BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang Penelitian
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini
didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang
berkembang emerging market, pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain informasi luar perusahaan eksternal, serta informasi internal perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen.
Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa
return sahan
dan harga
saham bereaksi
terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan Sularso 2003
dan Pujiono 2002. Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar tanggal ex-dividend.
Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham di sekitar ex- dividend date secara empiris dirasa masih kurang, serta kurangnya bukti yang
mampu menjelaskan secara secara meyakinkan tentang efek dividen terhadap perubahan harga saham di sekitar ex-dividend date, menyebabkan timbulnya
motivasi untuk meneliti hal tersebut dikaitkan dengan situasi pasar modal Indonesia.
Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu 1
pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan 2 pendapatan berupa pembayaran deviden tunai dari perusahaan kepada para
pemegang saham. Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yaitu pada keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada
satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada tingkat lainnya. Kemungkinan
yang dapat
dilakukan adalah
bagaimana memaksimlakan
keutungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada tingkat tertentu.
Risiko terjadi Karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil actual. Risiko atas ketidak pastian yang
dihadapi oleh investor juga terjdi dalam kehidupan sehari-hari. Investor sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha untuk terjadinya kerugian dalam berinvestasi.
Pengetahuan akan terjadinya sesuatu dimasa datang hanyalah milik Allah semata, sedangkan investor sebagai manusia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang
kepastian dimasa depan. Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas
suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage rasio antara hutang terhadap ekuitas akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah
para pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. Campbell and
Beranek’s 1995 menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. Elton
and Gruber 1980 memberikan penjelasan awal mengenai fenomena exdividend date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak terhadap dividen dan
capital gain income untuk marginal long-term investor. Eades et al. 1994 menyatakan bahwa hasil awal studinya tidak secara jelas dapat diinterpretasikan
sebagai dukungan terhadap pengenaan pajak sebagai suatu variabel penjelas dalam mengobservasi ex-dividend date. Sedangkan Michaely and Murgia 1995
melakukan penelitian tentang perilaku dividen di Milan Stock Exchange MSX, dengan sampel yang diteliti adalah investor yang dibagi dalam dua kelompok
perdagangan saham dengan tarif pajak yang berbeda atas pendapatan dividen mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan
terhadap perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak. Namun demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab
penurunan harga saham pada exdividend date. Jagannathan and Frank 1998 secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek
dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains. Simultinitas kebijakan dividen
dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur
modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal Noronha et al. 1996, mengatakan bahwa
kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan,
dalam hal
tingkat pertumbuhan
growth dan
diversitas kepemilikan
blockholder. Pengujian secara empiris terhadap pengumuman dividen telah banyak
dilakukan dengan hasil yang tidak konsisten. Pettit 1972 dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, menemukan bahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepat
terhadap pengumuman peningkatan atau penurunan dividen. Namun, watts 1973 dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, Menemukan bahwa perubahan dividen
hanya sedikit membawa informasi tentang laba masadepan perusahaan. Dan tidak ditemukan abnormal return disekitar pengumuman dividen Healy dan palepu
1988 menguji
sampel 131
perusahaan yang
membayarkan dividen
pertamakalinya dan 172 perusahaan yang menghapus dividen pertamakalinya antara tahun 1969 dan 1980. hasil penelitian mereka menunjukan bahwa kabijakan
perusahaan untuk membayar atau menghapus dividen pertamakalinya ditafsirkan oleh pasar sebagai ramalan perusahaan mengenai peningkatan dan penurunan laba
masa depan. Sedangkan Kao dan Wu 1994 dalam Beni Suhendra Winarsono 2006,
mengembangkan model Marsh-Merton untuk menguji informasi dividen. Mereka menguji perusahaan dari COMPUSTAT tape periode 1965-1986. hasil penelitian
mereka juga menunjukan bahwa perubahan dividen memberikan sinyal tentang perubahan prospek laba perusahaan masa depan.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes 1978 dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, yang melakukan penelitian terhadap 285 perusahaan, selama
kurun waktu 1946-1972, menolak kandungan informasi dividen karena tidak
meberikan sinyal perubahan laba dimasa depan. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Aharony dan Swary 1980 menggunakan model ekspektasi naif
dan menggunakan 149 industri yang diseleksi dari new york stock exchange menunjukan pengumuman dividen secara kuartalan mempunyai kandungan
informasi di pasar efisiensi setengah kuat. Michaely dan vila 1995 melakukan pengujian terhadap heterogenitas
investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex dividen. Penemuan yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu
ex-dividen, heterogenitas dan volume perdagangan juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Penelitian ini memberikan petunjuk bahwa masih adanya
informasi content dati kebijakan dividen yang dibuat dari perusahaan. Susanto 2005 melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen
dan pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada waktu ex- dividen day. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan harga saham. Sedangkan menurut subekti 2001 hasil penelitiannya menunjukan bahawa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitiannya French dan Moon 1999:17, yang menghitung return saham
pada saat ex-dividend date, menemukan adanya kenaikan variansi yang signifikan pada ex-dividend date. Menurut Campbell dan Beranek 1995:426 pembagian
dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa 1995 juga menyimpulkan bahwa harga
saham jatuh pada waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volume penjualan
saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Dalam penjelasannya Sularso 2003 menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor pada
umumnya memprediksikan, bahwa pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah
kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli long
position. Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan
sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai
mendekati nilai saat dividen diumumkan Gitman 2000:542. Lebih lanjut, menurut Miller dan Modigliani, harga saham common stock suatu perusahaan
akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date. Sedangkan, Boyd dan Jagannathan 1994 mengungkapkan tentang adanya
hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi transaction costs
yang mempengaruhi penetapan harga saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bhardwaj dan Brooks 1999 yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek
terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan
suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Didasarkan atas penelitian
Campbell dan Beranek 1995, Michaely dan Vila 1995, Sularso 2003, Pujiono
2002, dan Gitman 2000, serta dengan mempertimbangkan argumentasi dari Boyd dan Jagannathan 1994 dan Bhardwaj dan Brooks 1999, maka dapat
dihipotesiskan, bahwa pertama, akan terjadi perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum ex-dividend date dengan harga saham setelah ex-dividend
date di Bursa Efek Jakarta. Kedua, dihipotesiskan, bahwa selisih perbedaan harga saham tersebut akan sebanding dengan nilai deviden per lembar saham yang
dibagikan. Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan
kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik perlembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya.
Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan
formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan
jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun
terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen. Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa
direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena
dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para
pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi
sebelumnya. Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan
memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap semesteran.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbeda- beda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh
perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa
tertarik untuk
melakukan penelitian
dengan menguji
dampak pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga
saham return sebelum dan sesudah Ex-Dividend Date.
B. Perumusan Masalah