Hubungan Pengetahuan Dan Konsumsi Serat Makanan Pada Siswa Kelas Xi Sma Harapan 3

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KONSUMSI SERAT

PADA SISWA DAN SISWI KELAS XI SEKOLAH

MENENGAH ATAS YAYASAN PENDIDIKAN

HARAPAN 3 KECAMATAN DELI TUA

KABUPATEN DELI SERDANG

Oleh :

UTARI OLIVINA TARIGAN 090100101

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KONSUMSI SERAT

PADA SISWA DAN SISWI KELAS XI SEKOLAH

MENENGAH ATAS YAYASAN PENDIDIKAN

HARAPAN 3 KECAMATAN DELI TUA

KABUPATEN DELI SERDANG

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

UTARI OLIVINA TARIGAN 090100101

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Konsumsi Serat Makanan Pada Siswa Kelas Xi Sma Harapan 3

NAMA : Utari Olivina Tarigan Nim : 090100101

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I

(Nenni Dwi Aprianti, SP., MSi) (dr. Kiki M. Iqbal. Sp.S) NIP : 19760410 200312 2 002 NIP : 19741107 200502 1 001

Dosen Penguji II

(dr. Dedi Ardinata, M.Kes) NIP : 1968122 719802 1 002

Medan, 15 Januari 2013 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 19540200 198011 1 001


(4)

HALAMAN PERSETUJUAN

Hubungan Pengetahuan dan Konsumsi Serat Makanan pada Siswa dan Siswi Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3

Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

Yang Dipersiapkan Oleh :

UTARI OLIVINA TARIGAN 090100101

Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke lahan penelitian.

Medan, 08 Desember 2012 Disetujui,

Dosen Pembimbing

(Nenni Dwi Aprianti, SP., MSi) NIP : 19760410 200312 2 002


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia- Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof.dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini ibu Nenni Dwi Aprianti, SP., MSi

yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan hasil penelitian ini.

3. Kepada dosen penguji dr. Kiki M. Iqbal, Sp.S dan dr. Dedi Ardinata M.Kes yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan yang membangun dalam penelitian ini.

4. Kepada kedua orang tua penulis bapak Rusli Tarigan, SH dan ibu dra. Lanniari Dasopang, abang penulis M. Rislandi Putra Tarigan dan adik penulis Rahmadita Meidina Tarigan yang telah senantiasa mendukung dan memberikan dukungan serta bantuan secara moril dan materil dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini.


(6)

5. Terima kasih kepada SMA YASPENDHAR 3 yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian ini.

6. Kepada sahabat-sahabat yang terkasih Ronny,Fitri,Lili,Rani,Ina,Mimi,Ebi, Sweet, Kak Dayan dan Kak Ida yang selalu memberi motivasi penulis dan memberikan dukungan bagi penulis untuk merampungkan laporan hasil penelitian ini.

7. Kepada teman-teman seperjuangan satu angkatan 2009 yang telah turut bersusah payah dan tetap menjaga kekompakan dalam mensukseskan penyelesaian laporan hasil penelitian.

8. Kepada Seluruh Staff Pengajar dan Civitas Akademi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru, dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis dalam melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Konsumsi Serat Makanan pada Siswa Kelas XI SMA Harapan 3 ”.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian di kemudian hari.

Medan, 08 Desember 2012 Penulis

Utari Olivina Tarigan 090100101


(7)

ABSTRAK :

Berdasarkan penemuan sekitar tahun 1970 ternyata manfaat serat terhadap kesehatan sangatlah besar sehingga dewasa ini serat ramai diperbincangkan di masyarakat. Serat yang merupakan karbohidrat kompleks memiliki banyak manfaat bagi tubuh diantaranya mencegah konstipasi, memperlancar BAB, mencegah kanker usus dan penyakit divertikular lainnya.

Di Indonesia dari data pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sembilan persen di antaranya adalah pasien penderita konstipasi. Pada pasien dengan konstipasi tiga puluh enam persen menderita wasir/hemoroid dan kurang lebih delapan persen di antaranya menggambarkan masyarakat perkotaan masih kurang dalam mengkonsumsi serat pada makanan sehari-harinya.

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi serat makanan pada siswa SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 dengan metode penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 sebanyak 100 sampel dengan metode total sampling. Data diambil dengan kuesioner dan recall makanan 24 jam selama seminggu.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden adalah berpengetahuan baik tentang serat makanan (69%) dan konsumsi serat makanan baik (69%). Hasil dengan uji chi square didapati p < 0,005 (0.0287) sehingga didapati adanya hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi serat makanan.


(8)

ABSTRACT

There are many benefits of fiber to the health. Fiber is a complex carbohydrate that has many benefits for the body such as preventing constipation, colon ca and other diverticular diseases.

The data of the RSCM Jakarta shows that 90% of the patients that underwent colonoscopy from 1998-2005 had constipation. Thirty six percent of constipation patients had hemorrhoid and 18% of the patients show that the urban society has low consumption of fiber in their daily consumption.

This study has the aim to determine the association between the knowledge and the consumption of fiber of the students of SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan with cross sectional study method. The population of the study is the 11th grade students of SMA Yayasan Pendidkan Harapan 3 Medan of 100 observations and obtained with total sampling. Data is collected with 24-hour food recall in a week and questionnaire.

The study shows that most of the respondents have good knowledge about fiber consumption (69%) and good consumption of fiber (69%). The test using chi square shows an association between the knowledge with fiber consumption (p=0.0287)


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN.……...……….………….... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv-v DAFTAR ISI.………..……... vi-vii DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1. Tujuan Umum ... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA………... 4

2.1. Serat ... 4

2.1.1. Defenisi... ... 4

2.1.2. Penggolongan Serat Pangan ... 4

2.1.3. Komposisi Kimia Serat Makanan ... 5

2.1.4. Manfaat Serat dalam Makanan ... 6

2.1.5. Sumber Serat ... 8

2.1.6. Anjuran Kebutuhan Serat ... 9

2.2. Pengetahuan ... 9


(10)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……. 12

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 12

3.2. Definisi Operasional... 12

3.2.1. Definisi ... 12

3.2.2. Cara Ukur ... 12

3.2.3. Alat Ukur ... 12

3.2.4. Hasil Pengukuran ... 12

3.2.5. Skala Pengukuran ... 13

BAB 4 METODE PENELITIAN... 14

4.1. Jenis Penelitian ... 14

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 14

4.2.2. Waktu Penelitian ... 14

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 14

4.3.1.Populasi Penelitian ... 14

4.3.2.Sampel Penelitian ... 14

4.4. Tekhnik Pengumpulan Data ... 14

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 15

DAFTAR PUSTAKA... 16


(11)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin 17

5.2. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang

Serat Makanan 18

5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahua Responden Tentang

Serat Makanan 18

5.4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Serat Responden 19

5.5. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Serat


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 : Informed Consent

Lampiran 3 : Kuesioner Lampiran 4 : Izin EC

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian Lampiran 6 : Tabel SPSS


(13)

ABSTRAK :

Berdasarkan penemuan sekitar tahun 1970 ternyata manfaat serat terhadap kesehatan sangatlah besar sehingga dewasa ini serat ramai diperbincangkan di masyarakat. Serat yang merupakan karbohidrat kompleks memiliki banyak manfaat bagi tubuh diantaranya mencegah konstipasi, memperlancar BAB, mencegah kanker usus dan penyakit divertikular lainnya.

Di Indonesia dari data pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sembilan persen di antaranya adalah pasien penderita konstipasi. Pada pasien dengan konstipasi tiga puluh enam persen menderita wasir/hemoroid dan kurang lebih delapan persen di antaranya menggambarkan masyarakat perkotaan masih kurang dalam mengkonsumsi serat pada makanan sehari-harinya.

Penelitian ini bertujuan untuk menegtahui hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi serat makanan pada siswa SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 dengan metode penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 sebanyak 100 sampel dengan metode total sampling. Data diambil dengan kuesioner dan recall makanan 24 jam selama seminggu.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden adalah berpengetahuan baik tentang serat makanan (69%) dan konsumsi serat makanan baik (69%). Hasil dengan uji chi square didapati p < 0,005 (0.0287) sehingga didapati adanya hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi serat makanan.


(14)

ABSTRACT

There are many benefits of fiber to the health. Fiber is a complex carbohydrate that has many benefits for the body such as preventing constipation, colon ca and other diverticular diseases.

The data of the RSCM Jakarta shows that 90% of the patients that underwent colonoscopy from 1998-2005 had constipation. Thirty six percent of constipation patients had hemorrhoid and 18% of the patients show that the urban society has low consumption of fiber in their daily consumption.

This study has the aim to determine the association between the knowledge and the consumption of fiber of the students of SMA Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan with cross sectional study method. The population of the study is the 11th grade students of SMA Yayasan Pendidkan Harapan 3 Medan of 100 observations and obtained with total sampling. Data is collected with 24-hour food recall in a week and questionnaire.

