan tersebut berdiri, yang termasuk di dalamnya adalah prosedur, peraturan, kebijakan, dan lain-lain.

Sasaran adalah hal yang ingin dicapai oleh individu, grup, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

Sasaran dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated goals) dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggotanya.

Ada dua pendekatan utama yang dapat digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya. Pendekatan pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih


(15)

terperinci. Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya karena mereka telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama terjadi pada proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan. Seringkali, atasan memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas seperti "tingkatkan kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan perusahaan," sehingga bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan akhirnya salah mengintepretasi maksud sasaran itu.

Pendekatan kedua disebut dengan management by objective atau MBO. Pada pendekatan ini, sasaran dan tujuan organisasi tidak ditentukan oleh manajer puncak saja, tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan karyawan bersama-sama membuat sasaran-sasaran yang ingin mereka capai. Dengan begini, karyawan akan merasa dihargai sehingga produktivitas mereka akan meningkat. Namun ada beberapa kelemahan dalam pendekatan MBO. Pertama, negosiasi dan pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO membutuhkan banyak waktu, sehingga kurang cocok bila diterapkan pada lingkungan bisnis yang sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan karyawan untuk bekerja memenuhi sasarannya tanpa memedulikan rekan sekerjanya, sehingga kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO hanyalan sekedar formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan sasaran hanyalah manajemen puncak sendiri.


(16)

1.3 Pengelolaan Bisnis a. Bisnis dan Analisis SWOT

Bisnis dalam bentuk skala apapun besar, menengah atau kecil haruslah dikelola dengan baik, meskipun untuk itu diperluan dana yang cukup besar. Bisnis yang tidak dikelola dengan baik sangat riskan terhadap gejolak pasar yang sangat fluktuatif.

Sebelum usaha bisnis dimulai ada beberapa pendekatan, misalnya melalui pendekatan Analisis SWOT yaitu dengan mempertimbangkan Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threat (tantangan).

Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Faktor internal (dalam) berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan faktor eksternal (luar) adalah peluang yang dapat ditangkap dan tantangan yang dihadapi.

Analisis SWOT hanya bermanfaat dilakukan bila sudah lebih dahulu ditentukan dengan jelas bisnis apa yang akan dijalankan, tujuan yang ingin dicapai dan tolak ukur yang dipergunakan. Sebagai instrumen perencanaan strategic analisis SWOT dalam praktik kurang memberikan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena visi dan misi serta ukuran/target yang tidak jelas. Hal itu diperburuk lagi dengan data dan informasi yang tidak lengkap dan kurang akurat.


(17)

b. Langkah-langkah

• Menyamakan Persepsi

Semua komponen mulai dari tingkat atas (top manager) sampai ke lapisan paling bawah harus mempunyai satu persepsi terhadap usaha bisnis tersebut. Langkah yang dapat dilakukan seperti diskusi, latihan, pemaparan brain storming dan analisis.

• Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Menganalisis faktor kekuatan. Kekuatan itu dapat berupa keahlian, keunggulan, sumberdaya maupun teknologi

1.4. Manfaat Perencanaan Bisnis

Adapun manfaat membuat perencanaan bisnis ini adalah sebagai berikut: a. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman yang pastinya berguna diwaktu yang akan datang

b. Diharapkan perencanaan bisnis ini dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan untuk kebijakan kebijakan usaha pada periode-periode selanjutnya

c. Diharapkan prencanaan bisnis ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta menjadi referensi atau bahan masukan dalam penelitian serupa pada penelitian yang akan datang


(18)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 DATA PERUSAHAAN

Nama Perusahaan : Ayam Kremes Jenggo Bidang Usaha : Kuliner

Jenis Produk : Berbagai jenis makanan dan minuman

Alamat Perusahaan : Jl. Jaring Raya no.30 Komp. Ruko Griya Martubung, Medan

Nomor Telepon : 061-6858077 Mulai Berdiri : September 2011

Lokasi dan Fasilitas : Terletak di komplek ruko yang sudah mulai ramai berwirausaha. Memiliki kamar mandi yang bersih dan ruang ibadah yang nyaman.

2.2 BIODATA PEMILIK / PENGURUS

Nama : Dio Agung Herubawa

Jabatan : Pimpinan

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 28 November 1990

Alamat Rumah : Jl. Tempirai Lestari 22 No.35 Blok V Griya Martubung, Medan

Nomor Telepon : 085760635026 / 061-77042327 Alamat E-mail : dioagung.hs@gmail.com Pendidikan Terakhir : Diploma III


(19)

2.3

STRUKTUR ORGANISASI

Warung Ayam Kremes ini menggunakan jenis struktur organisasi Fungsional Vertikal yang merupakan pengelompokan posisi ke dalam departmen-departemen berdasarkan pada keterampilan, keahlian, dan sumber daya yang digunakan. Struktur fungsional dapat digambarkan sebagai departementalisasi menurut sumber daya manusia, keahlian teknik, manufaktur mewakili sumber daya spesifik yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas organisasi. Adapun struktur organisasi dari usaha Ayam Kremes ini adalah:

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Ayam Kremes Jenggo

Untuk tahap awal usaha Ayam Kremes ini hanya dikelola oleh satu orang pemilik dan empat orang karyawan. Namun jika usaha ini berkembang dengan baik maka akan dilakukan penambahan karyawan.

