Dampak pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga saham (abnormal return) sebelum dan sesudah ex-dividend date

(1)

DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DAN

DIVIDEN MENURUN TERHADAP PERUBAHAN HARGA

SAHAM (ABNORMAL RETURN)

SEBELUM DAN SESUDAH

EX–DIVIDEND DATE

Oleh: FAHMI FAUZI

105081002422

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

D

DAAFFTTAARRRIRIWWAAYYAATTHIHIDDUUPP I

IDDEENNTTIITTAASSPRPRIIBBAADDII

Nama : Fahmi Fauzi

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Mei 1987

Usia : 21 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia Status Perkawinan : Belum Menikah

Tinggi Badan : 158 cm

Berat Badan : 50 kg

Alamat : Jl. KH Mustopa RT 01/RW 04 No.11 Poris Jaya

Kec. Batuceper Tangerang 15122

Telp : (021) 70602235

HP : 02191223458

P

PEENNDDIIDDIIKKAANNFFOORRMMAALL

 2005 – 2009 : Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

 2002 – 2005 : MAN Cipondoh.

 1999 – 2002 : MTsN 1 Tangerang.

 1993 – 1999 : SDN Poris Gaga 6

PENGALAMAN ORGANISASI

 Sebagai sekertaris Komite Poris Tanggap Flu Buurung (PORTAF)

 Sebagai anggota kepengurusan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM) di kelurahan Poris Jaya. Kec. Batuceper. Tangerang

 Sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Qori-Qori’ah Mahasiswa (HIQMA).


(3)

ABSTRACT

In this research, that have title “the effect of dividend announcement increase and decrease to the price alteration share( abnormal return) before and after ex-dividend date with methods in these research is even study that observe the price of share movements ( abnormal return) in the modal market, with main problem is there are differences to the investor reaction with abnormal return before and after ex-divined date, at the dividend announcement increase and decrease that doing by company, that list on Indonesia effect stock exchange in 2006-2007.

The sample in this research is the company who announce dividend payment, approximately for three years. From all of company listed in the Indonesia effect stock exchange in 2006-2007, there are 22 companies in with 32 ex dividend that selected as sample of announcement of dividend mount and 18 companies with date of it’s his counted 22 Ex-Dividend date. Chosen as natural sample of announcement of downhill dividend the model in this test hypothesis in this research is using statistic test “One Sample t test” end “ Paired Sampel t test”

From he result of observe to the company that have dividend announcement exchange level is increase, its statistic results is showing that there is no information and differences of abnormal return that signify to the announcement dividend, although they have dividend exchange level increase from year to year, and from the company that have dividend exchange level decrease show that there is not information and differences of significant abnormal return.

From the result of observation, that have conclusion that dividend announcement increase and decrease is not really have height effect to the IHSG, its caused by all the investors or the people who have stock is not see to the dividend announcement, or may be they are more see to the capital gain than dividend


(4)

ABSTRAK

Dalam penelitian yang berjudul “Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Pengumuman Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan SudahEx-Dividend Date” dan penelitian ini adalah event study yang mengamati pergerakan harga saham (Abnormal

Return) dipasar modal dengan pokok permasalahannya adalah apakah terdapat

kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah

Ex-dividend date, pada pengumuan dividen meningkat dan menurun yang dilakukan

oleh perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007.

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen paling tidak tiga tahun berturut-turut. Dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007, terdapat 22 perusahaan dengan jumlah Ex-Dividennya sebanyak 32 yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman dividen meningkat dan 17 perusahaan dengan tanggal

Ex-Dividennya sebanyak 22. yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman

dividen menurun, Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan StatistikUji One Sample t-testdanpaired sampel t test..

Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknya menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaanAbnormal Return yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun mereka memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaanAbnormal Returnyang signifikan.

Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata pengumuman dividen meningkat dan menurun tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih melihatcapital gaindibandingkan dividen.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu terpanjat khadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan kasih sayang dari-nyalah kita semua masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat pula menuntaskan skripsi pada tepat pada waktunya, tak lupa pula shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Selanjutnya Skripsi ini disusun melalui proses yang panjang dan melelahkan dengan menguras seluruh potensi yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materi maupun non materi, namun hal itu semua telah memberikan sebuah pandangan bagi penulis tentang arti dari sebuah perjuangan untuk menuju kearah kesuksesan dan penulis berharap perjuangan yang telah dilakukan ini bermakna baik bagi penulis maupun bagi setiap orang yang mampu menghargai pengorbanan dan perjuangan orang lain.

Dan Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung atau yang memberikan motivasi serta pengorbanan baik materi maupun non materi yang tak akan pernah terbalaskan.

2. Bpk. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS sebagai DEKAN, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Prof, Dr, Ahmad Rodoni, sebagai PUDEK, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu. Dr. Pudji Astuty, sebagai dosen pembimbing Skripsi pertama.

5. Bpk. Indoyama Nasarudin, S.E, M.Si sebagai ketua jurusan Manajemen dan dosen pembimbing Skripsi kedua.


(6)

6. Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam Administrasi.

7. Teman-teman seperjuangan dikelas manajemen yang selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Semua yang disusun penulis memang telah menguras seluruh potensi yang dimiliki, namun walaupun demikian tetap saja skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak akan penulis terima dan akan menjadi bahan rujukan bagi kesempurnaan penelititan selanjutnya.

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBER PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSRACT………....i

ABSTRAK………...ii

KATA PENGANTAR………iii

DAFTAR ISI………...v

DAFTAR TABEL………...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...………...…….1

B. Perumusan Masalah…...………..……….………...8

C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian……….………...9

1. Tujuan Penelitian………..9

2. Manfa’at Penelitian………..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal ...11

B. Pasar Modal Efisien………..…12

C. Saham ...15


(8)

2. Saham Preferen (Preffered Stocks) ...16

3. Nilai Saham………17

D. Dividen ...19

1. prosedur pembagian dividen………...19

2. macam-macam dividen ……….…20

E. Kebijakan Dividen ...22

1. Teori Kebijakan Dividen………23

2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen………..… 24

3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurun Kesejahteraan Pemegang Saham………...………26

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ...28

5. Kebijakan Pemberian Dividen ...37

F. Studi Peristiwa (Event Study)...39

G. Telaah Penelitian Terdahulu………...…41

H. Kerangka pemikiran………..…43

I. Hipotesis………...…...44

.BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……..……….……...……....45

B. Metode Penentuan Sampel…..……….………...46

C. Metode Pengumumpulan Data……….46

D. Metode Analisis Data………..…….47


(9)

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian………….………….52

1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )………52

2. Pelaku Pasar Modal Indonesia ……… ….55

3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)………..57

B. Penemuan dan Pembahasan……….58

1. Pembahasan Pengumuman Dividen Meningkat………...58

a. Daftar tanggal pengumuman dividen meningkat………… …58

b. Pengujian statistic DeskriptifRata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat………...…….59

c. Pengujian Statistik (One Sampel t test)Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat……….63

d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test)Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat……….……69

