Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
gemerisik tanpa mengurangi kejelasannya. Bagaimanapun juga, derau impuls juga merupakan sumber utama terjadinya error dalam komunikasi
data digital. Gangguan ini kadang-kadang cukup memadai untuk mengubah 1 menjadi 0 atau 0 menjadi 1.
2.3 Konsep Dasar Sistem Pengkodean
Pada proses transmisi data digital melalui suatu saluran komunikasi fisik dalam sebuah sistem komunikasi dan penyimpanan data pada media penyimpanan
dalam sebuah sistem komputer, data digital ditransfer dari suatu sumber informasi ke suatu tujuan. Karena saluran komunikasi atau media pemyimpanan dapat
mengalami berbagai macam jenis gangguan, distorsi dan interferensi, output dari saluran komunikasi atau media penyimpanan dapat berbeda dari input. Hal ini
disebabkan oleh kesalahan error yang dapat menghalangi atau mengganggu proses transmisi. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengontrolan kesalahan error
control semakin besar dalam saluran komunikasi dan media penyimpanan. Kode dan algoritma pengkodean yang bagus tersedia untuk memenuhi
kebutuhan ini. Kemajuan pesat dari teknologi integrated circuit chip memungkinkan proses perancangan dan implementasi dari pasangan encoder-
decoder yang menggunakan algoritma pengkodean ini. Teori dan praktek dari kode pengontrolan kesalahan error-control coding
berhubungan erat dengan pengamanan dari informasi digital terhadap kesalahan yang muncul pada saat transmisi atau penyimpanan data. Perhatian utama dari
designer adalah proses pengontrolan kesalahan sehingga dapat dilakukan reproduksi informasi dan data yang akurat dan dapat dipercaya.
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
Blok diagram pada Gambar 2.3 berikut mengilustrasikan elemen-elemen dasar yang diperlukan untuk melakukan proses transmisi atau penyimpanan
informasi digital melalui suatu sistem pengkodean. Untuk sistem ini, semua informasi yang ditransmisikan antar blok harus dalam bentuk digital.
Information source
Source Encoder
Channel Encoder
Modulator writing unit
Channel storage medium
Demodulator reading unit
User Source
Decoder Channel
Decoder
Digital source
Digital data sink Noise
Encoder
Decoder Digital channel
Gambar 2.3 Blok Diagram untuk Sistem Pengkodean
Digital Data yang masuk ke dalam sistem komunikasi communication system
atau sistem penyimpanan storage system dari sumber informasi information source akan diproses pertama kali oleh suatu pengkodean sumber source
encoder yang dirancang untuk mengkonversi informasi sumber menjadi bentuk kode. Biasanya, source encoder akan mengubah output sumber menjadi sebuah
deretan bit biner yang disebut sebagai deretan informasi information sequence d.
Output sumber dapat berupa sebuah gelombang kontinu continuous waveform atau sebuah deretan dari simbol diskrit sequence of discrete symbols. Dalam
kasus output analog, source encoder harus memiliki kemampuan konversi dari analog ke digital AD, contohnya pulse-code modulation PCM.
Pengkodean saluran komunikasi channel encoder mentransformasikan
information sequence d menjadi sebuah barisan pengkodean biner binary-coded sequence c yang disebut sebagai code word.
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
Code word dari saluran komunikasi channel berupa sebuah barisan yang baru dan lebih panjang yang berisi redundansi dari simbol cek paritas parity-
check symbols. Setiap simbol dalam code word dapat diwakili oleh suatu bit ataupun kelompok bit. Secara umum, digit biner tidak cocok untuk proses
transmisi melalui saluran komunikasi bergelombang waveform channel atau proses penyimpanan pada media penyimpanan digital.
Digit biner pada sebuah code word dari channel encoder dimasukkan ke dalam sebuah modulator
atau unit penulisan writing unit yang mentransformasikan setiap bit menjadi gelombang sinyal dasar elementary signal
waveform. Oleh karena itu, modulator harus mengubah setiap bit dari code word saluran komunikasi menjadi suatu gelombang yang cocok dengan durasi T sekon
agar bit-bit tersebut dapat ditransmisikan. Binary phase shift keying BPSK atau frequency shift keying FSK sering dipakai sebagai pembentuk signal gelombang
untuk mentransmisikan code word. Gelombang ini akan masuk ke saluran komunikasi atau media
penyimpanan dan akan dirusak atau diubah oleh kegaduhan noise. Saluran komunikasi gelombang ini terdiri dari semua perangkat keras hardware dan
media fisik yang akan dilalui oleh gelombang dari modulator output atau media penulisan menuju ke demodulator input atau media pembacaan.
Dalam sistem koheren, skema modulasi biner dari BPSK yang sering digunakan. Dengan proses transmisi biner ini, 1 direpresentasikan oleh gelombang
7
…2.1
sedangkan 0 direpresentasikan oleh sinyal antipodal
7
…2.2
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
dimana kekuatan gelombang adalah
7
…2.3 .
Dalam sistem BPSK non-koheren, proses demodulasi dari signal gelombang tidak dapat dilakukan. Maka, sebagai penggantinya, digunakan
sepasang signal nada signal tones
7
…2.4
dan
7
…2.5
untuk merepresentasikan digit 0 dan 1 yang ditransmisikan.
Beberapa contoh waveform channel adalah saluran telepon, hubungan microwave, hubungan radio berfrekuensi tinggi, hubungan telemetri dan
hubungan satelit. Sedangkan, beberapa contoh media penyimpanan adalah core memory, magnetic tapes, disk files dan optical memory unit.
Setiap elemen dalam contoh yang disebutkan di atas merupakan subjek gangguan dari berbagai jenis noise. Beberapa kegaduhan acak random noise
atau kegaduhan penuh burst noise sering ditambahkan ke waveform channel selama proses transmisi. Distorsi dapat diakibatkan oleh penyaringan padat atau
jalur signal ganda. Gangguan ini dapat mengakibatkan terjadinya penahanan signal yang akan mengubah amplitudo dari signal yang diterima ataupun saluran
komunikasi itu sendiri akan memiliki berbagai interval waktu yang berbeda-beda. Secara umum, gangguan ini dapat dimodelkan sebagai proses additive gaussian,
Edy Susanto : Analisis Kinerja Kode BCH, 2010.
atau dapat berupa berbagai macam kegaduhan area urban noise ataupun terjadi karena gangguan disengaja dari pihak yang tidak bersahabat.
Saluran komunikasi channel juga memiliki beberapa bentuk. Untuk memoryless channel, noise akan memiliki efek terhadap setiap bit yang
ditransmisikan, sehingga kesalahan transmisi terjadi secara acak random error pada code word yang diterima. Beberapa contoh memoryless channel adalah
saluran komunikasi satelit dan saluran komunikasi jarak jauh. Untuk memory channel, noise tidak terjadi secara bebas pada saluran komunikasi, dan kesalahan
transmisi terjadi secara menyeluruh burst error. Contoh dari channel ini adalah saluran komunikasi radio, saluran telepon dan penyimpanan magnetik. Tentu saja
juga terdapat beberapa channel yang memiliki kombinasi dari random error dan burst error.
Setelah itu, signal hasil yang diterima akan diproses pertama kali oleh demodulator dan kemudian oleh channel decoder. Demodulator atau unit
pembacaan reading unit membuat keputusan untuk setiap signal yang diterima dari durasi T sekon untuk menentukan digit 1 atau 0 yang ditransmisikan. Proses
ini disebut hard decision. Output dari demodulator disebut sebagai received word
r. Nilai r ini dapat tidak cocok dengan code word c yang ditransmisikan sebagai