bersih yang lebih tinggi bagi manajemen mungkin merupakan hal yang menguntungkan karena pihak luar akan emmberikan penilaian yang positif
terhadap perusahaan. Selain itu, jika manajemen diberi bonus yang besarnya ditentukan atas dasar laba bersih, maka bonus yang diterima
manajemen juga akan semakin tinggi. Pemakaian FIFO dimasa inflasi akan menghasilkan laba semu atau laba diatas kertas belaka.
3. Pengaruh pajak
Meskipun jumlah rupiah persediaan dan laba bersih selama masa inflasi pada metode FIFO lebih besar dibandingkan dengan LIFO, namun dewasa
ini banyak perusahaan berpindah ke metode LIFO. Hal ini disebabkan karena perhitungan laba bersih dengan metode LIFO akan menghasilkan
pajak penghasilan yang lebih rendah karena labanya lebih kecil bila dibandingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata.
2.1.3 Ukuran Perusahaan
Menurut Lee dan Hsieh 1985 dalam Mukhlasin 2002, ukuran perusahaan merupakan proksi volalitas operasional dan inventory controllability
yang seharusnya dalam skala ekonomis, besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian perusahaan. Ketentuan ukuran
perusahaan juga diatur dalam UU RI No. 20 tahun 2008, yang dikutip dalam Sofaa 200 menjelaskan ada 4 jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari
jumlah penjualan dan asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
a. Perusahaan dengan ukuran mikro, yaitu yang memiliki kekayaan bersih ≤
Rp 50.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki jumlah penjualan
≤ Rp 300.000.000,- b.
Perusahaan dengan ukuran kecil, yaitu yang memiliki kekayaan bersih ≤
Rp 50.000.000,- sampai dengan Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki jumlah penjualan Rp 300.000.000,- sampai
dengan Rp 2.500.000.000,- c.
Perusahaan dengan ukuran menengah, yaitu yang memiliki kekayaan bersih
≤ Rp 500.000.000, - sampai dengan Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki jumlah penjualan Rp
2.500.000.000,- sampai dengan Rp 50.000.000.000,- d.
Perusahaan dengan ukuran besar, yaitu yang memiliki kekayaan bersih ≥
Rp 10.000.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki jumlah penjualan
≥ Rp 50.000.000.000,-
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pemilihan metode penilaian persediaan perusahaan.Taqwa, 2001.Hal tersebut juga sesuai dengan hasil
penelitian Watts and Zimmerman 1986 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi pemilihan metode persediaan, perusahaan besar
cenderung memilih metode penilaian yang dapat menunda pelaporan laba.Menurut Kiki dan Herlin, 2012, perusahaan dengan ukuran besar
mempunyai jumlah transaksi yang banyak dan tingkat penjualan yang tinggi.Sebaliknya, perusahaan dengan ukuran kecil jumlah transaksinya lebih
sedikit dan tingkat penjualan yang lebih rendah. Oleh sebab itu, perusahaan besar
Universitas Sumatera Utara
memperoleh pendapatan yang lebih besar sehingga akan berdampak pada pembayaran pajak yang tinggi. Berdasarkan pernyataaan diatas, maka perusahaan
besar cenderung untuk memilih metode rata-rata untuk mengurangi jumlah laba dengan tujuan untuk melakukan tax saving dan untuk menghindari adanya biaya
politik political cost yang muncul. Biaya Politik yang akan timbul dari pemerintah kepada perusahaan besar seperti, intervensi pemerintah, pengenaan
pajak yang tinggi, dan tuntutan tanggungjawab sosial yang tinggi. Hal itu menyebabkan perusahaan besar cenderung untuk memilih metode untuk
mengurangi jumlah laba yang dilaporkan.
2.1.4 Variabilitas Persediaan