2.4 ASPEK PASAR

Pada usaha Ayam Kremes yang akan dijalankan ini, penulis tidak hanya menjual ayam kremes saja tetapi ada berbagai jenis makanan dan minuman

Dio Agung Herubawa Pimpinan

Sugeng Koki

Eka Pelayan Silvi

Kasir

Imam Cuci Piring


(20)

lainnya. Jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Kremes, Ayam Goreng Tepung serta banyak lagi lainnya. Sedangkan minumannya seperti berbagai jenis jus buah, teh manis, lemon tea, capucino dan lain-lain.

2.4.1

Produk yang dihasilkan

Menu andalan di warung kami adalah : 2.4.1.1 Ayam Kremes

Salah satu menu andalan dari usaha ayam kremes ini adalah ayam kremes. Ayam kremes adalah ayam goreng yang dimakan bersama bumbu kremesan yang ditaburkan di atasnya. ayam goreng ini populer dari Kawasan Jawa Tengah. Berbeda dengan masakan jawa lainnya, ayam kremes rasanya cenderung gurih, bukan manis, sehingga lebih bisa diterima lidah pada umumya. Harga satu potong ayam kremes ini adalah Rp. 10.000,- (plus nasi)

Gambar 2.2 Ayam Kremes

2.4.1.2 Ayam Goreng Tepung

Sebagai pilihan lain dari menu di warung kami adalah Ayam Goreng Tepung. Ayam yang dicelupkan ke adonan tepung dan digoreng dengan api yang sedang. Ayam Goreng Tepung digoreng hingga matang dan berubah warna, lalu


(21)

diangkat dan ditiriskan. Menu ini disajikan bersama saus sambal dan saus tomat yang membuat ayam ini lebih menarik. Satu potong Ayam Goreng Tepung seharga Rp. 10.000 (plus nasi).

Gambar 2.3 Ayam Goreng Tepung

2.4.1.3 Aneka Jus

Dan sebagai menu lain dari minuman warung kami juga menyediakan berbagai jenis jus buah. Yakni jus pokat, jus semangka, jus melon. jus strawberry, jus sirsak dan berbagai jus buah lainnya. Satu gelas jus dipatok dengan harga Rp.8000.

Gambar 2.4


(22)

Cara memasak Ayam Kremes:

• Cuci daging ayam yang masih utuh atau dipotong (menurut selera) hingga tidak ada sisa darah yang menempel di daging ,usahakan maras (jantung ayam) di buang agar ayam tidak cepat bau.

Gambar 2.5

• Masukkan air dan bumbu yang sudah di haluskan ke dalam panci Gambar 2.6


(23)

• Rebus Ayam kurang lebih 25 menit agar ayam lebih empuk dan bumbu lebih meresap ke dalam daging Ayam (tidak hanya asin luarnya saja).

Gambar 2.7

• Setelah Ayam selesai di rebus tiriskan sebentar untuk mengeringkan badan ayam.

Gambar 2.8

• Saring kuah atau kaldu ayam, buang ampasnya. Dinginkan kaldunya.


(24)

Gambar 2.9

• Setelah kuah kaldu ayam dingin, siapkan adonan kremes. Caranya: Campur tepung tapioka dan telur hingga merata

Gambar 2.10

• Tambahkan sedikit air agar tidak terlalu pekat


(25)

• Siapkan wajan

• Masukkan adonan tepung tapioka kedalam wajan dengan perlahan-lahan ditambah kaldu ayam

Gambar 2.12

• Aduk hingga adonan menjadi seperti bubur (jangan terlalu pekat/encer)


(26)

• Panaskan minyak secukupnya. Masukkan ayam ke dalam wajan, goreng hingga sedikit menguning. Kemudian masukkan bubur tepung tapioca (kanji) dengan sendok di atas ayam yang sedang digoreng (ayam jangan terlalu kering, agar bubur tapioka lebih lekat dengan ayam). Balik secara bergantian. Jika sudah kuning kecoklatan, angkat dan tiriskan.

Gambar 2.14

• Saring minyak bekas menggoreng ayam, lalu di panaskan lagi. Goreng sisa bubur tepung (untuk membuat kremesan) dengan cara sendokkan sedikit demi sedikit di atas api kecil. Setelah kecoklatan, angkat dan tiriskan.


