Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink Pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010

(1)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KONSUMSI TERHADAP SOFT DRINK PADA SISWA KELAS XI SMA SUTOMO 1

MEDAN TAHUN 2010

Oleh : Hardi 070100094

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KONSUMSI TERHADAP SOFT DRINK PADA SISWA KELAS XI SMA SUTOMO 1

MEDAN TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh : Hardi 070100094

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KONSUMSI TERHADAP SOFT DRINK PADA SISWA KELAS XI SMA SUTOMO 1 TAHUN 2010

Nama : HARDI

NIM : 070100094

Pembimbing Penguji I

(Nenni Dwi A. Lubis, SP.MSi) (dr. Lambok Siahaan, MKT) Penguji II

(dr. Juliandi Harahap, MA)

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP: 195402201980111001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penelitian ini dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010”, merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih kepada orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis sehingga penulis dapat belajar sampai ke jenjang universitas di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, serta memberikan dukungan baik secara moril dan material.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini antara lain:

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD. Sp. JP(K) selaku Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan yang telah memberikan persetujuan untuk pelaksanaan penelitian.

3. Nenni Dwi A. Lubis, SP., MSi selaku dosen pembimbing penulis atas kesabaran, waktu, dan masukan-masukan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

4. dr. Lambok Siahaan, MKT dan dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen penguji pada seminar proposal dan seminar hasil Karya Tulis Ilmiah ini atas pengarahan dan tambahan masukan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.


(5)

5. dr. Vita Camelia, Sp.KJ selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. dr. Dina Keumala Sari, MGizi, Sp.GK, selaku dosen pengajar bidang gizi yang telah memberikan persetujuan terhadap validitas konten kuesioner penelitian pada Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kepala Sekolah SMA Sutomo 1 yang telah memberikan izin penelitian.

8. Lidya Sari Djuanda, selaku mahasiswi senior yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah

9. Seluruh responden di SMA Sutomo 1 yang telah bersedia untuk melakukan pengisian kuesioner.

10.Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulih Ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala kritikan dan saran yang dapat menambah kualitas Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, bangsa dan negara Indonesia.

Medan, 19 November 2010

Hardi (NIM: 070100094)


(6)

ABSTRAK

Pendahuluan: Soft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ini.Konsumsi

soft drink dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dimana pengetahuan memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2010 dengan total responden 100 orang.

Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara randomisasi sederhana. Kuesioner hasil rancangan peneliti digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan terhadap soft drink dan konsumsi soft drink. SPSS 17 digunakan untuk melakukan analisis statistik. Analisis bivariat menggunakan uji hipotesis chi-square (x2).

Hasil: Dari 100 responden, didapati sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebesar 50,0% dan konsumsi rendah sebesar 76,0%. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink.

Diskusi: Responden yang paling banyak dijumpai pada responden dengan tingkat pengetahuan baik dan konsumsi rendah sebesar 39,0%. Pada pihak sekolah, perlu diajarkan pendidikan yang membahas mengenai soft drink. Pada siswa sekolah, perlu disarankan untuk membatasi konsumsi soft drink dan dibutuhkan peranan dari pihak keluarga dan sekolah untuk mendukung hal tersebut.


(7)

ABSTRACT

Introduction: Soft drink is carbonated drink with added seasoning and sweetening such as sugar. Consumption of soft drink have bad effect for health and adolescence like to consume this kind of drink. Consumption of soft drink can be affected by factor of knowledge where knowledge have affection to development of behavior. This study aim to determine whether there is association between degree of knowledge with consumption about soft drink of student class XI SMA Sutomo 1 Medan year 2010. This study carried out at August until November 2010 with total of respondent is 100 person.

Methods: This study is analytic study with cross-sectional design. Sample of study was conducted by simple random sampling. Questionnaire programmed by researcher used to assess degree of knowledge about soft drink and consumption of soft drink. SPSS 17 was used to do the statistical analysis. Chi-square (x2) hypothesis test was used to do bivariate analysis.

Results: From 100 respondent, most of respondent have moderate degree of knowledge about 50,0% and low consumption about 76,0%. Result test from Pearson correlation illustrate a significant association between degree of knowledge with consumption about soft drink.

Discussion: Respondent with most frequency is respondent with good degree of knowledge and low consumption for about 39,0%. In school, there is a need to teach education about soft drink. For students, need advised to control consumption of soft drink and act from family and school is needed to support it.


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ……….. iv

ABSTRACT ……….. v

DAFTAR ISI ………vi

DAFTAR TABEL ……….. ix

BAB 1 PENDAHULUAN ……… 1

1.1Latar Belakang ………... 1

1.2Rumusan Masalah ………... 2

1.3Tujuan Penelitian ………. 2

1.4 Manfaat Penelitian ………... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ………. 3

2.1 Soft Drink ………... 3

2.1.1 Pengertian Soft Drink ………... 3

2.1.2 Kandungan Soft Drink ……… 3

2.1.3 Konsumsi Soft Drink ……….. 4

2.1.4 Dampak Konsumsi Soft Drink …………..……….. 7

2.1.4.1 Kelebihan Berat Badan (Overweight) dan Obesitas …... 7

2.1.4.2 Karies Gigi ………. 7

2.1.4.3 Diabetes ………. 8

2.1.4.4 Osteoporosis dan Fraktur Tulang ……… 8

2.2 Tingkat Pengetahuan ……… 9

2.2.1 Pengertian Pengetahuan ……….. 9

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan ………... 9

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ………… 11

3.1 Kerangka Konsep ……… 11

3.2 Definisi Operasional ………... 11

3.2.1 Tingkat Pengetahuan Soft Drink ………... 11

3.2.2 Konsumsi Soft Drink ………... 12

3.2.3 Soft Drink ……….. 12


(9)

BAB 4 METODE PENELITIAN ………. 13

4.1 Jenis Penelitian ………13

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ………. 13

4.2.1 Waktu Penelitian ………... 13

4.2.2 Tempat Penelitian ………. 13

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 13

4.3.1 Populasi Penelitian ……… 13

4.3.2 Sampel Penelitian ………..14

4.3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ……… 15

4.4 Teknik Pengumpulan Data ……….. 15

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ……… 15

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 17

5.1 Hasil Penelitian ………... 17

5.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian ……….. 17

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian ………... 17

5.1.2.1 Jenis Kelamin ………. 18

5.1.3 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink ……… 18

5.1.3.1 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink Menurut Jenis Kelamin ………. 20

5.1.4 Konsumsi Soft Drink ……….. 21

5.1.4.1 Konsumsi Soft Drink Menurut Jenis Kelamin …………... 22

5.1.5 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010 ……… 22

5.2 Pembahasan ……… 23

5.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Soft Drink …………. 23

5.2.1.1 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 24

5.2.2 Konsumsi Siswa XI SMA Sutomo 1 Terhadap Soft Drink ……... 25

5.2.2.1 Konsumsi Soft Drink Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 26

5.2.3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan ……… 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ……….... 28

6.1 Kesimpulan ……… 28


(10)

DAFTAR PUSTAKA ……… 29


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Konsumsi Soft Drink Reguler dan Diet pada Usia 12 Sampai 19 6 Tahun di Amerika Serikat (Tidak Termasuk Bukan Peminum)

2.2 Konsumsi Cairan dan Proporsi dari Komponen Asupan Cairan 7 Pada Anak dan Remaja di London, Inggris

5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 18

5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan 18 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink

5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 20

Terhadap Soft Drink

5.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan 21 Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas Xi SMA Sutomo 1

Tahun 2010

5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Soft Drink 21 5.6 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Konsumsi Terhadap Soft 22 Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010

5.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft 22 Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010


(12)

ABSTRAK

Pendahuluan: Soft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ini.Konsumsi

soft drink dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dimana pengetahuan memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2010 dengan total responden 100 orang.

Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross-sectional. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara randomisasi sederhana. Kuesioner hasil rancangan peneliti digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan terhadap soft drink dan konsumsi soft drink. SPSS 17 digunakan untuk melakukan analisis statistik. Analisis bivariat menggunakan uji hipotesis chi-square (x2).

Hasil: Dari 100 responden, didapati sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan sedang sebesar 50,0% dan konsumsi rendah sebesar 76,0%. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink.