The study shows that most of the respondents have good knowledge about fiber consumption (69%) and good consumption of fiber (69%). The test using chi square shows an association between the knowledge with fiber consumption (p=0.0287)


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan dapat kita peroleh dari berbagai cara bisa juga dari pengalaman sendiri ataupun orang lain. Pengetahuan gizi sangat penting dan berguna untuk pemilihan jenis makanan agar dapat memilih makanan yang baik dan bermanfaat bagi tubuh kita, sehingga mencapai keadaan gizi yang seimbang (Suhardjo, 2000).

Berdasarkan penemuan sekitar tahun 1970 ternyata manfaat serat terhadap kesehatan sangatlah besar. Makanan berserat yang bermanfaat bagi tubuh, sebenarnya banyak tersedia dan mudah didapatkan, misalnya beras tumbuk, sayuran, dan buah-buahan yang hampir semua jenisnya mengandung serat yang diperlukan untuk membantu proses metabolisme. Selain membantu proses metabolisme, serat berperan mencegah timbulnya berbagai penyakit di antaranya konstipasi, kanker usus, penyakit divertikular dan penyakit lainnya (Lestiani & Aisyah, 2011).

Di Indonesia dari data pasien di RSCM Jakarta yang menjalani pemeriksaan kolonoskopi dari tahun 1998-2005, sembilan persen di antaranya adalah pasien penderita konstipasi. Pada pasien dengan konstipasi tiga puluh enam persen menderita wasir/hemoroid dan kurang lebih delapan persen di antaranya menggambarkan masyarakat perkotaan masih kurang dalam mengkonsumsi serat pada makanan sehari-harinya (Abdullah, 2010)

Oleh karena itu, diperlukan perubahan pada pola makan sehingga kebutuhan serat per hari bisa terpenuhi, dimana anjuran jumlah konsumsi serat yang baik menurut World Health Organization (WHO) adalah 25-30 gram per hari (Almatsier, 2004). National academy of science menganjurkan konsumsi serat yang baik adalah 19-38 gram/ hari (Drummand & Brefere, 2007).

Seiring kemajuan dan perkembangan zaman di masyarakat terjadi pergerakan pola makan dimana masyarakat cenderung memilih makanan


(16)

jadi dan makanan siap saji. Hal ini sekarang menjadi trend di kalangan masyarakat (Sulistijani, 2001). Khususnya pada remaja yang mengikuti gaya hidup modern yang secara tidak langsung juga mempengaruhi pola makannya. Aktivitas dan lingkungan sosial juga menjadi faktor yang mempengaruhi pola makan, lebih suka makan di luar, bersama teman-teman dan memilih makanan cepat saji yang dianggap keren, sementara makanan cepat saji tersebut tinggi lemak dan kandungan seratnya rendah yang menyebabkan terjadi ketidak seimbangan zat gizi (Sumartono, 2002)

Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

2. Mengetahui gambaran konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 tentang serat makanan.


(17)

3. Melihat apakah ada hubungan antara pengetahuan dan konsumsi serat makanan pada siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa dan siswi mengenai pentingnya konsumsi serat.

2. Diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan konsumsi seratnya demi kesehatan.

3. Menambah wawasan penulis khususnya tentang serat dan manfaat-manfaatnya.

4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Serat

2.1.1 Definisi Serat Pangan

Definisi fisiologis serat pangan adalah sisa sel tanaman setelah dihidrolisis enzim pencernaan manusia. Hal ini termasuk materi dinding sel tanaman seperti selulosa, hemiselulosa, pectin dan lignin; juga polisakarida intraseluler seperti gum dan musilago. Tetapi definisi ini tidak menerangkan sisa makanan yang tidak dapat dicerna yang dapat mencapai kolon. Definisi kimia nya adalah polisakarida bukan pati dari tumbuhan ditambah lignin. Pengertian serat pangan tidak sama dengan serat kasar. Yang dimaksud dengan serat kasar adalah zat sisa asal tanaman yang biasa dimakan yang masih tertinggal setelah bertutut-turut diekstraksi dengan zat pelarut, asam encer dan alkali. Dengan demikian nilai zat serat kasar selalu lebih rendah dari serat pangan, kurang lebih hanya seperlima dari seluruh nilai serat pangan. Dinding tanaman mengandung persentase serat yang lebih besar, biasanya terdiri dari dua dinding. Dinding yang pertama adalah pembungkus sel yang belum matang terdiri dari selulosa. Dinding kedua terbentuk setelah sel matang yang terdiri dari selulosa dan non selulosa (polisakarida) (Beck, 2011).

2.1.2 Penggolongan Serat Pangan

Penggolongan serat pangan. Serat pangan dapat digolongkan menjadi serat tidak larut dan serat larut, yaitu : (Lestiani & Aisyah, 2011)

1. Serat tidak larut (tidak larut air) terdiri dari karbohidrat yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan non karbohidrat yang mengandung lignin. Sumber-sumber selulosa adalah kulit padi, kacang polong, kubis, apel sedangkan hemiselulosa adalah kulit padi dan gandum. Sumber-sumber lignin adalah wortel, gandum dan arbei.

2. Serat larut (larut dalam air) terdiri dari pektin, gum, B-glukan dan psylium seed husk (PSH). Bahan makanan yang kaya akan pektin adalah apel, arbei dan jeruk. Gum banyak terdapat pada oatmeal dan kacang-kacangan.


(19)

Bekatul (oat) banyak mengandung B-glukan. PSH adalah serat larut yang banyak terdapat pada tanaman plantago ovate.

2.1.3Komposisi Kimia Serat Makanan

Dengan metode analisis kimia yang modern, serat makanan dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama : (Beck, 2011)

1. Selulosa

Selulosa adalah polisakarida yang merupakan tipe serat yang paling umum dijumpai. Benang-benang serat yang panjang dan ulet memberikan bentuk serat kekakuan pada tanaman, dan akan menyelip diantara gigi-geligi manusia. Sayuran merupakan sumber makanan yang kaya akan selulosa. 2. Pektin

Pektin dan musilago. Bahan-bahan serat ini memiliki komposisi yang serupa. Bahan tersebut semuanya merupakan polisakarida non/selulosa tetapi dengan fungsi yang berbeda-beda di dalam tanaman. Pektin bergabung dengan air membentuk gel. Keberadaan pektin dalam buah memungkinkan dipertahankannya air di dalam buah tersebut, misalnya sebutir jeruk mengandung air sebanyak 85 persen.

Musilago ditemukan bercampur dengan endosperm dalam biji sebagai tanaman. Bahan ini dapat mengikat air sehingga mencegah keringnya biji dalam keadaan tak aktif. Biji pada buncis, kacang polong, kacang kapri merupakan sumber yang kaya akan serat musilago.

3. Lignin

Lignin merupakan serat yang memberikan bentuk struktur dan kekuatan yang khas bagi kayu tanaman. Jumlah lignin dalam sebatang pohon bervariasi antara 10 hingga 50 persen dan jumlah ini tergantung spesies dan maturitas pohon tersebut, lignin bukan komponen penting dalam diet manusia.

2.1.4Manfaat Serat dalam Makanan

Fungsi dari serat sangat bervariasi tergantung dari sifat fisik jenis serat yang dikonsumsi (Tala, 2009).


(20)

1. Kelarutan dalam air.

Berdasarkan kelarutannya serat terbagi atas serat larut dalam air dan tidak larut dalam air. Serat larut akan memperlambat waktu pengosongan lambung, meningkatkan waktu transit, mengurangi penyerapan beberapa zat gizi. Sebaliknya serat tak larut akan memperpendek waktu transit dan akan memperbesar massa feses.

2. Kemampuan menahan air dan viskositas.

Jenis serat larut dapat menahan air lebih besar dibanding serat tak larut, tetapi hal ini juga dipengaruhi pH saluran cerna, besarnya partikel serat dan juga proses pengolahannya.

Akibat kemampuan menahan air ini serat akan membentuk cairan kental yang memiliki beberapa pengaruh terhadap saluran cerna, yaitu : a. Waktu pengosongan lambung lebih lama.

Cairan kental (gel) tersebut menyebabkan kimus yang berasal dari lambung berjalan lebih lama ke usus. Hal ini menyebabkan makanan lebih lama dilambung sehingga rasa kenyang menjadi lebih panjang. Keadaan ini juga memperlambat proses pencernaan karena karbohidrat dan lemak yang tertahan dilambung belum dapat dicerna sebelum masuk ke usus.

b. Mengurangi bercampurnya isi saluran cerna dan enzim pencernaan. Cairan kental yang terbentuk membuat adanya penghambat yang mempengaruhi kemampuan makanan untuk bercampur dengan enzim pencernaan.

c. Menghambat fungsi enzim.

Cairan kental yang terbentuk mempengaruhi proses hidrolisis enzimatik didalam saluran cerna misalnya gum dapat menghambat peptidase usus yang dibutuhkan untuk pemecahan peptida menjadi asam amino. Aktivasi lipase pankreas juga berkurang sehingga menghambat pencernaan lemak.

d. Mengurangi kecepatan penyerapan nutrisi. e. Mempengaruhi waktu transit di usus.


(21)

3. Absorbsi dan binding ability

Beberapa jenis serat seperti lignin, pektin, dan hemiselulosa dapat berikatan dengan enzim atau nutrisi didalam saluran cerna yang memiliki efek fisiologis adalah :

a. Berkurangnya absorbsi lemak.

Serat larut dapat mempengaruhi absorbsi lemak dengan meningkatkan asam lemak, kolesterol dan garam empedu disaluran cerna. Lemak yang berikatan dengan serat tidak dapat diserap sehingga akan terus ke usus besar untuk diekskresi melalui feses atau didegradasi oleh bakteri usus.

b. Meningkatkan ekskresi garam empedu.

Serat akan mengikat garam empedu sehingga micelle tidak dapat direabsorbsi dan diresirkulasi melalui siklus enterohepatik. Akibatnya garam empedu ini akan terus ke usus besar untuk dibuang melalui feses atau didegradasi oleh flora normal usus.

c. Mengurangi kadar kolesterol serum.

Konsumsi serat dapat menurunkan kadar kolesterol serum melalui berbagai cara :

• Dengan meningkatnya ekskresi garam empedu dan kolesterol melalui feses maka garam empedu yang mengalami siklus enterohepatik juga berkurang. Hal ini akan menurunkan kadar kolesterol sel hati. Ini akan meningktkan pengambilan kolesterol dari darah yang akan dipakai untuk sintesis garam empedu yang baru sehingga akan menurunkan kadar kolesterol darah.

• Penelitian pada hewan menunjukkan asam lemak rantai pendek lain yang terbentuk sebagai hasil degradasi serat dikolon akan menghambat sintesis asam lemak.

d. Mempengaruhi keseimbangan mineral.

Beberapa serat dapat berikatan dengan kation seperti kalsium, seng dan zat besi.


(22)

4. Degradability/ Fermentability

Bakteri yang terdapat di lumen usus besar dapat memfermentasikan serat, terutama pektin. Selulosa dan hemiselulosa juga difermentasikan tetapi dengan kecepatan lebih lambat. Metabolit utama yang terbentuk adalah asam lemak rantai pendek yang kemudian akan berperan dalam meningkatkan absorbsi air, merangsang ploriferasi sel, sebagai sumber energi dan akan menimbulkan lingkungan asam di usus. Jenis serat yang tidak larut atau yang lambat difermentasi berperan dalam merangsang proliferasi bakteri yang bermanfaat untuk detoksifikasi dan meningkatkan volume usus.

2.1.5 Sumber Serat

Sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat makanan yang paling mudah dijumpai sehari-hari. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah direbus. Berdasarkan hasil penelitian mahasiswa IPB, diperoleh bahwa sayuran yang melalui proses pemasakan jumlah seratnya akan meningkat. Dalam penelitian tersebut, diketahui bahwa sayuran direbus menghasilkan kadar serat makanan paling tinggi (6,40%), disusul sayuran kukus (5,97%). Proses pemasakan akan menghilangkan beberapa zat gizi sehingga berat sayuran menjadi lebih kecil berdasarkan berat keringnya. Pada proses pemasakan juga menyebabkan terjadi nya proses pencoklatan yang dalam analisis gizi terhitung sebagai serat makanan (Sitorus, 2009).

2.1.6 Anjuran Kebutuhan Serat

Anjuran kebutuhan serat yang ditetapkan bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit-penyakit degeneratif. United State Food Dietary Analysis menyatakan anjuran untuk total dietary fiber adalah 25g 2000kalori atau 30g 2500kalori. American Diabetic Assosiation menetapkan kebutuhan serat 25-50g/hari untuk pencegahan penyakit diabetes. Pada sensus nasional pengelolaan diabetes di Indonesia menyarankan konsumsi serat sebanyak 25g/hari walaupun sudah ada ketetapan tersebut tetapi harus diperhtikan kebiasaan makan, penyakit yang diderita dan keluhan-keluhan lainnya (Lestiani & Aisyah, 2011).


(23)

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Notoadmojo (2007) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan, yaitu :

1. Tahu (know).

Tahu diartikan sebagau mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recalt) sesuatu yang spesifik dari rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (comprehension).

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepetasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya.

4. Analisis (analysis).

Analisis adalah suatu kemamuan utuk menjabarkan suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis).

Sintesis berarti kemampuan seseorang untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation).

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi yang didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


(24)

Pengetahuan seseorang tentang gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan dan terdapat jenjang kronologis yang ketat untuk ditingkatkan umur sasaran. Sedangkan pendidikaninformal dapat diperoleh dalam waktu dan tempat yang tidak berbatas (Sulistijani, 2001).

2.3 Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka orang tersebut tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia seseorang sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tuanya (tidak mandiri), maka orang tersebut dimasukkan ke dalam kelompok remaja (Effendi, 2005).

Kebiasaan makan pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor sosial ekonomi keluarga, pengetahun tentang gizi, ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dan informasi tentang pangan dan gizi. Yang termasuk dalam sosial ekonomi keluarga, yakni pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, besarnya uang saku yang didapat dan lokasi tempat tinggal (Madajinah, 2004).


(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini melihat hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada siswa SMA kelas XI Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

Variabel independen Variabel dependen

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Definisi

1. Serat adalah zat gizi yang diperlukan oleh tubuh yang bisa didapatkan dari konsumsi bahan pangan.

2. Konsumsi serat adalah jumlah sayur dan buah dalam satu hari, dalam satuan gram.

3. Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang yang didapti dari suatu proses berpikir.

3.2.2. Cara Ukur

Pengetahuan diukur dari serangkaian pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dan penggunaan form recall 24 jam selama satu minggu untuk mengukur konsumsi serat.

3.2.3. Alat Ukur

Alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan dan konsumsi serat adalah kuesioner dan Nutrisurvey for Indonesia


(26)

3.2.4. Hasil pengukuran

3.2.4.1 Pengetahuan

Cara pengukuranya dengan menghadapkan seorang responden pada sebuah kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak dan setiap pertanyaan yang dijawab benar diberi skor 1 dan yang salah diberi skor 0.

Semua skor dijumlahkan sehingga pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut

- Baik bila skor > 75%, dengan jawaban benar 11-15. - Sedang bila skor 60%-74%, dengan jawaban benar 9-11. - Kurang bila skor < 60%, dengan jawaban benar <9.

3.2.4.2Konsumsi Serat

Cara pengukuran diketahui melalui food recall 24 jam selama satu minggu, selanjutnya dibandingkan dengan national academy of science kategori remaja menyarankan konsumsi serat sebanyak 20-38g/hari Setelah itu, konsumsi responden dikategorikan sebagai berikut : 1. Konsumsi serat kurang (bila tingkat kecukupan <20 gram/hari)

2. Konsumsi serat terpenuhi (bila tingkat kecukupan ≥20 -38gram/hari)

3.2.4.3 Konsumsi Serat

Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Cross Tab

3.2.5. Skala Pengukuran

Pengetahuan tentang serat diukur dengan skala ordinal Konsumsi serat makanan diukur dengan skala ordinal


(27)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoadmojo, 2010).

4.2. Waktu dan Tempat penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai pelaporan hasil adalah mulai dari bulan September 2012 sampai bulan Oktober 2012.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3, Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah siswa dan siswi di kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 , yang berjumlah 100 orang.

4.3.2. Sampel

Penelitian ini menggunakan total sampling, dimana yang menjadi samplenya adalah seluruh siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 .

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer. Data primer yang digunakan dalam bentuk kuisioner untuk mengukur pengetahuan dan recall makanan 24 jam untuk mengetahui konsumsi serat dan untuk menilai konsumsi serat yang


(28)

terkandung didalam makanannya digunakan NutriSurvey for windows versi Indonesia.

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas

Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini reliable dan valid. Uji validitas digunakan mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner.

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan pada kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini.

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

Pengetahuan 1 0,535 Valid 0.872 Reliabel

2 0,200 Valid Reliabel

3 0,336 Valid Reliabel

4 0,299 Valid Reliabel

5 0,430 Valid Reliabel

6 0,361 Valid Reliabel

7 0,475 Valid Reliabel

8 0,367 Valid Reliabel

9 0,367 Valid Reliabel

10 0,358 Valid Reliabel

11 0,508 Valid Reliabel

12 0,533 Valid Reliabel

13 0,630 Valid Reliabel

14 0,489 Valid Reliabel

15 0,470 Valid Reliabel

4.5 Metode Analisis data

Pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi makanan ditabulasi frekuensi berdasarkan kategori yang telah disusun sebelumnya. Pengetahuan tentang serat makanan ditabulasi sederhana dengan kuesioner yang tersedia. Kemudian, dilakukan tabulasi silang antara pengetahuan tentang serat makanan dan konsumsi serat makanan dengan menggunakan perhitungan statistik uji Chi Square. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputer program SPSS 17.0 for windows(Statistical Product and Service Solution). Hasil pengolahan data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.


(29)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Harapan, yaitu di Sekolah Menengah Atas Harapan 3 kelas XI yang terletak di Jl. Karya Wisata Ujung / Sidorukun No. 31, Kecamatan Delitua, Kabupaten Deli Serdang – Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan dua kali kunjungan, kunjungan pertama pada tanggal 06 Oktober 2012 dilakukan pembagian dan pengisian serta pengumpulan kuisioner pengetahuan tentang serat makanan dan juga pembagian form recall makanan 24 jam selama seminggu yang akan diisi setiap responden mengkonsumsi makanan selama seminggu. Selanjutnya kunjungan kedua pada tanggal 15 Oktober 2012 dilakukan pengumpulan form recall makanan.

5.1.2.Karakteristik Responden

Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah ( orang ) Persentase ( % )

Laki-laki 55 55

Perempuan 45 45

Jumlah 100 100

Pada penelitian ini, sebagian besar responden adalah berjenis kelamin laki-laki, yaitu berjumlah 55 orang dan responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 45 orang.


(30)

5.1.3. Pengetahuan tentang Serat Responden.

Hasil pengumpulan data primer responden melalui kuesioner, yang terdiri dari 15 pertanyaan mengenai defenisi, jenis, sumber, dan fungsi serat makanan serta kerugian jika mengkonsumsi serat makanan sesuai yang dianjurkan.

Tabel 5.2. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Serat Makanan

No Pengetahuan Benar Salah

n % n %

1. Defenisi serat makanan 98 98% 2 2%

2 Pembagian serat makanan 96 96% 4 4%

3. Serat larut berguna untuk mengendalikan diabetes

24 24% 76 76% 4. Serat larut dapat membantu mencegah penyakit

jantung.

81 81% 19 19%

5. Sumber serat makanan 78 78% 22 22%

6. Serat tidak dapat larut dapat menyehatkan usus. 99 99% 1 1% 7. Serat tidak larut memperlancar BAB. 67 67% 33 33% 8. Gandum mengandung serat tidak larut dalam

kadar yang tinggi

100 100% - - 9. Anjuran kebutuhan serat 69 69% 31 31% 10. Penyakit-penyakit karena kekurangan serat. 100 100% - - 11. Sayuran mentah lebih kaya serat daripada

sayuran yang melalui proses pemasakan.

96 96% 4 4% 12. Serat (terutama serat tidak larut) banyak terdapat

di kulit buah.

95 95% 5 5%

13. Makanan sumber serat 99 99% 1 1%

14. Suplemen serat dapat dikonsumsi bila tidak dapat memenuhi kebutuhan serat dari makanan.

80 80% 20 20% 15. Makanan berserat tinggi sangat cocok sebagai

menu diet sehat untuk menjaga bentuk tubuh ideal.

100 100% - -

Nilai setiap pertanyaan kemudian dijumlahkan, sehingga didapat total skornya. Total skor tersebut kemudian dikategorikan menjadi 3 kategori pengetahuan, yaitu berpengetahuan baik, sedang, dan kurang.


(31)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Serat Makanan

Kategori Pengetahuan tentang Serat

Jumlah (orang) Persentase (%)

Baik 69 69

Sedang 12 12

Kurang 19 19

Jumlah 100 100

Kategori tingkat pengetahuan tentang serat makanan yang paling banyak adalah tingkat pengetahuan baik sebanyak 69 orang. Sedangkan tingkat pengetahuan tentang serat makanan yang paling sedikit adalah tingkat pengetahuan sedang berjumlah 12 orang, selebihnya adalah tingkat pengetahuan kurang tentang serat makanan sebanyak 19 orang.

5.1.4. Konsumsi Serat Responden

Kebutuhan serat makanan antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda, oleh karena itu tentunya jumlah konsumsi serat antara responden laki-laki dan perempuan tidak berbeda pula. Konsumsi serat makanan pada responden dilihat melalui food recall 24 jam selama seminggu dilampirkan bersama dengan kuesioner pengetahuan tentang serat makanan, dimana responden menuliskan apa saja makanan yang dkonsumsi selama seminggu. Penilaian konsumsi serat dibagi menjadi 2, yaitu konsumsi serat terpenuhi dan konsumsi serat kurang. Konsumsi serat dikatakan terpenuhi jika tingkat kecukupan ≥ 20 gram/hari, sedangkan konsumsi kurang jika tingkat kecukupan ≤ 20 gram/ hari Nasional Academy Of Science (Drummand & Brefere 2007).


(32)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Konsumsi Serat Responden

Kategori Konsumsi Serat Jumlah

(orang)

Persentase (%)

Laki-laki Terpenuhi 38 69%

Kurang 17 30,9%

Jumlah 55 100

perempuan Terpenuhi 31 68,8%

Kurang 14 33,3%

Jumlah 45 100

Pada responden laki-laki diperoleh hasil konsumsi serat terpenuhi adalah yang paling banyak, yaitu sebanyak 38 orang, sedangkan konsumsi serat kurang pada responden laki-laki sebanyak 17 orang, dengan rata-rata konsumsi serat 20-25 gr/hari.

Pada responden perempuan diperoleh hasil konsumsi serat terpenuhi adalah yang paling banyak, yaitu sebanyak 31 orang, sedangkan konsumsi serat kurang pada responden laki-laki sebanyak 15 orang, dengan rata-rata konsumsi serat ≤ 20-25 gr/hari.

5.1.5. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Serat dengan Konsumsi Serat Responden

Hasil penilaian kategori pengetahuan tentang serat responden ditabulasi silang dengan konsumsi dengan kategori konsumsi serat responden. Kategori pengetahuan tentang serat yang terbagi menjadi 3 kategori, yaitu berpengetahuan baik,sedang, atau kurang tentang serat, ditabulasi dengan konsumsi serat yang terdiri dari 2 kategori yakni konsumsi serat terpenuhi dan konsumsi serat kurang. Dari hasil tabulasi silang tersebut maka dapat dilihat hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan responden dengan konsumsi seratnya.


(33)

Tabel 5.5. Hubungan Pengetahuan Responden tentang Serat Makanan dengan Konsumsi Serat Responden

Pengetahuan Kategori Konsumsi Serat Total

Terpenuhi Kurang

Baik f 58 11 69

(%) 58% 11% 69%

Sedang f 5 7 12

(%) 5% 7% 12%

Kurang f 8 11 19

(%) 8% 11% 19%

Jumlah 69 31 100

(%) 69% 31% 100%

X² = 9,420 d = 2 p = 0,0287

Hasil tabulasi silang di atas menyatakan responden yang memiliki “tingkat pengetahuan baik tentang serat makanan dimana konsumsi seratnya baik” merupakan yang paling banyak ditemukan, yaitu sebanyak 58 orang. Sedangkan yang paling sedikit ditemukan adalah responden yang memiliki “tingkat pengetahuan sedang tentang serat makanan dimana konsumsi seratnya baik” sebanyak 5 orang.

Berdasarkan hasil analisis statistik dalam penelitian ini, nilai p yang diperoleh adalah 0,0287 < 0,05 yang menyatakan ada hubungan pengetahuan tentang serat dengan konsumsi serat pada siswa SMA Harapan 3 kelas XI Medan.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan tentang serat

Pengetahuan seseorang tentang gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal dan informal (Sulistijani, 2001). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Notoadmojo, 2007). Pengetahuan gizi khususnya tentang serat sangat berkaitan dengan konsumsi serat makanan karena pemahaman tentang serat makanan yang meliputi


(34)

sumber serat dan manfaat serat bagi tubuh sacara langsung mempengaruhi konsumsi serat setiap harinya. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang serat makanan baik yaitu sebanyak 69 orang. Hal ini mungkin terjadi karena baiknya pendidikan yang didapat dari proses belajar mengajar atau pun pendidikan informal lainnya yang dimiliki para responden serta didukung dengan baiknya perhatian dari para orang tua siswa terhadap konsumsi makanan anaknya hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang membawa bekal makanan dari rumah yang mana bekal tersebut mengandung bahan-bahan makanan yang kaya akan serat seperti sayuran hijau dan buah. Pada tahun 2010 Hutabarat melakukan penelitian terhadap 97 orang mahasiswa dan didapati 54 orang diantaranya berpengetahuan sedang. Jika dibandingkan dengan penelitian ini terlihat bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa lebih baik. Jika seseorang memiliki pengetahuan gizi yang lengkap, maka akan memiliki kesadaran gizi yang baik terutama dalam memilih jenis makanan yang tepat untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhannya (Roedjito, 1989).

5.2.2. Konsumsi serat

Menurut National Academy of Science tidak ada perbedaan anjuran konsumsi serat antara laki-laki dan perempuan dimana konsumsi serat dikatakan terpenuhi apabila 20-38 gram per hari dan dikatakan kurang apabila < 20 gram per hari. Pada responden tidak tampak perbedaan yang besar antara perempuan dan laki-laki, pada responden laki-laki sebanyak 38 orang dan responden perempuan sebanyak 31 orang yang konsumsi serat makanannya terpenuhi. Hal ini menunjukkan laki-laki dan perempuan sama-sama memperhatikan dan menjaga pola makanannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian sebelumnya menunjukkan konsumsi serat siswa lebih baik dari konsumsi serat mahasiswa (Hutabarat,2011). Hal ini mungkin terjadi karena mahasiswa cenderung tidak memperhatikan pola makan dan jenis makanan yang di konsumsinya. Sedangkan pola makan dan jenis makanan siswa masih bergantung pada orang tua.


(35)

5.2.3. Hubungan pengetahuan tentang serat dan konsumsi serat

Hasil analistik statistik uji silang didapatkan nilai p 0,0287 < 0,05 yang menyatakan adanya hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat makanan pada siswa kelas XI SMA Harapan 3. Hal tersebut terlihat pada (Tabel 5.5.), dimana responden yang memiliki pengetahuan baik tentang serat makanan memiliki konsumsi serat terpenuhi dan sama halnya juga dengan responden yang memiliki pengetahuan sedang maupun kurang tentang serat makanan konsumsi seratnya juga tidak terpenuhi.


(36)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada siswa kelas XI SMA Harapan 3 di Medan tahun 2012, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar siswa dan siswi kelas XI SMA Harapan 3 berpengetahuan baik terhadap kuisioner pengetahuan tentang serat makanan.

2. Sebagian besar siswa dan siswi kelas XI SMA Harapan 3 konsumsi seratnya baik.

3. Hasil analisis statistik penelitian diperoleh nilai p < 0,005 ( p= 0,0287) yang mana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang serat makanan dengan konsumsi serat pada siswa dan siswi kelas XI SMA Harapan 3 Medan.

6.2. Saran

1. Diharapkan seluruh siswa di Yayasan Pendidikan Harapan 3 secara aktif meningkatkan pengetahuannya tentang serat makanan melalui segala jenis media baik media cetak maupun elektronik.

2. Diharapkan juga agar siswa di Yayasan Pendidikan Harapan 3 lebih meningkatkan konsumsi seratnya.

3. Diharapkan kepada pihak sekolah agar selalu memperhatikan seluruh siswanya dan jajanan yang disediakan di kantin tetap harus dibawah pengawasan pihak sekolah agar konsumsi siswa dan siswi selalu baik, sehat dan bersih.

4. Diharapkan kepada pihak sekolah suatu saat dapat mengadakan penyuluhan tentang manfaat serat makanan agar seluruh siswa dapat mengetahui pentingnya serat makanan bagi tubuh kita.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2001. Prinsip Dasar ILMU GIZI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Beck, E.B., 1993. ILMU GIZI DAN DIET Hubungan dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Hutabarat, H., 2008. Hubungan Pengetahuan dengan Konsumsi Serat Pada

Mahasiswa FK USU 2010. Diakses dari:

Newman, W.A., 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, hal: 1349 http//repository.usu.ac.id/handle/123456789/31564.pdf

Notoadmodjo,S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Chipta

Roedjito, D., 1989. Sosio Budaya Gizi. Departemen Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan. Direktorat Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor. Bogor ; PAU IPB

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto

Sitorus, R., 2009. Makanan SEHAT & BERGIZI. Bandung: Yrama Widya

Tala, Z.Z., 2009. Manfaat Serat Bagi Kesehatan. Diakses dari:

Wahyuni,S.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication

http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1931/1/09E01454/pdf


(38)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran 1

1. Nama : Utari Olivina Tarigan

2. NIM : 090100101

3. Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 19 September 1991

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Eka warni/eka melati no. 30 Medan Johor

6. Telepon/Handphone : 061-7876483 / 081260091991

7. Alamat email

8. Riwayat Pendidikan :

 TK Ikal 1995-1997

 SD 005 Rintis Pekanbaru 1997-2003

 SMP Negeri 1 Medan 2003-2006

 SMA Negeri 2 Medan 2006-2009

 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2009-sekarang 9. Riwayat Organisasi :

 Anggota SCORA FK USU PEMA FK USU periode 2009-2010  Panitia PORSENI FK USU 2008

 Panitia PMB FK USU Tahun 2012. 10. Riwayat Pelatihan :


(39)

LEMBAR PENJELASAN Lampiran 2

Salam sejahtera,

Saya Utari Olivina Tarigan, mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Dan Konsumsi Serat Pada Siswa Dan Siswi Kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa luas pengetahuan siswa dan siswi kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang tentang pengetahuan dan konsumsi serat makanan.

Saya sangat mengharapkan kesediaan adik-adik untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memberikan dampak yang membahayakan. Semua informasi yang adik-adik berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, tidak disalahgunakan untuk maksud lain.

Demukianlah penjelasan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan kesediaan adik-adik saya ucapkan terima kasih.

Peneliti


(40)

LEMBAR PERNYATAAN Lampiran 3

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :

Umur : Alamat :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Konsumsi Serat Makanan Pada Siswa dan Siswi Kelas XI Sekolah Menengah Atas Yayasan Pendidikan Harapan 3 Medan Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang

Nama Peneliti : Utari Olivina Tarigan

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan,

Yang membuat pernyataan


(41)

Lampiran 4

KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG SERAT MAKANAN PADA SISWA DAN SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS

YAYASAN PENDIDIKAN HARAPAN TIGA MEDAN TAHUN 2012

A. Identitas Responden : Tanggal Wawancara : Nomor Responden : Nama Responden : Jenis Kelamin Responden : Umur : B. Pengetahuan

NO. PERTANYAAN YA TIDAK

1. Serat makanan adalah bagian dari tumbuhan yang kita makan yang tidak terurai di perut kita.

2. Serat terbagi atas serat larut dan tidak larut. 3. Serat larut berguna untuk mengendalikan

diabetes.

4. Serat larut dapat membantu mencegah penyakit jantung.

5. Kacang-kacangan, biji-bijian, umbi-umbian, buah-buahan dan sayuran adalah sumber serat larut.

6. Serat tidak dapat larut dapat menyehatkan usus. 7. Serat tidak larut memperlancar BAB.

8. Gandum mengandung serat tidak larut dalam kadar yang tinggi.

9. Anjuran kebutuhan serat 25-30 gram/hari. 10. Susah BAB, obesitas, penyakit jantung, penyakit

kencing manis merupakan penyakit karena kekurangan serat.

11. Sayuran mentah lebih kaya serat daripada sayuran yang melalui proses pemasakan.

12. Serat (terutama serat tidak larut air) banyak terdapat di kulit buah.

13. Rumput laut,agar-agar dan jeli juga merupakan sumber serat.

14. Suplemen serat dapat dikonsumsi bila tidak dapat memenuhi kebutuhan serat dari makanan.

15. Makanan berserat tinggi sangat cocok sebagai menu diet sehat untuk menjaga bentuk tubuh ideal.


(42)

C. Recall 24 jam Konsumsi Makanan

Waktu Makan

Nama Hidangan

Bahan Makanan Berat Bersih URT Gram


(43)

(44)

(45)

Lampiran 7 Correlations pertan yaan 1 pertan yaan 2 pertan yaan 3 pertan yaan 4 pertan yaan 5 pertan yaan 6 pertan yaan 7 pertan yaan 8 pertan yaan 9 pertan yaan 10 pertan yaan 11 pertan yaan 12 pertan yaan 13 pertan yaan 14 pertan yaan 15 total skor pertanyaan 1 Pearson

Correlation

1 -.036 -.169 -.085 .053 .812** .a .a .571** .a .862** .498** .571** .812** .a .803** Sig. (2-tailed) .723 .092 .399 .599 .000 . . .000 . .000 .000 .000 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 2 Pearson

Correlation

-.036 1 .118 -.099 -.105 -.029 .a .a -.021 .a -.042 -.047 -.021 -.029 .a .148 Sig. (2-tailed) .723 .243 .328 .297 .773 . . .839 . .681 .644 .839 .773 . .141 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 3 Pearson

Correlation

-.169 .118 1 -.839**

-.836**

-.082 .a .a .058 .a -.236* -.079 -.174 -.082 .a -.393** Sig. (2-tailed) .092 .243 .000 .000 .415 . . .566 . .018 .432 .083 .415 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 4 Pearson

Correlation

-.085 -.099 -.839**

1 .877** -.069 .a .a -.049 .a -.099 -.111 -.049 -.069 .a .322** Sig. (2-tailed) .399 .328 .000 .000 .494 . . .631 . .328 .271 .631 .494 . .001 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 5 Pearson

Correlation

.053 -.105 -.836**


(46)

Sig. (2-tailed) .599 .297 .000 .000 .466 . . .609 . .149 .956 .052 .314 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 6 Pearson

Correlation

.812** -.029 -.082 -.069 -.074 1 .a .a .704** .a .700** .295** -.014 .490** .a .598** Sig. (2-tailed) .000 .773 .415 .494 .466 . . .000 . .000 .003 .887 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 7 Pearson

Correlation

.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-tailed) . . . .

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 8 Pearson

Correlation

.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-tailed) . . . .

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 9 Pearson

Correlation

.571** -.021 .058 -.049 -.052 .704** .a .a 1 .a .492** -.023 -.010 .704** .a .536** Sig. (2-tailed) .000 .839 .566 .631 .609 .000 . . . .000 .820 .921 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 10 Pearson

Correlation

.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-tailed) . . . .


(47)

pertanyaan 11 Pearson Correlation

.862** -.042 -.236* -.099 .145 .700** .a .a .492** .a 1 .421** .492** .700** .a .736** Sig. (2-tailed) .000 .681 .018 .328 .149 .000 . . .000 . .000 .000 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 12 Pearson

Correlation

.498** -.047 -.079 -.111 -.006 .295** .a .a -.023 .a .421** 1 .438** .295** .a .484** Sig. (2-tailed) .000 .644 .432 .271 .956 .003 . . .820 . .000 .000 .003 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 13 Pearson

Correlation

.571** -.021 -.174 -.049 .195 -.014 .a .a -.010 .a .492** .438** 1 .704** .a .536** Sig. (2-tailed) .000 .839 .083 .631 .052 .887 . . .921 . .000 .000 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 14 Pearson

Correlation

.812** -.029 -.082 -.069 .102 .490** .a .a .704** .a .700** .295** .704** 1 .a .762** Sig. (2-tailed) .000 .773 .415 .494 .314 .000 . . .000 . .000 .003 .000 . .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 15 Pearson

Correlation

.a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a .a

Sig. (2-tailed) . . . .

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 total skor Pearson

Correlation

.803** .148 -.393**

.322** .487** .598** .a .a .536** .a .736** .484** .536** .762** .a 1 Sig. (2-tailed) .000 .141 .000 .001 .000 .000 . . .000 . .000 .000 .000 .000 .


(48)

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a. Cannot be computed because at least one of the variables is constant. *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(49)

Correlations pertan yaan 1 perta nyaa n 2 perta nyaa n 3 perta nyaa n 4 perta nyaa n 5 pertan yaan 6 perta nyaa n 7 pert any aan 8 pertan yaan 9 pertany aan 10 pertan yaan 11 pertan yaan 12 pertan yaan 13 perta nyaa n 14 perta nyaa n 15 total skor pertanyaan 1 Pearson

Correlation

1 -.029

-.241*

-.065

.107 .704** -.020 -.020

-.020 -.020 .812** .565** .704** .704* *

-.029 .661**

Sig. (2-tailed) .773 .016 .523 .289 .000 .840 .840 .840 .840 .000 .000 .000 .000 .773 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 2 Pearson

Correlation

-.029 1 .005 -.092

-.102 -.021 -.029 .335 **

-.029 -.029 -.036 -.052 -.021 -.021 -.042 .155

Sig. (2-tailed) .773 .963 .361 .312 .839 .773 .001 .773 .773 .723 .610 .839 .839 .681 .013 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 3 Pearson

Correlation

-.241* .005 1 -.764 **

-.787* *

-.170 -.078 -.241 *


(50)

Sig. (2-tailed) .016 .963 .000 .000 .092 .440 .016 .016 .402 .003 .676 .092 .092 .230 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 4 Pearson

Correlation

-.065 -.092

-.764* *

1 .772* *

-.045 .126 -.065

.126 -.065 -.080 -.114 -.045 -.045 -.092 .344**

Sig. (2-tailed) .523 .361 .000 .000 .653 .213 .523 .213 .523 .431 .257 .653 .653 .361 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 5 Pearson

Correlation

.107 -.102

-.787* *

.772 **

1 -.050 .107 .107 .107 -.071 .205* -.021 .201* .201* -.102 .541**

Sig. (2-tailed) .289 .312 .000 .000 .620 .289 .289 .289 .480 .041 .835 .045 .045 .312 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 6 Pearson

Correlation

.704** -.021

-.170 -.045

-.050 1 -.014 -.014

-.014 -.014 .571** .398** -.010 -.010 -.021 .336**


(51)

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 7 Pearson

Correlation

-.020 -.029

-.078 .126 .107 -.014 1 -.020

-.020 -.020 -.025 .265** -.014 -.014 -.029 .293**

Sig. (2-tailed) .840 .773 .440 .213 .289 .887 .840 .840 .840 .804 .008 .887 .887 .773 .003 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 8 Pearson

Correlation

-.020 .335 **

-.241*

-.065

.107 -.014 -.020 1 -.020 -.020 -.025 -.036 -.014 -.014 -.029 .109

Sig. (2-tailed) .840 .001 .016 .523 .289 .887 .840 .840 .840 .804 .721 .887 .887 .773 .022 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 9 Pearson

Correlation

-.020 -.029

-.241*

.126 .107 -.014 -.020 -.020

1 -.020 -.025 -.036 -.014 -.014 -.029 .109

Sig. (2-tailed) .840 .773 .016 .213 .289 .887 .840 .840 .840 .804 .721 .887 .887 .773 .042 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 10 Pearson

Correlation

-.020 -.029

.085 -.065

-.071 -.014 -.020 -.020


(52)

Sig. (2-tailed) .840 .773 .402 .523 .480 .887 .840 .840 .840 .804 .721 .887 .887 .773 .032 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 11 Pearson

Correlation

.812** -.036 -.297* * -.080

.205* .571** -.025 -.025

-.025 -.025 1 .449** .571** .571* *

-.036 .587**

Sig. (2-tailed) .000 .723 .003 .431 .041 .000 .804 .804 .804 .804 .000 .000 .000 .723 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 12 Pearson

Correlation

.565** -.052

-.042 -.114

-.021 .398** .265* *

-.036

-.036 -.036 .449** 1 .398** .398* *

-.052 .572**

Sig. (2-tailed) .000 .610 .676 .257 .835 .000 .008 .721 .721 .721 .000 .000 .000 .610 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 13 Pearson

Correlation

.704** -.021

-.170 -.045

.201* -.010 -.014 -.014

-.014 -.014 .571** .398** 1 1.000 **

-.021 .595**

Sig. (2-tailed) .000 .839 .092 .653 .045 .921 .887 .887 .887 .887 .000 .000 .000 .839 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100


(53)

pertanyaan 14 Pearson Correlation

.704** -.021

-.170 -.045

.201* -.010 -.014 -.014

-.014 -.014 .571** .398** 1.000* *

1 -.021 .595**

Sig. (2-tailed) .000 .839 .092 .653 .045 .921 .887 .887 .887 .887 .000 .000 .000 .839 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 15 Pearson

Correlation

-.029 -.042

.121 -.092

-.102 -.021 -.029 -.029

-.029 -.029 -.036 -.052 -.021 -.021 1 .155

Sig. (2-tailed) .773 .681 .230 .361 .312 .839 .773 .773 .773 .773 .723 .610 .839 .839 .023 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 total skor Pearson

Correlation

.661** .155 -.451* * .344 ** .541* *

.336** .293* *

.109 .109 .109 .587** .572** .595** .595* *

.155 1

Sig. (2-tailed) .000 .123 .000 .000 .000 .001 .013 .22 .042 .032 .000 .000 .000 .000 .023

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(54)

Lampiran 8

Tabel induk

No Nama JK UMUR TS JKS KP KKS Jenis konsumsi serat

1. AA LK 16 14 16 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki,telur.

2. AR LK 16 8 21 Kurang Baik Bayam rebus,kankung tumis,sambal terong,sayur bening,buah. 3 AD PR 16 13 20 Baik Baik Tumis tauge,sayur bening,tumis kankung,bayam

tumis,pecal,buah.

4. AC PR 16 12 9 Baik Kurang Sop ayam,buah,mi instant,daging ayam olahan.

5. DA PR 17 13 20 Baik Baik Gado-gado,sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto medan,rujak.

6. DP PR 16 13 7 Baik Kurang Nasi goreng,mi instant,daging ayam olahan

7. EC PR 16 13 15,5 Baik Kurang Tumis tauge,sayur bening,tumis kankung,bayam tumis,salad 8. EW LK 17 7 21,2 Kurang Baik Gado-gado,sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto

medan,rujak.

9. EM PR 16 11 8,9 Sedang Kurang Soto ayam,sop ayam,buah

10. FM PR 16 13 20,5 baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,buah.

11. FI LK 16 8 15 Kurang Kurang Nasi goreng,mi instant,buah

12. FY LK 16 13 24,1 Baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah.

13. FR PR 16 13 20 Baik Baik tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah. 14. ID PR 16 7 8 Kurang Kurang Bayam rebus,sayur sop,buah

15. HD PR 16 13 2,2 Baik Kurang Buah


(55)

17. LA PR 16 11 9,9 Sedang Kurang Bayam rebus,tumis kankung

18. LM LK 17 12 20,5 Baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah.

19. MA LK 16 13 19,8 Baik Baik Gado-gado,pecal,sayur bening,sop sayur.

20. MI LK 17 8 4 Kurang Kurang Buah

21. MY PR 17 11 23 sedang Baik Sambal terong,bayam rebus,sop sayur,soto ayam,soto daging,lalapan.

22. MG LK 16 13 6,9 Baik Kurang Lalapan,rujak.

23. MD LK 16 8 21 Kurang Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

24. MR LK 16 15 16 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki. 25. MV PR 16 14 13,6 Baik Kurang Buah,salad sayur dan buah.

26. MF PR 16 10 19 Sedang Baik Capcai,bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung. 27. NS PR 16 14 8,1 Baik Kurang Bayam rebus,sayur bening,mi instant,pizza

28. RI PR 16 7 7,6 Kurang Kurang Tumis bayam,tumis brokoli,

29. RT LK 16 14 6 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,daging ayam olahan. 30. RA PR 17 10 9 Sedang Kurang Mi instant,nasi goreng,salad buah,roti isi daging. 31. SS PR 16 8 20 Kurang Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal

terong,lalapan,buah.

32. ST PR 16 12 17 Baik Kurang Tumis tauge,tumis kankung,capcay,sop sayur. 33. TA LK 16 14 20 Baik Baik Capcai,bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung.

34. TI LK 16 11 25 Sedang Baik Bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung,capcay,lalapan,buah 35. WM PR 16 13 22 Baik Baik Tumis kangkung,sop sayur,sayur bening

36. AL LK 16 14 20 Baik Baik Tumis sayur2,bayam rebus,lalapan,tumis kangkung,buah. 37. AM PR 16 14 21 Baik Baik Bayam rebus,sayur bening,tumis tauge tahu,tempe,terong lodeh 38. AI LK 16 8 19 Kurang Baik Sayur asam,tahu goreng,sop sayur,bayam rebus,kangkung rebus. 39. AO LK 17 14 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal


(56)

terong,lalapan,buah.

40. CF PR 16 11 19 Sedang Baik Gado-gado,pecal,sayur bening,sop sayur,buah.

41. DY LK 16 14 22 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,sayur asam,jagung,terong sambal. 42. FA LK 16 10 16 Sedang Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki.

43. FH LK 16 13 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,,lalapan,buah. 44. FZ LK 16 13 20 Baik Baik Tumis sayur,tumis tauge,soto ayam,lalapan,buah.

45. FS PR 16 9 4 Sedang Kurang buah

46. FL PR 16 10 2,2 Sedang Kurang selada

47. HB LK 16 13 6 Baik Kurang Lalapan,bayam rebus.

48. MV LK 16 14 21 Baik Baik Bayam rebus,sayur bening,tumis tauge tahu,tempe,terong lodeh 49. MF LK 16 6 6 Kurang Kurang Mi instant,daging ayam olahan,

50. MQ LK 16 8 5,1 Kurang Kurang Roti isi daging,mi instant,ayam kentaki,bakso bakar. 51. MS LK 16 8 10 Kurang Kurang Bakso,roti isi daging,bayam rebus,buah.

52. MN LK 16 9 9 Kurang Kurang Buah,salad

53. MT LK 16 6 5,4 Kurang Kurang Mi instant,bayam tumis,buah.

54. MZ LK 16 8 19 Kurang Baik Gado-gado,tempe,pecal,sayur bening,sop sayur,buah.

55. MH LK 17 11 2 Sedang Kurang Buah

56. MO LK 16 7 3,9 Kurang Kurang Buah

57. NI PR 16 7 4 Kurang Kurang Buah

58. RS LK 16 11 11 Sedang Kurang Bayam rebus,kangkung,rebus,mi instant,daging ayam olahan,bakso.

59. RM PR 16 14 23 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

60. RB LK 17 14 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,lalapan,buah.

61. RD LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,tumis sayur2,selada,salad buah 62. SC PR 16 14 20 Baik Baik Tahu goreng,tempe,tumis bayam


(57)

64. TW LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,sayur sop,tumis tauge,tumis sayur2. 65. VY PR 16 11 22 Sedang Kurang Terong sabal,salad buah,sop buah,sayur bening,lalapan. 66. WT PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam jagung,tumis kangkung,tahu,tempe,tumis

sayur2,selada.

67. AG LK 16 13 21 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

68. AT LK 16 13 22 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur bening,rujak.

69. AP LK 16 14 20 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 70. AS PR 16 14 20 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge. 71. AE PR 17 7 21 Kurang Baik Sop sayur,sop ayam,soto,bakso,buah.

72. AD PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam,capcay,tumis kangkung,lalapan.

73. AY PR 16 14 20 Baik Baik Sawi tumis,sawi putih santan,rebus bayam,tumis kangkung,buah. 74. BM LK 16 13 21 Baik Baik Rebus bayam,daun ubi tumbuk,capcay,sayur sop.

75. DF PR 16 14 22 Baik Baik Tumis kangkung,sayur bening,tumis tauge tahu,sop sayur 76. DR LK 16 14 20 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,jus2 buah.

77. FT LK 16 14 20,5 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 78. FE LK 16 14 22 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur

bening,buah.

79. FI LK 16 13 22 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,tumis tauge,sayur sop,tumis sawi. 80. MK LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,sayur bening,sayur sop,pecal,tahu

goreng.

81. MU LK 17 14 20 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge. 82. MX PR 16 15 21 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,capcay.

83. MM PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur bening. 84. ML LK 16 13 21 Baik Baik Sop sayur,sayur bening,capcay.


(58)

goreng.

86. ME LK 16 14 20 Baik Baik Rebus kangkung,rebus bayam,tumis sayur2. 87. NY PR 16 14 20,1 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge. 88. NO LK 16 13 22 Baik Baik Lalapan , buah

89. PA PR 16 15 20 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 90. PU PR 16 14 23,1 Baik Baik Gado-gado,bayam rebus,kangkung rebus,sayur bening,sayur

sop,pecal,tahu goreng.

91. RP LK 16 14 21,1 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,tumis sayur2. 92. RH LK 16 14 20 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,buah

93. RH PR 16 14 20,3 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan 94. RF LK 16 14 21 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,sayur bening.

95. RZ PR 16 13 22 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan. 96. RW LK 16 11 20 Sedang Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,rebus bayam,rebus kangkung,buah. 97. RC LK 16 14 21 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,sayur bening,capcay.

98. SH PR 16 14 22 Baik Baik Capcay,sayur bening,tumis bayam,tumis tauge. 99. SN PR 16 14 20,1 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,bayam rebus,capcay.


(1)

pertanyaan 14 Pearson Correlation

.704** -.021

-.170 -.045

.201* -.010 -.014 -.014

-.014 -.014 .571** .398** 1.000* *

1 -.021 .595**

Sig. (2-tailed) .000 .839 .092 .653 .045 .921 .887 .887 .887 .887 .000 .000 .000 .839 .000 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 pertanyaan 15 Pearson

Correlation

-.029 -.042

.121 -.092

-.102 -.021 -.029 -.029

-.029 -.029 -.036 -.052 -.021 -.021 1 .155

Sig. (2-tailed) .773 .681 .230 .361 .312 .839 .773 .773 .773 .773 .723 .610 .839 .839 .023 N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 total skor Pearson

Correlation

.661** .155 -.451* * .344 ** .541* *

.336** .293* *

.109 .109 .109 .587** .572** .595** .595* *

.155 1

Sig. (2-tailed) .000 .123 .000 .000 .000 .001 .013 .22 .042 .032 .000 .000 .000 .000 .023

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(2)

Lampiran 8

Tabel induk

No Nama JK UMUR TS JKS KP KKS Jenis konsumsi serat

1. AA LK 16 14 16 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki,telur.

2. AR LK 16 8 21 Kurang Baik Bayam rebus,kankung tumis,sambal terong,sayur bening,buah. 3 AD PR 16 13 20 Baik Baik Tumis tauge,sayur bening,tumis kankung,bayam

tumis,pecal,buah.

4. AC PR 16 12 9 Baik Kurang Sop ayam,buah,mi instant,daging ayam olahan.

5. DA PR 17 13 20 Baik Baik Gado-gado,sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto medan,rujak.

6. DP PR 16 13 7 Baik Kurang Nasi goreng,mi instant,daging ayam olahan

7. EC PR 16 13 15,5 Baik Kurang Tumis tauge,sayur bening,tumis kankung,bayam tumis,salad 8. EW LK 17 7 21,2 Kurang Baik Gado-gado,sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto

medan,rujak.

9. EM PR 16 11 8,9 Sedang Kurang Soto ayam,sop ayam,buah

10. FM PR 16 13 20,5 baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,buah.

11. FI LK 16 8 15 Kurang Kurang Nasi goreng,mi instant,buah

12. FY LK 16 13 24,1 Baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah.

13. FR PR 16 13 20 Baik Baik tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah.

14. ID PR 16 7 8 Kurang Kurang Bayam rebus,sayur sop,buah

15. HD PR 16 13 2,2 Baik Kurang Buah


(3)

17. LA PR 16 11 9,9 Sedang Kurang Bayam rebus,tumis kankung

18. LM LK 17 12 20,5 Baik Baik Sayur bening,tumis bayam,tumis kangkung,pecal,soto ayam,sop sayur,buah.

19. MA LK 16 13 19,8 Baik Baik Gado-gado,pecal,sayur bening,sop sayur.

20. MI LK 17 8 4 Kurang Kurang Buah

21. MY PR 17 11 23 sedang Baik Sambal terong,bayam rebus,sop sayur,soto ayam,soto daging,lalapan.

22. MG LK 16 13 6,9 Baik Kurang Lalapan,rujak.

23. MD LK 16 8 21 Kurang Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

24. MR LK 16 15 16 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki. 25. MV PR 16 14 13,6 Baik Kurang Buah,salad sayur dan buah.

26. MF PR 16 10 19 Sedang Baik Capcai,bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung. 27. NS PR 16 14 8,1 Baik Kurang Bayam rebus,sayur bening,mi instant,pizza

28. RI PR 16 7 7,6 Kurang Kurang Tumis bayam,tumis brokoli,

29. RT LK 16 14 6 Baik Kurang Bayam rebus,mi instant,daging ayam olahan. 30. RA PR 17 10 9 Sedang Kurang Mi instant,nasi goreng,salad buah,roti isi daging. 31. SS PR 16 8 20 Kurang Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal

terong,lalapan,buah.

32. ST PR 16 12 17 Baik Kurang Tumis tauge,tumis kankung,capcay,sop sayur. 33. TA LK 16 14 20 Baik Baik Capcai,bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung.

34. TI LK 16 11 25 Sedang Baik Bayam rebus,tumis bayam,tumis kangkung,capcay,lalapan,buah 35. WM PR 16 13 22 Baik Baik Tumis kangkung,sop sayur,sayur bening

36. AL LK 16 14 20 Baik Baik Tumis sayur2,bayam rebus,lalapan,tumis kangkung,buah. 37. AM PR 16 14 21 Baik Baik Bayam rebus,sayur bening,tumis tauge tahu,tempe,terong lodeh 38. AI LK 16 8 19 Kurang Baik Sayur asam,tahu goreng,sop sayur,bayam rebus,kangkung rebus. 39. AO LK 17 14 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal


(4)

terong,lalapan,buah.

40. CF PR 16 11 19 Sedang Baik Gado-gado,pecal,sayur bening,sop sayur,buah.

41. DY LK 16 14 22 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,sayur asam,jagung,terong sambal. 42. FA LK 16 10 16 Sedang Kurang Bayam rebus,mi instant,ayam goreng kentaki.

43. FH LK 16 13 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,,lalapan,buah. 44. FZ LK 16 13 20 Baik Baik Tumis sayur,tumis tauge,soto ayam,lalapan,buah.

45. FS PR 16 9 4 Sedang Kurang buah

46. FL PR 16 10 2,2 Sedang Kurang selada

47. HB LK 16 13 6 Baik Kurang Lalapan,bayam rebus.

48. MV LK 16 14 21 Baik Baik Bayam rebus,sayur bening,tumis tauge tahu,tempe,terong lodeh 49. MF LK 16 6 6 Kurang Kurang Mi instant,daging ayam olahan,

50. MQ LK 16 8 5,1 Kurang Kurang Roti isi daging,mi instant,ayam kentaki,bakso bakar. 51. MS LK 16 8 10 Kurang Kurang Bakso,roti isi daging,bayam rebus,buah.

52. MN LK 16 9 9 Kurang Kurang Buah,salad

53. MT LK 16 6 5,4 Kurang Kurang Mi instant,bayam tumis,buah.

54. MZ LK 16 8 19 Kurang Baik Gado-gado,tempe,pecal,sayur bening,sop sayur,buah.

55. MH LK 17 11 2 Sedang Kurang Buah

56. MO LK 16 7 3,9 Kurang Kurang Buah

57. NI PR 16 7 4 Kurang Kurang Buah

58. RS LK 16 11 11 Sedang Kurang Bayam rebus,kangkung,rebus,mi instant,daging ayam olahan,bakso.

59. RM PR 16 14 23 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

60. RB LK 17 14 20 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,lalapan,buah.

61. RD LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,tumis sayur2,selada,salad buah

62. SC PR 16 14 20 Baik Baik Tahu goreng,tempe,tumis bayam


(5)

64. TW LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,sayur sop,tumis tauge,tumis sayur2. 65. VY PR 16 11 22 Sedang Kurang Terong sabal,salad buah,sop buah,sayur bening,lalapan. 66. WT PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam jagung,tumis kangkung,tahu,tempe,tumis

sayur2,selada.

67. AG LK 16 13 21 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan,buah.

68. AT LK 16 13 22 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur bening,rujak.

69. AP LK 16 14 20 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 70. AS PR 16 14 20 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge. 71. AE PR 17 7 21 Kurang Baik Sop sayur,sop ayam,soto,bakso,buah.

72. AD PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam,capcay,tumis kangkung,lalapan.

73. AY PR 16 14 20 Baik Baik Sawi tumis,sawi putih santan,rebus bayam,tumis kangkung,buah. 74. BM LK 16 13 21 Baik Baik Rebus bayam,daun ubi tumbuk,capcay,sayur sop.

75. DF PR 16 14 22 Baik Baik Tumis kangkung,sayur bening,tumis tauge tahu,sop sayur 76. DR LK 16 14 20 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,jus2 buah.

77. FT LK 16 14 20,5 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 78. FE LK 16 14 22 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur

bening,buah.

79. FI LK 16 13 22 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,tumis tauge,sayur sop,tumis sawi. 80. MK LK 16 14 20 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,sayur bening,sayur sop,pecal,tahu

goreng.

81. MU LK 17 14 20 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge.

82. MX PR 16 15 21 Baik Baik Bayam rebus,kangkung rebus,capcay.

83. MM PR 16 14 20 Baik Baik Rebus bayam,kangkung tumis,sop sayur,sop ayam,sayur bening. 84. ML LK 16 13 21 Baik Baik Sop sayur,sayur bening,capcay.


(6)

goreng.

86. ME LK 16 14 20 Baik Baik Rebus kangkung,rebus bayam,tumis sayur2. 87. NY PR 16 14 20,1 Baik Baik Daun ubi gulai,rebus bayam,capcay,tumis tauge.

88. NO LK 16 13 22 Baik Baik Lalapan , buah

89. PA PR 16 15 20 Baik Baik Tumis bayam,tumis kacang panjang,daun ubi tumbuk. 90. PU PR 16 14 23,1 Baik Baik Gado-gado,bayam rebus,kangkung rebus,sayur bening,sayur

sop,pecal,tahu goreng.

91. RP LK 16 14 21,1 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,tumis sayur2.

92. RH LK 16 14 20 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,buah

93. RH PR 16 14 20,3 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan 94. RF LK 16 14 21 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,sayur bening.

95. RZ PR 16 13 22 Baik Baik Sayur bening,bayam rebus,sayur asam,sambal terong,lalapan. 96. RW LK 16 11 20 Sedang Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,rebus bayam,rebus kangkung,buah. 97. RC LK 16 14 21 Baik Baik Tumis bayam,tumis kangkung,sayur bening,capcay.

98. SH PR 16 14 22 Baik Baik Capcay,sayur bening,tumis bayam,tumis tauge. 99. SN PR 16 14 20,1 Baik Baik Daun ubi tumbuk,lalapan,bayam rebus,capcay.