Metodologi Penelitian sosial pokok bahasan (12)

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
“TEKNIK PELEDAKAN DEKAT BATUBARA”

TUGAS AKHIR

Oleh:
M. RAFSANJANI AB
1309013002

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan Pertambangan tidak lepas dari kegiatan peledakan yaitu suatu kegiatan
pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses
terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila
perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.

Dalam Industri Pertambangan, pada tahapan eksploitasi khususnya operasi yang
menggunakan sistem tambang terbuka sebelum mendapatkan Batubara terlebih dahulu
memindahkan material-material diatas lapisan Batubara yang biasa disebut dengan istilah
overburden. Kegiatan pengupasan overburden dapat dilakukan dengan menggunakan alatalat mekanis namun untuk pengupasan. Overburden yang tidak efektif untuk itulah sebuah
kegiatan peledakan dapat dilakukan. Suatu kegiatan peledakan dianggap memberikan suatu
solusi terhadap kendala-kendala yang sering muncul pada alat-alat mekanis dalam kegiatan
pengupasan lapisan Overburden.
Pada tambang terbuka, seperti kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pamapersada Nusantara
Job Site PT. Kideco Jaya Agung, Kalimantan Timur, faktor yang harus diperhatikan adalah
kegiatan untuk memecah suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak yang
biasanya dalam istilah pertambangan disebut dengan peledakan. Peledakan yang benar
tentu saja akan berusaha menghindari resiko-resiko yang ada, baik terhadap manusia
maupun terhadap lingkungan.

Latar Belakang:
1. Uraikan tata cara :
a. Ancangan pembahasan, maksudnya darimana peneliti mengawali hal yang diteliti.
Pengambilan ancangan yang tepat akan memberikan gambaran yang tepat pula atas
masalah yang diangkat oleh peneliti.
b. Alur logika pemikiran yang digunakan, merupakan urutan berfikir penulis dalam

menuangkan gagasan yang ingin disampaikan yang tercermin dalam susunan
kalimat-kalimat dan susunan paragraf-paragraf dalam latar belakang. Hal ini agar
arah pemikiran yang dikembangkan dalam latar belakang lebih mengarah, fokus,
jelas dan mudah dipahami
c. Penggunaan sumber teori sebagai dasar pemikiran, sebagai sandaran berfikir
sekaligus indikator obyektifitas tulisan.
d. Penggunaan fakta dan data lingkungan, maksudnya penggunaan fakta dan data
dalam perumusan latar belakang adalah penting untuk mengetahui indikatorindikator dari intensitas permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti.Dari fakta dan
data tersebut akan diketahui seberapa luas dan seberapa parah permasalahan yang
ada.
e. Panjang dan kecukupan, maksudnya adalah penggambaran identifikasi dan
perumusan masalah dalam latar belakang dan permasalahan penelitian harus secara
cukup dan tuntas dapat mengarahkan pembaca akan masalah nyata yang dihadapi
dan alasan munculnya masalah dan alasan perlunya permasalahan tersebut diatasi
atau diteliti.
2. Penilaian / Koreksi :
a. Penulis tidak mencantumkan sumber teori yang didapatkan.

b. Kurang kecukupannya dari maksud penelitian.
c. Kurangnya fakta dan data lingkungan.

3. Latar Belakang Baru
Peledakan merupakan bagian penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk
pertambangan, batu dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan
adalah proses patahan (fracturing) material dengan menggunakan sejumlah perhitungan
dari ledakan sehingga volume material pecah dapat ditentukan.
Sejak awal peledakan dengan menggunakan bubuk hitam (black powder), telah terjadi
banyak perkembangan dalam pemahaman dan dalam penggunaan: bahan peledak,
detonator, teknik penundaan dan dalam pemahaman tentang mekanisme pecahnya batuan
dengan bahan peledak.
Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi pertambangan
yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam peledakan memiliki
dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan peledak yang berlebihan
di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur batuan dan menyebabkan
lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah peningkatan besar dalam biaya
pendukung.
Peledakan digunakan di kedua sistem penambangan terbuka dan operasi penambangan
bawah tanah. Sementara peledakan tradisional biasanya menggunakan bubuk hitam dan
dinamit, ada banyak jenis bahan peledak yang digunakan saat ini. Bahan peledak yang
umum digunakan dalam industri saat ini adalah ANFO (ammonium nitrate/ fuel oil),
slurries, dan emulsi (emulsions).