(27)

• Ayam goreng Kremes siap di sajikan Gambar 2.16

2.4.2 Keunggulan Produk

Keunggulan Kompetitif Produk Ayam Kremes :

a. Makanan yang bercita rasa tinggi, menggugah selera dan pelayanan terbaik.

b. Harga lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam goreng kremes yang sudah terkenal.

c. Higienis, tanpa bahan pengawet.

d. Kebersihan dan kenyamanan yang selalu dijaga.

e. Memiliki variasi menu yang memanjakan pelanggan. f. Menggunakan bahan-bahan yang alami.


(28)

g. Memiliki koki berpengalaman baik seperti tamatan tata boga SMK atau perguruantinggi serta mendapatkan sertifikat kursus memasak disebuah lembaga kursus.

h. Dimasak setelah dipesan untuk menjaga agar smua makanan disajikan dalam keadaan panas dan gurih.

Selain keunggulan-keunggulan yang di atas ada beberapa pelayanan yang diberikan sebagai ciri khas dari bisnis “Ayam Kremes Jenggo” antara lain :

a. Dapat menerima pesanan dalam jumlah besar.

b. Menerapkan pelayanan 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun )

2.4.3 Gambaran Pasar

Ditinjau berdasarkan jumlah penduduk, daya beli dan minat konsumen terhadap Ayam Kremes yang terkenal ataupun tidak, penulis optimis bahwa ayam kremes yang penulis pasarkan akan laris dipasaran. Hal ini juga dilihat dari jumlah pengunjung yang datang kerumah makan Ayam Kremes yang sudah terkenal ataupun tidak, sangat menjanjikan. Bahkan cenderung meningkat untuk hari-hari tertentu, misalnya malam minggu, hari minggu ataupun hari libur.

Usaha ini terletak didaerah kawasan industri dan banyak sekolah yang merupakan ladang yang subur untuk membuka bisnis makanan. Terlebih lagi masih sedikit sekali ditemukannya jenis usaha yang sama di sekitar lokasi usaha ini.

Untuk tahap awal bisnis ini penulis membuka warung Ayam Kermes ini hanya di Medan saja, tetapi jika usaha ini berkembang dengan baik maka penulis


(29)

berencana untuk membuka cabang dari bisnis ini di kota lainnya seperti Binjai, Tebing Tinggi, dan Kisaran. Karena di kota tersebut belum banyak dijumpai warung yang menjual Ayam kremes ini.

2.4.4 Target Pasar

Dalam menganalisa pasar, perlu memperhatikan faktor-faktor seperti kelompok usia, pendapatan, dan gaya hidup yang sangat berkorelasi dengan pola pembelian. Dari faktor-faktor yang ada tersebut, kami menentukan target pasar dengan karakteristik sebagai berikut :

Tabel 2.1

Karakteristik Sasaran Pasar

K a r a k t e r i s t i k K e t e r a n g a n

Wilayah Geografis

Jl. Jaring Raya no.30 Komp. Ruko Griya Martubung, Medan.

Pekerjaan Pelajar, Buruh pabrik, Karyawan,

Supir angkot dan Masyarakat sekitar.

Jenis Kelamin Pria dan Wanita

Umur Semua Usia (Anak-Anak, Remaja

dan Dewasa)

Pendapatan < Rp.1.500.000,00

Gaya Hidup Menyukai makanan dan minuman


(30)

Dalam menjalankan usaha, perlu juga memperhatikan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan ekonomi dan daya beli konsumen. Oleh karena itu, kami menentukan harga jual produk sesuai dengan daya beli. Namun pada intinya, semua lapisan pembeli akan dapat membeli produk ini, karena kami menetapkan harga yang murah namun tetap menjaga kualitas produk demi kepuasan konsumen.

Bidikan pasar di area kawasan industri, pendidikan dan sangat dekat dengan terminal angkot sudah dipikirkan secara matang. Para buruh pabrik, pelajar serta supir angkot menjadi sasaran konsumen utama yang akan dirangkul disamping masyarakat yang berada di sekitar usaha ini.

2.4.5 Trend Perkembangan Pasar

Selera dan perubahan perilaku konsumen yang disebabkan perubahan pendapatan sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar. Untuk mengantisipasinya, warung kami telah membuat berbagai variasi makanan dan minuman dengan harga yang ekonomis dan mudah terjangkau oleh tingkat konsumen manapun.

2.4.6 Strategi Pemasaran Ayam Kremes

Strategi pemasaran yang akan dibuat haruslah mencakup perkiraan akan hasil yang diharapkan dan mempertimbangkan alternative ke depan.

Untuk memperkenalkan jenis usaha baru yang akan dibuka, maka usaha ayam kremes ini juga menerapkan strategi pemasaran yang telah terorganisir dengan seksama demi meningkatkan penjualan produk ke depannya. Berbagai usaha pemasaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :


(31)

1. Promosi penjualan

Berbentuk launching atau syukuran dengan mengundang para tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar lokasi usaha.

