Karakteristik Lokasi Penelitian Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Proses pengumpulan data untuk hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang telah diisi oleh responden di lokasi penelitian tanpa dibawa pulang ke rumah terlebih dahulu. Hasil tersebut kemudian dianalisis lalu dipaparkan di bawah ini.

5.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Yayasan Perguruan Sutomo 1 telah berdiri di Kota Medan sejak tanggal 25 Februari 1958. Yayasan Perguruan Sutomo 1 merupakan sekolah swasta dari tingkatan Taman Kanak-kanak TK, Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, dan Sekolah Menengah Atas SMA. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Sutomo 1 yang berlokasi pada Jalan Letkol Martinus Lubis No. 7 Medan 20212 dengan: Batas Utara : Jalan Veteran Batas Selatan : Toko Sepeda Jaya Makmur Batas Timur : Jalan Letkol Martinus Lubis Batas Barat : Jalan Bulan Luas bangunan sekolah mencapai 14.276 m 2 . Yayasan ini memiliki fasilitas antara lain ruangan kelas dengan Air Conditioner, perpustakaan, laboratorium, kantin sekolah, ruang kepala sekolah, kantor guru, dan kantor BP. Yayasan ini menampung sekitar 3.000 siswa SMA dan menerima siswa baru yang rata-rata berjumlah 1.000 siswa setiap tahun dengan jalur masuk melalui psikotest dan tes akademis.

5.1.2 Karakteristik Responden Penelitian

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 siswa kelas XI SMA Sutomo 1 yang telah memenuhi kriteria inklusi. Sebaran responden lalu dikategorikan menurut jenis kelamin. Universitas Sumatera Utara

5.1.2.1 Jenis Kelamin

Jenis kelamin dibedakan atas laki-laki dan perempuan. Sebaran responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n Laki-laki 49 49,0 Perempuan 51 51,0 Total 100 100,0 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa persentase responden laki-laki sebesar 49,0, sementara persentase responden perempuan sebesar 51,0.

5.1.3 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink

Pada penelitian ini terdapat 12 pernyataan yang diajukan dalam lembar kuesioner mengenai tingkat pengetahuan terhadap soft drink. Data mengenai disribusi frekuensi jawaban angket responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mengenai Pernyataan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink No Pernyataan Jawaban Responden Tepat Tidak Tepat Tidak Tahu n n n 1 Gas karbon dioksida ada dalam soft drink. 66 66,0 25 25,0 9 9,0 2 Soft drink memiliki kandungan tinggi gula. 76 76,0 20 20,0 4 4,0 3 Soft drink tidak mengandung vitamin. 81 81,0 6 6,0 13 13,0 4 Soft drink tidak mengandung alkohol. 51 51,0 33 33,0 16 16,0 5 Konsumsi soft drink tidak menyebabkan sesak napas. 27 27,0 38 38,0 35 35,0 6 Perut kembung dapat terjadi oleh konsumsi soft drink. 80 80,0 10 10,0 10 10,0 7 Konsumsi soft drink dapat menyebabkan diabetes. 73 73,0 19 19,0 8 8,0 8 Konsumsi soft drink tidak menyebabkan diare. 45 45,0 25 25,0 30 30,0 9 Konsumsi soft drink dapat mengubah warna gigi. 61 61,0 16 16,0 23 23,0 10 Konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil. 34 34,0 21 21,0 45 45,0 11 Konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang. 27 27,0 46 46,0 27 27,0 12 Konsumsi soft drink dapat meningkatkan berat badan. 71 71,0 16 16,0 13 13,0 Pilihan tepat digunakan sebagai indikator untuk menilai kesesuaian jawaban dengan pernyataan dan pilihan tidak tepat untuk menilai ketidaksesuaian jawaban dengan pernyataan. Adapun, pilihan tidak tahu digunakan sebagai indikator untuk menilai orang yang tidak pernah memperoleh informasi mengenai pernyataan. Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa responden menjawab dengan pilihan tepat paling banyak yaitu soft drink tidak mengandung vitamin sebesar 81,0. Sementara, pilihan tepat paling sedikit dijawab responden yaitu konsumsi soft drink tidak menyebabkan sesak napas dan konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah Universitas Sumatera Utara tulang sebesar 27,0. Konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang juga dijawab dengan pilihan tidak tepat paling banyak sebesar 46,0. Adapun pilihan tidak tahu paling banyak dijawab yaitu konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil sebesar 45,0. Tingkat pengetahuan digolongkan menjadi tiga kriteria yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara penentuan skoring pengetahuan telah dibahas dalam definisi operasional yang dilakukan dengan antara lain jawaban tepat diberi skor 4, jawaban tidak tepat diberi skor 1, dan jawaban tidak tahu diberi skor 0. Selanjutnya, tingkat pengetahuan responden terhadap soft drink digolongkan ke dalam kriteria yang ditampilkan pada tabel 5.3. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink Tingkat Pengetahuan n Baik 46 46,0 Sedang 50 50,0 Kurang 4 4,0 Total 100 100,0 Berdasarkan tabel di atas, umumnya responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 50,0.