Adapun klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988), yaitu Bahan peledak kuat
contohnya TNT, Dinamite, Gelatine. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi,

Hybrid ANFO, Slurries mixtures. Bahan Peledak khusus contohnya Seismik, Trimming,
Permisible, Shaped Charges, Binary, LOX, Liquid. Pengganti bahan peledak contohnya
Compressed air/gas, Expansion Agents, Mechanical Methods, Waterjets, Jet Piercing.
Antara tahun 1978 dan 2000, tercatat ada sekitar 106 penambangan tewas dan 1.050 terluka
oleh bahan peledak dan pecahan batu. Pada tahun 2001, ada 7 luka terkait peledakan dan
kematian di industri pertambangan. Selama dua dekade terakhir, sebagian besar bahan
peledak terkait cedera dan kematian di tambang permukaan terjadi ketika pekerja sedang
terkena batu, baik karena mereka terlalu dekat dengan ledakan atau batu terlempar lebih
jauh dari yang diharapkan.
Di Indonesia telah mengatur mengenai penggunaan bahan peledak yang diatur di dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Tentang
“Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”. Pada
Peraturan Pemerintah tersebut, berisikan mengenai penggunaan dan pengawasan dalam
penggunaan bahan peledak, termasuk pada industri pertambangan. Dalam BAB I, Pasal 1
dan ayat 2, dimana bahan peledak komersil adalah bahan peledak yang dipakai untuk
kepentingan pembangunan dan proses produksi pada industri pertambangan yang bersifat
komersil. Adapun Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012

tentang “Pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Penggunaan Bahan Peledak,
Penimbunan Bahan Bakar Cair dan Kartu Izin Meledakkan (KIM) di Wilayah Izin
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”.
Berdasarkan hal tersebut dan bahwa mengingat perlunya kegiatan peledakan pada suatu
kegiatan penambangan, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir yaitu, “Teknik
Peledakan Dekat Batubara” di PT. Pamapersada Nusantara Job Site PT. Kideco Jaya
Agung, Kalimantan Timur.

1.2 Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Pit Roto Selatan.
2. Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.
3. Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.
Batasan Masalah
1. Uraian Tata Cara
Batasan masalah ini biasanya berupa batasan-batasan dan ditentukan buat memecahkan
masalah dan ada dalam skripsi atau tugas akhir. Batasan masalah ini berfungsi agar
penulisan atau pembahasan di dalam skripsi ini fokus pada masalah dan diajukan pada
rumusan masalah saja dan tak melebar kemana-mana.
2. Penilaian / Koreksi
Saya menambahkan batasan masalah pada Tugas Akhir ini diatas.

3. Batasan Masalah Baru
1.
2.
3.
4.

Penelitian dilakukan di Pit Roto Selatan.
Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.
Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.
Penelitian dilakukan hanya dekat batubara yang ingin di ambil.

1.3 Perumusan Masalah
1. Dimana kegiatan peledakan tersebut dilaksanakan?
2. Bagaimana rancangan geometri peledakan di PT. Pamapersada Nusantara Job Site
PT. Kideco Jaya Agung. Khususnya di Pit Roto Selatan?
3. Bagaimana pola pemboran dan peledakan di Pit Roto Selatan?

Perumusan Masalah
1. Uraikan Tata Cara
a) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.

b) Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c) Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan
masalah penelitian.
d) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara
(hipotesis).
e) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
2. Penilaian / Koreksi
Pada laporan ini, tidak adanya perumusan masalah. Maka dari itu, saya menambahkan
Perumusan Masalah untuk melengkapi dari Laporan tersebut.