• Promosi langsung ke konsumen. 2. Iklan

• Brosur / daftar harga

• Iklan di media cetak lokal

• Selebaran

3. Mouth to Mouth, adalah sebuah kegiatan promosi yang dilakukan oleh konsumen produk kita secara sukarela, dimana mereka menceritakan pengalamannya mengkonsumsi atau menggunakan produk kita dan menyarankan orang lain untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut.

2.4.7 Strategi Pemasaran Perusahaan

Strategi pemesaran perusahaan juga dapat dilakukan berdasarkan analisa 7P dengan alat analisis SWOT menurut Kottler yang terdiri atas :

1. Product

Strategi mengenai bagaimana produk usaha kita dapat menarik hati konsumen untuk membelinya. Produk yang ditawarkan merupakan produk ayam kremes yang memiliki kualitas terbaik dengan kadar gizi yang


(32)

tinggi. Ayam kremes ini dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menggugah selera masyarakat.

2. Price

Strategi mengenai bagaimana produk kita lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah.

Dalam menentukan harga ayam kremes, kita mempertimbangkan hal-hal yang telah disebutkan oleh Raymond Corey yaitu ekspresi nilai yang menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan distribusi, dan layanan yang menyertainya. Harga yang tepat akan memiliki ikatan yang erat antara pembeli dan produsen. Harga produk pastinya lebih murah dari produk pesaing. Satu potong ayam seharga Rp. 10.000.

3. Promotion

Strategi mengenai bagaimana produk kita dapat dikenal oleh konsumen melalui cara Personal Selling yaitu promosi melalui penjualan langsung ke tempat konsumen berada dengan menawarkan dan mencoba produk langsung. Dan juga memasang spanduk dan menyebarkan brosur.


(33)

4. Placement

Merupakan cara untuk mendistribusikan produk kita untuk sampai ke tangan konsumen. Sistem distribusi yang dilakukan secara langsung ke konsumen.

5. People

Merupakan kriteria sumber daya manusia secara umum yang dapat meningkatkan penjualan produk ke konsumen secara langsung ataupun tidak langsung. Direncanakan, usaha ini dilaksanakan oleh pemilik sendiri sebagai pemilik aktif. Maka sedapat mungkin pemilik mengutamakan pelayanan dengan sikap yang ramah, sopan dan bersahabat.

6. Process

Proses yang ditampilkan kepada konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli. Proses yang dapat ditampilkan seperti proses produksi yang baik ataupun proses pelayanan terhadap konsumen. Dalam proses, pelanggan dapat melihat secara langsung proses pembuatannya. Disini operasional usaha dituntut untuk menjaga kualitas produksi seperti mengutamakan kebersihan, langkah kerja yang efektif dan tangkas menanggapi permintaan.

7. Physical Evidence

Penampilan fisik dari fasilitas pendukung atau sarana dalam menjual produk yang dapat dilihat langsung oleh konsumen. Logo official dari Ayam Kremes ini adalah gambar ayam kremes itu sendiri.


(34)

2.4.8 Proyeksi Penjualan

Dari pengamatan langsung dan dari data jumlah mobil /sepeda motor yang melakukan parkir di Rumah Makan Ayam Kremes yang sudah cukup terkenal di Medan dimana rata-rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Kremes cukup laris dan memasyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan karena harganya yang terjangkau.

Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Kremes yang kurang terkenal yang notabene adalah produk tiruan dari Rumah Makan Ayam Kremes terkenal di Medan dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 400 potong. Dengan mengambil asumsi bahwa kalau proyek Ayam Kremes ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 40 potong ayam ditambah lagi dengan minuman jus aneka rasa maka omset yang diharapkan adalah Rp 720.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga ayam kremes adalah Rp 10.000,-/potong dan harga jus Rp 8.000,-/gelas jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk sejenis dari ayam kremes yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang.


(35)

Keuntungan yang akan diperoleh (per hari) dimana faktor biaya dihitung sebagai berikut :

Pendapatan:

1. Ayam kremes dan ayam goreng tepung:

Rp10.000 x 40 potong = Rp 400.000,-/hari

2. Minuman (asumsikan: jus)

Rp 6.000 x 40 gelas = Rp 240.000,-/hari

Total Pendapatan = Rp 640.000,-/hari

Pengeluaran:

1. Harga Ayam: Rp.20.000,-/ekor x 10 ekor = Rp 200.000,-/hari 2. Biaya bahan untuk membuat ayam kremes

dan ayam goreng tepung = Rp 170.000,-/hari

3. Buah-buahan = Rp 40.000,-/hari

4. Saos sambal dan saos tomat = Rp 50.000,-/hari Total Biaya Produksi (Tabel 2.4) = Rp 460.000,-/hari Maka, total laba per hari = Rp 180.000,-


(36)

Tabel 2.2

Proyeksi Penjualan “Ayam Kremes”

No Bulan Penjualan (potong)

1 I 1200

2 II 1200

3 III 1220

4 IV 1225

5 V 1250

6 VI 1260

7 VII 1260

8 VIII 1270

9 IX 1275

10 X 1280

11 XI 1290

12 XII 1300

Dari gambar tabel 2.2 berikut memperlihatkan peningkatan permintaan setiap bulannya dari bisnis ayam kremes ini. Pada bulan pertama permintaan ayam sebanyak 1200 potong yang tiap harinya diharapkan terjual sebanyak 40 potong (kremes, tepung goreng) dan akan terus naik tiap bulannya. Ini dapat disebabkan hadirnya ayam kremes dengan tampilan dan konsep yang berbeda dapat menembus pasar kuliner dan dapat bersaing dengan produk yang sejenis maupun yang berbeda.


