Pengetahuan Dasar Wajib Pajak Tentang Perpajakan

B. Pengetahuan Dasar Wajib Pajak Tentang Perpajakan

Menurut Irmayanti 2007, Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh manusia dari berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Menurut Abdullah 2008, Pengetahuan adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna, dengan karunia sebuah akal dan pikiran yang digunakan untuk berpikir dan bernalar. Kemampuan berpikir dan nalar yang baik, dapat membedakan manusia dengan makhluk Tuhan lainnya. Manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kekuatan manusia untuk tidak semata-mata tunduk kepada kodrat alam, tetapi mencoba mengelola alam serta selalu sadar dan aktif berupaya untuk menjadikan dirinya sesuatu. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu mengembangkan pengetahuan secara sistematis, dengan pengetahuan manusia dapat memikirkan hal-hal baru yang lebih inovatif. Memanfaatkan sumber daya, mengembangkan kebudayaan dan memberikan makna didalam 23 kehidupannya. Dengan pengetahuan manusia mampu menguasai dan mempengaruhi perilaku, Gordon. 1991:413 dalam Sadlani 1999. Pada umunya pengetahuan dibagi menjadi beberapa jenis diantaranya: Pengetahuan langsung, Pengetahuan tak langsung, Pengetahuan indrawi, dan Pengetahuan konseptual. 1. Pengetahuan langsung inmediate Pengetahuan langsung adalah pengetahuan yang hadir dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis penganut paham Realisme mendefinisikan pengetahuan seperti itu. 2. Pengetahuan tak langsung mediated Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interprestasi dan proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu, yaitu apa yang kita ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan penafsiran penerapan pikiran kita. 3. Pengetahuan indrawi perceptual Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih melalui indra-indra lahiriah. Pada pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal dan sehatnya anggota-anggota indra badan. 4. Pengetahuan konseptual conceptual Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan indrawi. Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu konsep tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal tanpa berhubungan 24 dengan alam eksternal. Alam luar dan konsepsi saling berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya merupakan aktivitas pikiran. Menurut Noormala sheikh Obid 2008:38, dalam penelitiannya menyimpulkan dari 128 responden dimana 47,7 setuju pendidikan pajak meningkatkan kepatuhan dan 15,6 sangat setuju. Semua wajib pajak tanpa tergantung dengan latar belakang pendidikan, mereka setuju bahwa pendidikan pajak membantu meningkatkan kepatuhan pajak. Seseorang yang berpendidikan pajak akan mempunyai pengetahuan tentang perpajakan, baik itu soal tarif pajak yang akan mereka bayar, maupun manfaat pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka. Dengan adanya pengetahuan perpajakan tersebut akan membantu kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, sehingga tingkat kepatuhan akan meningkat. Definisi pajak yang di kemukakan oleh S.I. Djajadiningrat 2009:1, Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal-balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan secara umum. 1. Dasar-dasar Pengetahuan Perpajakan Beberapa hal mengenai pengetahuan dasar-dasar perpajakan yang harus dimiliki wajib pajak diantaranya: pengertian pajak, fungsi pajak, 25 jenis-jenis pajak, menurut golongannya, menurut sifatnya, menurut wewenang pemungutnya, asas pemungutan pajak, dan hak dan kewajiban wajib pajak dan aparat pajak. a. Pengertian Pajak Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro 1994, seperti dikutip oleh Safri Nurmantu 2003, yaitu: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara peralihan kekayaan dari sector partikulir ke sector pemerintah berdasarkan undang- undang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbale tegen prestasi, yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Unsur-unsur pokok dari definisi diatas, yaitu: 1 iuran atau pungutan, 2 dipungut berdasarkan undang-undang, 3 pajak dapat dipaksakan, 4 tidak menerima atau memperoleh kontraprestasi, dan 5 untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah. Menurut Feldman dalam Resmi 2009:2, Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum. Menurut Aviantara 2009, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 26 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur yang sangat berkaitan yang harus dibayarkan wajib pajak tanpa ada rasa timbal balik dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. b. Fungsi Pajak Menurut Erly Suandy 2005:14, terdapat dua fungsi pajak, yaitu: fungsi budgetair sumber keuangan negara dan fungsi regulerend mengatur. 