RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP
SatuanPendidikan : SMAN 4 Tangsel
KelasSemester : X2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan : 4 x 45 menit
A. Standar Kompetensi :
12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato
B. Kompetensi Dasar :
12.3   Menulis hasil wawancara ke dalam beberapa paragraf dengan menggunakan ejaan yang tepat
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.  Menentukan topik 2.  Menyusun  daftar  pertanyaan  dengan  memperhatikan  kelengkapan  isi  apa,  siapa,  di
mana, kapan, mengapa, dan bagaimana 3.  Mencatat pokok-pokok informasi yang diperoleh dari wawancara
4.  Menuliskan  hasil  wawancara  ke  dalam  beberapa  paragraf  dengan  ejaan  dan  tanda baca yang benar
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu : 1.  Menentukan topik
2.  Menyusun  daftar  pertanyaan  dengan  memperhatikan  kelengkapan  isi  apa,  siapa,  di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana
3.  Mencatat pokok-pokok informasi yang diperoleh dari wawancara 4.  Menuliskan  hasil  wawancara  ke  dalam  beberapa  paragraf  dengan  ejaan  dan  tanda
baca yang benar
E. Materi Pembelajaran
1.  Wawancara,  menurut  KBBI,  adalah;  1 tanya  jawab  dengan  seseorang  pejabat,  dsb yang  diperlukan  untuk  dimintai  keterangan  atau  pendapatnya  mengenai  suatu  hal,
untuk  dimuat  di  surat  kabar,  disiarkan  melalui  radio,  atau  ditayangkan  pada  layar televisi; 2 tanya jawab disereksi kepala personalia, kepala humas perusahaan dengan
pelamar pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti dengan narasumber. 2.  Wawancara interview adalah percakapan antara dua orang, yaitu antara penanya dan
yang  ditanya  sebagai  penjawab.tanya  jawab  dengan  seseorang  untuk  dimintai pendapatnya mengenai  suatu  hal.  Dalam hal  ini,  seorang  yang diwawancarai  disebut
narasumber  dan  yang  mewawancarai  disebut  pewawancara.  Hasil  wawancara  dapat dimuat di surat kabar atau disiarkan melalui radio atau televisi.
3.  Tujuan wawancara Tujuan seseorang mengadakan wawancara ialah untuk memperoleh:
a  bahan  informasi,  misalnya  mengenai  persoalan  politik,  ekonomi,  dan pendidikan;
b  bahan  opini,  misalnya  mengenai  pendapat  orang  yang  diwawancarai  tentang kejadian yang baru terjadi;
c  bahan  cerita,  misalnya  mengenai human  interest sangat  menarik  untuk mengetahui  sesuatu  dari  seseorang  yang  terhormat,  misalnya  apa  yang
dimakan sebagai sarapan oleh seorang presiden dan istrinya; d  bahan biografi; dan
e  bahan laporan. 4.  Menentukan topik wawancara
Topik yang dipilih seharusnya memenuhi syarat-syarat berikut ini: a  Aktual dan faktual;
b  bermanfaat bagi orang banyak; c  menggugah hasrat orang banyak untuk berbuat positif; dan
menyumbangkan nalar. Topik yang dimaksud, misalnya sebagai berikut.
  Dengan keamanan yang tinggi dan modal kecil mampu menjadikan seseorang suksesberwirausaha.
  Ketekunan,  kesabaran,  dan  keuletan  merupakan  modal  utama  seorang pengusaha dalam menghadapi krisis ekonomi.
  Kreativitas  merupakan  aset  yang  paling  berharga  bagi  seseorang  untuk mandiri.
5.  Hal-hal yang harus diperhatikan ketika wawancara   Kata-kata  yang diucapkan narasumber hendaknya ditulis apa adanya. Hal  ini
akan  membuat  cerita  tersebut  hidup.  Seolah-olah  narasumber  langsung bercerita pada setiap pembaca.
  Kejadian-kejadian,  keterangan-keterangan,  dan  pendapat-pendapat  yang diberikan narasumber mempunyai bobot terhadap tulisan.