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan tugas akhir ini ialah :
1. Mengetahui bagaimana teknik peledakan yang benar dekat Batubara untuk
mencapai target produksi Overburden.
2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan suatu peledakan dekat
Tujuan Penelitian
1. Uraian Tata Cara
Cara yang relatif mudah untuk menulis tujuan penelitian adalah menghubungkannya
dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan masalah berupa kalimat
pertanyaan, jadi tujuan penelitian tulislah dengan hasil yang ingin dicapai dari rumusan

masalah tersebut.
2. Penilaian / Koreksi
Menurut saya, masih kurangnya tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian
tersebut. Dan masih belum semua mencakup dari hasil capaian rumusan masalah yang
telah dibuat.
3. Tujuan Penelitian Baru
1. Mengetahui bagaimana teknik peledakan yang benar dekat Batubara untuk
mencapai target produksi Overburden.
2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan suatu peledakan dekat
Batubara.
3. Mengetahui rancangan geometri peledakan yang digunakan pada perusahaan
tersebut.
4. Mengetahui pola pemboran dan peledakan pada perusahaan tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang kegiatan
peledakan di dekat Batubara, disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat
berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan
topik yang sama.
Manfaat Penelitian

1. Uraikan Tata Cara
Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat
temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
tekhnologi dan seni (IPTEKS).
2. Penilaian / Koreksi
Pada Laporan Tugas Akhir diatas, tidak mencantumkan manfaat dari penelitian.
Maka dari itu saya membuat manfaat dari suatu penelitian diatas agar lebih baik
dan benar.

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peledakan merupakan bagian penting dari siklus pertambangan. Hampir semua bentuk
pertambangan, batu dipecahkan oleh pengeboran dan peledakan. Teknologi peledakan
adalah proses patahan (fracturing) material dengan menggunakan sejumlah perhitungan
dari ledakan sehingga volume material pecah dapat ditentukan.
Sejak awal peledakan dengan menggunakan bubuk hitam (black powder), telah terjadi
banyak perkembangan dalam pemahaman dan dalam penggunaan: bahan peledak,

detonator, teknik penundaan dan dalam pemahaman tentang mekanisme pecahnya batuan
dengan bahan peledak.
Desain ledakan dan pelaksanaan yang baik, sangat penting untuk operasi pertambangan
yang sukses. Praktek/pelaksanaan tidak benar atau buruk dalam peledakan memiliki
dampak sangat negatif pada ekonomi tambang. Penggunaan bahan peledak yang berlebihan
di lokasi tambang dapat mengakibatkan kerusakan pada struktur batuan dan menyebabkan
lubang bukaan yang tidak diinginkan dan menambah peningkatan besar dalam biaya
pendukung.
Peledakan digunakan di kedua sistem penambangan terbuka dan operasi penambangan
bawah tanah. Sementara peledakan tradisional biasanya menggunakan bubuk hitam dan
dinamit, ada banyak jenis bahan peledak yang digunakan saat ini. Bahan peledak yang
umum digunakan dalam industri saat ini adalah ANFO (ammonium nitrate/ fuel oil),
slurries, dan emulsi (emulsions).
Adapun klasifikasi bahan peledak menurut Mike Smith (1988), yaitu Bahan peledak kuat
contohnya TNT, Dinamite, Gelatine. Agen Peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulsi,
Hybrid ANFO, Slurries mixtures. Bahan Peledak khusus contohnya Seismik, Trimming,