1 Fungsi Budgetair sumber keuangan negara Pajak mempunyai fungsi budgetair yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. 2 Fungsi Regulerend mengatur Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur, baik masyarakat dibidang ekonomi, social maupun politik dengan tujuan tertentu. Menurut Resmi 2009:3, terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair sumber keuangan negara dan fungsi regulerend pengatur. 27 1 Fungsi Budgetair sumber keuangan negara Pajak mempunyai fungsi budgetair artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. 2 Fungsi Regulerend mengatur Pajak mempunyai fungsi mengatur artinya pajak sebagai alat untuk mengatur kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan. c. Jenis-jenis Pajak Pembagian Pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang pemungut, maupun sifatnya, berikut gambar: Gambar 2.1 Jenis-jenis Pajak Sumber: Erly Suandi 2005. Berdasarkan Golongan: 1 Pajak Langsung 2 Pajak tidak langsung Berdasarkan Sifat: 1 Pajak Subjektif 2 Pajak Objektif Berdasarkan Wewenang Pemungut: 1 Pajak Pusat 2 Pajak Daerah PAJAK 28 d. Menurut Golongannya Menurut golongannya, Erly Suandy 2005:37, pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung. 1 Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain. 2 Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau digeserkan kepada pihak lain, sehingga sering disebut juga sebagai pajak tidak langsung. Menurut Resmi 2009:7, golongan pajak dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Langsung dan Pajak Tidak Langsung. 1 ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. Pajak harus menjadi beban sendiri oleh wajib pajak bersangkutan. 2 Pajak Tidak Langsung adalah pajak ya Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ng pada akhirnya dapat n bahwa pajak dibebankan kepada orang lain atau pihak ketiga. Berdasarkan urain diatas, maka dapat disimpulka yang dapat dilimpahkan dan pajak yang tidak dapat dilimpahkan itu merupakan pajak menurut golongannya. 29 e. Menurut Sifatnya tnya, Erly Suandy 2005:40, pajak dapat awalnya memperhatikan i 2009:7, sifat pajak dibagi menjadi dua, pajak sub g pengenaannya memerhatikan keadaan yang pengenaannya memerhatikan objeknya n yang sudah dijelaskan diatas, maka pajak menurut sifatnya sangat memperhatikan keadaan wajib Menurut sifa dikelompokan menjadi dua yaitu Pajak Subjektif dan Pajak Objektif. 1 Pajak Subjektif adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada kondisikeadaan wajib pajak. Dalam menentukan pajaknya harus ada alasan-alasan objektif yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya, yaitu gaya pikul. 2 Pajak Objektif adalah pajak yang pada objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya, baik orang pribadi maupun badan. Menurut Resm jektif dan pajak objektif. 1 Pajak Subjektif pajak yan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. 2 Pajak Objektif pajak baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak wajib pajak maupun tempat tinggal. Berdasarkan penjelasa 30 pajaknya dan objeknya, agar tidak terjadi kesalahan dalam membayar pajak f. Menurut Wewenang Pemungutnya Menurut Erly Suandy 2005:38, lembaga pemungut pajak Pajak Negara Pajak Pusat dan ya ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya h a dua, pajak negara dan pajak daerah. ai silan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi Dan Bangunan, Bea Materai. dikelompokkan menjadi dua yaitu Pajak Daerah. 1 Pajak Negara Pajak Pusat adalah pajak yang wewenang pemungutn dilakukan oleh Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak. Pajak pusat diatur dalam undang-undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan Belanja Negara. 