Diskusi: Responden yang paling banyak dijumpai pada responden dengan tingkat pengetahuan baik dan konsumsi rendah sebesar 39,0%. Pada pihak sekolah, perlu diajarkan pendidikan yang membahas mengenai soft drink. Pada siswa sekolah, perlu disarankan untuk membatasi konsumsi soft drink dan dibutuhkan peranan dari pihak keluarga dan sekolah untuk mendukung hal tersebut.


(13)

ABSTRACT

Introduction: Soft drink is carbonated drink with added seasoning and sweetening such as sugar. Consumption of soft drink have bad effect for health and adolescence like to consume this kind of drink. Consumption of soft drink can be affected by factor of knowledge where knowledge have affection to development of behavior. This study aim to determine whether there is association between degree of knowledge with consumption about soft drink of student class XI SMA Sutomo 1 Medan year 2010. This study carried out at August until November 2010 with total of respondent is 100 person.

Methods: This study is analytic study with cross-sectional design. Sample of study was conducted by simple random sampling. Questionnaire programmed by researcher used to assess degree of knowledge about soft drink and consumption of soft drink. SPSS 17 was used to do the statistical analysis. Chi-square (x2) hypothesis test was used to do bivariate analysis.

Results: From 100 respondent, most of respondent have moderate degree of knowledge about 50,0% and low consumption about 76,0%. Result test from Pearson correlation illustrate a significant association between degree of knowledge with consumption about soft drink.

Discussion: Respondent with most frequency is respondent with good degree of knowledge and low consumption for about 39,0%. In school, there is a need to teach education about soft drink. For students, need advised to control consumption of soft drink and act from family and school is needed to support it.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja menjadi sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering dijumpai masalah terhadap tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang tidak baik menjadi masalah yang utama, misalnya konsumsi beberapa jenis mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin ternyata masih kurang pada remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi (Arisman, 2007).

Wardlaw (2003) menegaskan bahwa kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman berupa soft drink. Yule (2002) menambahkan bahwa jumlah konsumsi harian soft drink mengalami peningkatan sebesar 74% pada remaja putra dan 64% pada remaja putri dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1997.

Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula (Australian Beverages Council, 2004). Pemanis yang terdapat dalam soft drink berjumlah besar yaitu setara dengan 10 sendok teh gula dalam kemasan 12 oz, satu oz setara dengan 30 ml (American Academy of Pediatrics, 2004). Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan seperti karies gigi. Selain itu, konsumsi soft drink juga penyebab beberapa penyakit seperti obesitas dan diabetes (Vartanian et al, 2007). Konsumsi soft drink

juga dapat dihubungkan terhadap insidensi terjadinya osteoporosis dan fraktur tulang (Jacobson, 2008).


(15)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum:

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010.

1.3.2Tujuan khusus:

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan terhadap soft drink pada tahun 2010.

2. Untuk mengetahui gambaran konsumsi soft drink siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan pada tahun 2010.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Menambah kemampuan dalam mengerjakan KTI bagi peneliti.

2. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai soft drink bagi para pembaca.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Soft Drink

2.1.1 Pengertian Soft Drink

Soft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Soft drink terdiri dari sugar-sweetened soft drink

dan non-sugar soft drink. Sugar-sweetened soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari gula, sedangkan non-sugar soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari pemanis buatan (Australian Beverages Council, 2004).

2.1.2 Kandungan Soft Drink

Jenis-jenis kandungan yang terdapat dalam soft drink menurut Australian Beverages Council (2004), meliputi antara lain:

1. Carbonated water (air soda)

Air soda merupakan kandungan utama yang terdapat dalam soft drink

yaitu sekitar 86%. Air soda berperan sebagai salah satu sumber air pada tubuh manusia. Di dalam air soda, terdapat kandungan gas berupa karbon dioksida (CO2).

2. Bahan pemanis

Rasa manis yang terdapat dalam soft drink dapat berasal dari sukrosa atau pemanis buatan. Sukrosa merupakan perpaduan antara fruktosa dan glukosa yang termasuk dalam karbohidrat. Jumlah sukrosa yang terdapat dalam soft drink sekitar 10%. Pemanis buatan yang sering dipakai dalam soft drink ialah aspartam. Aspartam dibentuk dari perpaduan asam aspartat dengan fenilalanin dan bersifat 200 kali lebih manis dari gula sehingga hanya sedikit jumlah aspartam yang terkandung dalam soft drink.


(17)

3. Bahan perasa

Bahan perasa terdiri dari bahan perasa alami dan bahan perasa buatan. Bahan perasa alami berasal dari buah-buahan, sayuran, kacang, daun, tanaman herbal, dan bahan alami lainnya. Bahan perasa buatan digunakan agar soft drink memberi rasa yang lebih baik.

4. Asam

Asam berperan dalam menambah kesegaran dan kualitas pada soft drink. Asam yang dipergunakan yaitu asam sitrat dan asam fosfor.

5. Kafein

Kafein berperan dalam meningkatkan rasa yang terkandung dalam soft drink. Kafein yang terkandung dalam soft drink berjumlah ¼ sampai ⅓ dari jumlah kafein yang terkandung dalam kopi.

6. Pewarna

Pewarna bersamaan dengan gas CO2 merupakan bagian dari karakteristik soft drink. Pewarna terdiri dari pewarna alami dan pewarna buatan yang dapat digunakan.

2.1.3 Konsumsi Soft Drink

Soft drink dikonsumsi dalam bentuk kemasan seperti gelas, kaleng, dan botol. Jumlah konsumsi pada setiap kemasan menggunakan aturan Dutch standard serving sizes (Horst, 2009) sebagai berikut:

1. Gelas (200 ml) 2. Kaleng (330 ml) 3. Botol (500 ml)

Hampir separuh anak-anak dengan rentang usia 6 sampai 11 tahun mengkonsumsi soft drink dengan jumlah rata-rata 2 gelas per hari. Rata-rata jumlah konsumsi soft drink pada lelaki dari usia 12 sampai 19 tahun sekitar 4 gelas per hari, sedangkan perempuan sekitar 1,7 gelas soft drink per hari. Berikut ini dilampirkan tabel jumlah konsumsi soft drink sebagai berikut (Jacobson, 2008):


(18)

Tabel 2.1 Konsumsi soft drink regular dan diet pada usia 12 sampai 19 tahun di Amerika Serikat (tidak termasuk bukan peminum)

Tahun Gelas per hari

Laki-laki Perempuan

1977-1978 2,3 2,1

1987-1988 3,3 2,6

1994-1996 4,0 3,0

Sumber: Diet and Diabetes Homepage

He et al (2010) memperoleh gambaran mengenai jumlah konsumsi cairan pada anak-anak dan remaja yang tercantum dalam tabel sebagai berikut:


(19)

Tabel 2.2 Konsumsi cairan dan proporsi dari komponen asupan cairan pada anak dan remaja di London, Inggris

Usia (tahun)

n Susu Jus buah Beverage Kopi dan Teh Air Soft Drink,

sugar-sweetened

Soft Drink, Kalori Rendah

Konsumsi cairan total Mean SD,

gelas/hari

% Mean SD,

gelas/hari

% Mean SD, gelas/hari

% Mean SD, gelas/hari

% Mean SD,

gelas/hari

% Mean SD,

gelas/hari

% Mean SD,

gelas/hari

% Mean SD,

gelas/hari % Remaja putra

11 127 1,06±0,79 18 0,28±0,48 5 0,12±0,42 2 0,52±0,83 9 0,39±0,72 7 1,91±1,70 33 1,62±2,43 28 5,90±2,72 100

13 106 1,15±0,82 19 0,30±0,52 5 0,09±0,24 1 0,54±0,95 9 0,57±0,76 10 1,94±1,92 33 1,34±1,56 23 5,93±2,73 100

15 101 1,04±0,81 15 0,32±0,64 5 0,08±0,24 1 1,18±1,98 17 0,58±0,92 8 2,47±2,72 36 1,20±2,16 18 6,87±3,75 100

17 78 1,11±0,85 15 0,34±0,57 5 0,04±0,12 1 1,62±1,67 23 1,03±1,78 14 2,41±2,75 34 0,61±1,11 9 7,16±3,23 100

