PERTIMBANGAN DALAM DESAIN INTERIOR

12

BAB 8 PERTIMBANGAN DALAM DESAIN INTERIOR

Dalam merancang interior, banyak hal yang menjadi pertimbangan desainnya, karena seiring perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, membuat desain interior ikut berubah dinamis. Apa saja pertimbangannya? 8.1 RUANG Permasalahan ruang adalah permasalahan klasik yang dihadapi dibanyak kota besar diseluruh dunia. Semakin terbatasnya lahan membuat lahan semakin terbatas, Lahan terbatas menjadikan orang mendapatkan ruang yang semakin sempit untuk dirinya. Terbatasnya lahan untuk ruang ini menjadi permasalahan yang harus dipecahkan oleh seorang perancang interior,dengan ruang yang terbatas maka harus memenuhituntutan yang dibutuhkan untuk ruangan tersebut. Ruang yang semakin terbatas di perkotaan juga memaksa orang untuk lebih kreatif lagi dalam memanfaatkan setiap sudut yang tersisa. Kreativitas telah menciptakan inovasi baru guna memanfaatkan ruang dengan efisien sesuai dengan kebutuhan. Dengan kemajuan dan inovasi masa kini,permasalahan keterbatasan ruang tidak lagi menjadi permasalahan,ukuran ruang tidak lagi perlu seluas seperti dahulu contohnya adalah untuk ruang tidur,sekarang berbagai macam jenis tempat tidur telah banyak dimodifikasi seperti tempat tidur lipat,tempat tidur bersusun, atau sofa yang bisa di buka, inovasi telah memecahkan permasalahan ruang biasanya muncul dalam merancang interior. Ruangan sebagai tempat kegiatan manusia, maka ruang dituntut untuk mampu memenuhi tuntutan pengguna ruang dari segi fisik maupun psikis.Keberhasilan dalam menata interior ruang adalah apabila kita bisa memanfaatkan unsur-unsur 12 yang tersedia dalam ruangan tersebut,seperti furniture, kondisi udara dan pencahayaan didalam ruangan sehingga segala persyaratan ruang bisa tercapai. Masalah yang sangat mendasar adalah besaran sebuah ruang. Masalah ini merupakan yang paling sering dihadapi dalam sebuah perencanaan interior.Masalah besaran ruang ini bisa menciptakan kesan ruang pada fungsi yang diharapkan. Menurut hukum optik, yang menjadi penentu dalam obyek untuk penglihatan disebutkan sebagai berikut:apa yang kita lihat ternyata tidak selalu identik dengan realita, antara lain disebabkan oleh ilusi penglihatan mata. Dengan berpegang pada hukum ini perancang bisa memanfaatkan dengan memanipulasi kesan ruang yang tidak menguntungkan menjadi gubahan yang baru.Hal ini disebabkan rekayasa pada penglihatan yang bisa dimanfaatkan untuk menciptakan keindahan dan kesan ruang. Rekayasa ini sangat bermanfaat ketika perlu untuk menghadapi permasalah ruang yang berkaitan dengan ukurannya. Sebab bila ruang didesain monoton dan variasi dihilangkan maka fungsinya akan menurunkan kualitas psikis orang yang berada didalamnya. Karena sebuah ruangan membutuhkan sebuah variasi yang akan menghidupkan suasana dalam ruangan tersebut. Berikut adalah beberapa cara yang biasa digunakan untuk memanipulasi permasalahan ukuran ruang dalam interior: 1. Ruang yang rendah supaya terkesan tinggi • Membuat pola vertikal pada dinding • Dinding berpola diaplikasikan mulai dari lantai sampai ke langit- langit • Menggunakan warna yang mendominasi warna terang untuk ruangan • Langit-langit diberi warna yang terang dan polos • Pencahayaan pada langit- langit dioptimalkan seterang mungkin 12 Gambar 8. 1 garis vertikal untuk memanipulasi ruang yang rendah 2. Ruang yang tinggi agar terkesan rendah • Membuat pola garis horizontal padadinding • Dinding berpola diaplikasikan dari lantai sampaikelangit-langit • Menggunakanwarnayang gelappadabagian langit- langit • Warnadominandipilihyang bernuansalebihgelap Gambar 8. 