2. Pembahasan Pengumuman Dividen Menurun……….83

a. Daftar tanggal pengumuman dividen menurun………83

b. Pengujian Statistik DeskriptifRata-rata Abnorma Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun………...……...……….84

c. Pengujian Statistik (One Sampel t test)Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun……….……...87


(10)

pada saat pengumuman dividen menurun……….……...93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan….………...107

2. Saran…...………..108

DAFTAR PUSTAKA………..………...109


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Hal

Tabel 4.1 Nama-nama perusahaan pada pengumuman

Dividen meningkat………..………..58

Tabel 4.2 Hasil uji Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rataAbnormal Returnuntuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat……….…..60

Tabel 4.3 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Returnpada saat pengumuman dividen meningkat……..64

Table 4.4 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-7………..69

Table 4.5 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-6………..70

Table 4.6 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-5………..71

Table 4.7 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-4………..72

Table 4.8 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-3………..73

Table 4.9 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-2………..74

Table 4.10 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-1………..75

Table 4.11 Uji bedaAbnormal Returnperiode t0………...76

Table 4.12 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+1…...77

Table 4.13 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+2…...78

Table 4.14 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+3…...79

Table 4.15 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+4…...80


(12)

Table 4.17 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+6 dengan periode t+7………81

Tabel 4.18 Nama-nama perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun………..……….83

Tabel 4.19 Uji Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rataAbnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun ……….……….84

Tabel 4.20 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Returnpada saat pengumuman Dividen menurun………..……….88

Table 4.21 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-7…..………93

Table 4.22 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-6………..94

Table 4.23 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-5………..95

Table 4.24 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-4………..96

Table 4.25 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-3………..97

Table 4.26 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-2………..98

Table 4.27 Uji bedaAbnormal Returnperiode t-1………..99

Table 4.28 Uji bedaAbnormal Returnperiode t0…...100

Table 4.29 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+1………...101

Table 4.30 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+2………...102

Table 4.31 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+3………...103

Table 4.32 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+4………...103

Table 4.33 Uji bedaAbnormal Returnperiode t+5………...104


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. latar Belakang Penelitian

Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat

direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini

didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat

mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang

berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal

Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal

perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen.

Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat

mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa return sahan dan harga saham bereaksi terhadap

pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003

dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar

tanggalex-dividend.

Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham di sekitar e

x-dividend date secara empiris dirasa masih kurang, serta kurangnya bukti yang

mampu menjelaskan secara secara meyakinkan tentang efek dividen terhadap


(14)

motivasi untuk meneliti hal tersebut dikaitkan dengan situasi pasar modal

Indonesia.

Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada

saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1)

pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2)

pendapatan berupa pembayaran deviden tunai dari perusahaan kepada para

pemegang saham. Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yaitu

pada keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada

satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada tingkat lainnya.

Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimlakan

keutungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada

tingkat tertentu.

Risiko terjadi Karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang

diharapkan dengan tingkat imbal hasil actual. Risiko atas ketidak pastian yang

dihadapi oleh investor juga terjdi dalam kehidupan sehari-hari. Investor sebagai

manusia biasa hanya bisa berusaha untuk terjadinya kerugian dalam berinvestasi.

Pengetahuan akan terjadinya sesuatu dimasa datang hanyalah milik Allah semata,

sedangkan investor sebagai manusia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang

kepastian dimasa depan.

Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas

suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio

antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah


(15)

Beranek’s 1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang

saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktuex-dividend date.(Elton

and Gruber 1980) memberikan penjelasan awal mengenai fenomena exdividend

date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak terhadap dividen dan

capital gain income untuk marginal long-term investor. (Eades et al. 1994)

menyatakan bahwa hasil awal studinya tidak secara jelas dapat diinterpretasikan

sebagai dukungan terhadap pengenaan pajak sebagai suatu variabel penjelas

dalam mengobservasi ex-dividend date. Sedangkan (Michaely and Murgia 1995)

melakukan penelitian tentang perilaku dividen di Milan Stock Exchange (MSX),

dengan sampel yang diteliti adalah investor yang dibagi dalam dua kelompok

perdagangan saham dengan tarif pajak yang berbeda atas pendapatan dividen

mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan

terhadap perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak.

Namun demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab

penurunan harga saham padaexdividend date.

Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek

dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan

pajak yang berbeda pada dividen dancapital gains.Simultinitas kebijakan dividen

dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik

perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur

modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas

kebijakan dividen dan struktur modal (Noronha et al. 1996), mengatakan bahwa


(16)

dalam hal tingkat pertumbuhan (growth) dan diversitas kepemilikan

(blockholder).

Pengujian secara empiris terhadap pengumuman dividen telah banyak

dilakukan dengan hasil yang tidak konsisten. Pettit (1972) dalam Beni Suhendra

Winarsono 2006, menemukan bahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepat

terhadap pengumuman peningkatan atau penurunan dividen. Namun, watts (1973)

dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, Menemukan bahwa perubahan dividen

hanya sedikit membawa informasi tentang laba masadepan perusahaan. Dan tidak

ditemukan abnormal return disekitar pengumuman dividen (Healy dan palepu

1988) menguji sampel 131 perusahaan yang membayarkan dividen

pertamakalinya dan 172 perusahaan yang menghapus dividen pertamakalinya

antara tahun 1969 dan 1980. hasil penelitian mereka menunjukan bahwa kabijakan

perusahaan untuk membayar atau menghapus dividen pertamakalinya ditafsirkan

oleh pasar sebagai ramalan perusahaan mengenai peningkatan dan penurunan laba

masa depan.

Sedangkan Kao dan Wu (1994) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006,

mengembangkan model Marsh-Merton untuk menguji informasi dividen. Mereka

menguji perusahaan dari COMPUSTAT tape periode 1965-1986. hasil penelitian

mereka juga menunjukan bahwa perubahan dividen memberikan sinyal tentang

perubahan prospek laba perusahaan masa depan.

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes (1978) dalam Beni Suhendra

Winarsono 2006, yang melakukan penelitian terhadap 285 perusahaan, selama


(17)

meberikan sinyal perubahan laba dimasa depan. Di lain pihak, penelitian yang

dilakukan oleh Aharony dan Swary (1980) menggunakan model ekspektasi naif

dan menggunakan 149 industri yang diseleksi dari new york stock exchange

menunjukan pengumuman dividen secara kuartalan mempunyai kandungan

informasi di pasar efisiensi setengah kuat.

Michaely dan vila (1995) melakukan pengujian terhadap heterogenitas

investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex dividen. Penemuan yang

diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu

ex-dividen, heterogenitas dan volume perdagangan juga mengalami penurunan

yang cukup drastis pula. Penelitian ini memberikan petunjuk bahwa masih adanya

informasi content dati kebijakan dividen yang dibuat dari perusahaan.