Remaja putri

11 123 0,69±0,62 14 0,28±0,48 6 0,07±0,19 1 0,50±0,85 10 0,45±0,69 9 1,45±1,24 29 1,48±2,06 30 4,92±2,25 100

13 111 0,81±0,71 16 0,31±0,53 6 0,05±0,16 1 0,69±1,00 14 0,68±1,03 13 1,58±1,59 31 0,92±1,14 18 5,04±2,06 100 15 109 0,69±0,57 12 0,35±0,59 6 0,09±0,23 2 1,17±1,62 21 0,66±0,90 12 1,63±1,85 30 0,94±1,59 17 5,53±2,37 100

17 98 0,70±0,65 12 0,26±0,41 5 0,07±0,33 1 1,82±1,84 32 0,66±0,83 12 1,35±1,44 24 0,82±1,75 14 5,68±2,88 100


(20)

Berdasarkan tabel 2.2, konsumsi minuman terbanyak pada remaja adalah

sugar-sweetened soft drink. Konsumsi terbanyak minuman ini terdapat pada remaja berusia 15 tahun dengan persentase terhadap total konsumsi cairan sebesar 33%. Persentase konsumsi rata-rata sugar-sweetened soft drink pada remaja putra sekitar 34% dan remaja putri sekitar 29% (He et al, 2010).

2.1.4 Dampak Konsumsi Soft Drink

2.1.4.1 Kelebihan Berat Badan (Overweight) dan Obesitas

Overweight merupakan keadaan gizi lebih, dinyatakan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) lebih besar dari 23 di daerah Asia Pasifik. Suatu keadaan yang melebihi overweight dinamakan obesitas (WHO, 2000). Obesitas ialah peningkatan berat badan sebagai akibat akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh yang melebihi batas kebutuhan skeletal dan fisik (Dorland, 2002).

Pada anak-anak dan remaja, obesitas berkaitan dengan intoleransi glukosa, hipertensi, dan dislipidemia. Konsumsi sugar-sweetened soft drink dapat menjadi faktor penting terhadap kejadian obesitas remaja (Giammattei et al, 2003). He et al (2010) melakukan studi intervensi berupa pengurangan 1,5 kaleng konsumsi

soft drink setiap minggu selama satu tahun dan didapati hasil bahwa anak mengalami penurunan terhadap berat badan dan obesitas sekitar 7,7%.

2.1.4.2 Karies Gigi

Konsumsi soft drink memiliki banyak potensi untuk masalah kesehatan. Kandungan asam dan gula dalam soft drink memiliki potensi untuk menimbulkan karies gigi dan erosi lapisan enamel (Cheng et al, 2008). Karies gigi ialah suatu penyakit dari jaringan kapur atau kalsium pada gigi yang ditandai adanya kerusakan jaringan gigi (Dalimunthe et al, 2009).


(21)

Asam terutama asam fosfor sebagai penyebab kehilangan total enamel gigi. Asam fosfor menurunkan pH saliva dari 7,4 menjadi suasana asam. Agar dapat meningkatkan level pH kembali di atas 7, tubuh akan berusaha menarik ion kalsium dari gigi sehingga lapisan enamel gigi menjadi sangat berkurang, ditandai dengan gigi yang terlihat berwarna kekuningan (Valentine, 2002).

2.1.4.3 Diabetes

Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung fruktosa memiliki sejumlah kecil insulin dibandingkan dengan asupan karbohidrat. Pada penelitian hewan, konsumsi fruktosa dapat menimbulkan resistensi insulin, impaired glucose tolerance, hiperinsulinemia, hipertriasilgliserolemia, dan hipertensi (Wolff dan Dansinger, 2008). Keadaan-keadaan ini dapat menyebabkan timbulnya diabetes. Diabetes ialah suatu sindrom kronik terjadinya gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang dituju (Dorland, 2002).

Dalam suatu studi yang melibatkan 91249 wanita dan dilakukan selama delapan tahun, terjadi peningkatan dua kali lipat penyakit diabetes pada mereka yang mengonsumsi satu atau lebih soft drink per hari dibandingkan dengan yang mengonsumsi kurang dari satu soft drink per bulan (Vartanian et al, 2007).

2.1.4.4 Osteoporosis dan Fraktur Tulang

Konsumsi soft drink telah menggantikan konsumsi susu, dengan jumlah konsumsi susu menjadi 1½ gelas susu per hari pada remaja putra dan kurang dari satu gelas per hari pada remaja putri (Robert dan William, 2000). Akibatnya, konsumsi soft drink meningkat yang diikuti dengan penurunan konsumsi susu menyebabkan seseorang dapat mengalami penurunan asupan kalsium. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya osteoporosis, terutama perempuan dan mengarah pada kejadian fraktur tulang (Jacobson, 2008).


(22)

Osteoporosis ialah massa tulang yang berkurang dan dengan trauma minimal dapat menyebabkan fraktur. Fraktur ialah suatu kerusakan berupa pemecahan pada daerah tulang (Dorland, 2002). Jacobson (2008) menyampaikan bahwa resiko osteoporosis bergantung pada pembentukan awal massa tulang. Seorang ahli merekomendasikan asupan kalsium yang tinggi pada kalangan usia 9 sampai 18 tahun daripada kalangan usia 19 sampai 50 tahun oleh karena bila asupan kalsium tidak tercukupi, maka pembentukan massa tulang akan terganggu. Jacobson (2008) menjelaskan bahwa ada suatu penelitian yang menyatakan konsumsi soft drink dapat menyebabkan kejadian fraktur tulang pada anak. Studi yang dilakukan pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan fraktur tulang hebat memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh asupan kalsium yang rendah.

2.2 Tingkat Pengetahuan 2.2.1 Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah sesuatu hal yang diketahui bila seseorang telah melakukan penginderaan yang meliputi indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba terhadap suatu obyek. Pengetahuan diperoleh dari hasil usaha seseorang dalam mencari tahu rangsangan berupa obyek dari luar terlebih dahulu melalui proses sensorik dan interaksi dirinya terhadap lingkungan sosial. Melalui hal inilah, seseorang dapat memperoleh pengetahuan baru tentang suatu obyek. Dalam teori kognitif, pengetahuan merupakan hasil interaksi timbal balik antara seseorang dengan lingkungan sosial yang menghasilkan pengalaman tertentu.


(23)

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan

Notoadmodjo (2007) menyatakan tingkatan pengetahuan terbagi enam antara lain:

1. Tahu, artinya kemampuan dalam mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari.

2. Memahami, artinya kemampuan dalam memberi penjelasan tentang obyek dan dapat menginterpretasi materi secara benar.

3. Aplikasi, artinya kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4. Analisis, artinya kemampuan dalam menguraikan materi ke dalam struktur tersebut yang masih ada kaitan antara satu sama lain.

5. Sintesa, artinya kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dengan kata lain dalam bentuk keseluruhan baru.

6. Evaluasi, artinya kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek.

Pengetahuan sebagai intermediate impact atau hasil jangka menengah memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku. Perilaku ialah kegiatan atau aktivitas dari makhluk hidup terhadap stimulus atau rangsangan baik dapat diamati secara langsung, maupun tidak langsung. Perilaku manusia meliputi hal-hal seperti berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, berpikir, persepsi, dan juga emosi (Notoatmodjo, 2007). Lebih lanjut, Notoadmodjo mengutip pendapat Benyamin Bloom, perilaku manusia terbagi menjadi tiga domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari pengetahuan, sikap, dan tindakan.


(24)

Dengan tingkat pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, perilaku seseorang akan baik dan dapat berlangsung lama. Sebaliknya, bila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran positif, maka perilaku tersebut tidak bertahan lama (Notoatmodjo, 2007).


(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

3.2Definisi Operasional

3.2.1 Tingkat Pengetahuan Soft Drink

Tingkat pengetahuan soft drink yaitu sesuatu hal yang diketahui tentang dampak konsumsi soft drink.

Cara ukur melalui wawancara.

