Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
3.2 Model Sistem
Model sistem mengikuti model standar Shannon seperti terlihat pada gambar 3.3 berikut:
Channel Encoder
Modulator
Communication Channel
Demodulator Channel
Decoder
Source
Noise Transmitter
Receiver Destination
Gambar 3.3 Model Sistem Berbagai blok yang terdapat pada gambar di atas dimodelkan seperti
berikut: 1.
Sumber source Penyusun mengambil bit acak 1 dan 0 sehingga disimulasikan sebuah sumber
yang terdiri dari perulangan bit yang dijadikan sebagai input ke dalam channel encoder. Idealnya, sistem memiliki sebuah source coder, juga sebuah entropy
coder, yang dapat membantu membuat kompresi data pada data sumber, sebelum dikirimkan ke channel encoder.
2. Pengkodean saluran komunikasi channel encoder
Ini merupakan bagian dimana akan dipilih penggunaan algoritma pengkodean tertentu tertentu untuk mengkodekan k-blok data sumber, sehingga akan
dimiliki n-kode blok yang berkorespondensi dengan data sumber dengan
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
beberapa redundansi yang ditambahkan ke dalamnya, untuk membantu proses pengoreksian kesalahan dan pendeteksian pada sisi lainnya.
Pada pembahasan kali ini, binary BCH31, 16 yang disimulasikan dan encoder dibentuk dengan menggunakan aritmatika Galois Field dan perkalian
polinomial seperti yang dijabarkan pada subbab 3.1 di atas. Secara mendasar, encoder menghasilkan sebuah blok dengan panjang 31 bit untuk setiap 16 bit
data yang dikirimkan dan akan dikirimkan ke modulator. 3.
Modulator Untuk kasus simulasi kali ini, digunakan BPSK Modulator, yang akan
menghasilkan sebuah [f
c
f
b
], gelombang cosinus untuk setiap bit data, tergantung pada nilai bit-nya yaitu apakah 1 atau 0. f
c
adalah frekuensi pembawa carrier frequency dan f
b
adalah data rate. Secara mendasar, BPSK memerlukan sebuah detektor koheren dan diasumsikan mampu untuk
menemukan fase dari signal pada receiver. Secara sederhana, modulator akan diimplementasikan sebagai kode blok dengan menggunakan rumusan berikut:
s
1
t = + √E
b
N
o
cos 2 πf
c
t, 0 ≤ t ≤ kf
c
...3.1
s
2
t = – √E
b
N
o
cos 2 πf
c
t, 0 ≤ t ≤ kf
c
...3.2
Persamaan 3.1 dan 3.2 merupakan persamaan korespondensi untuk
gelombang, 1 dan 0, yang dapat diperoleh dengan melewatkan bit sumber, melalui sebuah polar signal converter, yang akan mengkonversikan 1 menjadi
+ 1 dan 0 menjadi – 1. 4.
Saluran komunikasi [gangguan] communication channel [noise] Sebuah saluran komunikasi dikarakterisasi dengan gangguan yang terdapat
pada saluran. Pada pembahasan kali ini, gangguan noise dibangkitkan
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
dengan menggunakan metode Box-Muller, sehingga noise yang didapatkan additive white gaussian AWGN yang terdistribusi dengan rata-rata nol dan
varians satuan. Ini akan menjamin bahwa sistem memiliki sebuah gaussian yang tepat, sekuens simbol dibangkitkan dari variabel acak. Performansi dari
metode Box Muller tergantung pada tipe pseudo random number generator. 5.
Demodulator Demodulator yang digunakan adalah sebuah demodulator produk koheren,
dimana hanya melipatgandakan signal masukan, dengan gelombang pembawa, dan jika sinyal hasil lebih besar dari 0 maka akan dikodekan sebagai 1 dan jika
tidak dikodekan sebagai 0. Secara matematis, jika diasumsikan rt adalah sinyal yang diterima, maka bit
yang didekodekan seperti berikut: ∫
rt ct dt = Ini berarti, demodulator menunggu selama periode simbol kTc, yang
merupakan sebuah perkalian periode waktu bawaan, sehingga dapat diputuskan pada akhir periode waktu, apakah bit tertentu adalah satu atau nol.
6. Pengdekodean saluran komunikasi channel decoder
Decoder untuk kode blok secara umum beroperasi pada blok, mengambil n bit dari modulator, dan menjalankan semuanya satu kali setiap satuan waktu.
Pada tahapan ini akan dilakukan pengecekan error pada bit dan apabila terdapat error maka akan dilakukan proses pengoreksian error.
7. Tujuan destination
kTc
≤ 0 1
0
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
Ini akan tempat informasi diperoleh, yang akan menerima bit yang didekodekan dari channel encoder dan mengekstrak bit pesan dari code word
dan menyusun ulang data pada receiver.
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
BAB IV SIMULASI KODE BCH