PENUTUP Post 6dc44e39377d0a7c

Dengan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan khusyu’ akan mampu menciptakan karakter baru serta tangguh bagi pelaksananya, sehingga kita akan memiliki persepsi dan motivasi yang positif yang nantinya akan terhindar dari stres. Itulah maksud firman Allah pada surah Al-Isra’, ayat 79 di atas tentang diangkatnya para pelaksana shalat tahajud ke tempat yang terpuji. Pondok Pesantren mempunyai peran sentral dalam pendidikan santri untuk menjadi agen perubahan agen of change yang dapat berperan aktif di lingkungannya. Karakter muslim yang ideal diharapkan dapat terbentuk dari proses pendidikan tersebut. Mengingat bahwa pondok pesantren dapat dikatakan kawah candradimuka bagi para santri, karena di sanalah santri berproses untuk menjadi lebih baik dan berkarakter. Maka kesadaran dari semua pihak untuk senantiasa memperbaiki diri dan meningkatkan kepedulian sosial. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan, terutama pendidikan yang berkualitas bagi perempuan. Karena pada saatnya nanti, perempuan akan menjadi ibu. Sedangkan ibu adalah madrasah pertama dan utama al ummu madrasatul ula yang mendidik anaknya sebagai generasi penerus bangsa. Hadirnya Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin Ambarawa, diharapkan dapat berkontribusi dalam memperbaiki keadaan yang terjadi saat ini. Terutama dari segi moral, tingkah laku dan karakter islami. Diperlukan adanya pemahaman dan disiplin dalam pembentukan karakter. Karena jika pemahamannya benar dan berdasarkan kepada dasar yang shahih akan mempermudah dalam pencapaian tujuan dan diharapkan dapat sesuai dengan keinginan serta kebutuhan, dan santri mempunyai karakter dan kepribadian yang kuat. Pondok Pesantren ini menerapkan program qiyamul lail yang dilaksanakan setiap hari pada sepertiga malam terakhir, yang bertujuan agar para santri lebih mendekatkan diri kepada Allah dan selalu mengingat Allah serta mendapat energi positif dari shalat tahajud. Dengan begitu, santri akan selalu mengingat Allah dalam setiap tindakan yang akan dilakukan dan berpotensi untuk melakukan hal-hal yang positif yang pada akhirnya akan mempengaruhi karakter positif pada santri. Pondok pesantren tersebut juga mengajarkan kesederhanaan dalam hidup dan tidak bersifat hedonis, salah satu contohnya dalam berpakaian yang mana santri diberikan batasan jumlah pakaian di pondok pesantren. Pendidikan yang diselenggarakan diharapkan dapat menjadi bekal bagi santri agar lebih siap dalam menjalani kehidupannya, mengetahui, dan memaksimalkan bakat serta potensinya baik selama menjadi santri maupun setelah terjun di masyarakat. Bertitik tolak dari hal tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan objektif tentang kegiatan pengembangan diri santri yang ada di Pondok Pesantren Salafi Al Mujahidin Ambarawa dengan menggunakan metode ilmiah. Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan analitis, melalui penelitian yang berjudul: “KORELASI PARTISIPASI SHALAT TAHAJUD DENGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SANTRI PUTERI DI PONDOK PESANTREN SALAFI AL MUJAHIDIN AMBARAWA TAHUN 2013.

B. Rumusan Masalah

Pokok masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana partisipasi shalat tahajud pada santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013? 2. Bagaimana pendidikan karakter pada santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013? 3. Bagaimana korelasi partisipasi shalat tahajud dengan pendidikan karakter pada santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui partisipasi shalat tahajud pada santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013. 2. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan karakter santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013. 3. Untuk mengetahui bagaimana korelasi partisipasi shalat tahajud dengan pendidikan karakter pada santri puteri di pondok pesantren salafi Al Mujahidin Ambarawa tahun 2013.