Alat ukur berdasarkan kuesioner, yang terdiri dari 12 pernyataan dengan tiga pilihan jawaban, yaitu:

o Benar o Salah o Tidak tahu

Jawaban yang tepat diberi nilai 4, jawaban yang tidak tepat diberi nilai 1, dan jawaban tidak tahu diberi nilai 0. Selanjutnya, Arikunto (2007) menjelaskan bahwa penilaian dibagi sama rata sesuai dengan jumlah kategori sehingga dikategorikan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan baik (total skor 33-48). 2. Tingkat pengetahuan sedang (total skor 17-32). 3. Tingkat pengetahuan kurang (total nilai 0-16).

Skala pengukuran berupa ordinal.

Konsumsi Soft Drink

1. Jumlah Tingkat Pengetahuan Soft Drink


(26)

3.2.2Konsumsi Soft Drink

Konsumsi soft drink yaitu jumlah konsumsi soft drink yang dinilai dalam satu minggu terakhir.

Cara ukur melalui wawancara.

Alat ukur berdasarkan kuesioner, yang terdiri dari tujuh pertanyaan isian dengan tiga pilihan isian, yaitu:

− … gelas

− … kaleng

− … botol

Kategori penilaian antara lain (Rahayu, 2008): 1. Konsumsi tinggi (lebih dari 3000 ml).

2. Konsumsi sedang (1500-3000 ml). 3. Konsumsi rendah (kurang dari 1500 ml).

Skala pengukuran berupa ordinal.

3.2.3 Soft Drink

Soft drink berupa segala jenis minuman berkarbonasi.

3.3 Hipotesis

Ho: Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI di SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010.

Ha: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI di SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010.


(27)

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional atau potong lintang. Alasan digunakan pendekatan ini, setiap sampel penelitian diobservasi satu kali dan pengukuran pengetahuan dan konsumsi soft drink dilakukan pada saat itu.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2010.

4.2.2 Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Sutomo 1 Medan berdasarkan survei pendahuluan dengan beberapa alasan antara lain:

1. Terdapat banyak penjual/pedagang soft drink di dalam sekolah maupun di luar sekolah atau banyak soft drink yang tersedia di tempat penjualan yang memungkinkan siswa SMA ini untuk membelinya.

2. Rata-rata siswa SMA ini berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas, diasumsikan mereka mampu untuk membelidan mengkonsumsi soft drink.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI di SMA Sutomo 1 Medan tahun ajaran 2010/2011 yaitu 1003 orang.


(28)

4.3.2 Sampel Penelitian

Penarikan sampel penelitian sering dilakukan dalam suatu penelitian oleh beberapa alasan seperti jumlah populasi yang sangat besar sehingga seluruh populasi tidak mungkin diperiksa karena memakai waktu yang lama, adanya homogenitas atau sifat kesamaan dalam populasi, dan ketelitian terhadap pengukuran sampel akan lebih baik dibandingkan populasi. Alasan lain berupa lebih murah, lebih mudah, lebih cepat, lebih akurat, lebih spesifik, dan mewakili populasi (Wahyuni, 2007).

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik randomisasi sederhana (Simple Random Sampling). Metode ini mengambil sampel dari semua siswa kelas XI tanpa mempedulikan ciri/karakteristik responden sampai jumlah sampel terpenuhi (Wahyuni, 2007).

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus menurut Wahyuni (2007) sebagai berikut:

N . Z21-α/2 p. (1-p) (N-1) d2 + Z21-α/2 p. (1-p) Keterangan

n = Besar sampel minimum.

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu (1,96). p = Harga proporsi di populasi (0,5).

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10% = 0,1). n = Jumlah populasi (1003).

1003. (1,96)2 0,5. (1-0,5) (1003-1) 0,12 + (1,96)2 0,5. (1-0,5)

n =

n =


(29)

Maka besar sampel minimal yang diperlukan adalah 88 orang. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, besar sampel minimal ditambahkan 10% yaitu 9 orang dan dijumlahkan menjadi 97 orang lalu dibulatkan sampai 100 orang.

4.3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel penelitian harus memenuhi kriteria inklusi serta tidak memiliki kriteria eksklusi.

Kriteria inklusi:

a. Bersedia melakukan dan menyelesaikan pengisian kuesioner.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan terdiri dari data primer diperoleh melalui kuesioner yang memuat daftar pertanyaan dan disusun sesuai dengan masalah penelitian. Data ini langsung diperoleh saat penelitian berlangsung seperti identitas responden, tingkat pengetahuan terhadap soft drink, dan konsumsi terhadap soft drink. Selain itu, data primer juga memuat data gambaran umum dari sekolah untuk jumlah keseluruhan siswa kelas XI, berdasarkan jenis kelamin dan jurusan. Kuesioner yang digunakan telah melalui tahap uji validitas konten oleh expert bidang yang bersangkutan yaitu dr. Dina Keumala Sari, MGizi, Sp.GK dari Departemen Gizi.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data diolah dan dianalisis secara komputerisasi menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17 yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Wahyuni, 2007) :

1. Editing

Memeriksa kembali kelengkapan setiap lembar kuesioner yaitu kelengkapan jawaban, keseragaman jawaban, dan kejelasan penulisan identitas.


(30)

2. Coding

Setelah data terkumpul dan dikoreksi, selanjutnya diberi kode oleh peneliti secara manual dimulai dari kode sampel, jenis kelamin, jurusan, skor penilaian tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan soft drink, dan konsumsi soft drink.

3. Entry

Data yang telah melewati proses coding lalu dimasukkan ke dalam program komputer.

4. Cleaning data

Semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer diperiksa kembali apakah sudah sesuai dengan data penelitian.

5. Saving

Data dalam komputer lalu disimpan untuk dianalisis. 6. Analisis data

Identitas responden telah ditabulasi sederhana dan dilakukan perhitungan besar sampel dan persentase terhadap keseluruhan sampel, berdasarkan jenis kelamin dan jurusan. Data tingkat pengetahuan dikategorikan berdasarkan baik, sedang, dan kurang. Sedangkan, data konsumsi soft drink dikategorikan berdasarkan tinggi, sedang, dan rendah. Besar sampel dan persentase terhadap kedua data tersebut dihitung dan selanjutnya, data tingkat pengetahuan dan konsumsi soft drink telah dilakukan uji hipotesis, dengan menggunakan uji chi square (x2) pada analisis bivariat.


(31)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengumpulan data untuk hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang telah diisi oleh responden di lokasi penelitian tanpa dibawa pulang ke rumah terlebih dahulu. Hasil tersebut kemudian dianalisis lalu dipaparkan di bawah ini.

5.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Yayasan Perguruan Sutomo 1 telah berdiri di Kota Medan sejak tanggal 25 Februari 1958. Yayasan Perguruan Sutomo 1 merupakan sekolah swasta dari tingkatan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Sutomo 1 yang berlokasi pada Jalan Letkol Martinus Lubis No. 7 Medan 20212 dengan:

Batas Utara : Jalan Veteran

Batas Selatan : Toko Sepeda Jaya Makmur Batas Timur : Jalan Letkol Martinus Lubis Batas Barat : Jalan Bulan

Luas bangunan sekolah mencapai 14.276 m2. Yayasan ini memiliki fasilitas antara lain ruangan kelas dengan Air Conditioner, perpustakaan, laboratorium, kantin sekolah, ruang kepala sekolah, kantor guru, dan kantor BP. Yayasan ini menampung sekitar 3.000 siswa SMA dan menerima siswa baru yang rata-rata berjumlah 1.000 siswa setiap tahun dengan jalur masuk melalui psikotest dan tes akademis.

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 siswa kelas XI SMA Sutomo 1 yang telah memenuhi kriteria inklusi. Sebaran responden lalu dikategorikan menurut jenis kelamin.


(32)

5.1.2.1 Jenis Kelamin

Jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. Sebaran responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 49 49,0

Perempuan 51 51,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase responden laki-laki sebesar 49,0%, sementara persentase responden perempuan sebesar 51,0%.

5.1.3 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink

Pada penelitian ini terdapat 12 pernyataan yang diajukan dalam lembar kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap soft drink. Data mengenai disribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2.