Susanto (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen

dan pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada waktu

ex-dividen day. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh

yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan harga saham. Sedangkan

menurut subekti (2001) hasil penelitiannya menunjukan bahawa pertumbuhan

perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penelitiannya French dan Moon (1999:17), yang menghitung return saham

pada saatex-dividend date, menemukan adanya kenaikan variansi yang signifikan

pada ex-dividend date. Menurut Campbell dan Beranek (1995:426) pembagian

dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend

date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga


(18)

saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Dalam penjelasannya

Sularso (2003) menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor pada

umumnya memprediksikan, bahwa pembagian dividen akan berdampak pada

harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah

kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat

keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long

position).

Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan

sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut

akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai

mendekati nilai saat dividen diumumkan (Gitman 2000:542). Lebih lanjut,

menurut Miller dan Modigliani, harga saham (common stock) suatu perusahaan

akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date.

Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya

hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend

yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs)

yang mempengaruhi penetapan harga saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh

Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek

terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada

waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan

suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh

kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Didasarkan atas penelitian


(19)

(2002), dan Gitman (2000), serta dengan mempertimbangkan argumentasi dari

Boyd dan Jagannathan (1994) dan Bhardwaj dan Brooks (1999), maka dapat

dihipotesiskan, bahwa pertama, akan terjadi perbedaan yang signifikan antara

harga saham sebelum ex-dividend date dengan harga saham setelah ex-dividend

date di Bursa Efek Jakarta. Kedua, dihipotesiskan, bahwa selisih perbedaan harga

saham tersebut akan sebanding dengan nilai deviden per lembar saham yang

dibagikan.

Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan

kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik

perlembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan

kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan

banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya.

Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar

dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan

formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa

perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan

jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan

direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun

terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen.

Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa

direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran

dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena


(20)

pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara

dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi

sebelumnya. Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan

pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan

memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap

semesteran.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang

berbeda-beda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh

perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis

merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menguji dampak

pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga

saham (return) sebelum dan sesudahEx-Dividend Date.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat kandungan informasi sebelum dan sesudah ex-dividend

datepada pengumuman dividen meningkat dan menurun ?

2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah


(21)

C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian

1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui kandungan informasi sebelum dan sesudah

ex-dividend datepada dividen meningkat dan menurun.

2) Mengetahui perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah

ex-dividend datepada pengumuman dividen meningkat dan menurun.

2. Manfa’at penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka

penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfa’at sebagai berikut:

1) Bagi penulis

Merupakan informasi serta wawasan yang luas mengenai pasar

modal di Indonesia terutama masalah perbedaan harga saham

(Abnormal Return) yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen

meningkat dan dividen menurun sebelum dan sesudah ex-dividend

date.

2) Bagi investor

Sebagai bahan pertimbangan investasi yang dilakukan oleh

investor.

3) Bagi ilmu menejemen, khususnya menejemen keuangan :

Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi

ilmiah mengenai dividen,ex-dividend date.


(22)

Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami

Ex-deviden date terhadap perubahan harga saham (Abnormal Return).

5) Bagi PT. Bursa Efek Indonesia

Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal

Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument

keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam

bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,

public authorities, maupun perusahan swasta. (Husnan, 1998, 3).

Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari

pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan

semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka

pendek, baik negotiable ataupun tidak. Pasar modal berpengaruh dalam

menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dari suatu negara. Dalam

melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk

memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan

dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari

penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar

memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya

dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi

peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi

peningkatan kemakmuran. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan

lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal

diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa


(24)

Van Horne dan Wachowicz, (1997:528). Fungsi keuangan dilakukan

dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak borrowers dan para lenders

menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil

yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pasar modal sendiri terdiri dari pasar

primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga

yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada

perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan

dalam pasar sekunder terjadi jual beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama).

Transaksi–transaksi pada pasar sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi

investasi modal keuangan. Pasar sekunder juga dikenal sebagai bursa efek. Mulai

tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berganti

nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Sebelum bergabung menjadi satu, Bursa

efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ)

yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX).

Saham biasa mendominasi volume transakasi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah

BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).

Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.

B. Pasar Modal Efisien

Menurut suad husnan (1998:261) pasar modal yang efisien adalah pasar

yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang

relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin


(25)

untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal secara konsisten dengan

melakukan transaksi perdagangan diatas bursa efek.

Menurut jogiyanto (2003:370-373) pasar efisien ditinjau dari sudut

informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Tiga bentuk

efisiensi pasar secara informasi itu adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi pasar bentuk lemah.

Dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas

tercermin secarapenuh mengenai informasi masa lalu. Informasi masa lalu

ini merupakaninformasi yang sudah terjadi. Bentuk efisien pasar lemah ini

berkaitan degan teori langkah acak (random walk theory) yang

menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan degan nilai

sekarang. Jika pasar efisiensi bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu

tidak dapat digunakan untuk memperediksi harga sekarang. Ini berarti

untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah, investor tidak dapat

menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntugan yang

tidak normal.

2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong from).

Pasar dikatakan jika harga-harga sekuritas secara penuh

mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi

yang berada dilaporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi

yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut :

a. informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga


(26)

tersebut. Informasi yang diinformasikan ini merupakan informasi

dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini

umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di

perusahaan emiten. Contoh informasi pengumuman laba dan

pembagian dividen.

b. Informasi yang dipiblikasikan yang mempengaruhi harga-harga

sekuritas perusahaan sejumlah perusahaan. Informasi ini

dipublikasikandapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan

regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas yang

terkena regulasi tersebut.

c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga

sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.

Informasi ini berupa peraturan pemerintah dan regulator yang

berdampak kesemua perusahaan emiten.

3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong from).

Pasar dikatakan jika harga sekuritas seara penuh mencerminkan

semua informasi yang tersedia termasuk ivormasi yang privat. Jika pasar

efisiensi dalam bentuk ini, maka tidak ada individual atau grup dari

investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal


(27)

C. Saham

Iskandar Z.Alwi (2003:33) Saham (stocks) adalah surat tanda bukti

kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di

bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling

dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham

biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Perbedaan kedua

jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Saham Biasa (common stocks)

Iskandar Z.Alwi (2003:33) Pemegang saham ini adalah pemilik

perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi

perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai

beberapa hak yaitu:

1) Hak Kontrol

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan

direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk

mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang

saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam

pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau

tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

2) Hak menerima Pembagian Keuntungan

Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak

mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba


(28)

perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber

dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan

kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.

3) Hak Preemtive

Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan

persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan

tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar

saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase

kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi

prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham

baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

2. Saham Preferen (preffered stocks)

Iskandar Z.Alwi (2003:34) Saham preferen mempunyai gabungan antara

obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan

bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa

dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham

preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa,

saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas

pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham

preferen adalah sebagai berikut:

1) Preferen terhadap dividen

a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen


(29)

b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu

memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen

tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum

pemegang saham biasa menerima dividennya.