2 Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah daerah yang pelaksanaannya dilakukan ole dinas pendapatan daerah. Pajak daerah diatur dalam undang- undang dan hasilnya akan masuk ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Irwansyah Lubis 2006:35, pengelompokan pajak menurut wewenang pemungutnya ad 1 Pajak Negara pusat Adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat, sebag berikut: Pajak Pengha 31 2 an oleh Daerah untuk kepentingan ah tangga di daerahnya. ter ke dan daerah yang dapat our Maxims i berikut: Equality, Certainty, Convenience 1 nnya, yaitu seimbang enghasilan yang dinikmatinya dibawah perlindungan pem Pajak Daerah Adalah pajak yang dipungut oleh Daerah beradasarkan peraturan- peraturan pajak yang ditetapk pembiayaan rum Dari beberapa definisi tentang pajak pusat dan Negara sebut,dapat disimpulkan pajak adalah merupakan iuran atau wajiban yang ditarik pemerintah pusat dipaksakan dimana tidak ada timbal jasa secara langsung kepada pembayarnya untuk memelihara kesejahteraan umum. g. Asas Pemungutan Pajak Erly Suandy 2005:27, mengungkapkan bahwa asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan The F dengan uraian sebaga of Payment, dan Economic of Collection. Equality Dalam asas ini disebutkan bahwa pembebanan pajak hendaknya seimbang dengan kemampua dengan p erintah. Tidak diperbolehkan suatu Negara mengadakan diskriminasi diantara sesama wajib pajak. Dalam hal yang sama wajib pajak harus diperlakukan sama dan dalam keadaan berbeda wajib pajak harus diperlakukan berbeda. 32 2 k harus jelas dan tidak mengenal kompromi not arbitrary, dalam asas ini kepastian ng diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek paj 3 rima an yang dikenakan pajak. 4 gutan pajak aan pajak itu sendiri. Karena tidak ada yai keb h penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di berasal dari dalam negeri, mau pun penghasilan yang berasal yang berasal dari luar negeri. Certainty Pajak yang dibayar oleh wajib paja hukum ya ak, tarif pajak, dan ketentuan mengenai pembayarannya. Convenience of Payment Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi wajib pajak, yaitu saat sedekat-dekatnya wajib pajak mene penghasilan atau keuntung Economic of Collection Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat seefisien mungkin, jangan sampai biaya pemun lebih besar dari penerim artinya pemungutan pajak jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari penerimaan pajak yang diperoleh. Menurut Resmi 2003:9, terdapat tiga asas pemungutan pajak, tu: asas domisili asas tempat tinggal, asas sumber, dan asas angsaan. 1 Asas Domisili asas tempat tinggal Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluru wilayahnya, baik penghasilan yang 33 Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat tinggal di wilayah Indonesia dikenakan pajak atas seluruh penghasilan yang diperolehnya baik dari Indonesia mau pun dari luar Indonesia. Asas Sumber Asas ini menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. Setiap orang ya 2 ng enghasilan dari Indonesia dikenakan pajak atas 3 nai asas-asas pemungutan wajib elaskan diatas, maka asas dalam pajak perlu dit an ajak. h. Pemungutan pajak didasarkan pada objek penghasilan yang nyata, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir memperoleh p penghasilan yang diperolehnya. Asas Kebangsaan Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Berdasarkan pengertian menge pajak yang sudah dij erapkan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi salah paham tara wajib pajak ketika membayar p Tata Cara Pemungutan Pajak Menurut Mardiasmo 2008:6, Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel yaitu: Stelsel nyata, Stelsel anggapan, dan Stelsel campuran. 1 Stelsel nyata riel stelsel 34 tahun pajak, yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kebaikan dari stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis. Sedangkan kelemahannya adalah pajak baru dapat se. 2 yang sesungguhnya. terdiri atas jak: official assessment system, self assessment sys 1 terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku. dikenakan pada akhir perio Stelsel anggapan fivtive stelsel Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-undang. Kebaikan dari stelsel adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan, tanpa harus menunggu pada akhir tahun. Sedangkan kelemahannya adalah pajak yang dibayarkan tidak berdasarkan pada keadaan 3 Stelsel campuran Adapun stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Yaitu pada wal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya. Menurut Resmi 2009:9, tata cara pemungutan pajak sistem pemungutan pa tem, dan with holding system. Official assessment system Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakannya untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang 35 2 Self assessment system Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap peraturan perundang-undangan 3 enentukan besarnya pajak ajib pajak sesuai dengan peraturan Be sudah dipungut berdasarkan peraturan yang sudah ditetapkan oleh undang- i. Hak 1 H d an adalah sebagai berikut: Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT. tahunnya sesuai dengan perpajakan yang berlaku. With holding system Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk m yang terutang oleh w perundang-undangan yang berlaku. rdasarkan pengertian tentang tata cara pemungutan pajak yang dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pajak yang undang. dan Kewajiban Wajib Pajak dan Aparat Pajak ak Wajib Pajak Menurut Erly Suandy 2005:126, hak-hak wajib pajak yang iatur dalam Undang-undang Perpajak a Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus. b Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan SPT. c d Hak untuk menunda atau mangangsur pembayaran pajak. 