(37)

2.4.9 Analisis Pesaing

2.4.9.1 Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Pendatang baru dalam industri dapat mengancam pesaing yang ada. Untuk usaha Ayam Kremes ini ancaman akan masuknya pendatang baru dapat merebut pangsa pasar dari produk usaha ini. Misalnya masuknya produk yang sejenis maupun yang berbeda seperti ayam penyet, ayam sambal ijo, ayam batokok dan sebagainya. Masuknya menu-menu seperti ini dapat mengancam penjualan produk ayam kremes ini.

2.4.9.2 Tingkat Rivalitas Diantara Para Pesaing yang Ada

Persaingan ada yang berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan strategi-strategi seperti persaingan harga, promosi dan sebagainya. Untuk usaha ayam kremes ini tingkat rivalitas yang ada di sekitar area kawasan industri sangat minim, maka disini ada peluang yang sangat besar untuk menguasai pasar.

2.4.9.3 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Dalam usaha ayam kremes ini yang menentukan harga berada ditangan perusahaan, ini disebabkan karena harga telah tertera di dalam buku menu.

2.4.9.4 Saluran Distribusi

Penggunaan saluran distribusi yang tepat akan memberikan manfaat seperti tersedianya produk pada moment yang tepat bagi konsumen, dan juga akan tersedianya produk di lokasi yang menyenangkan bagi pelanggan potensial.


(38)

Dalam pemasaran dan penjualan Ayam Kremes hanya menggunakan satu saluran distribusi.

1) Zero Level Channel: Dari produsen langsung ke konsumen

Gambar 2.17

Saluran pemasaran Ayam Kremes Jenggo

Gambar 2.17 menjelaskan bahwa saluran yang digunakan oleh Ayam Kremes Jenggo adalah saluran No Channel atau Zero Level Channel yaitu saluran yang pemasarannya langsung dari produsen ke konsumen. Saluran ini tidak memiliki perantara, dikarenakan usaha ayam kremes ini “menjajakan” produknya dengan cara mendirikan warung atau cafe sehingga konsumen datang langsung untuk membeli produk Ayam Kremes ini.

Dan dari analisis pasar dan pesaing yang penulis lihat bahwa, pesaing dari usaha ayam kremes ini adalah produk sejenis, adapun keunggulan dan kelemahan dari pesaing usaha kami adalah sebagai berikut:


(39)

Tabel 2.3 Analisis Pesaing

PESAING KEUNGGULAN KELEMAHAN

Ayam Penyet Kak Lela

1. Staf yang telah berpengalaman 2. Perusahaan

memiliki brand image yang kuat 3. Usaha dijalankan

dalam jangka panjang 4. Lebih dahulu

muncul membuka usaha

1. Lahan parkir yang kurang luas 2. Harga yang lebih

mahal

3. Pelayan yang kurang ramah 4. Kurang higienis

2.5 ASPEK PRODUKSI 2.5.1 Bahan Baku

Perencanaan bahan baku merupakan bagian utama untuk perhitungan kebutuhan modal kerja. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suplier, kuantitas, harga beli, persyaratan pembelian, ketersediaan, dan persediaan. Bahan baku yang digunakan adalah (dihitung berdasarkan kebutuhan per hari):

Tabel 2.4 Bahan Baku

No Uraian Banyak @ Jumlah Harga

1 Ayam 10 ekor 20.000 200.000

2 Beras 6kg 8000 48.000

3 Tepung Bumbu

Ayam Goreng

2 sachet 3.500 7.000


(40)

5 Telur 10 butir 1.000 10.000

6 Minyak Goreng 3kg 12.000 36.000

7 Bawang Putih dan bawang merah

0,5kg 40.000 20.000

8 Cabe 1kg 8.000 8.000

9 Tomat 1kg 8.000 8.000

10 Timun 1,5kg 3.000 4.500

11 Garam 0,5kg 3000 1.500

12 Bumbu-bumbu - 20.000 20.000

13 Gula 2kg 10.000 20.000

14 Buah-buahan - 100.000 100.000

15 Saos 1 sachet 50.000 50.000


(41)

2.5.2 Bahan Penolong

Bahan yang digunakan sebagai bahan pembantu bahan pokok produksi, yaitu:

Tabung Gas LPG 12kg @ Rp 300.000,- Plastik & Steroform Rp50.000,-

2.5.3 Peralatan yang Dibutuhkan

Baik untuk skenario pembelian ataupun sewa, daftar mesin dan peralatan juga harus dirinci sedetail mungkin proyeksinya. Perencanaan ini tetap selalu berkaitan dengan kapasitas dan kompetensi teknis wirausahawan.