2) Preferen pada waktu likuidasi

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva

perusahaandibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada

saat terjadilikuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal

saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika

bersifat kumulatif.

3. Nilai Saham

Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara

pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin

(2006;68), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu:

1. Nilai Nominal (Nilai pari)

Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang

bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai

nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan

harus memiliki satu jenis nilai nominal.

2. Nilai Dasar

Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat


(30)

dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham,

antara lain:Right issue, Stock split, waran, dll.

3. Nilai Pasar

Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang

berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut

adalah harga penutupannya.

Sedangkan menurut Mustopo Ali Sasongko (2008) dalam jurnalnya yang

berjudul ”Analisa penilaian saham”, mengemukakan bahwa ada beberapa jenis

nilai saham, yaitu:

1. Nilai Nominal

Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum

2. Nilai Buku

Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan

3. Nilai Pasar

Merupakan harga saham di bursa efek

4. Nilai Intrinsik

Merupakan nilai sebenarnya dari saham

Dari pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai saham

terdiri dari beberapa jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, nilai buku, nilai pasar

dan nilai intrinsik. Nilai nominal saham tertera pada saham itu sendiri. Nilai dasar

saham adalah harga pertama kali saham diperjualbelikan di pasar perdana. Nilai


(31)

ketika penutupan pasar bursa. Sedangkan nilai intrinsik yaitu nilai sebenarnya dari

saham.

D. Dividen

Deviden merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang

didistribusikan kepada pemegang saham (Tjipto dan Hendi, 2001:9). Deviden

diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang

Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah

pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham

mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan,

sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi

pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit untuk

menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan

prosedur untuk mengatur pembayaran dividen.

1. Prosedur Dalam Pembagian Dividen

Menurut (Watson dan Bringham, 1993 : 212) terdapat empat Prosedur

dalam pembagian dividen yaitu:

1. Tanggal pengumuman (declaration date)

Adalah tanggal pada saat dimana direksi perusahaan mengumumkan

rencana pembayaran dividen.

2. Tanggal pencatatan pemegang saham(holder of record date)

Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham


(32)

3. Tanggal ex-dividen(ex-dividen date)

Adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan

dilepaskan dari sahamnya, biasanya jangka waktunya empat hari kerja

sebelum pencatatan pemegang saham.

4. Tanggal pembayaran dividen(payment date)

Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek

dividenatau membayarkan dividen.

2. Macam-macam deviden

Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:129), deviden dilihat dari

alat pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Deviden tunai (Cash Devidend)

Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk

uang tunai. Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai

adalahuntuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang juga merupakan

return kepada para pemegang saham. Deviden tunai merupakan bentuk

pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor. Untuk

membayarkan deviden dalam bentuk tunai di perlukan likuiditas.

2. Deviden saham (Stock Devidend)

Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk

saham, dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan

meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan


(33)

memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak

memungkinkan membagikan deviden dalam bentuk tunai.

3. Sertifikat deviden (Script Devidend)

Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan

sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam

bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan deviden dalam

bentuk tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami

kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan

sertifikat.

Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:131), berdasarkan atas

hubungan dengan tahun buku, deviden dapat dibagi atas dua jenis yaitu :

a. Deviden Interim

Merupakan deviden yang dibayarkan oleh perseroan antara

satutahun buku dengan tahun buku berikutnya. Deviden interim ini dapat

dibayarkan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan salah satunya yaitu

untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa.

b. Deviden Final

Deviden final merupakan deviden hasil pertimbangan setelah

penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan pada tahun buku

berikutnya. Deviden final ini juga memperhitungkan dan

mempertimbangkan hubungannya dengan deviden interim yang telah


(34)

E. Kebijakan Dividen

Sutrisno (2003:303), Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh

manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama

satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian

lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan

untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi

jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern

yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila

perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar

sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan

untuk mengembangkan perusahaan.

Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang

saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan

secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan

kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi

oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan

meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen

yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat

dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba

ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk

membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan

memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada


(35)

kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh

karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham

menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil

kebijakan dividen yang optimal.

Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba

yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan

semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.

Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama

dalam kebijakan dividen.

1. Teori Kebijakan Dividen

Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham. Teori dari Kebijakan dividen ini akan

mempengaruhi harga saham.

Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori

yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga

saham. Ketiga teori tersebut adalah:

a. Teori Residu Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila

perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali

daripada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen di mana

re-investasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain


(36)

b. Teori Irrelevansi Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan

dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

dari asset perusahaan.

c. Teori Relevansi Dividen

Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari

risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yang lebih

kecil dari pada dividen yang diterima di masa yang akan datang.

2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen

Dalam kondisi pasar modal yang efisien, informasi-informasi yang

berkaitan dengan perusahaan penerbit saham (emiten) akan direspon oleh investor

apabila informasi tersebut memiliki muatan informasi (information contents).

Akan tetapi, investor tidak akan merespon seluruh informasi tersebut. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi muatan informasi dari sebuah pengumuman

(Foster, 1986) dalam Endang Raino Wirjono:2003. yaitu:

1. Ekspektasi pasar modal terhadap muatan informasi dan waktu

pengumuman; factor ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi akan

menimbulkan respon yang lebih besar di pasar saham.

2. Implikasi pengumuman terhadap distribusi return sekuritas akan

datang. Semakin besar arus kas ekspektasian akan datang maka harga

pasar akan lebih terpengaruh.

3. Kredibilitas sumber informasi; sumber informasi yang memberikan


(37)

Semakin kredibel (layak dipercaya) sumber informasi, respon dari

investor akan semakin tinggi.

4. Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), pengumuman dividen

merupakan mekanisme yang dipilih manajer untuk menyampaikan

pandangannya mengenai laba atau arus kas akan datang kepada

investor. Penggunaan dividen sebagai sinyal memerlukan cost yang

tinggi sehingga hanya perusahaan yang berkulaitas yang mampu

menanggungnya. Dividen sering digunakan oleh manajer sebagai

isyarat untuk menunjukkan kemampuan perusahaan. Ada dua asumsi

pokok dalamdividend signaling theory:

1. Keengganan manajemen perusahaan untuk mengubah kebijakan

dividen karenainvestor menganggap kebijakan dividen sebagai

isyarat mengenai kemampuanperusahaan.

2. Ada perbedaan informasi antara manajer dengan investor,

perbedaan ini terjadi karena manajer lebih banyak informasi

mengenai perusahaan dibandingkan investor. Kondisi ini

menimbulkan kesenjangan informasi (asymetry information) antara

manajer dengan investor.

Pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba pada saat ini

dan masa akan datang. Apabila pengumuman dividen meningkat (menurun)

berarti manajer memiliki keyakinan bahwa laba akan mengalami peningkatan


(38)

menggunakan informasi pengumuman dividen untuk mengeliminasi kesenjangan

informasi dan memprediksi laba yang akan datang.

