mempunyai berbagai keterbatasan. Karenanya dalam melakukan studi yang serius tentang kebijakan publik harus mengenal batasan-batasan kebijakan
berdasarkan kondisi-kondisi dibawah ini:
1. Beberapa masalah-masalah sosial tidak mempunyai solusi karena
caranya didefinisikan berbeda-beda menurut pandangan masyarakat. Apabila masalah di definisikan secara relatif daripada absolut, masalah
tersebut tidak akan pernah diselesaikan oleh kebijakan publik, seperti masalah kemiskinan.
2. Perkiraan-perkiraan yang diharapkan bisa selalu keluar jalur dari
kemampuan-kemampuan pemerintah. 3.
Kebijakan-kebijakan yang menyelesaikan masalah pada satu kelompok dalam masyarakat dapat menimbulkan masalah bagi kelompok
lainnya. 4.
Sangatlah mungkin beberapa kekuatan sosial tidak dapat disentuh oleh pemerintah, walaupun sangat ingin dilakukan.
5. Biasanya orang mengadaptasikan dirinya pada kebijakan publik
dengan cara menyumbang kebijakan-kebijakan yang tidak berguna. 6.
Masalah-masalah sosial dapat memiliki penyebab yang banyak, dan kebijakan yang spesifik tidak dapat menghapus masalah-masalah
tersebut. 7.
Pemecahan dari masalah-masalah tersebut membutuhkan kebijakan- kebijakan yang lebih mahal dari masalahnya.
8. Sistem politik tidaklah terstruktur untuk pembuatan keputusan yang
sangat rasional.
9.2.
Teknik Pembuatan Evaluasi Kebijakan Publik
Dalam membuat kerangka evaluasi kegiatan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan :
1
Penyusunan Rancangan Evaluasi
a.
Penentuan Fokus dan Tujuan Fokus kegiatan evaluasi adalah pada hasil pelaksanaan kebijakan.
Karenanya yang menjadi acuan adalah program-program yang sedang atau telah dilaksanakan, kemudiaan ditentukan tujuan
evaluasi secara jelas dan operasional sehingga kriteria pencapaiannya dapat diukur dan mudah diketahui. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu dilakukan pencermatan terhadap programproyekkegiatan yang akan di evaluasi.
b. Pengembangan Komponen dan Indikator
Secara umum ada lima komponen, yaitu: tujuankonteks, masukaninput, proses, dan keluaran serta outcome. Jelasnya
ditunjukkan pada gambar 9.1. dibawah ini.
101
Gambar 9.1. Komponen Evaluasi Kebijakan
Penentuan indikator dan kriteria yang digunakan untuk evaluasi sangat terkait dengan komponen yang akan di evaluasi. Indikator
merupakan penjabaran dari komponen-komponen program yang akan di evaluasi. Dalam hal ini, setiap komponen dijabarkan
menjadi indikator-indikator, termasuk kriteria pencapaiannya.
●
Tujuan : mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program sesuai dengan: a landasan hukumkebijakan
yang berlaku, b kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat, c tantangan masa depan, d aspirasi masyarakat
sekitar, d daya dukung masyarakat terhadap program. Indikator-indikator tersebut seharusnya menjadi landasan
dalam merumuskan tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan evaluasi, yang dipertanyakan adalah: apakah
tujuan serta sasaran yang dirumuskan telah sesuai dengan indikator-indikator eksternal tersebut di atas. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu menetapkan kebutuhan minimum yang diperlukan.
●
Input : Sesuatu yang tersedia secara lengkap dan digunakan dalam proses pencapaian tujuan;
dana, lahan, ruang, tenaga kerja, pustaka, pengetahuan, sikap, kretivitas,
dan lain sebagainya. Idealnya indikator-indikator input tersebut telah siap sehingga proses pelaksanaan program yang
diprogramkan dapat berjalan dengan baik. Di dalam pelaksanaan evaluasi dipertanyakan apakah input-input di atas
telah disusun atau diadakan sesuai kebutuhan dan digunakan secara efisien kesesuaian antara masukansumberdaya dan
proses. Indikasi dapat dilihat dari penggunaan dan pengelolaan sumberdaya dalam proses.
●
Proses : Usaha memanfaatkan ketersediaan
sumberdaya untuk pencapaian tujuan; distribusi, alokasi, dan
interaksi antara sumberdaya dengan proses lainnya. Idealnya
indikator-indikator dalam komponen proses tersebut berjalan sesuai dengan prinsip dan konsep yang dijadikan landasan
berpikir. Oleh karena itu, dalam evaluasi dipertanyakan apakah
102
proses-proses yang terkait dengan program yang diajukan telah berjalan dalam rangka peningkatan produktivitas. Produktivitas
adalah ukuran kesesuaian antara proses dan output. Indikasi dapat dilihat dari hasil capaian selama proses dengan
mengukur pemanfaatan sumberdaya selama proses.
●
Output adalah pencapaian dan hasil produksi akhir dari suatu proses;
proses perencanaan, manajemen dan kontrol. Outcome munculnya konsekuensi dari akibat adanya output;
resiko pemeliharaan. Idealnya outputoutcome tersebut sesuai dengan yang dicantumkan sebagai sasaran program yaitu
efektifitas. Efektivitas adalah ukuran kesesuaian antara tujuan projek dan hasil yang diperoleh termasuk mengukur
outcomes. Selain komponen dan kriteria di atas, komponen dan kriteria lain
yang perlu diperhatikan adalah :
●
Akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan ukuran
kebertanggung-jawaban pelaksanaan projek baik kepada pemberi kerja maupun kepada masyarakatsasaran.
