banyak  masyarakat  Indonesia  khususnya  masyarakat  suku-suku  tertentu  yang masih  mengutamakan  kesopansantunan  berbahasa  pada  orang  yang  lebih  tua.
Kesopansantunan  di  sini  bernilai  sangat  penting  karena  telah  menjadi  kebiasaan dan  adab  dalam  kebudayaan  mereka.  Contohnya,  orang  Jawa  banyak  yang
melakukan penyimpangan maksim cara ini karena orang Jawa banyak yang masih mengutamakan  kesopansantunan.  Sehingga,  penutur  seringkali  mengungkapkan
ujarannya  secara  tidak  langsung,  berbelit-belit  dan  terkadang  bersifat  ambiguitas untuk  orang  yang  tak  mengerti  maksud  dari  ujarannya.  Hal  ini  dapat  terjadi,
karena  penutur  memiliki  tujuan  tertentu.  Penyimpangan  juga  dapat  terjadi  bila antar  peserta  percakapan  yaitu  penutur  dan  lawan  tuturnya  tidak  saling
berkerjasama dalam percakapan mereka.
D. Hakikat Novel
Zulfahnur, dkk menyatakan “Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novellus yang diturunkan  dari  kata  noveus  yang  berarti  baru.  dikatakan  baru  karena
dibandingkan  dengan  jenis  sastra  lainnya  seperti  puisi,  drama,  dan  lainnya,  jenis ini muncul kemudian.”
24
Dalam  hal  ini  menyatakan  bahwa  novel  berasal  dari  bahasa  Italia,  yaitu novellus yang diturunkan dari kata noveus yang berarti baru. Novel adalah sesuatu
yang baru di dunia sastra dibandingkan dengan karya sastra lainnya, seperti puisi, cerpen,  drama,  dan  sebagainya.  Novel  hadir  di  ranah  sastra  dan  melengkapi
keberagaman karya yang ada sebelumnya. Kosasih menyatakan “Novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh
atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.”
25
Jadi, cerita yang ada di dalam novel berkisah tentang kehidupan seseorang atau  beberapa  orang  tokoh.  Sebuah  novel  tidak  mungkin  mengisahkan  suatu  hal
yang  di  luar  kehidupan  manusia.  Karena  penulis  sendiri  hidup  bersama masyarakat. Maka, hubungan sosial yang terjalin di antar penulis dan masyarakat
24
Zulfahnur Z.F., dkk., Teori Sastra, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007, h. 6.9.
25
Kosasih, Dasar-dasar Keterampilan Bersastra, Bandung: Yrama Widya, 2012, h.60.
itulah  yang  pada  akhirnya  dapat  menjadi  inspirasi  untuk  penulis  menciptakan sebuah karya.
Reeve  di  dalam  Wellek    Warren  meny atakan  “Novel  adalah  gambaran  dari
kehidupan  dan  perilaku  yang  nyata,  dari  zaman  pada  saat  novel  itu  ditulis. Romansa, yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah. Menggambarkan
apa yang tidak pernah terjadi dan tidak mungkin terjadi.”
26
Jadi, novel adalah sebuah karya sastra agung yang berasal dari kehidupan. Novel  tidak  akan  lepas  dari  kehidupan  manusia  dan  zamannya.  Ideologi,  karir,
kisah percintaan, keinginan, dan kehidupan penulis mampu mempengaruhi karya yang dibuatnya.
Priyatni menyatakan “Pada hakikatnya, novel adalah cerita, karena fungsi novel adalah bercerita. Aspek terpenting novel adalah menyampaikan cerita.”
27
Dalam  hal  ini  menyatakan  bahwa  novel  di  dalam  sastra  adalah  sarana untuk  menyampaikan  cerita.  Segala  sesuatu  yang  ditulis  oleh  penulis  di  dalam
karyanya  merupakan  suatu  cerita  yang  ingin  dibagikan  penulis  kepada  pembaca novelnya.  Melalui  novel  itulah  penulis  bercerita  kepada  para  pembacanya,
sehingga  pembaca  dapat  mengerti  maksud  cerita  yang  disampaikan  oleh  penulis walau  tidak  bertemu  langsung  dan  memetik  pelajaran  yang  ada  melalui  sarana
novel yang dibuat oleh penulis. Suroto  menyatakan  “Novel  hanya  menceritakan  salah  satu  segi  kehidupan  sang
tokoh  yang  benar-benar  istimewa  yang  mengakibatkan  terjadinya  perubahan nasib.”
28
Jadi,  penulis  hanya  akan  menceritakan  suatu  kisah  yang  memang  layak untuk  ditulis  dalam  novelnya.  Penulis  juga  menjadikan  satu  tokoh  sebagai  pusat
cerita dan yang nantinya mengendalikan alur cerita. Cerita dari tokoh inilah yang
26
Rene Wellek dan Austin Warren, Teori kesusastraan, Terj. Dari Theory of Literature oleh Melani Budianta, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993, h.282.
27
Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h.125.
28
Suroto, Apresiasi Sastra Indonesia, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989, h. 19.
nantinya menjadi kisah yang menarik untuk dibaca sehingga dapat mempengaruhi pembaca untuk memahami maksud penulis.