Tabel 2.5

Peralatan Warung Ayam Kremes

Nama Mesin/Peralatan Merk Jumlah

Unit Harga Jumlah Harga

1. Kompor Gas Miyako 1 100.000 100.000

2. Nampan Claris 1 30.000 30.000

3. Pisau Kiwi 1 20.000 20.000

4. Kuali Maxim 1 50.000 50.000

5. Baskom Kiramas 1 20.000 20.000

6. Timbangan Lion Star 1 50.000 50.000


(42)

8. Frezeer Box 200 liter Polytron 1 500.000 500.000

9. Piring - 120 10.000 1.200.000

10. Sendok dan Garpu - 100 3.000 300.000

11. Gelas - 100 3.000 300.000

12. Meja - 10 50.000 500.000

13. Bangku - 40 30.000 120.000

14. Kalkulator Karce 1 50.000 50.000

15. Blender Miyako 1 300.000 300.000

16. Baju karyawan Belle 3 50.000 150.000

Total Pembelian 3.715.000

2.5.4 Sarana Penunjang

Instalasi sarana penunjang berkaitan dengan tata letak (lay-out) yang termasuk dalam anggaran investasi. Pemasangan sarana penunjang ini meliputi listrik, air, telepon.


(43)

Tabel 2.6 Sarana Penunjang

Jenis Biaya Jumlah Biaya

1. Listrik Rp 150.000,-

2. Air Rp 90.000,-

3. Biaya telefon Rp 80.000

Total Biaya Sarana Penunjang Rp 320.000,-

2.5.5 Proses Produksi

Gambar 2.18 Proses Produksi

Aktivitas yang dilakukan meliputi proses mencari ayam serta bahan makanan dan minuman lainnya, proses memasak, dan proses penyajian. Ayam didapat dari peternak yang menternak ayamnya secara alami. Peternak seperti ini terdapat tidak begitu jauh dari tempat penjualan. Proses memasak makanan dilakukan dengan dua cara yaitu makanan dimasak terlebih dahulu dan makanan baru dimasak saat dipesan. Terakhir, proses penyajian adalah menyajikan hasil masakan berupa makanan atau minuman dengan hiasan kepada pelanggan.


(44)

2.6 ANALISIS SDM

Perencanaan tenaga kerja langsung (TKL), juga perlu memperhatikan hal-hal mengenai kualifikasi, tarif upah, jumlah tenaga yang dibutuhkan, dan persyaratan kerja. Karna usaha saya ini bergerak di bidang makanan maka untuk pelayan dan kasir saya hanya memerlukan tamatan SMA atau SMK, sedangkan untuk koki saya memerlukan koki yang telah menamatkan kuliahnya di bidang tataboga dan juga memiliki sertifikat khusus. Untuk gaji para pegawai :

3 Koki Rp 1.000.000,-/bulan

4 Kasir Rp 800.000,-/bulan

5 Pelayan Rp 7.000.000,-/bulan

6 Cuci piring Rp 500.000,-/bulan

2.7 RENCANA PENGEMBANGAN PASAR 2.7.1 Strategi Produksi

Dalam strategi produksi, pemilik akan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Namun, akan tetap menstabilkan harga dari produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk lebih mengembangkan dan mengekspansi usaha ini untuk lebih berkembang.

2.7.2 Strategi Organisasi dan SDM

Dalam penerapan strategi organisasi dan SDM juga sangat diperhatikan karena organisasi dan SDM mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memberikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.


(45)

2.7.3 Strategi Marketing

Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur, poster dan spanduk yang akan lebih dipasarkan kepada masyarakat umum.

2.7.4 Strategi Keuangan

Dalam mengembangkan usaha, pemilik akan menambah atau membuka cabang baru untuk mengembangkan usaha dengan modal sendiri yang telah didapat dari keuntungan yang dihasilkan.

2.8 ANALISA KEUANGAN 2.8.1 Proyeksi Keuangan

Aspek finansial dari proposal bisnis dapat memperlihatkan potensi dana yang dimiliki, kebutuhan dana eksternal, perhitungan kelayakan usaha, termasuk di dalamnya 3 performa laporan keuangan: neraca, rugi-laba, dan cash flow. Secara ringkas, dapat diberikan format sederhana perhitungan kelayakan usaha secara finansial sebagai berikut:


(46)

A. Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi Tabel 2.7

Kebutuhan Pembiayaan

Uraian Jumlah

a. Peralatan 3.715.000

b. Biaya pra operasi (renovasi gedung)

3.000.000


(47)