●
Kapasitas inovatif. Kapasitas inovatif merupakan ukuran dari pengelolaan projek menghadapi perubahan lingkungan.
Untuk jelasnya dapat lihat contoh pada tabel 9.1. dibawah ini. Tabel 9.1.
Penentuan Indikator dan Kriteria Evaluasi Harapan-harapan
yang berkaitan Indikator
Keberhasilan Sumber Data
Keadaan Luar yang Relevan
Impact
Wadah komunikasi dan informasi diantara
stakeholder pemanfaat sumberdaya Rawa
Pening
Tersusunn ya sejumlah
permasalahan dan solusi
pengatasan masalah
Tersampai
kan informasi dari pihak
pemerintah dan atau
masyarakat untuk
didiskusikan.
Tambata n Rapat
pertemuan wakil-wakil
kelompok masyarakat,
Pemerintah dan
Perguruan Tinggi
Pengurus
Forum Rembug Rawa
Pening
Bappeda dan Dinas
Kebijakan
pemerintah dalam
pengelolaan Rawa
Peningtidak berubah
Masukan
sejumlah masalah dan
solusi pengatasannya
dapat digunakan untuk
perencanaan proyek yang
103
Terkait Provinsi Jawa
Tengah dan Kabupaten
Semarang. akan datang.
Dukungan
dan koordinasi semua
pihakinstansi terkait.
Hasil Terbentuk Forum
Rembug Rawa Pening
Terlaksan anya
pertemuan antara
pemerintah, perguruan
tinggi dan kelompok
masyarakat.
Terumusk
annya Visi, Misi, dan
Strategi serta Program
Tersusunn
ya Kepengurusan
Forum Rembug Rawa Pening
Tambata
n Rapat pertemuan
wakil-wakil kelompok
masyarakat, Pemerintah
dan Perguruan
Tinggi
Pengurus
Forum Rembug
Rawa Pening
Bappeda dan Dinas
Terkait Provinsi Jawa
Tengah dan Kabupaten
Semarang.
Foto
pertemuan.
Pihak masyarakat,
perguruan tinggi, dan
pemerintah berperan aktif
Pihak
perguruan tinggi dan pemerintah
mau memberikan
bimbingan kepada
pengurus forum rembug Rawa
Pening.
Dana
kegiatan pemantauan
dan evaluasi tersedia.
Keluaran Terselenggarannya
pertemuan-pertemuan ditingkat masyarakat
dan pemerintah desa di sekitar Rawa Pening
… kali
pertemuan
Tambata n rapat
pertemuan dengan
masyarakat
Kelompo
k
Foto pertemuan
dan pembentuka
n kelompok
Pihak masyarakat,
perguruan tinggi, dan
pemerintah mengikuti
pertemuan sesuai rencana
Kebijakan
pemerintah untuk
mendukung secara terus
menerus
Masukan Masukan
Inputs dan KegiatanActivities Pembentukan Organisasi Pengelola Rawa
Laporan
keuangan
Tambata
Tidak ada perubahan-
perubahan
104
Pening Berbasis Masyarakat Tenaga Fasilitator :
a. Tim UKSW : …. orang b. …………………………. : ….
orang c. ………………………… : ….
orang Konsumsi Pertemuan
Transportasi Sewa Gedung
Perlengkapan dan peralatan ATK
Dana dari Bappeda Provinsi Jawa Tengah : Rp. 150.000,-
n Rapat pertemuan
kelompok Pengurus
kelompok yang
terbentuk
Foto-foto
pertemuan kebijakan baik.
Masyarakat
dan Pemerintah Desa di sekitar
Rawa Pening bersedia hadir
untuk memenuhi
undangan.
Proses
DIPPencairan dana tepat
waktu
c.
Rancangan Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen Sesuai dengan tujuan evaluasi dan komponen yang akan di dikaji,
perlu ditentukan rencana pengumpulan data. Dalam hal ini, data apa saja yang akan dijaring dan siapa responden atau sumber
datanya. Setelah hal tersebut ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen.
Pengembangan instrumen dilakukan dengan mengacu pada komponen-komponen program yang akan di evaluasi. Penyusunan
instrumen mencakup penentuan jenis instrumen dan isi instrumen. Isi instrumen hendaknya disusun berdasarkan kisi-kisi substantif
dari komponen dan indikator, dan perlu dilakukan validasi serta uji coba untuk memperoleh instrumen yang
valid dan reliable. Satu komponen dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator.
d. Menyusun Rencana Kerja Rencana kerja pelaksanaan evaluasi perlu disusun, mencakup
berbagai kegiatan dalam evaluasi, terutama pengumpulan data, analisis data, pembuatan laporan, dan tindak lanjutnya. Dalam hal
ini, perlu disusun jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana atau evaluator, hasil yang diharapkan, instrumen dan metode
yang digunakan, serta subyek atau sumber data. Tabel 9.2. merupakan salah satu contoh format rencana kerja
penyelenggaraan evaluasi.
Tabel 9.2. Rencana Kerja evaluasi
105
No Waktu
Kegiatan Hasil Yang
Diharapka n
Tempat Responden
Sumber Data
Alat Instrume
n 1.
2. 3.
dst
2Pelaksanaan
Pelaksanaan evaluasi pada dasarnya terdiri atas empat, yaitu pengisian kuesioner oleh responden, mencermati dokumen yang
terkait dengan program, observasi kegiatan program, dan wawancara. Empat kegiatan tersebut dilakukan untuk saling melengkapi dan cek
silang
cross check.
a. Pengisian Kuesioner