5.1.3.1 Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.4, diketahui bahwa sebagian besar responden laki-laki berada pada tingkat pengetahuan sedang dengan persentase sebesar 27,0. Sedangkan, sebagian besar responden perempuan berada pada tingkat pengetahuan baik dengan persentase sebesar 27,0. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.4 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Tingkat Pengetahuan Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010 Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan Total Baik Sedang Kurang n n n Laki-laki Perempuan 19 27 19,0 27,0 27 23 27,0 23,0 3 1 3,0 1,0 49 51 49,0 49,0 Total 100 100,0 x 2 = 2,672 df = 2 p = 0,263 5.1.4 Konsumsi Soft Drink Konsumsi soft drink digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, dan tinggi dan penilaian dilakukan dalam selang waktu satu minggu. Konsumsi dinyatakan rendah apabila jumlah konsumsi di bawah 1.500 ml, sedang apabila jumlah konsumsi berkisar antara 1.500–3.000 ml, dan tinggi apabila jumlah konsumsi melebihi 3.000 ml. Selanjutnya, data-data konsumsi responden diolah dan dicantumkan ke dalam tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Soft Drink Konsumsi n Kurang 76 76,0 Sedang 21 21,0 Tinggi 3 3,0 Total 100 100,0 Berdasarkan tabel 5.5, sebagian besar responden berada pada konsumsi kurang dengan persentase sebesar 76,0. Universitas Sumatera Utara 5.1.4.1 Konsumsi Soft Drink Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 5.6, diketahui bahwa konsumsi rendah dijumpai pada kedua jenis kelamin berturut-turut yakni 35,0 laki-laki dan 41,0 perempuan. Tabel 5.6 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010 Jenis Kelamin Konsumsi Total Rendah Sedang Tinggi n n n Laki-laki Perempuan 35 35,0 13 13,0 1 1,0 49 49,0 41 41,0 8 8,0 2 2,0 51 51,0 Total 100 100,0 x 2 = 1,958 df = 2 p = 0,376

5.1.5 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft

Drink Berdasarkan tabel 5.7, diketahui bahwa konsumsi rendah dijumpai pada semua tingkat pengetahuan berturut-turut yakni 39,0 tingkat pengetahuan baik, 35,0 tingkat pengetahuan sedang, dan 2,0 tingkat pengetahuan kurang. Tabel 5.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Konsumsi Terhadap Soft Drink pada Siswa Kelas XI SMA Sutomo 1 Tahun 2010 Tingkat Pengetahuan Konsumsi Total Rendah Sedang Tinggi n n n Baik 39 39,0 6 6,0 1 1,0 46 46,0 Sedang Kurang 35 35,0 14 14,0 1 1,0 50 50,0 2 2,0 1 1,0 1 1,0 4 4,0 Total 100 100,0 x 2 = 10,368 df = 4 p = 0,035 Universitas Sumatera Utara

5.2 Pembahasan

Melalui hasil penelitian yang telah disebutkan sebelumnya yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Sutomo 1 Medan tahun 2010, diperoleh data yang diperlukan. Untuk itu, selanjutnya dilakukan pembahasan dengan rincian sebagai berikut.

5.2.1 Tingkat Pengetahuan Responden terhadap Soft Drink

Hasil penelitian seperti yang tercantum pada tabel 5.2 menjelaskan karakteristik pernyataan yang dijawab dengan pilihan tepat, tidak tepat, dan tidak tahu. Dari tabel 5.2, diketahui bahwa sebagian besar responden menjawab tepat bahwa soft drink tidak mengandung vitamin sebesar 81,0 dan sebagian kecil menjawab tepat bahwa konsumsi soft drink tidak menyebabkan sesak napas dan konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang sebesar 27,0. Sebagian besar responden juga menjawab tidak tepat bahwa konsumsi soft drink meningkatkan resiko patah tulang sebesar 46,0 dan menjawab tidak tahu bahwa konsumsi soft drink dalam jumlah besar tidak menimbulkan kesulitan buang air kecil sebesar 45,0. Siswa kelas XI telah mempelajari tentang vitamin termasuk juga bahan pangan sumbernya. Hal ini juga didukung oleh Sulistyowati, Sukarno 2009 yang mencantumkan vitamin sebagai bagian dari program pendidikan pada siswa kelas V SD dengan buku yang berjudul “Ilmu Pengetahuan Alam: untuk Sekolah Dasar Kelas 5”. Kandungan dalam soft drink terdiri dari air soda, bahan pemanis, bahan perasa, asam, kafein, dan pewarna Australian Beverages Council, 2004. Berdasarkan sumber vitamin dan kandungan dalam soft drink jelas diketahui bahwa vitamin tidak terkandung dalam soft drink. Alasan lain karena telah dicantumkannya ingredient dan informasi nilai gizi pada setiap kemasan produk sehingga membantu konsumen mengetahui kandungan dari produk yang dibelinya. Universitas Sumatera Utara