2 Garis horizontal digunakan untuk memanipulasi dinding tinggi agar terlihat lebih rendah 12 3. Ruang yang kecil agar terkesan memanjang • Salah satu dinding diberi warna yang berbeda dari sisi lainnya • Menggunakan warna kontras yang netral • Langit-langit diberi warna yang terang dan tekstur yanghalus • Lantai dipilih yang berwarna netral dan mengarah memanjang pada ruangan Gambar 8. 3 Warna dan tekstur yang terang digunakan untuk ruang memanjang 4. Ruangyang kecil agar terkesanbesar • Menggunakan warna yang cerah dan terang untuk mendominasi ruangan • Motif yang lembut bisa ditambahkan untuk dinding • Warna-warna yang gelap dihindari digunakan untuk bidang yang besar • Bukaan pada dinding bisa dibuat dengan besar dari material kaca • Bukaan luas menyatukan bagian luar dan dalam • Menempatkan sebuah cermin besar yang akan merefleksikan ruangan. 12 Gambar 8. 4 ruang yang kecil dengan bukaan yang lebar berguna untuk membuat ruangan berkesan luas dari ukuran sebenarnya 5. Ruangyang luas agar terkesansempit • Semuasisidindingdiberi warnayanggelapataukuat • Motifdenganpola-pola besardigunakanpada dinding • Langit-langitmenggunakan motifyangbesardanwarna yangkuat. • Menggunakanwarna-warna yanglebihgelap. • Menggunakanfurniture denganukuranyangbesar Gambar 8. 5 Ruang yang luas bisa menggunakan motif yang berukuran besar untuk semua elemen interior agar terlihat lebih kecil dan tidak terlalu luas. 12 Gambar 8. 6 Contoh manipulasi ruang sempit yang memanjang agar terlihat lebar membuat bukaan jendela yanglebar, material dinding satu sisi berupa lemari builtin dengan garis vertikal, lantai warna gelap serta langit-langit warna putih terang menghasilkan ruang berkesan luas. Sumbergambar: ww w . d m a - n y . c o m 8.2 FUNGSI RUANG Permasalahan fungsi ruangan ini akan berkaitan dengan pengguna ruangan tersebut nantinya.Contohnya seperti ruangan publik pada sebuah lobby yang harus memperhatikan kebutuhan setiap orang yang datang dan akan menggunakan lobby tersebut,semua orang harus diperhatikan mulai dari pengunjung usia dewasa,anak- anak, manula bahkan untuk pengunjung dengan keterbatasan fisik atau cacat. Untuk ruangan dengan fungsi yang bersifat pribadi maka kebutuhan harus disesuaikan juga dengan individu yang akan menggunakan ruangan tersebut. permasalahan perancangan interior ini juga akan berkaitan dengan kebutuhan kusus dari individu pengguna ruang termasuk hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kemudahaan untuk pengguna ruang seperti ruangan yang dirancang khusus untuk orang cacat atau manula. 8.3 AKTIVITAS PENGGUNA Dalam sebuah ruangan aktivitas yang terjadi didalamnya oleh pengguna ruangan terkadang menimbulkan permasalahan tersendiri dalam merancang interior. 12 Permasalahan sering muncul ketika aktivitas pengguna ruangan tidak saling mendukung dengan penataan interior yang ada diruangan tersebut. Hal ini biasanya terjadi pada ruangan yang digunakan oleh lebih dari satu orang atau ruangan publik yang memiliki perbedaan dalam hal kebiasaan dan kebutuhan. Aktivitas pengguna ruangan yang tinggi sering kali akan berpengaruh pada daya tahan elemen interior didalam ruangan tersebut, seperti lantai yang akan sering diinjak atau furniture yang juga sering digunakan. Untuk mengatasi permasalahan ini perancang harus mempertimbangkan penggunaan material yang awet dan tahan lama bahkan dengan volume penggunaan yang sering. Selain itu aspek perawatan juga harus dipertimbangkan dalam ruangan yang memiliki aktivitas penggunaan yang tinggi karena tanpa perawatan yang memadai maka ruangan akan menjadi cepat rusak dan tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. 