(33)

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink

No Pernyataan

Jawaban Responden

Tepat Tidak Tepat Tidak Tahu

n % n % n %

1 Gas karbon dioksida ada dalam soft drink. 66 66,0 25 25,0 9 9,0 2 Soft drink memiliki kandungan tinggi gula. 76 76,0 20 20,0 4 4,0 3 Soft drink tidak mengandung vitamin. 81 81,0 6 6,0 13 13,0 4 Soft drink tidak mengandung alkohol. 51 51,0 33 33,0 16 16,0 5 Konsumsi soft drink tidak menyebabkan

sesak napas. 27 27,0 38 38,0 35 35,0

6 Perut kembung dapat terjadi oleh konsumsi

soft drink. 80 80,0 10 10,0 10 10,0

7 Konsumsi soft drink dapat menyebabkan

diabetes. 73 73,0 19 19,0 8 8,0

8 Konsumsi soft drink tidak menyebabkan diare.

45 45,0 25 25,0 30 30,0

9 Konsumsi soft drink dapat mengubah

warna gigi.

61 61,0 16 16,0 23 23,0

10 Konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil.

34 34,0 21 21,0 45 45,0

11 Konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang.

27 27,0 46 46,0 27 27,0

12 Konsumsi soft drink dapat meningkatkan berat badan.

71 71,0 16 16,0 13 13,0

Pilihan tepat digunakan sebagai indikator untuk menilai kesesuaian jawaban dengan pernyataan dan pilihan tidak tepat untuk menilai ketidaksesuaian jawaban dengan pernyataan. Adapun, pilihan tidak tahu digunakan sebagai indikator untuk menilai orang yang tidak pernah memperoleh informasi mengenai pernyataan.

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa responden menjawab dengan pilihan tepat paling banyak yaitu soft drink tidak mengandung vitamin sebesar 81,0%. Sementara, pilihan tepat paling sedikit dijawab responden yaitu konsumsi soft drink


(34)

tulang sebesar 27,0%. Konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang juga dijawab dengan pilihan tidak tepat paling banyak sebesar 46,0%. Adapun pilihan tidak tahu paling banyak dijawab yaitu konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil sebesar 45,0%.

Tingkat pengetahuan digolongkan menjadi tiga kriteria yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara penentuan skoring pengetahuan telah dibahas dalam definisi operasional yang dilakukan dengan antara lain jawaban tepat diberi skor 4, jawaban tidak tepat diberi skor 1, dan jawaban tidak tahu diberi skor 0. Selanjutnya, tingkat pengetahuan responden terhadap soft drink digolongkan ke dalam kriteria yang ditampilkan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink

Tingkat Pengetahuan n %

Baik 46 46,0

Sedang 50 50,0

Kurang 4 4,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel di atas, umumnya responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 50,0%.

5.1.3.1 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa sebagian besar responden laki-laki berada pada tingkat pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 27,0%. Sedangkan, sebagian besar responden perempuan berada pada tingkat pengetahuan baik dengan persentase sebesar 27,0%.


(35)

Tabel 5.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Total %

Baik Sedang Kurang

n % n % n %

Laki-laki Perempuan 19 27 19,0 27,0 27 23 27,0 23,0 3 1 3,0 1,0 49 51 49,0 49,0

Total 100 100,0

x2 = 2,672 df = 2 p = 0,263

5.1.4 Konsumsi Soft Drink

Konsumsi soft drink digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi dan penilaian dilakukan dalam selang waktu satu minggu. Konsumsi dinyatakan rendah apabila jumlah konsumsi di bawah 1.500 ml, sedang apabila jumlah konsumsi berkisar antara 1.500–3.000 ml, dan tinggi apabila jumlah konsumsi melebihi 3.000 ml. Selanjutnya, data-data konsumsi responden diolah dan dicantumkan ke dalam tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Soft Drink

Konsumsi n %

Kurang 76 76,0

Sedang 21 21,0

Tinggi 3 3,0

Total 100 100,0

Berdasarkan tabel 5.5, sebagian besar responden berada pada konsumsi kurang dengan persentase sebesar 76,0%.


(36)

5.1.4.1 Konsumsi Soft Drink Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa konsumsi rendah dijumpai pada kedua jenis kelamin berturut-turut yakni 35,0% (laki-laki) dan 41,0% (perempuan).

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010

Jenis Kelamin

Konsumsi

Total %

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Laki-laki Perempuan

35 35,0 13 13,0 1 1,0 49 49,0

41 41,0 8 8,0 2 2,0 51 51,0

Total 100 100,0

x2 = 1,958 df = 2 p = 0,376

5.1.5 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink

Berdasarkan tabel 5.7, diketahui bahwa konsumsi rendah dijumpai pada semua tingkat pengetahuan berturut-turut yakni 39,0% (tingkat pengetahuan baik), 35,0% (tingkat pengetahuan sedang), dan 2,0% (tingkat pengetahuan kurang).

Tabel 5.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010

Tingkat Pengetahuan

Konsumsi

Total %

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Baik 39 39,0 6 6,0 1 1,0 46 46,0

Sedang Kurang

35 35,0 14 14,0 1 1,0 50 50,0

2 2,0 1 1,0 1 1,0 4 4,0

Total 100 100,0


(37)

5.2 Pembahasan

Melalui hasil penelitian yang telah disebutkan sebelumnya yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010, diperoleh data yang diperlukan. Untuk itu, selanjutnya dilakukan pembahasan dengan rincian sebagai berikut.

5.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Soft Drink

Hasil penelitian seperti yang tercantum pada tabel 5.2 menjelaskan karakteristik pernyataan yang dijawab dengan pilihan tepat, tidak tepat, dan tidak tahu. Dari tabel 5.2, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tepat bahwa soft drink tidak mengandung vitamin sebesar 81,0% dan sebagian kecil menjawab tepat bahwa konsumsi soft drink tidak menyebabkan sesak napas dan konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang sebesar 27,0%. Sebagian

besar responden juga menjawab tidak tepat bahwa konsumsi soft drink

meningkatkan resiko patah tulang sebesar 46,0% dan menjawab tidak tahu bahwa konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil sebesar 45,0%.

Siswa kelas XI telah mempelajari tentang vitamin termasuk juga bahan pangan sumbernya. Hal ini juga didukung oleh Sulistyowati, Sukarno (2009) yang mencantumkan vitamin sebagai bagian dari program pendidikan pada siswa kelas V SD dengan buku yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Alam: untuk Sekolah Dasar Kelas 5”.

Kandungan dalam soft drink terdiri dari air soda, bahan pemanis, bahan perasa, asam, kafein, dan pewarna (Australian Beverages Council, 2004). Berdasarkan sumber vitamin dan kandungan dalam soft drink jelas diketahui bahwa vitamin tidak terkandung dalam soft drink. Alasan lain karena telah dicantumkannya ingredient dan informasi nilai gizi pada setiap kemasan produk sehingga membantu konsumen mengetahui kandungan dari produk yang dibelinya.


(38)

Kebanyakan responden menganggap soft drink punya peranan dalam menimbulkan sesak napas, dimana soft drink tidak mencetuskan sesak napas dijawab tidak tepat sebesar 38,0%. Kebanyakan responden juga menganggap bahwa konsumsi soft drink tidak berperan terhadap kejadian patah tulang. Hal ini diduga oleh kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap kejadian sesak napas, patah tulang dan dampak akibat soft drink tersebut.

Yang dimaksud dengan kesulitan buang air kecil atau oliguria oleh Dorland (2002) ialah sekresi jumlah urin yang berkurang dalam hubungan dengan asupan cairan, biasanya dinyatakan sebagai kurang dari 400 ml per 24 jam.

Bila terdapat kelebihan air dalam tubuh dan osmolaritas cairan tubuh menurun, ginjal akan mengeluarkan urin encer sebanyak 20 liter per hari. Semakin banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin banyak frekuensi dan volume urin yang dikeluarkan (Guyton dan Hall, 2008). Soft drink berupa cairan, sehingga dengan banyak konsumsi soft drink maka akan semakin mudah untuk buang air kecil.

Pada tabel 5.3, dijumpai sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 50,0%. Suatu literatur penelitian oleh Rahayu (2008) juga mendapati pengetahuan terbanyak pada tingkat sedang sebesar 96,08%. Hal ini menandakan pengetahuan responden terhadap soft drink

masih belum cukup memadai oleh karena pendidikan mengenai soft drink tidak diajarkan di sekolah.