  Wawancara  menjadi  efektif  jika  tujuan  pewawancara  jelas,  yaitu  untuk memberi informasi, hiburan, bimbingan praktis, atau laporan.
  Penyajian  hasil  wawancara  sebenarnya  tergantung  pada  pewancara,  dapat berupa artikel, berita, atau biografi.
6.  Teknik wawancara   Pilih Narasumber yang akan diwawancarai dan tentukan tema apa yang akan anda
bawakan   Siapkan  pertanyaan-pertanyaan  yang  akan  ditujukan  kepada  narasumber  yang
berdasarkan 5W + 1H what, who, when, where, why and how   Lakukan  wawancaranya  saat  melakukan  wawancara  sebaiknya  kamu  merekam
wawancara  tersebut.  Jika  perlu,  kamu  dapat  meminta  foto  bersama  narasumber sebagai bukti bahwa kamu sudah melakukan wawancara
7.  Menuliskan Hasil Wawancara
Bagian  ke-1:  berisi  tema,  hari  dan  tanggal  wawancara,  tempat  wawancara,  dan
nama narasumber nama lengkapnya.
Bagian ke-2: berisi pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya. Bagian  ke-3:  berisi  uraian  pertanyaan-pertanyaan  tersebut  diuraikan  dalam
bentuk paragraf-paragraf
Bagian ke-4: berisi kesimpulan dari wawancara tersebut
8.  Topik :
Makam Bung
Karno Tujuan : Memperoleh informasi rencana pemugaran makam Bung Karno.
Pewawancara  :  “Benarkah  kawasan  Bung  Karno  akan  dipugar  lagi,  Pak?” Narasumber
: ”Benar.”
Pewawancara  :  “Bukankah  dulu  sudah  pernah  dipugar?  Mengapa  sekarang  ada rencana
pemugaran lagi?”
Narasumber  :  “Memang,  tepatnya  sewindu  setelah  Ir.  Soekarno  wafat,  kompleks makam  Bung  Karno  dipugar.  Pemugaran  yang  sekarang  tentunya  berbeda  dengan
yang sudah
pernah dilakukan.”
Pewawancara  :  “Apa  yang  melatarbelakangi  pemugaran  makam  Bung  Karno  kali ini,Pak?”
Narasumber : “Keberadaan peziarah di kota Blitar, tempat makam Bung Karno, masih
sekadar  berkunjung  atau  berziarah  saja.  Seiring  dengan  perkembangan  zaman  dan pergantian  generasi  bukan  tidak  mungkin  generasi  mendatang  mengenal  sosok  dan
pemikiran  Bung  Karno.  Berdasrkan  pemikiran  itulah  Pemerintah  Kota  Blitar  segera mencari
upaya antisipasi.”
Pewawancara  :  “Bagian  mana  yang  akan  mengalami  pemugaran,  Pak?” Narasumber  :  “Pemugaran  yang  direncanakan  kali  ini  lebih  pada  unsur  melengkapi
pemugaran  terdahulu.  Pemugaran  kali  ini  difokuskan  pada  pembangunan perpus
takaan Bung Karno.”
Sumber: Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Kelas VIII2, 2006
9.  Persiapan Indonesia di Olimpiade Fisika
Yohanes Surya, fisikawan Indonesia, telah berjasa membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk memasuki fase renaisans. Beliau akan mempersiapkan tim Indonesia
mengikuti  olimpiade  fisika  tahun  mendatang.  Dia  akan  persiapkan  adanya  konsep mengatur diri sendiri. Dalam artian bahwa tim  Indonesia mempersiapkan diri sendiri
untuk  belajar  sendiri  tanpa  mengikuti  pola  Amerika  yaitu  mencomot  dari  beberapa sekolah.  “Di  Amerika  Serikat,  kesadaran  belajar  sendiri  sudah  begitu  besar.  Orang
pasti akan belajar walaupun tidak disuruh. Di Indonesia belum bisa seperti itu” kata
Pak Yohanes.