8.4 BIAYA Keterbatasan biaya merupakan permasalahan yang banyak dijumpai dalam merancang interior ruang,biayayangterbatas dan keinginan yang banyak merupakan kendala yang harus dicari pemecahannya secara bersama. Karena keterbatasan biaya pula banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang interior ruang agar bisa tercapai secara maksimal tujuan dari ruang yang akan dirancang. Membuat daftar prioritas merupakan suatu cara yang bisa dilakukan dalam menghadapi permasalahan biaya yang terbatas. Dengan mendahulukan prioritas juga nantinya siperancang bisa mendahulukan apa saja yang menjadi obyek rancangannya agar bisa memenuhi kebutuhan dari pengguna ruang.Dari daftar yang diprioritaskan untuk ruangan harus didahulukan yang menjadi paling utama untuk dipenuhi pada ruangan tersebut, barulah kemudian dilanjutkan pada kebutuhan yang mengikutinya. 12 Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan kualitas material yang digunakan, tetapi ini bukan berarti menurunkan juga hasil akhir rancangan yang akan didapatkan. Tetapi hanya menukarkan pada kulitas material saja dan untuk pengerjaan juga tetapi harus dilakukan dengan baik. Contohnya adalah pada pembuatan furniture kayu, dengan mengganti kualitas kayu dari kayu jati menjadi kayu kualitas dibawahnya seperti kayu sungkai. Ataubila pada suatu kasus merenovasi interior dana yang tersedia memang sangat terbatas maka perancang harus berkreasi dengan memanfaatkan semua yang sudah ada pada ruangan. Memanfaatkan kembali furniture yang sudah ada dan memberikan sentuhan kreatif seperti mengganti kain pelapis sofa untuk memberikan kesan baru pada furniture, begitu juga dengan furniture lama bisa dipoles agar tampil baru. Cara lain yang bisa mengubah suasana ruang adalah mengganti cat dinding dengan warna baru yang lebih hidup dan sesuai dengan tema ruangan. Caralainnya adalah dengan memanfaatkan bahan alternatif atau bahan yang sudah tersedia dengan harga yang murah. Bahan material seperti bambu memiliki karakteristik yang khas dan indah, selain itu bambu juga bisa menjadi bahan alternatif untuk menggantikan kayu dan bisa tampil memikat tidak kalah dengan kayu. Selain dari bambu alternatif lain seperti rotan juga bisa menjadi pilihan yang menarik. Dalam merancang interior ruang harus diperhatikan potensi yang ada dialam lingkungan sekitar, setiap potensi material dan kerajinan asli disana bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Hal ini tidak hanya akan menekan penggunaan biaya yang berlebihan tetapi juga akan memberikan pencitraan dari budaya lokal. 8.5 TEKNOLOGIINTERIOR Dalam sebuah uangan terkadang banyak kekurangan yang dihadapi oleh perancang dalam bentuk teknis, permasalahan seperti penghawaan, dan pencahayaan yang kurang memadai, alat bangunan yang tinggi dan lain 12 sebagainya. Untuk ruangan seperti ini, memerlukan pendukung yang akan memaksimalkan fungsi sebuah ruangan dan mempermudah orang yang berada didalamnya. Dengan bantuan teknologi interior maka interior sebuah ruangan akan menjadi lebih baik dan nyaman untuk ditempati. Dalam merancang sebuah interior teknologi interior harus dipertimbangkan sebagai solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh perancang dalam bentuk teknis yang tidak bisa diatasi dengan pemecahan konvesional dalam merancang interior. Seperti keterbatasan cahaya alami pada siang hari atau penghawaan yang minim dalam sebuah ruangan maka dapat diatasi dengan penggunaan lampu dan AC yang akan menggantikan fungsi alami dari cahaya matahari dan angin untuk sebuah ruangan. Teknologi interior lainnya adalah sistem mekanik yang merupakan bagian dari pendukung interior seperti mesin transportasi vertikal untukruangan yang memiliki ketinggian diatas rata-rata untuk mempermudah orang saling berhubungan antara lantainya seperti lift dan eskalator. Berbagai macam teknologi mekanik interior ini bisa digunakan untuk mendukung sebuah interior agar lebih nyaman untuk ditempati dan mempermudah orang yang berada didalamnya. 