Manajer akan bertindak hati-hati dalam memberikan sinyal. Manajer harus

benar-benar yakin mengenai prospek perusahaan yang akan datang sebelum

menaikkan pembayaran dividen. Manajer juga tidak akan gegabah memotong

dividen sebab pasar akan bereaksi lebih kuat terhadap kabar buruk. Ross (1977),

dalam Endang Raino Wirjono:2003. menyatakan ada empat syarat penting yang

perlu diperhatikan dalam optimalisasi kebijakan dividen sebagai isyarat, yaitu:

1. Manajemen harus selalu memiliki dorongan untuk mengirimkan

isyarat secara jujur, meskipun beritanya buruk.

2. Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses (berprospek) tidak mudah

ditiru oleh pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses (tidak

berprospek).

3. Isyarat harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian

yang diamati.

4. Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk

mengirimkan isyarat yang sama.

3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurunkan Kesejahteraan Pemegang

Saham.

1. Dividen dapat meningkatkan kesejehteraan pemegang saham

Teori yang di kemukankan oleh Gordon (1959) dan litnert (1956)

dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, ini bisa disebut dengan teori


(39)

lebih baik dari pada capital gain, karena investor memandang satu burung

di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara sehingga

perusahaan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi.

2. Dividen dapat menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham

Teori ini di kemukakan oleh litzenberger dan ramaswamy (1979)

dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, pandangan ini menyatakan bahwa

investor lebih menyukai retained earnings dibandingkan degan dividen, hal

ini disebabkan karena pertimbangan pajak yang dikenakan terhadap capital

gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan membagikan

dividen yang rendah jika ingin memaksimalkan nilai sahamnya. Para

investor lebih menyukai pembagian dividen yang lebih rendah

dibandingkan yang tinggi karena pajak dari capital gain maksimum pada

rate 20% sedangkan pajak dari pendapatan dividen pada rate di atas

39,6%. Oleh karena itu, kesejahteraan investor ( yang memiliki sebagian

besar saham dan menerima sebagian besar dividen ) terletak pada

kesenagan mereka untuk menguasai perusahaan dan menanamkan kembali

earning mereka dalam bisnis. Pertmbuhan earnings akan mengarah pada

harga saham yang lebih tinggi, dan pajak capital gain akan digantikan oleh

pajak dividen yang lebih tinggi. Selain itu, pajak tidak dibayar sampai

gains saham terjual. Karena efek nilai waktu, pajak yang dibayar pada

masa yang akan datang mempunyai effective cost yang lebih rendah

daripada pajak yang dibayarkan saat ini, jika saham dimiliki seseorang


(40)

ditanggung. Karena keuntungan pajak ini, investor lebih suka menguasai

sebagian besar earnings mereka di perusahaan sehingga investor bersedia

membayar lebih banyak untuk perusahaan yang low-payout dibandingkan

untuk perusahaan yang high-payout.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Sutrisno (2003:304), Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada

pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan

sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka

panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen

akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain:

1. Posisi solvabilitas perusahaan

Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya

kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal

ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk

memperbaiki struktur modalnya.

2. Posisi likuiditas perusahaan

Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh

karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa

menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan

tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang

baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba


(41)

mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih

besar.

3. Kebutuhan untuk melunasi hutang

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa

hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini

harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar

hutang-hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang-hutang yang harus

dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan

mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang

saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang

harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari

hutang baru atau me roll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana

intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan

memperkecil dividend payout ratio.

4. Rencana perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya

pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang

dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga

semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar

kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan

dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah

modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa


(42)

Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan

semakin kecil dividend payout rationya.

5. Kesempatan investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi

besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi

semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan

untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan

investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar

dividen.

6. Stabilitas pendapatan.

Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan

dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan

perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang

pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk

berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus

menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.

7. Pengawasan terhadap Rencana perluasan

Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap

perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri,

kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi

kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila

dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan


(43)

ditangannya. Sedangkan pendapat lain, faktor-faktor yang dianalisis

perusahaan dalam memutuskan kebijakan dividen: (Van Horne,

Wachowich, 1999:117), Adalah sebagai berikut:

1. Peraturan-peraturan hukum

Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk

menetapkan batasan- batasan hukum dimana kebijakan dividen

perusahaan dapat digunakan.

 Peraturan penurunan modal. Negara melarang pembagian dividen jika mengakibatkan penurunan modal. Tujuan hukum

penurunan modal adalah untuk melindungi kreditor perusahaan,

dan hukum ini dapat memiliki beberapa pengaruh jika

perusahaan relatif baru. Pada perusahaan yang sudah

berkembang yang telah menghasilkan keuntungan dan

memiliki laba ditahan, kerugian yang biasanya dialami sebelum

pembatasan memberikan pengaruh terhadap pembayaran

dividen yang dibatasi. Pada saat ini kreditur hanya dapat

menerima sedikit perlindungan.

 Peraturan ketidaksolvabilitasan. Negara melarang pembayaran dividen kas jika perusahaan tidak sanggup membayar hutang.

Ketidaksolvabilitasan dapat diartikan secara hukum maupun

teknik. Secara hukum berarti nilai kewajiban yang dicatat

melebihi nilai aktiva yang dicatat, sedangkan secara teknis


(44)

pada saat jatuh tempo. Karena kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajibannya bergantung pada likuiditas daripada

modal perusahaan, maka pembatasan ketidaksolvabilitasan

merupakan bentuk perlindungan yang baik bagi kreditur. Jika

kas terbatas, perusahaan dilarang untuk melakukan sesuatu

yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham tapi

merugikan kreditur.

 Peraturan laba ditahan yang tidak semestinya. Dinas perpajakan melarang penahanan laba lebih dari semestinya. Diartikan

sebagai penahanan kelebihan kebutuhan investasi perusahaan

saat ini di masa depan dalam jumlah yang besar. Tujuan

peraturan ini adalah untuk mencegah perusahan menahan

labanya dengan tujuan mengurangi pajak.

2. Kebutuhan pendanaan perusahaan

Saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan dividen telah

ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran kebutuhan

pandanaan perusahaan. Perlu dipersiapkan anggaran kas, proyeksi

laporan sumber dan penggunaan dana, proyeksi laporan arus kas.

Tujuan utamanya adalah menentukan arus kas dan posisi kas

perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya perubahan

kebijakan dividen. Disamping memperkirakan hasil yang mungkin

diterima, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko bisnis


(45)

mungkin Perusahaan perlu mengetahui apakah masih ada dana

yang tersisih setelah penggunaan dana untuk kebutuhan

perusahaan, termasuk pendanaan proyek investasi yang diterima.

Dalam hal ini perusahaan harus melihat situasi beberapa tahun di

masa depan untuk mengatasi fluktuasi. Kemampuan perusahaan

untuk meyediakan dividen harus dianalisis relatif terhadap

probabilita arus kas dan saldo kas yang mungkin di masa depan.