Permisible, Shaped Charges, Binary, LOX, Liquid. Pengganti bahan peledak contohnya
Compressed air/gas, Expansion Agents, Mechanical Methods, Waterjets, Jet Piercing.
Antara tahun 1978 dan 2000, tercatat ada sekitar 106 penambangan tewas dan 1.050 terluka

oleh bahan peledak dan pecahan batu. Pada tahun 2001, ada 7 luka terkait peledakan dan
kematian di industri pertambangan. Selama dua dekade terakhir, sebagian besar bahan
peledak terkait cedera dan kematian di tambang permukaan terjadi ketika pekerja sedang
terkena batu, baik karena mereka terlalu dekat dengan ledakan atau batu terlempar lebih
jauh dari yang diharapkan.
Di Indonesia telah mengatur mengenai penggunaan bahan peledak yang diatur di dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, Tentang
“Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”. Pada
Peraturan Pemerintah tersebut, berisikan mengenai penggunaan dan pengawasan dalam
penggunaan bahan peledak, termasuk pada industri pertambangan. Dalam BAB I, Pasal 1
dan ayat 2, dimana bahan peledak komersil adalah bahan peledak yang dipakai untuk
kepentingan pembangunan dan proses produksi pada industri pertambangan yang bersifat
komersil. Adapun Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012
tentang “Pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Penggunaan Bahan Peledak,
Penimbunan Bahan Bakar Cair dan Kartu Izin Meledakkan (KIM) di Wilayah Izin
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”.
Berdasarkan hal tersebut dan bahwa mengingat perlunya kegiatan peledakan pada suatu
kegiatan penambangan, maka penulis mengambil judul Tugas Akhir yaitu, “Teknik
Peledakan Dekat Batubara” di PT. Pamapersada Nusantara Job Site PT. Kideco Jaya
Agung, Kalimantan Timur.
1.2 Batasan Masalah

1. Penelitian dilakukan di Pit Roto Selatan.

2. Geometri peledakan disesuaikan dengan rancangan di perusahaan.
3. Pola pemboran dan peledakan disesuaikan dengan ketentuan di perusahaan.
4. Penelitian dilakukan hanya dekat batubara yang ingin di ambil.
1.3 Perumusan Masalah
1. Dimana kegiatan peledakan tersebut dilaksanakan?
2. Bagaimana rancangan geometri peledakan di PT. Pamapersada Nusantara Job Site
PT. Kideco Jaya Agung. Khususnya di Pit Roto Selatan?
3. Bagaimana pola pemboran dan peledakan di Pit Roto Selatan?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bagaimana teknik peledakan yang benar dekat Batubara untuk
mencapai target produksi Overburden.
2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan suatu peledakan dekat
Batubara.
3. Mengetahui rancangan geometri peledakan yang digunakan pada perusahaan
tersebut.
4. Mengetahui pola pemboran dan peledakan pada perusahaan tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti khususnya tentang kegiatan
peledakan di dekat Batubara, disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat
berguna bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan
topik yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Dian, 2013, Tugas Akhir : Studi Geometri Peledakan Di Pit 3 Hw PT.
Pamapersada Nusantara Job Site Indominco Kabupaten Kutai Timur Kalimantan
Timur, Fakultas Teknik : Samarinda.

Umiyati, Reno, 2007, Skripsi : Evaluasi Rancangan Geometri Peledakan Terhadap
Tingkat Fragmentasi Batuan Pada PT. Bukit Makmur Mandiri Utama Job Site PT.
Gunung Bayan Pratama Coal, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, Fakultas
Teknik : Samarinda
http://learnmine.blogspot.co.id/2014/12/dasar-teknik-peledakanmine-blasting_81.html
http://aysigahat.blogspot.co.id/2013/04/makalah-peledakan.html
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008,
Tentang “Pengawasan, Pengendalian, dan Pengamanan Bahan Peledak Komersil”.
Salinan Peraturan Gubernur Kalimantan Timur, Nomor 11 tahun 2012 tentang
“Pengangkutan, Penyimpanan/Penimbunan dan Penggunaan Bahan Peledak,
Penimbunan Bahan Bakar Cair dan Kartu Izin Meledakkan (KIM) di Wilayah Izin
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara”.