8.6 LINGKUNGAN Dalam merancang interior permasalahan lingkungan merupakan permasalahan yang muncul akibat dari benturan antara desain interior yang dirancang dengan lingkungan sekitar yang kemungkinan tidak cocok untuk diaplikasikan dengan desain tersebut. Permasalahan ini sering muncul akibat dari pemaksaan suatu desain untuk diaplikasikan dalam suatu lingkungan yang tidak sesuai dengan asalnya. Contoh dari permasalahan lingkungan ini adalah aplikasi desain interior bergaya klasik di lingkungan tropis seperti Indonesia. Tidak seperti dinegara asalnya yang mengenal empat musim, negara tropis tidak terlalu cocok untuk diterapkan desain bergaya klasik yang memiliki desain yang rumit dan sistem penghawaan dan pencahayaan yang terbatas. Tetapi berkat peran dari teknologi seperti pendingin ruangan atau AC maka desain bergaya klasik ini tetap bisa diaplikasikan untuk dilingkungan tropis. 12 Dalam perkembangannya kendala lingkungan tidak lagi menjadi penghalang yang utama, hal ini dikarenakan telah tersedianya teknologi yang mampu untuk mewujudkan rancangan interior yang bertolak belakang dengan lingkungan asal desain tersebut. Bahkan saat ini bangunan yang kompleks seperti gedung pencakar langit bisa mengaplikasikan berbagai macam gaya dan konsep desain didalamnya tanpa harus terikat dengan gaya arsitektur eskterior bangunannya. Inib erlaku untuk bangunan yang berukuran sangat luas, tetapi masih dibagi-bagi dalam beberapa ruangan atau unit. Contohnya adalah bangunan apartemen dengan jumlah unit yang banyak berjumlah ratusan bahkan ribuan dalam satu tower, dan setiap unit bisa memiliki gaya interior yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan pamiliknya. 8.7 BUDAYA Saat ini kemajuan zaman telah menggeser budaya asli ketimuran yang ada diIndonesia. Pergeseran budaya ini memberikan dampak yang akan berpengaruh pada desain yang diaplikasikan nantinya, dalam desain yang direncanakan sekarang sifat individualis mewarnai karakter suatu bangunan yang dirancang. Karena masyarakat diperkotaan sudah sangat disibukkan dengan berbagai aktivitas sehari-hari maka budaya mereka lebih cenderung individualis dan tertutup dengan lingkungannya. Dalam memilih desain hunian misalnya, hunian seperti rumah saat ini lebih banyak didesain dengan introvert atau tertutup pada bagian tampak luar eksteriornya. Hal ini selain bertujuan untuk lebih menjaga privasi dari sipenghuni juga karena alasan keamanan yang dikhawatirkan oleh sipenghuni. Desain introvert telah menjawab permasalahan dari perumahan di kota besar tetapi sisi lainnya telah melunturkan budaya bertetangga dengan keterbukaan dalam bermasyarakat. Dalam masalah budaya juga memegang peran untuk melestarikan budaya lokal, penggunaan unsur budaya lokal harus menjadi pertimbangan yang harus diutamakan dalam mendesain suatu interior ruangan. Hal ini sesuai dengan tujuan dari perancangan interior yang tetap mengaplikasikan unsur budaya lokal agar tidak luntur oleh masuknya budaya luar dan mencerminkan lokasi lingkungan dimana interior ruang tersebut berada. 12

BAB 9 MERANCANG INTERIOR