5.2.1.1 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada tabel 5.4, sebagian besar responden laki-laki memiliki tingkat pengetahuan sedang yaitu 27,0% dan sebagian besar responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 27,0%. Perempuan cenderung lebih memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsinya karena sekitar 56% populasi perempuan memiliki rasa khawatir mengenai berat badan (Anderson, 2009).


(39)

Oleh karena itu, perempuan akan lebih sering mencari informasi yang berhubungan dengan makanan dan minuman, termasuk juga soft drink. Dengan begitu, perempuan akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan laki-laki.

Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan korelasi Pearson Chi Square

didapati nilai p ≥ 0,05 (p = 0,263) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan terhadap soft drink. Hasil tersebut diduga karena responden baik laki-laki maupun perempuan telah melewati jenjang pendidikan yang sama dimana materi pelajaran di sekolah mengikut i kur ikulum nasional.

5.2.2 Konsumsi Siswa XI SMA Sutomo 1 Terhadap Soft Drink

Soft drink didefinisikan sebagai minuman dengan adanya tambahan gas karbon dioksida dan memiliki rasa yang manis (Australian Beverages Council, 2004). Soft drink tersedia dalam bentuk kemasan gelas, kaleng, dan botol (Horst, 2009). Penelitian Rahayu (2008) mendapati hasil bahwa konsumsi paling banyak pada kategori rendah sebesar 92,16%. Data ini juga sejalan dengan hasil penelitian dimana 76,0% responden mengkonsumsi soft drink dalam tingkatan rendah.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi konsumsi soft drink antara lain ketersediaan soft drink di tempat penjualan minuman, zat perasa yang terkandung dalam soft drink, uang saku, harga minuman, serta tingkat pengetahuan. Ketersediaan soft drink di tempat penjualan minuman merupakan faktor utama yang mempengaruhi konsumsi soft drink. Soft drink yang tersedia di tempat penjualan minuman dapat menumbuhkan keinginan pembeli untuk mengkonsumsi soft drink

dan sebaliknya, bila soft drink tidak tersedia maka keinginan pembeli untuk konsumsi soft drink menjadi tidak ada.


(40)

Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan atas suatu barang atau jasa. Harga memiliki sifat yang bervariasi bergantung pada karakteristik barang yang diperjualbelikan (Yusdianto, 2010).

5.2.2.1 Konsumsi Soft Drink Berdasarkan Jenis Kelamin

Konsumsi rendah pada perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Giammattei et al (2003) berpendapat bahwa soft drink mengandung gula yang apabila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan berat badan dan terjadinya obesitas. Wardlaw (2003) menambahkan perempuan yang mengalami peningkatan berat badan akan merasa dirinya menjadi jelek dan tidak disukai oleh orang lain. Meskipun demikian, setelah dilakukan uji analisis statistik dengan korelasi Pearson Chi Square didapati nilai p ≥ 0,05 (p = 0,376) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis kelamin dengan konsumsi terhadap soft drink.

5.2.3 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan

Pada tabel 5.7, sebagian besar responden pada semua tingkat pengetahuan yaitu 39,0% (tingkat pengetahuan baik), 35,0% (tingkat pengetahuan sedang), dan 2,0% (tingkat pengetahuan kurang) mengkonsumsi soft drink dalam tingkatan rendah. Setelah dilakukan uji analisis statistik dengan korelasi Pearson Chi Square

antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink didapati nilai p ≤ 0,05 (p = 0,035). Hasil uji ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007) yang menyampaikan bahwa pengetahuan yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik juga.


(41)

Lebih lanjut, Notoatmodjo (2007) menjelaskan pengetahuan adalah sesuatu hal yang diketahui setelah seseorang melakukan penginderaan dengan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba terhadap suatu obyek. Pengetahuan timbul sebagai hasil usaha seseorang dalam mencari tahu rangsangan berupa obyek dari luar terlebih dahulu melalui proses sensorik dan interaksi dirinya terhadap lingkungan sosial. Dalam teori kognitif, pengetahuan yaitu hasil interaksi timbal balik antara seseorang dengan lingkungan sosial yang menghasilkan pengalaman tertentu. Pengetahuan memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku. Perilaku manusia mencakup hal-hal berupa berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, berpikir, persepsi, dan juga emosi.

Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Masalah kesehatan yang timbul akibat konsumsi soft drink yaitu karies gigi, obesitas, dan diabetes (Vartanian et al, 2007). Konsumsi soft drink juga meningkatkan insidensi terjadinya osteoporosis dan fraktur tulang (Jacobson, 2008).

Maka, dari pengetahuan yang baik terhadap soft drink akan terjadi konsumsi rendah soft drink. Dan sebaliknya, dari pengetahuan yang kurang terhadap akan terjadi konsumsi tinggi soft drink.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010”, sebagian besar responden penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan sedang (50,0%). Responden perempuan umumnya memiliki tingkat pengetahuan baik (27,0%), sedangkan responden laki-laki umumnya memiliki tingkat pengetahuan sedang (27,0%). Baik responden laki-laki maupun perempuan dijumpai paling banyak pada konsumsi rendah soft drink (76,0%) dengan persentase responden perempuan (41,0%) lebih besar dibandingkan dengan laki-laki (35,0%).

Pada penelitian ini, terdapat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010 dengan nilai p = 0,035. Responden penelitian paling banyak dijumpai pada tingkat pengetahuan baik dan konsumsi rendah sebesar 39,0%.

6.2 Saran

Pada pihak sekolah, perlu diajarkan pendidikan yang membahas mengenai soft drink untuk menambah pemahaman siswa terhadap soft drink. Pada siswa sekolah, perlu disarankan untuk membatasi konsumsi soft drink dan dibutuhkan peranan dari pihak keluarga dan sekolah untuk mendukung hal tersebut.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics, 2004. Soft Drinks in Schools: Committee on School Health. Available from:

. [Accessed 28 May 2010].

Anderson, K., 2009. What Most Worries Women? Getting Fat or…?. Available from:

Arikunto, S., 2007. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi IV.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arisman, 2007. Gizi Remaja. Dalam: Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi 2. Jakarta: EGC; 75-100.

Australian Beverages Council, 2004. What is a Soft Drink?, Australia. Available from:

Cheng R., H. Yang, M. Shao, T. Hu, and X. Zhou, 2008. Dental Erosion and Severe Tooth Decay Related to Soft Drinks: A Case Report and Literature Review, Sichuan University. Available from:

April 2010].

Dalimunthe T., T. Hermina, Y. Roesnawi, dan E. Octiara, 2009. Karies Gigi pada Anak. Dalam: Pedodonsia Dasar. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan: 1-12.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005. Kerjasama Global Memerangi

Penyakit Degeneratif . Diperoleh dari:

April 2010].

Dorland, W.A.N., 2002. Dalam: Hartanto, H. et al. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC.


(44)

Giammattei, J., G. Blix, H.H. Marshak, A.O. Wollitzer, and J. Pettitt, 2003.

Television Watching and Soft Drink Consumption: Associations With Obesity in 11- to 13-Year-Old Schoolchildren, American Medical Association.

Available from:

[Accessed 9 March 2010].

Guyton, A.C. dan J.E. Hall, 2008. Pengaturan Osmolaritas Cairan Ekstrasel dan Konsentrasi Natrium. Dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC. 366-382.

He, F.J., N.M. Marrero, and G.A. MacGregor, 2010. Salt Intake Is Related to Soft Drink Consumption in Children and Adolescents: A Link To Obesity?, Hypertension JAHA. Available from:

2010].

Horst, K., 2009. The School Food Environment: Association with Adolescent Soft Drink and Snack Consumption. In: ENDORSE: Enviromental Determinants of Overweight in Rotterdam Schoolchildren. Rotterdam: Erasmus MC.;

159-174. Available from:

[Accessed 28 May 2010].

Jacobson, M.F., 2008. Liquid Candy -- How Soft Drinks Are Harming Americans' Health, Diet and Diabetes Homepage. Available from:

Notoatmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam: Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 106-164.