B. RENCANA ARUS KAS

RENCANA ARUS KAS (dalam ribuan rupiah) WARUNG AYAM KREMES TAHUN 2011

Tabel 2.8 Rencana Arus Kas

Bln 0 Bln 1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7 Bln 8 Bln 9 Bln 10 Bln 11 Bln 12

A. PENERIMAAN

Penerimaan Penjualan

Makanan 12.000 12.000 12.200 12.250 12.500 12.600 12.600 12.700 12.750 12.800 12.900 13.000

Minuman 7.200 7.200 7.320 7.350 7.500 7.560 7.560 7.620 7.650 7.680 7.740 7.800

Modal 10.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total Penerimaan 10.000 19.200 19.200 19.520 19.600 20.000 20.160 20.160 20.320 20.400 20.480 20.640 20.800

B. PENGELUARAN

Pembelian Asset (Investasi) 6.715 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pembelian Bahan Baku 0 13.800 13.800 13.900 13.950 14.000 14.100 14.120 14.150 14.170 14.200 14.250 14.270

Pembelian Bahan Pembantu 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350 350


(48)

Biaya Produksi Lain-Lain 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Sewa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biaya Pemeliharaan 0 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300

Biaya Pemasaran 500 0 0 0 500 0 0 500 0 0 50 0 0

Alat Tulis Kantor 60 0 0 0 50 0 0 50 0 0 50 0 0

Listrik, Air, Telepon 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320 320

Biaya Administrasi Lain-lain 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Sub Total Pengeluaran 7.995 17.820 17.820 17.920 18.520 18.020 18.120 18.690 18.170 18.190 18.320 18.270 18.290

C. SELISIH KAS 2.005 1.380 1.380 1.600 1.080 1.980 2.040 1.470 2.150 2.210 2.160 2.370 2.510

D. SALDO KAS AWAL 0 2.005 3.385 4.765 6.365 7.445 9.425 11.465 12.935 12.935 15.145 17.305 19.675


(49)

C. Laporan Keuangan

PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN WARUNG AYAM KREMES

Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan sebesar 10% per tahun)

Tabel 2.9

Proyeksi Laporan Arus Kas

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5

a. Sumber dana (in flow) 250.480.000 308.594.000 339.453.400 373.398.740 410.738.614 b.Penggunaan dana (out

flow)

226.145.000 291.472.500 320.619.750 352.681.725 387.949.897,5

c. Arus kas bersih (net flow = a – b)

24.335.000 26.768.500 29.445.350 32.389.885 35.628.873,5

d. Keadaan kas awal 0 2.435.000 29.203.500 58.648.850 91.038.735 e. Keadaan kas akhir (c

+ d)


(50)

D. Break Event Point

Fixed cost (FC) = Rp 48.960.000,- Harga jual / price (P) = Rp 250.480.000,- Variabel cost (VC) = Rp 216.846.000,- FC

BEP =

P - VC

48.960.000

BEP = = 0,43 x 12 bulan 250.480.000 – 136.619.535

= 5,16 Bulan


(51)

2.9 ANALISIS RESIKO USAHA 2.9.1 Analisis Resiko Usaha

1. Modal yang selalu berubah ubah pada waktu tertentu akibat kebijakan ekonomi pemerintah yang menyebabkan harga berubah.

2. Perubahan selera konsumen

3. Pelanggan yang tidak tetap yang setiap tahunnya terus berganti 4. Keadaan alam yang tidak dapat diperkirakan

5. Munculnya usah yang sama 2.9.2 Antisipasi resiko Usaha

1. Modal dan cadangan modal yang besar akan mengatasi ketika perekonomian tidak stabil

2. Produsen akan menambah daftar menu setiap bulannya agar konsumen tidak merasa bosan

3. Terus melakukan promosi, sehingga mendapat pelanggan baru 4. Lebih meningkatkan kualitas produk dan juga SDM


(52)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Pilihan bisnis sampingan dengan modal dan risiko yang tidak terlalu besar, namun memiliki keuntungan yang besar memang sangat menggiurkan. Sambil bekerja, waktu selebihnya tetap bisa dioptimalkan menjadi mesin uang. Jika pandai melihat peluang, kita akan mendapatkan banyak ide membuka bisnis sampingan.

Pembukaan usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan mempunyai prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan zaman dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar khususnya makanan yang mampu menghipnotis masyarakat Indonesia. Bisnis Ayam Kremes ini dirasa sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang ada sangatlah mendukung.

Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus. Kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah-setengah meskipun usaha tesebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri. Dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Dan mulai berfikir untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.


(53)

3.2 Saran

1. Sebelum melakukan suatu usaha hendaknya membuat suatu perencanaan bisnis terlebih dahulu untuk memudahkan penanganan usaha tersebut dapat berkembang.

