58
sebagai fitnah untuk menjatuhkannya. Pemimpin yang baik tidak melakukan semua itu. Ia akan menerima kritik dengan lapang dada dan menghargainya sebagai
sebuah nasihat.
C. Sebagai pemimpin banyak bijaknya
Bijak menyukat sama papat Bijak mengukur sama panjang
Bijak menimbang sama berat Bijak memberi kata putus
Kebijakan adalah sifat yang mutlak harus dimiliki oleh setiap pemimpin. Oleh karena itu, tradisi Melayu selalu memposisikan sifat bijak sebagai salah satu sifat utama
yang harus dimiliki oleh seorang raja atau penguasa. Kebijaksanaan sangat erat kaitannya dengan ketepatan dalam mengambil keputusan. Dengan demikian,
akhirnya kebijaksanaan tersebut akan bermuara pada baik atau buruknya pemerintahan yang sedang berlangsung. Tanpa kebijakan, pemimpin akan mudah
sekali terjerumus dalam tindakan dan keputusan yang sewenang-wenang.
D. Sebagai pemimpin banyak cerdiknya
Cerdiknya mengurung dengan lidah Cerdik mengikat dengan adat
Cerdik menyimak dengan syarak Cerdik berunding sama sebanding
Cerdik mufakat sama setingkat Cerdik mengalah tidak kalah
Cerdik berlapang dalam sempit Cerdik berlayar dalam perahu bocor
Cerdik duduk tidak suntuk Cerdik tegak tidak bersundak
Selain memiliki pengetahuan yang cukup, seorang pemimpin harus mencerminkan diri sebagai orang yang cerdik. Kecerdikan di sini dapat diartikan sebagai proses
pengolahan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai keputusan yang paling tepat
59
dalam menangani masalah. Sebagai seorang pemimpin, ia pasti berkutat dengan permasalahan-permasalahan yang kompleks. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah
kecerdikan untuk menghasilkan solusi yang tepat. Tanpa kecerdikan, seorang pemimpin akan rentan menghasilkan kebijakan yang tidak efekif. Kebijakan yang
salah atau tidak efektif tentu akan berpengaruh pada berhasil atau tidaknya suatu pemerintahan. Inilah yang menjadi alasan mengapa kecerdikan diperlukan dalam
proses memimpin.
E. Sebagai pemimpin banyak pandainya
Pandai membaca tanda alamat Pandai mengunut mengikuti jejak
Pandai menyimpan tidak berbau Pandai mengunci dengan budi
Pengetahuan dan kecerdikan tidaklah lengkap apabila tidak dilengkapi dengan sifat pandai. Kepandaian dalam konteks ini dapat dimaknai sebagai kemampuan analisis
yang baik terhadap masalah-masalah yang ada. Dengan ditunjang adanya pengetahuan yang cukup, ditambah dengan kepandaian dalam analisis, maka
pemimpin harus cerdik dalam mengambil setiap keputusan. Analisis adalah bagian terpenting dalam usaha penyelesaian masalah. Oleh karena itu, kemampuan
analisis yang baik sangat dibutuhkan untuk menjadi pemimpin yang baik. Pepatah lama mengatakan: “Bagi yang pandai, mana yang kusut akan selesai; orang yang
pandai pantang memandai-mandai”. Tampak sekali bahwa kepandaian sangat berperan besar dalam mengurai “benang kusut”. Tanpa kepandaian, benang kusut
tersebut takkan pernah selesai untuk diurai, kalaupun dapat dilakukan pastinya akan memakan waktu yang lama.
F. Sebagai pemimpin banyak arifnya