Rahayu, S.D., 2008. Hasil Penelitian. Dalam: Gambaran Perilaku Konsumsi Minuman Ringan pada Siswa SMK Eria Medan Tahun 2008. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 33-49.

Robert, B.W. and S.R. William, 2000. Adolescent Nutrition General. In: Nutrition Throughout The Life Cycle. Singapore: McGraw-Hill Companies; 265-289.

Sastroasmoro, S. dan S. Ismael, 2010. Studi Cross-sectional. Dalam: Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi Ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 112-126.

Sulistyowati dan Sukarno, 2009. Ilmu Pengetahuan Alam: untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diperoleh dari:


(45)

Valentine, J., 2002. Soft Drinks: America's Other Drinking Problem, The Weston A. Price Foundation for Wise Traditions in Food, Farming, and the Healing Arts.

Available from:

Vartanian, L.R., M.B. Schwartz, and K.D. Brownell, 2007. Effects of Soft Drink Consumption on Nutrition and Health: A Systematic Review and Meta-Analysis, American Journal of Public Health. Available from:

[Accessed 7

March 2010].

Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran (Disertai dengan Aplikasi SPSS). Jakarta: Bamboedoea Communication.

Wardlaw, G.M., 2003. Nutrition from Infancy Through Adolescence. In: Contemporary Nutrition: Issues and Insight. Fifth Edition. New York: McGraw-Hill Companies; 443-474.

WHO, 2000. The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and It’s Treatment, International Association for The Study of Obesity. Available from:

[Accessed 9 April 2010].

Wolff, E. and Dansinger M.L., 2008. Soft Drinks and Weight Gain: How Strong Is the Link?, Medscape J Med. Available from:

March 2010].

Yule, A., 2002. Increased Soft Drink Consumption is Contributing to an Increased Incidence of Obesity, Nutrition Bytes. Available from:

Yusdianto, A., 2010. Tinjauan Pustaka. Dalam: Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kebijakan Penetapan Harga Terhadap Kepuasan Konsumen PO Safari Jurusan Semarang – Solo, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 15-39. Diperoleh dari:


(46)

Lampiran 1. Data Responden

Kode Responden Jenis Kelamin Jurusan Total Skor Tingkat Pengetahuan Konsumsi

01 Perempuan IPA 35 Baik Rendah

02 Perempuan IPA 23 Sedang Rendah

03 Perempuan IPA 31 Sedang Rendah

04 Perempuan IPA 32 Sedang Rendah

05 Perempuan IPA 29 Sedang Rendah

06 Laki-laki IPA 34 Baik Rendah

07 Laki-laki IPA 32 Sedang Sedang

08 Laki-laki IPA 36 Baik Rendah

09 Laki-laki IPA 17 Sedang Rendah

10 Laki-laki IPA 31 Sedang Rendah

11 Perempuan IPA 35 Baik Rendah

12 Perempuan IPA 30 Sedang Rendah

13 Laki-laki IPA 31 Sedang Rendah

14 Laki-laki IPA 39 Baik Rendah

15 Perempuan IPA 41 Baik Rendah

16 Perempuan IPA 34 Baik Rendah

17 Perempuan IPA 44 Baik Rendah

18 Perempuan IPA 37 Baik Rendah

19 Perempuan IPA 10 Kurang Tinggi

20 Perempuan IPA 22 Sedang Rendah

21 Perempuan IPA 20 Sedang Rendah

22 Perempuan IPA 30 Sedang Rendah

23 Perempuan IPA 34 Baik Rendah

24 Perempuan IPA 35 Baik Rendah

25 Perempuan IPA 45 Baik Rendah

26 Perempuan IPA 27 Sedang Rendah

27 Perempuan IPA 24 Sedang Rendah

28 Perempuan IPA 35 Baik Rendah

29 Laki-laki IPA 35 Baik Rendah

30 Laki-laki IPA 27 Sedang Rendah

31 Laki-laki IPA 23 Sedang Rendah

32 Laki-laki IPA 37 Baik Rendah

33 Perempuan IPA 36 Baik Rendah

34 Perempuan IPA 21 Sedang Rendah

35 Laki-laki IPA 33 Baik Rendah


(47)

Kode Responden Jenis Kelamin Jurusan Total Skor Tingkat Pengetahuan Konsumsi

37 Laki-laki IPA 29 Sedang Sedang

38 Laki-laki IPA 25 Sedang Rendah

39 Perempuan IPA 39 Baik Rendah

40 Laki-laki IPS 31 Sedang Rendah

41 Laki-laki IPA 45 Baik Rendah

42 Laki-laki IPA 40 Baik Rendah

43 Laki-laki IPA 44 Baik Rendah

44 Laki-laki IPA 24 Sedang Rendah

45 Laki-laki IPS 30 Sedang Rendah

46 Laki-laki IPS 25 Sedang Rendah

47 Perempuan IPS 22 Sedang Rendah

48 Perempuan IPS 36 Baik Sedang

49 Laki-laki IPS 35 Baik Sedang

50 Laki-laki IPS 33 Baik Rendah

51 Laki-laki IPS 36 Baik Sedang

52 Laki-laki IPS 1 Kurang Rendah

53 Laki-laki IPS 30 Sedang Rendah

54 Laki-laki IPA 32 Sedang Sedang

55 Laki-laki IPS 36 Baik Tinggi

56 Laki-laki IPS 16 Kurang Sedang

57 Laki-laki IPS 33 Baik Rendah

58 Laki-laki IPS 26 Sedang Rendah

59 Laki-laki IPS 34 Baik Rendah

60 Perempuan IPS 38 Baik Rendah

61 Laki-laki IPS 23 Sedang Rendah

62 Laki-laki IPS 27 Sedang Rendah

63 Perempuan IPS 39 Baik Rendah

64 Perempuan IPS 23 Sedang Rendah

65 Perempuan IPS 28 Sedang Tinggi

66 Perempuan IPS 19 Sedang Rendah

67 Perempuan IPS 30 Sedang Sedang

68 Laki-laki IPS 28 Sedang Rendah

69 Perempuan IPS 30 Sedang Rendah

70 Perempuan IPS 24 Sedang Sedang

71 Perempuan IPS 34 Baik Rendah

72 Laki-laki IPS 32 Sedang Sedang

73 Perempuan IPS 34 Baik Rendah


(48)

Kode Responden Jenis Kelamin Jurusan Total Skor Tingkat Pengetahuan Konsumsi

75 Laki-laki IPS 33 Baik Rendah

76 Laki-laki IPS 28 Sedang Rendah

77 Laki-laki IPA 25 Sedang Sedang

78 Laki-laki IPS 19 Sedang Rendah

79 Perempuan IPS 34 Baik Rendah

80 Perempuan IPS 30 Sedang Rendah

81 Perempuan IPS 34 Baik Rendah

82 Laki-laki IPS 38 Baik Sedang

83 Laki-laki IPS 34 Baik Rendah

84 Perempuan IPS 32 Sedang Rendah

85 Perempuan IPS 34 Baik Rendah

86 Perempuan IPS 34 Baik Rendah

87 Laki-laki IPS 32 Sedang Rendah

88 Laki-laki IPS 33 Baik Rendah

89 Perempuan IPS 38 Baik Rendah

90 Perempuan IPS 22 Sedang Sedang

91 Perempuan IPA 21 Sedang Sedang

92 Laki-laki IPA 16 Kurang Rendah

93 Perempuan IPS 35 Baik Rendah

94 Perempuan IPA 39 Baik Sedang

95 Laki-laki IPS 24 Sedang Sedang

96 Laki-laki IPA 23 Sedang Sedang

97 Perempuan IPA 33 Baik Rendah

98 Perempuan IPS 34 Baik Sedang

99 Perempuan IPA 35 Baik Rendah


(49)

Lampiran 2. Lembar Penjelasan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Sejahtera

Dengan hormat,

Nama saya HARDI, sedang menjalani pendidikan Kedokteran di Program S1 Ilmu Kedokteran FK USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink Pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1

Medan Tahun 2010”.

Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun (Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini (Arisman, 2007).

Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan (Vartanian et al, 2007). Akan tetapi, kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman berupa soft drink (Wardlaw, 2003). Di luar negeri, jumlah konsumsi harian soft drink mengalami peningkatan sebesar 74% pada remaja putra dan 64% pada remaja putri dari tahun 1979 sampai dengan tahun 1997 (Yule, 2002). Dengan tingkat pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, perilaku seseorang akan baik dan dapat berlangsung lama. Sebaliknya, bila perilaku tidak didasari oleh pengetahuandan kesadaran positif, maka perilaku tersebut tidak bertahan lama (Notoatmodjo, 2007).

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi terhadap soft drink pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah menambah kemampuan dalam mengerjakan KTI bagi peneliti, menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai soft drink bagi para pembaca, dan sebagai sumber bacaan bagi penelitian berikutnya.

Kami akan melakukan pengambilan data berupa kuesioner kepada Saudara/i yang berstatus siswa/i kelas XI. Adapun data yang akan diambil berupa tingkat pengetahuan dan konsumsi


(50)

saudara/saudari tentang soft drink. Waktu yang diperlukan untuk mengisi kuesioner sekitar 3 menit. Petugas pemgambilan data tersebut adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran FK USU selaku peneliti itu sendiri.

Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Saudara/i tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Saudara/i membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Hardi

Alamat : Jl. Madong Lubis No. 135-H Medan No. HP: 087868023407

Saya ucapkan terima kasih kepada Saudara/i yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudara/i bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, ……….. 2010 Peneliti


(51)

Lampiran 3. Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (LPSP)

(INF ORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010”, dan saya memahaminya, maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Segala kerahasiaan yang saya ketahui akan menjadi tanggung jawab penuh peneliti.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya

Medan, ……….. 2010


(52)

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

I. TINGKAT PENGETAHUAN

1. Soft drink atau minuman bersoda adalah minuman dengan tambahan gas karbon dioksida.

o Benar o Salah o Tidak tahu

2. Soft drink memiliki kandungan gula yang rendah.

o Benar o Salah o Tidak tahu

3. Soft drink merupakan minuman yang mengandung vitamin.

o Benar o Salah o Tidak tahu

4. Di dalam soft drink juga terdapat kandungan berupa alkohol.

o Benar o Salah o Tidak tahu

5. Konsumsi soft drink dapat mencetuskan timbulnya sesak napas.

o Benar o Salah o Tidak tahu


(53)

6. Perut kembung dapat terjadi sebagai akibat dari konsumsi soft drink.

o Benar o Salah o Tidak tahu

7. Konsumsi soft drink dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kencing manis (diabetes).

o Benar o Salah o Tidak tahu

8. Konsumsi soft drink dapat menyebabkan diare.

o Benar o Salah o Tidak tahu

9. Warna gigi dapat berubah akibat konsumsi soft drink.

o Benar o Salah o Tidak tahu

10.Bila kita banyak konsumsi soft drink, maka dapat terjadi kesulitan buang air kecil.

o Benar o Salah o Tidak tahu

11.Konsumsi soft drink dapat berisiko dalam menimbulkan patah tulang.

o Benar o Salah o Tidak tahu

12.Peningkatan berat badan dapat terjadi melalui konsumsi soft drink.

o Benar o Salah o Tidak tahu


(54)

II. KONSUMSI

Tulislah jumlah soft drink yang Saudara konsumsi dalam satu hari (24 jam) 1. Kemarin, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak

− … gelas

− … kaleng

− … botol

2. Dua hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng

− … botol

3. Tiga hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng

− … botol

4. Empat hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng

− … botol

5. Lima hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng

− … botol

6. Enam hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng

− … botol

7. Minggu lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng


(55)

Lampiran 5. Riwayat Hidup

CURRICULUM VITAE

Nama : Hardi.

Tempat / Tanggal Lahir : Takengon, 16 September 1989.

Agama : Budha.

Alamat : Jl. Madong Lubis No. 135-H Medan.

Orang Tua :

1. Nama Ayah : Chong Khian Fei

2. Nama Ibu : Fatimah

Riwayat Pendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak Budi Dharma Takengon 1993-1995.

2. SD Negeri No. 3 Takengon 1995-2001.

3. SMP Negeri 1 Takengon 2001-2004.

4. SMA Sutomo 1 Medan 2004-2007.

Riwayat Kepanitiaan :

1. Anggota Kakak Asuh Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2010.

2. Anggota Peralatan dan Tempat (PT) Panitia Baksos Mahasiswa Kristen FK


(1)

saudara/saudari tentang soft drink. Waktu yang diperlukan untuk mengisi kuesioner sekitar 3 menit. Petugas pemgambilan data tersebut adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran FK USU selaku peneliti itu sendiri.

Partisipasi Saudara/i bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Saudara/i tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Saudara/i membutuhkan penjelasan lebih lanjut, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Hardi

Alamat : Jl. Madong Lubis No. 135-H Medan No. HP: 087868023407

Saya ucapkan terima kasih kepada Saudara/i yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Saudara/i bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah saya persiapkan.

Medan, ……….. 2010 Peneliti


(2)

Lampiran 3. Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (LPSP) (INF ORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : Kelas :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang Penelitian “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Medan Tahun 2010”, dan saya memahaminya, maka dengan ini saya secara suka rela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut. Segala kerahasiaan yang saya ketahui akan menjadi tanggung jawab penuh peneliti.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya

Medan, ……….. 2010


(3)

Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

I. TINGKAT PENGETAHUAN

1. Soft drink atau minuman bersoda adalah minuman dengan tambahan gas karbon dioksida.

o Benar o Salah o Tidak tahu

2. Soft drink memiliki kandungan gula yang rendah. o Benar

o Salah o Tidak tahu

3. Soft drink merupakan minuman yang mengandung vitamin. o Benar

o Salah o Tidak tahu

4. Di dalam soft drink juga terdapat kandungan berupa alkohol. o Benar

o Salah o Tidak tahu

5. Konsumsi soft drink dapat mencetuskan timbulnya sesak napas. o Benar

o Salah o Tidak tahu


(4)

6. Perut kembung dapat terjadi sebagai akibat dari konsumsi soft drink. o Benar

o Salah o Tidak tahu

7. Konsumsi soft drink dapat mengakibatkan terjadinya penyakit kencing manis (diabetes).

o Benar o Salah o Tidak tahu

8. Konsumsi soft drink dapat menyebabkan diare. o Benar

o Salah o Tidak tahu

9. Warna gigi dapat berubah akibat konsumsi soft drink. o Benar

o Salah o Tidak tahu

10.Bila kita banyak konsumsi soft drink, maka dapat terjadi kesulitan buang air kecil. o Benar

o Salah o Tidak tahu

11.Konsumsi soft drink dapat berisiko dalam menimbulkan patah tulang. o Benar

o Salah o Tidak tahu

12.Peningkatan berat badan dapat terjadi melalui konsumsi soft drink. o Benar

o Salah o Tidak tahu


(5)

II. KONSUMSI

Tulislah jumlah soft drink yang Saudara konsumsi dalam satu hari (24 jam) 1. Kemarin, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak

− … gelas − … kaleng − … botol

2. Dua hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol

3. Tiga hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol

4. Empat hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol

5. Lima hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol

6. Enam hari lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol

7. Minggu lalu, saya mengkonsumsi soft drink sebanyak − … gelas

− … kaleng − … botol


(6)

Lampiran 5. Riwayat Hidup

CURRICULUM VITAE

Nama : Hardi.

Tempat / Tanggal Lahir : Takengon, 16 September 1989.

Agama : Budha.

Alamat : Jl. Madong Lubis No. 135-H Medan.

Orang Tua :

1. Nama Ayah : Chong Khian Fei

2. Nama Ibu : Fatimah

Riwayat Pendidikan :

1. Taman Kanak-Kanak Budi Dharma Takengon 1993-1995.

2. SD Negeri No. 3 Takengon 1995-2001.

3. SMP Negeri 1 Takengon 2001-2004.

4. SMA Sutomo 1 Medan 2004-2007.

Riwayat Kepanitiaan :

1. Anggota Kakak Asuh Penyambutan Mahasiswa Baru FK USU 2010.

2. Anggota Peralatan dan Tempat (PT) Panitia Baksos Mahasiswa Kristen FK