2. Lakukan analisa pasar dengan mengadakan / melakukan berbagai survei untuk mengetahui minat pasar dan daya saing.

3. Perancangan perencanaan bisnis yang matang hendaknya dapat dimintakan pendapat-pendapat para pakar yang ada yang sudah berpengalamanya

4. Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal-awal memulai usaha karna sekali kita salah dalam perhitungan awal maka yang terjadi adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaan akan tersedot habis

5. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang, dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang dan Frida Ramadini, 2010. Kewirausahaan, USU Press: Medan.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2011, Bisnis: Konsep dan Kasus, USU Press: Medan

Sherly, 2010, 25 Usaha Terlaris Modal 1-3 Juta, Jogja Great! Publisher: Yogyakarta

Tinaprilla, Netti dan Elang Ilik Martawijaya, 2008, Punya Bisnis Sendiri itu Nikmat, Kompas: Jakarta


(1)

C. Laporan Keuangan

PROYEKSI LAPORAN ARUS KAS 5 TAHUN KE DEPAN WARUNG AYAM KREMES

Proyeksi Aliran Kas Usaha (Berdasarkan proyeksi peningkatan proyek penjualan sebesar 10% per tahun)

Tabel 2.9

Proyeksi Laporan Arus Kas

Uraian

Tahun

1 2 3 4 5

a. Sumber dana (in flow) 250.480.000 308.594.000 339.453.400 373.398.740 410.738.614 b.Penggunaan dana (out

flow)

226.145.000 291.472.500 320.619.750 352.681.725 387.949.897,5

c. Arus kas bersih (net flow = a – b)

24.335.000 26.768.500 29.445.350 32.389.885 35.628.873,5

d. Keadaan kas awal 0 2.435.000 29.203.500 58.648.850 91.038.735 e. Keadaan kas akhir (c

+ d)


(2)

D. Break Event Point

Fixed cost (FC) = Rp 48.960.000,- Harga jual / price (P) = Rp 250.480.000,- Variabel cost (VC) = Rp 216.846.000,- FC

BEP =

P - VC

48.960.000

BEP = = 0,43 x 12 bulan 250.480.000 – 136.619.535

= 5,16 Bulan


(3)

2.9 ANALISIS RESIKO USAHA 2.9.1 Analisis Resiko Usaha

1. Modal yang selalu berubah ubah pada waktu tertentu akibat kebijakan ekonomi pemerintah yang menyebabkan harga berubah.

2. Perubahan selera konsumen

3. Pelanggan yang tidak tetap yang setiap tahunnya terus berganti 4. Keadaan alam yang tidak dapat diperkirakan

5. Munculnya usah yang sama 2.9.2 Antisipasi resiko Usaha

1. Modal dan cadangan modal yang besar akan mengatasi ketika perekonomian tidak stabil

2. Produsen akan menambah daftar menu setiap bulannya agar konsumen tidak merasa bosan

3. Terus melakukan promosi, sehingga mendapat pelanggan baru 4. Lebih meningkatkan kualitas produk dan juga SDM


(4)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Pilihan bisnis sampingan dengan modal dan risiko yang tidak terlalu besar, namun memiliki keuntungan yang besar memang sangat menggiurkan. Sambil bekerja, waktu selebihnya tetap bisa dioptimalkan menjadi mesin uang. Jika pandai melihat peluang, kita akan mendapatkan banyak ide membuka bisnis sampingan.

Pembukaan usaha dalam bidang makanan sangatlah menguntungkan dan mempunyai prospek yang cerah kedepannya. Hal ini berkaitan dengan perkembangan zaman dimana laju pertumbuhan penduduk meningkat relatif besar khususnya makanan yang mampu menghipnotis masyarakat Indonesia. Bisnis Ayam Kremes ini dirasa sangat bagus untuk dikembangkan mengingat pasar yang ada sangatlah mendukung.

Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan fokus. Kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah-setengah meskipun usaha tesebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri. Dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Dan mulai berfikir untuk menciptakan lapangan kerja sendiri.


(5)

3.2 Saran

1. Sebelum melakukan suatu usaha hendaknya membuat suatu perencanaan bisnis terlebih dahulu untuk memudahkan penanganan usaha tersebut dapat berkembang.

2. Lakukan analisa pasar dengan mengadakan / melakukan berbagai survei untuk mengetahui minat pasar dan daya saing.

3. Perancangan perencanaan bisnis yang matang hendaknya dapat dimintakan pendapat-pendapat para pakar yang ada yang sudah berpengalamanya

4. Perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal-awal memulai usaha karna sekali kita salah dalam perhitungan awal maka yang terjadi adalah efek berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan, sementara modal lama kelamaan akan tersedot habis

5. Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurang, dengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang dan Frida Ramadini, 2010. Kewirausahaan, USU Press: Medan.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2011, Bisnis: Konsep dan Kasus, USU Press: Medan

Sherly, 2010, 25 Usaha Terlaris Modal 1-3 Juta, Jogja Great! Publisher: Yogyakarta

Tinaprilla, Netti dan Elang Ilik Martawijaya, 2008, Punya Bisnis Sendiri itu Nikmat, Kompas: Jakarta