Berdasarkan analisis ini perusahaan dapat menentukan besarnya

dana yang mungkin tersisa.

3. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama

dalam keputusan dividen. Karena dividen merupakan arus kas

keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan,

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Perusahaan yang berkembang dan menguntungkan mungkin tidak

likuid karena dana yang dimilikinya digunakan untukkeperluan

aktiva tetap dan modal kerja permanen. Manajemen perusahaan

biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas tertentu untuk

memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap

ketidakpastian. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen

perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk membayar

dividen dalam jumlah besar.


(46)

Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk

memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap

ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh

pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan

memiliki fleksibilitas keuangan relatif baik. Kemampuan

meminjam ini dapat berupa batas kredit atau perjanjian kredit

beruntun dari bank, atau kemampuan tidak resmi kelembagaan

keuangan untuk memperluas kredit. Selain itu, fleksibilitas

keuangan dapat berasal dari kemampuan perusahaan untuk

menembus pasar modal dengan menerbitkan obligasi. Semakin

besar dan semakin kuat perusahan, semakin besar fleksibilitas

keuangan dan semakin besar kemampuannya untuk membayar

dividen kas. Jika perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui

hutang, manajemen tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pengaruh

dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.

5. Batasan-batasan dalam perjanjian hutang

Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau

pinjaman seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran dividen.

Batasan ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga

kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Biasanya batasan

ini dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan

kumulatif perusahaan. Jika batasan ini harus diterapkan, maka akan


(47)

manajemen perusahaan menerima batasan dividen yang diberikan

pemberi pinjaman karena perusahaan tidak harus melakukan

pembenaran laba ditahan kepada pemegang saham. Manajemen

perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut sebagai alasan tidak

membayar dividen.

6. Pengendalian

Jika perusahaan membayar dividen dalam jumlah besar,

perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan

saham untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan.

Dalam situasi tersebut kepentingan pengendalian perusahaan

mungkin menipis jika pemegang saham yang memiliki kendali

tidak mau atau tidak dapat memesan tambahan saham. Para

pemegang saham ini lebih memilih pembayaran dividen yang

rendah dan pendanaan kebutuhan investasi melalui laba ditahan.

Kebijakan dividen ini mungkin tidak memaksimalkan kekayaan

keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan dividen tersebut

dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali.

Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yang sangat

berbeda, jika perusahaan ingin diakuisisi oleh perusahaan lain,

pembayaran dividen yang rendah merupakan keuntungan bagi

pihak luar yang ingin memiliki kendali atas perusahaan. Pihak luar

ini dapat meyakinkan pemegang saham bahwa perusahaan tidak


(48)

dapat melakukan hal yang lebih baik. Akibatnya, perusahaan dalam

ancaman akuisisi mungkin menetapkan pembayaran dividen yang

tinggi untuk menyenangkan pemegang saham.

Dalam menentukan pembayaran dividen, perusahaan akan

menganalisa sejumlah faktor yang dijelaskan diatas. Faktor-faktor

ini mempengaruhi batas hukum dan batasan lain dimana dividen

dapat dibayarkan. Jika perusahaan membayar dividen dari

kelebihan dana residualnya, ini berarti bahwa manajemen dan

dewan direksi yakin bahwa pembayaran dividen memiliki

pengaruh positif bagi kekayaan pemegang saham. Sangat

disayangkan sangat sedikit bukti empiris yang tersedia untuk

membuat generalisasi yang jelas. Kurangnya landasan perusahaan

untuk memperkirakan pengaruh jangka panjang kebijakan dividen

tertentu terhadap penilaian menyebabkan kebijakan dividen

merupakan keputusan kebijakan yang paling sulit.

Pertimbangan–pertimbangan pada bagian ini

memungkinkan perusahaan menentukan strategi dividen pasif yang

sesuai. Kebijakan dividen aktif melibatkan rasa percaya, karena

kebijakan ini menuntut sebagian dividen kumulatif yang pada

akhirnya dibayarkan diganti dengan pendanaan saham biasa.

Strategi ini bersifat tidak jelas namun satu hal yang paling sulit

dipercaya oleh kaum akademisi adalah adanya peningkatan


(49)

perusahaan percaya bahwa pembayaran dividen mempengaruhi

harga saham.

5. Kebijakan Pemberian Dividen

Berbagai macam kebijakan pemberian deviden menurut Riyanto

(2001:289) adalah sebagai berikut :

a. Kebijakan deviden yang stabil

Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan deviden yang

stabil, artinya jumlah deviden per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya

relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar

saham per tahunnya berfluktuasi. Deviden yang stabil ini dipertahankan

untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan

meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif

permanen, barulah besarnya deviden per lembar dinaikkan. Dan deviden

yang dinaikan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang.

Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan deviden yang

stabil adalah kebijakan deviden yang stabil dijalankan oleh suatu

perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa

perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masamasa

mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan

tersebut tidak mengurangi deviden yang dibayarkan, maka kepercayaan

pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau

devidennya dikurangi pembayarannya. Dengandemikian manajemen dapat


(50)

Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari

deviden. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya

pembagian deviden yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar

harga ekstra bagi saham yang akan memberikan deviden yang sudah dapat

dipastikan jumlahnya. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar

modalnya, bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial,

perusahaan-perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah

Kota Madya, dan lain-lain hanya diijinkan menanamkan dananya dalam

saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan

kebijakan deviden yang stabil. Biasanya dalam pasar modal ada daftar

resmi yang memuat nama-nama perusahaan yang menjalankan kebijakan

deviden yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan akan

membayar devidennya secara tetap dan tidak terganggu pembayarannya.

b. Kebijakan pembayaran deviden dengan penetapan jumlah minimal plus

jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal deviden per

lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik

maka perusahaan akan membayarkan deviden ekstra di atas jumlah

minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah

deviden yang minimal setiap tahunya meskipun keadaan keuangan

perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan


(51)

dengan deviden ekstra. Kalau keadaan keuangan memburuk lagi maka

yang dibayarkan hanya deviden yang minimal saja.

c. Kebijakan deviden dengan penetapandeviden payout ratioyang konstan

Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan deviden

payout ratio yang konstan misalnya 50 %. Ini berarti bahwa jumlah

deviden per lembar saham tiap tahunya yang di bayarkan akan

berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh

tiap tahunnya.

d. Kebijakan deviden yang fleksibel

Perusahaan menetapkan deviden payout ratio besarnya tiap

tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan financial dari

perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya

deviden yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya jika tingkat

keuntungan rendah maka besarnya deviden yang dibayarkanjuga rendah,

atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat

keuntungan.

F. Studi Peristiwa (Event Study)

Syahrir ika (2000:140) dalam Novy Zulvayanti 2005, studi peristiwa

(event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu

peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.

Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dan suatu


(52)

Pengujian kandungan informasi dimaksudakan untuk melihat reaksi dari

suatu pengumuaman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi

pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.

Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan atau

dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka

dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan

informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. (syahrir ika, 2000:

140). dalam Novy Zulvayanti (2005)

Sebaliknya yang tidak memberikan kandungan informasi tidak

memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar dibawah

ini:

Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak

menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi. Pengumuman

peristiwa

Ada abnormal return

Tidak ada abnormal return

Ada kandungan informasi &

Tidak ada


(53)

G. Telaah Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman deviden

terhadap perubahan harga saham pernah diteliti oleh :

Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan

yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang

memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa

tidak terdapat kandunga informasi pada perubahan dividen naik dan turun yang

bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase

of stock, stock dividen, warrant offering, right offering).

Lani Siaputra dan surja dalam penelitiannya yang bertujuan untuk

menganalisis pengaruhex-dividend dateterhadap perubahan harga saham, dengan

periode penelitian selama 30 hari yaitu 15 hari sebelum dan 15 sesudahex-dividen

date. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum dan

sesudahex-dividend date berbeda signifikan.

Buddi Wibowo dan Adler Manurung (2004) menguji 25 perusahaan yang

melakukan pengumuman dividen pada tahun 2003. Mereka mengungkapkan

bahwa pengumuman dividen berpengaruh terhadap abnormal return.

Beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di luar

negeri masih memberikan hasil yang beragam, seperti hasil penelitian yang

dilakukan Indah Patmawati(1999), Sri Mulyati(2003) dan Sudjoko (1999) dalam

Kurnia Basyori 2007. menyimpulkan bahwa pengumuman dividen mengandung

informasi. Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng


(54)

Penelitian yang dilakukan di luar negeri pun sama. Dalam Jogianto (2000)

bahwa hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976),

Ang(1975) dan Gonedes(1978) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung

informasi. Namun hasil lain mengungkapkan bahwa pengumuman dividen

mengandung informasi, seperti hasil Mande (1994), Eddy dan Seifert(1992)

Chang dan Chen(1991), Laub (1976) Woolridge (1982).

Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman

dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa

pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu

sehari setelah pengumuman.

Kartini, (2001), meneliti tentang reaksi pemegang saham terhadap

pengumuman perubahan pembayaran dividen. Dalam penelitian ini mengambil

sampel sebanyak 50 perusahaan. Terbagi menjadi 25 perusahaan mengalami

kenaikan dividen dan 25 mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bahwa

pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan dividen. Dan

pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman kenaikan pembayaran

dividen.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang

dilaksanakan oleh Kartini. Perbedaan dengan penelitian sebelumya adalah jumlah

sampel sebanyak 150 sampel, periode pengamatannya dimulai pada tahun 2002

-2005, dimana periode krisis di Indonesia, dan metode pengujiannya menggunakan


(55)

H. Kerangka Pemikiran

Bursa Efek Indonesia (BEI)

Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham

(Abnormal Return)Sebelum dan Sesudah

Ex –Dividend Datedi Bursa Efek Indonesia (BEI)

MenghitungAbnormal Return dan rata-rataAbnormal Return

Uji Deskriptif Statistik , Uji Statistik One Sample t test dan Paired Sampel t test

Uji hipotesis

H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan

perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia.

Ha = Terdapat kandungan informasi dan

perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia

H0diterima jika sig> 0,05 Haditerima jika sig< 0.05


(56)

I. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal

Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya

pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek

Indonesia.

Ha = Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return

sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya

pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Event Study, yang berjudul Dampak

Pengumuman Dividen Meningkat dan Menurun Terhadap Perubahan Harga

Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date. dengan tujuan

untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (Event). Mengacu

pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu

peristiwa (Event),dengan adanya informasi pengumuman dividen.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan – perusahaan

LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan menggunakan event

study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk

menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama periode

peristiwa dan dengan melakukan pengujian abnormal return terhadap dividen naik

dan dividen turun pada saatEx-Dividend Date.

Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa

Ex-Dividen Date7 hari sebelum kejadian dan 7 setelah kejadian dengan pengumuman


(58)

B. Metode Penentuan Sampel

Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggnukan Teknik

pengambilan dengan menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Jakarta (ICMD, JSX Monthly Statistic, Fact Book) dan sumber-sumber lain

yang mendukung penelitian ini. Data yang diperlukan meliputi:

1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ45 dari tahun 2005-2007, dan

mengeluarkan dividen, sehinggaEx-Dividend datebisa diketahui;

2. Dari perusahaan tersebut dipilih perusahaan yang jumlah dividennya

berbeda dari periode sebelumnya (meningkat dan menurun)

3. Nama perusahaan dan jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan

selama tahun amatan (dividen tiap lembar saham).

4. Tanggal pengumumanEx-Dividen Dateperusahaan pada tahun amatan.

5. Harga saham harian untuk tiap-tiap saham perusahaan yang dijadikan

sampel pada tahun amatan (Closing Price).

6. Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) pada tahun amatan.

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data

sekunder dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan penelitian lapangan pada bursa Efek Indonesia melalui pusat


(59)

2. Peneitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur

ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan

penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman dividen terhadap

kandungan informasi dan perubahan harga saham (Abnormal Return), dilakukan

pengujian dengan melihat reaksi pasar di periode pengamatan dengan menghitung

Abnormal Return.

Menghitung Abnormal Return setiap saham selama periode pengamatan

dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

RTNit= Rit– E (Rit)

dimana:

RTNit = Abnormal Returnsekuritas ke-i pada periode ke-t

Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa

ke-t

E(Rit) =Returnekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG)

a. MenghitungReturnSaham

Adalah tingkat pengembalian masing-masing saham berdasarkan

rumus: (Manurung 1997)

Rit= Pi,t– Pi,t-1


(60)

dimana:

Rit =Returnsesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada

peristiwa ke-t

Pit = harga saham ke-i pada periode ke-t

Pit-1 = harga saham ke-i pada periode ke t-1

b. MenghitungReturnpasar

Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang

terdaftar di Bursa.Returnpasar diwakili oleh IHSG.dan perhitungan untuk

returndiformulasikan sebagai berikut: (Manurung 1997)

E(Rit) = Rmt= IHSGt - IHSGt-1

IHSGt-1

dimana:

E(Rit) =Returnekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t.