36 e Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran mel an d asukan SPT tahunan. mengajukan permohonan penghapusan sanksi ndang perpajakan adalah: paikan Surat tuk membuat pembukuan dan atau pencatatan. meriksaan pajak. pajak. f Hak untuk mengajukan keberatan dan banding. Menurut Irwansyah Lubis 2006:51, hak-hak wajib pajak iputi: a Hak mengajukan keberatan. b Hak mengajukan banding. c Hak untuk mengajukan permohonan pengembalian kelebih pembayaran pajak. Hak penundaan pem e Hak pembetulan Syrat Pemberitahuan SPT. f Hak mengangsur atau menunda pembayaran pajak. g Hak administrasi. 2 Kewajiban Wajib Pajak Menurut Erly Suandy 2005:127, kewajiban pajak yang diatur dalam Undang-u a Kewajiban untuk mendaftarkan diri. b Kewajiban untuk mengisi dan menyam PemberitahuanSPT. c Kewajiban untuk membayar atau menyetor pajak. d kewajiban un e Kewajiban mentaati pe 37 f 6 45, ajib Pajak Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau umnya omor Pokok Wajib an Nomor Pokok K N ban wajib pajak pada saat pemeriksaan, jika diperiksa rlihatkan atau meminjamkan pembukuan atau uangan atau tempat yang a khusus Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak. g kewajiban untuk membuat faktur pajak. Menurut Irwansyah Lubis 200 : W mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor kedudukan Wajib Pajak. Kewajiban wajib pajak pada um meliputi: a Mendaftarkan diri untuk mendapatkan N Pajak. b Melaporkan usaha untuk mendapatk Pengusaha ena Pajak PKP. c Kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan. d Kewajiban melaporkan Surat Pemberitahuan SPT. e Kewajiban melunasi pajak terutang. f Kewaji harus memberikan keterangan yang diperlukan dan mempe pencatatan, memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan termasuk memasuki ruangan-r dipandang perlu. g Kewajiban menunjukkan surat kuasa khusus kuas wajib pajak. 38 3 Hak Fiskus Menurut Erly Suandy 2005:128, hak-hak fiskus yang diatur dalam Undang-undang Perpajakan adalah sebagai berikut: a Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. b Menerbitkan Surat Tagihan Pajak. c Melakukan pemeriksaan dan penyegelan. urat Paksa dan melaksanakan penyitaan. Menurut Irwansyah Lubis 2006:48, hak-hak fiskus yang lam undang-undang adalah: a an. elan. urangkan sanksi administrasi. 4 g Perpajakan adalah ajib pajak. d Melakukan penyidikan. e Menerbitkan S telah diatur da Menerbitkan NPWP Pengukuhan PKP secara jabatan. b Menerbitkan ketetapan pajak SKP, STP, SPPT. c Menerbitkan Surat Paksa, dan melaksanakan penyita d Melakukan pemeriksaan dan penyeg e Melakukan penyidikan. f Menghapuskan dan meng Kewajiban Fiskus Menurut Erly Suandy 2005:129, kewajiban-kewajiban fiskus yang diatur dalam Undang-undan sebagai berikut: a Kewajiban untuk melakukan penyuluhan kepada w b Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. c Merahasiakan data wajib pajak. 39 Menurut Irwansyah Lubis 2006:53, kewajiban fiskus yang Pajak. b Berdasarkan penjelasan yang sudah dijelaskan mengenai hak dan kewajiba bahwa k annya sangat erat, untuk meningka

C. Kesada

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

4 112 92

Pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran terhadap kepatuhan wajib pajak dalam penyampaikan surat pemberitahuan (SPT): studi empiris pada kantor pelayanan pajak di Jakarta Selatan

1 8 151

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18

Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Sistem Perpajakan, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Blitar Tahun 2016.

0 1 18

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

0 3 14

PENGARUH KEBIJAKAN PERPAJAKAN, PERATURAN PERPAJAKAN, SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMERIKSAAN PAJAK, PERSEPSI WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP PERENCANAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI STUDY EMPIRIS : KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PATI

0 0 14