Dengan  demikian,  novel  berasal  dari  bahasa  Italia,  yaitu  novellus  yang diturunkan dari kata noveus yang berarti baru. Novel adalah sesuatu yang baru di
dunia  sastra  dibandingkan  dengan  karya  sastra  lainnya,  seperti  puisi,  cerpen, drama, dan sebagainya. Novel hadir di ranah sastra dan melengkapi keberagaman
karya  yang  ada  sebelumnya Sebuah  novel  tidak  mungkin  mengisahkan  suatu  hal
yang  di  luar  kehidupan  manusia.  Karena  penulis  sendiri  hidup  bersama masyarakat. Maka, hubungan sosial yang terjalin di anatar penulis dan masyarakat
itulah  yang  pada  akhirnya  dapat  menjadi  inspirasi  untuk  penulis  menciptakan sebuah  karya.  Novel  adalah  sebuah  karya  sastra  agung  yang  berasal  dari
kehidupan.  Novel  tidak  akan  lepas  dari  kehidupan  manusia  dan  zamannya. Ideologi,  karir,  kisah  percintaan,  keinginan,  dan  kehidupan  penulis  mampu
mempengaruhi karya yang dibuatnya. Novel di dalam sastra adalah sarana  untuk
menyampaikan cerita. Segala sesuatu yang ditulis oleh penulis di dalam karyanya merupakan  suatu  cerita  yang  ingin  dibagikan  penulis  kepada  pembaca  novelnya.
Melalui  novel  itulah  penulis  bercerita  kepada  para  pembacanya,  Sehingga pembaca  dapat  mengerti  maksud  cerita  yang  disampaikan  oleh  penulis  walau
tidak  bertemu  langsung  dan  memetik  pelajaran  yang  ada  melalui  sarana  novel yang dibuat oleh penulis.
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian  tentang  Penggunaan  Maksim  Cara  Menurut  Prinsip  Kerjasama Grice di dalam Novel Masih Ada Kereta yang Akan Lewat Karya Mira W, belum
pernah  dilakukan.  Penulis  melakukan  penelusuran  di  berbagai  perpustakaan universitas  yang  ada  di  Indonesia,  serta  berbagai  jurnal  yang  ada.  penulis
mendapatkan  penelitian  yang  relevan  dengan  penelitian  ini  berdasarkan  maksim cara dan novel Masih Ada Kereta yang Akan Lewat karya Mira W.
Novie susantie 2010 melakukan penelitian dnegan judul “Analysis on the Violation of Maxim of Manner in  Conversational  Implicature  Appearing  in
Stephenie  Meyer  Twilight ”  merupakan  suatu  kajian  pragmatik  yang
menitikberatkan  pada  analisis  pelanggaran  maksim  cara  beserta  simpulan  yang dapat  diambil  dari  suatu  implikatur  percakapan  yang  terdapat  dalam  novel
Twilight  karya  Stephenie  Meyer.  Adapun  tujuan  yang  hendak  dicapai  dalam penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  pelanggaran  maksim  cara  dalam
implikatur percakapan beserta simpulan  yang tersirat  dalam percakapan tersebut. Dalam  melakukan  penelitian  ini  penulis  menggunakan  metode  kualitatif  untuk
menjabarkan  dan  menjelaskan  fenomena  pelanggaran  maksim  cara  dalam implikatur  percakapan.Dalam  penelitian  ini,  penulis  menemukan  tiga  puluh  satu
data mengenai pelanggaran maksim cara di dalam novel Twilight karya Stephenie Meyer.  Pelanggaran  terhadap  maksim  cara  meliputi  beberapa  tipe,  yaitu
pelanggaran  tehadap  ketidakjelasan,  keambiguan,  kesingkatan,  dan  keteraturan. Berdasarkan  hasil  diskusi  dalam  penelitian  ini  diketahui  bahwa  seringkali
seseorang  melakukan  pelanggaran  maksim  cara  dengan  berbagai  alasan  tertentu. Untuk  bisa  mengetahui  maksud  atau  simpulan  dari  suatu  implikatur  percakapan
yang  mengalami  pelanggaran  maksim  cara,  hendaknya  percakapan  ini  dianalisis berdasarkan  konteks  situasi  dan  praanggapan.  Persamaan  dari  hasil  penelitian  di
atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yaitu analisis sama-sama menitikberatkan pada maksim cara. Sedangkan perbedaannya, terdapat pada objek
penelitiannya.  Novie  menjadikan  novel  Twilight  karya  Stephenie  Meyer  sebagai sumber  data  penelitiannya.  Sedangkan  peneliti  menjadikan  novel  Masih  Ada
Kereta yang Akan Lewat karya Mira W sebagai sumber data penelitian. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Riska Widiastuti 2013 melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Konflik Tokoh Arini dalam Novel Masih Ada Kereta yang Akan Lewat Karya Mira W dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Sastra  di  SMA”.  Penelitian  ini  membahas  tentang  analisis  konflik  pada  tokoh utama yaitu Arini dalam novel Masih Ada Kereta yang Akan Lewat karya Mira W
dan  implikasinya  terhadap  pembelajaran  sastra  di  SMA.  Tujuan  penelitian  ini