(IHSG)

IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t

IHSGt-1= Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1

Dengan pengujian Statistik Santoso, (2001) Perhitungan untuk

pengujian t (t-tes) dengan menggunakan alat analisis (One Sampel t-test)

dan (Paired Sampel t test) SPSS Versi 15.atau dengan formula berikut:

t hitung = RRTNt


(61)

dimana :

RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t

KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode peristiwa

Untuk mencari rata-rata Abnormal Return (RRTNt) digunakan

formulasi berikut ini:

k

RRTNt=∑RTNi,t i=1

k

dimana :

RRTNt= Rata-rata abnormal return pada hari ke-t

RTNi,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t

K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa

Sedangkan perhitungan kesalahan standar estimasi (KSEt)

digunakan formula sebagaiberikut :

k

KSEt=√∑ (RTNi,t– RRTNt)2 1 i=1

(k – 1) √k

dimana

RRTNt= Abnormal return sekuritas i pada periode peristiwa ke-t

RTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t


(1)

Mean N Deviation Mean

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 1

t+1 .0015 22 .01644 .00350

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 2

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 3

t+3 .0026 22 .01898 .00405

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 4

t+4 .0013 22 .02866 .00611

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 5

t+5 .0055 22 .02818 .00601

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 6

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t0 -.0103 22 .02968 .00633

Pair 7

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t0 dgn t+1 22 -.076 .735

Pair 2 t0 dgn t+2 22 -.485 .022

Pair 3 t0 dgn t+3 22 -.266 .232

Pair 4 t0 dgn t+4 22 .384 .078

Pair 5 t0 dgn t+5 22 .076 .738

Pair 6 t0 dgn t+6 22 -.173 .442

Pair 7 t0 dgn t+7 22 -.161 .475

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t0 dgn t+1 -.0118 .03501 .00746 -.0273 .0037 -1.583 21 .128 Pair 2 t0 dgn t+2 -.0087 .05795 .01235 -.0344 .0170 -.703 21 .490 Pair 3 t0 dgn t+3 -.0129 .03925 .00837 -.0303 .0045 -1.537 21 .139 Pair 4 t0 dgn t+4 -.0116 .03240 .00691 -.0260 .0028 -1.678 21 .108 Pair 5 t0 dgn t+5 -.0158 .03935 .00839 -.0332 .0017 -1.880 21 .074 Pair 6 t0 dgn t+6 -.0149 .05626 .01199 -.0399 .0100 -1.243 21 .228 Pair 7 t0 dgn t+7 .0025 .05408 .01153 -.0215 .0264 .213 21 .833


(2)

Mean N Deviation Mean

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 1

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 2

t+3 .0026 22 .01898 .00405

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 3

t+4 .0013 22 .02866 .00611

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 4

t+5 .0055 22 .02818 .00601

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 5

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t+1 .0015 22 .01644 .00350

Pair 6

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t+1 dgn t+2 22 -.137 .544

Pair 2 t+1 dgn t+3 22 .118 .601

Pair 3 t+1 dgn t+4 22 .354 .106

Pair 4 t+1 dgn t+5 22 .087 .701

Pair 5 t+1 dgn t+6 22 .382 .079

Pair 6 t+1 dgn t+7 22 -.529 .011

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t+1 dgn t+2 .0031 .04288 .00914 -.0159 .0221 .343 21 .735

Pair 2 t+1 dgn t+3 -.0010 .02360 .00503 -.0115 .0094 -.208 21 .837

Pair 3 t+1 dgn t+4 .0002 .02753 .00587 -.0120 .0124 .039 21 .969

Pair 4 t+1 dgn t+5 -.0040 .03136 .00669 -.0179 .0100 -.591 21 .561 Pair 5 t+1 dgn t+6 -.0031 .03968 .00846 -.0207 .0145 -.365 21 .718 Pair 6 t+1 dgn t+7 .0143 .05131 .01094 -.0085 .0370 1.305 21 .206


(3)

Mean N Std. Deviation Mean

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

Pair 1

t+3 .0026 22 .01898 .00405

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

Pair 2

t+4 .0013 22 .02866 .00611

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

Pair 3

t+5 .0055 22 .02818 .00601

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

Pair 4

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t+2 -.0016 22 .03742 .00798

Pair 5

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t+2 dgn t+3 22 .323 .143

Pair 2 t+2 dgn t+4 22 -.348 .112

Pair 3 t+2 dgn t+5 22 .196 .382

Pair 4 t+2 dgn t+6 22 -.119 .598

Pair 5 t+2 dgn t+7 22 .242 .278

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t+2 dgn t+3 -.0042 .03608 .00769 -.0202 .0118 -.544 21 .592 Pair 2 t+2 dgn t+4 -.0029 .05449 .01162 -.0271 .0212 -.250 21 .805 Pair 3 t+2 dgn t+5 -.0071 .04220 .00900 -.0258 .0116 -.788 21 .439 Pair 4 t+2 dgn t+6 -.0062 .06022 .01284 -.0329 .0205 -.485 21 .633 Pair 5 t+2 dgn t+7 .0111 .04815 .01027 -.0102 .0325 1.085 21 .290


(4)

Mean N Deviation Mean

t+3 .0026 22 .01898 .00405

Pair 1

t+4 .0013 22 .02866 .00611

t+3 .0026 22 .01898 .00405

Pair 2

t+5 .0055 22 .02818 .00601

t+3 .0026 22 .01898 .00405

Pair 3

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t+3 .0026 22 .01898 .00405

Pair 4

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t+3 dgn t+4 22 .098 .665

Pair 2 t+3 dgn t+5 22 .393 .070

Pair 3 t+3 dgn t+6 22 -.114 .613

Pair 4 t+3 dgn t+7 22 .212 .344

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t+3 dgn t+4 .0013 .03279 .00699 -.0133 .0158 .182 21 .857 Pair 2 t+3 dgn t+5 -.0029 .02708 .00577 -.0149 .0091 -.504 21 .620 Pair 3 t+3 dgn t+6 -.0020 .04889 .01042 -.0237 .0196 -.196 21 .846 Pair 4 t+3 dgn t+7 .0153 .04109 .00876 -.0029 .0335 1.749 21 .095


(5)

Mean N Std. Deviation Mean

t+4 .0013 22 .02866 .00611

Pair 1

t+5 .0055 22 .02818 .00601

t+4 .0013 22 .02866 .00611

Pair 2

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t+4 .0013 22 .02866 .00611

Pair 3

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t+4 dgn t+5 22 .074 .742

Pair 2 t+4 dgn t+6 22 -.008 .973

Pair 3 t+4 dgn t+7 22 -.119 .599

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t+4 dgn t+5 -.0042 .03867 .00824 -.0213 .0130 -.507 21 .617 Pair 2 t+4 dgn t+6 -.0033 .05181 .01105 -.0263 .0197 -.300 21 .767

Pair 3 t+4 dgn t+7 .0140 .05247 .01119 -.0092 .0373 1.256 21 .223

Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

t+5 .0055 22 .02818 .00601

Pair 1

t+6 .0046 22 .04294 .00915

t+5 .0055 22 .02818 .00601

Pair 2


(6)

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 t+5 dgn t+6 .0009 .05951 .01269 -.0255 .0272 .068 21 .946

Pair 2 t+5 dgn t+7 .0182 .04806 .01025 -.0031 .0395 1.779 21 .090

Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dgn periode pengamatan t+7

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

t+6 .0046 22 .04294 .00915

Pair 1

t+7 -.0127 22 .04068 .00867

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 t+6dgn t+7 22 -.603 .003

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper