59
dalam menangani masalah. Sebagai seorang pemimpin, ia pasti berkutat dengan permasalahan-permasalahan yang kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah
kecerdikan untuk menghasilkan solusi yang tepat. Tanpa kecerdikan, seorang pemimpin akan rentan menghasilkan kebijakan yang tidak efekif. Kebijakan yang
salah atau tidak efektif tentu akan berpengaruh pada berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan. Inilah yang menjadi alasan mengapa kecerdikan diperlukan dalam
proses memimpin.
E. Sebagai pemimpin banyak pandainya
Pandai membaca tanda alamat Pandai mengunut mengikuti jejak
Pandai menyimpan tidak berbau Pandai mengunci dengan budi
Pengetahuan dan kecerdikan tidaklah lengkap apabila tidak dilengkapi dengan sifat pandai. Kepandaian dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai kemampuan analisis
yang baik terhadap masalah-masalah yang ada. Dengan ditunjang adanya pengetahuan yang cukup, ditambah dengan kepandaian dalam analisis, maka
pemimpin harus cerdik dalam mengambil setiap keputusan. Analisis adalah bagian terpenting dalam usaha penyelesaian masalah. Oleh karena itu, kemampuan
analisis yang baik sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik. Pepatah lama mengatakan: “Bagi yang pandai, mana yang kusut akan selesai; orang yang
pandai pantang memandai-mandai”. Tampak sekali bahwa kepandaian sangat berperan besar dalam mengurai “benang kusut”. Tanpa kepandaian, benang kusut
tersebut takkan pernah selesai untuk diurai, kalaupun dapat dilakukan pastinya akan memakan waktu yang lama.
F. Sebagai pemimpin banyak arifnya
Di dalam tinggi ia rendah Di dalam rendah ia tinggi
Pada jauh ianya dekat Pada yang dekat ianya jauh
60
Arif dan bijak mungkin adalah dua kata yang memiliki makna yang sangat dekat. Bahkan, ada sebagian masyarakat yang menyamakan dua kata tersebut. Namun,
dalam konteks Melayu, dua kata tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Arif lebih merujuk kepada kemampuan pembawaan diri dalam proses sosialisasi,
sedangkan bijaksana lebih mengarah kepada pengolahan pengetahuan dengan sebaik-baiknya. Seorang raja atau pemimpin akan lebih dihormati apabila ia memiki
kearifan dalam bertindak. Kearifan yang dimiliki pemimpin akan menambah rasa kepercayaan rakyat bahwa ia memang benar-benar figur yang cocok untuk
memimpin.
G. Sebagai pemimpin mulia budinya
Berkuasa tidak memaksa Berpengetahuan tidak membodohkan
Berpangkat tidak menghambat Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak menyalahgunakan kekuasaannya
untuk melakukan perbuatan sewenang-wenang. Pemimpin adalah seseorang yang ditunjuk untuk melayani kepentingan masyarakat, bukan seseorang yang hanya
diberi kekuasaan untuk memuaskan ambisi pribadinya. Oleh karena itu, bagi bangsa Melayu, sifat sewenang-wenang dalam memerintah pantang dilakukan oleh seorang
pemimpin.
H. Sebagai pemimpin banyak relanya
Rela berkorban membela kawan Rela dipapak membela yang hak
Rela mati membalas budi Rela melangas karena tugas
Rela berbagi untung rugi Rela beralah dalam menang
Rela berpenat menegakkan adat Rela terkebat membela adat
Rela binasa membela bangsa
61
Pemimpin adalah seorang yang harus membela kepentingan rakyatnya. Ia harus rela untuk banyak hal demi terpenuhinya kepentingan warganya. Syair di atas
menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus rela sengsara demi membela hak, ia harus rela membela kawan meski harus berkorban. Ia juga harus rela dalam
kesulitan ketika rakyatnya kesulitan, mengusahakan kebahagiaan untuk rakyatnya saat ia bahagia. Jiwa patriotisme juga ditanamkan di sini karena bela negara
memang sangat dianjurkan. Bahkan, seorang pemimpin harus rela mati demi membela bangsanya, serta rela berpenat dan terkebat dalam membela adatnya.
Bagaimanapun seorang pemimpin memang difungsikan sebagai orang yang bersedia berkorban demi orang banyak.
I. Sebagai pemimpin banyak ikhlasnya