12
G. Hambatan-hambatan Good Governance
Luthfi A.Mutty staf Ahli Wapres, dua hambatan utama untuk mewujudkan pemerintahan yang baik :
Pertama, intervensi politik terhadap proses administrasi. Untuk kasus daerah, sudah menjadi rahasia umum bahwa, hasil pertama dari pilkada adalah “balas jasa” dan
“balas dendam”.
Kedua, keterlibatan lingkaran terdalam kepala daerah untuk ikut campur dalam urusan birokrasi. Mulai dari anak hingga menantu. Dari saudara hingga ipar. Dari
istri hingga mertua. Dari sopir hingga ajudan. Bahkan juga anggota tim sukses yang merasa punya andil bagi terpilihnya kepala daerah, merasa berhak untuk ikut
campur urusan pemerintahan.
13
II. SEKILAS TENTANG KABUPATEN BENGKALIS A. Sejarah Kabupaten Bengkalis
1. Bengkalis dalam Tinjauan Masa Prasejarah
Bengkalis sebagai salah satu kawasan di Sumatera memiliki permasalahan dalam hal bukti pra sejarah yang sama dengan daerah Sumatera pada umumnya, yakni
tidak ditemukannya bukti-bukti pra sejarah berupa fosil-fosil dan artefak dan sejenisnya yang menjadi bukti fisik peradaban masa pra sejarah. Namun demikian,
para ahli sejarah menyebutkan bahwa Bengkalis pada masa pra sejarah telah dihuni oleh manusia dengan pola kehidupan tradisional serta memiliki tatanan
pemerintahan dalam bentuk perbatinan. Pembentukan perbatinan tersebut didasarkan pada adat istiadat, kepercayaan serta talian darah. Kepala daerah dari
pemerintahan perbatinan tersebut di namakan ‘batin’ bomo ketua adat. Kebatinan yang dikenal pada masa itu adalah perbatinan orang hutan serta perbatinan
Senggoro. Pemerintahan perbatinan tersebut dimiliki oleh daerah dengan suku-suku terbelakang seperti Suku Sakai di pedalaman Pulau Rupat serta suku orang hutan
yang ada di pedalaman Pulau Bengkalis.
2. Asal Usul Nama Bengkalis
Kata Bengkalis berasal dari dua kata yang digabung, yakni ‘mengkal’ dan ‘kalis’. Mengkal memiliki makna sedih atau sebak, sementari kalis berarti sabar, tabah dan
tahan ujian. Dua kata ini diambil dari pernyataan Raja Kecil kepada para pembantu dan pengikutnya saat ia tiba di Pulau Bengkalis dan bermaksud merebut tahta dari
kerajaan Johor. Inilah ungkapan Raja Kecil yang menginspirasi lahirnya nama Bengkalis tersebut, “Mengkal rasanya hati ini karena tidak diakui sebagai Sultan
yang memerintah negeri, namun tidak mengapalah, kita masih kalis dalam menerima keadaan ini. Ungkapan Raja Kecil tersebut menjadi buah bibir penduduk
tempat, Baginda raja sedang mengkal tetapi masih kalis, sehingga akhirnya lahir lah persepsi, ‘oh Baginda sedang mengkalis’. Kata mengkalis tersebut lama kelamaan
berubah menjadi Bengkalis, hingga dikenal lah tempat tersebut sebagai Bengkalis.