Persediaan Tinjauan Teoritis .1 Teori Akuntansi Positif

dengan tujuan tax saving melalui penentuan penilaian persediaan yang tepat dan sesuai untuk perusahaan dengan kondisi ekonomi saat ini.

2.1.2 Persediaan

1. Pengertian Persediaan Menurut Kieso Weydgant 2008 Persediaan inventory adalah pos- pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Sementara menurut Smith Skousen 1987 istilah persediaan pada umumnya diterapkan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik perusahaan dagang besar maupun eceran, apabila barang tersebut diperoleh dalam keadaan yang siap untuk dijual kembali. istilah bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi berkaitan dengan persediaan perusahan manufaktur.Sementara itu, pengertian persediaan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 14 2008 adalah sebagai berikut : Persediaan adalah aktiva : a tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau c dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu aktiva perusahaan yang penting dalam kegiatan operasional Universitas Sumatera Utara perusahaan. Pengelolaan persediaan yang baik, akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional perusahaan sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik dan mencapai tingkat laba yang optimal. 2. Metode Akuntansi Persediaan Dalam menilai persediaan terdapat 3 metode yang dapat digunakan, yaitu metode biaya rata-rata Average, metode Masuk Pertama Keluar Pertama atau First In Firs Out FIFO, dan Last In First Out LIFO . Di Indonesia sendiri, berdasarkan Berdasarkan PSAK 2008 : 14 mengungkapkan bahwa : biaya persediaan harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama MPKP atau FIFO, rata-rata tertimbang. Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan. Hal ini sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh UU pajak No. 36 Pasal 10 ayat 6 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dimana penilaian pemakaian persediaan barang untuk perhitungan harga pokok hanya boleh dilakukan dengan cara atau metode pencatatan persediaan sebagai berikut: Metode FIFO First In First Out dan Metode Rata-Rata Weighted Average. a. Metode FIFO Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan dikeluarkan sesuai urutan pembeliannya.Metode ini mengasumsikan bahwa barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan.karena itu, Universitas Sumatera Utara persediaan yang tersisa merupakan barang yang dibeli paling terakhir Kieso, Weygandt dan Warfield ,2008. Berdasarkan PSAK 2008 : 14, formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai persediaan yang dibebankan pada operasi perusahaan yang sedang berjalan merupakan persediaan yang diperoleh pertama kali, sementara persediaan yang tersisa merupakan persediaan yang diperoleh melalui pembelian terakhir.Hal ini menyebabkan harga pokok dibebankan sesuai dengan urutan pembeliannya.Harga pokok yang dibebankan pada saat penjualan barang merupakan harga pokok barang yang pertama kali dibeli, disusul yang seterusnya dan harga pokok pembelian terakhir dibebankan persediaan yang tersisa. Dalam FIFO, persediaan dan harga pokok penjualan akan sama pada akhir bulan terlepas dari apakah yang dipakai adalah sistem persediaan perpetual atau periodik Kieso, Weygandt dan Warfield ,2008. Keunggulan penggunaan metode FIFO, pada masa perubahan harga apabila harga-harga meningkat maka harga perolehan barang yang dijual pertama merupakan harga persediaan yang diperoleh melalui pembelian pertama. Hal ini mengakibatkan harga pokok penjualan lebih rendah dan menyebabkan laba perusahaan meningkat.Hal ini juga berlaku sebaliknya. Kelemahan penggunaan metode FIFO adalah bahwa biaya berjalan tidak ditandingkan dengan pendapatan berjalan pada laporan laba rugi. Biaya-biaya Universitas Sumatera Utara paling tua dibebankan ke pendapatan paling akhir, yang mungkin akan mendistorsi laba kotor dan laba bersih Kieso, Weygandt,Warfield, 2008 b. Metode LIFO Menurut Kieso, Weygandt dan Warfield 2008, Metode LIFO merupakan metode persediaan yang menandingkan matches biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan periodik, maka akan diasumsikan bahwa baiaya dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama suatu bulan berasal dari pembelian paling akhir. Namun jika yang digunakan adalah persediaan perpetual, maka aplikasi metode LIFO akan menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang berbeda. Menurut Skousen 1987, penggunaan LIFO pada periode kenaikan harga akan mengaitkan harga pokok periode berjalan yang tinggi dari perolehan barang dengan harga jual yang meningkat. Metode LIFO mengakibatkan persentase laba kotor yang relatip tetap meskipun harga-harga berfluktuasi. Keunggulan utama dari LIFO adalah : 1 biaya terkini ditandingkan dengan pendapatan berjalan untuk mendapatkan laba berjalan yang lebih akurat. 2 sepanjang tingkat harga terus meningkat dan kuantitas persediaan tidak menurun, LIFO akan menangguhkan pembayaran pajak penghasilan. 3 karena pajak penghasilan ditangguhkan, maka arus kas akan membaik. Universitas Sumatera Utara Kelemahan utama dari LIFO adalah : 1 menurunkan laba 2 membuat persediaan kurang saji 3 tidak menyerupai arus fisik aktual dari barang kecuali dalam situasi ganjil Kieso, Weygandt dan Warfield, 2008 c. Metode Average Dalam rumus biaya rata-rata tertimbang, biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari setiap item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama satu periode. Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas PSAK 2008 : 14. Menurut Kieso and Weydgant, 2008, metode biaya rata-rata average cost method menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam persediaan atas dasar biaya rata- rata barang yang sama yang tersedia selama suatu periode. Metode biaya rata-rata terbagi dua, jika dilihat dari sistem pencatatannya.Metode rata-rata yang digunakan dalam sistem pencatatan perpetual menggunakan metode biaya rata- rata bergerak moving average method. Dalam metode ini, biaya rata-rata per unit baru akan dihitung setiap kali pembelian dilakukan. Sementara sistem periodik menggunakan metode biaya rata-rata tertimbang weighted-average method.Dalam metode ini, untuk menghitung biaya rata-rata per unit dengan memasukkan persediaan awal ke dalam total unit yang tersedia dan total biaya barang yang tersedia untuk dijual. Universitas Sumatera Utara 3. Pemilihan Metode Penilaian Persediaan Perusahaan memilih banyak alternatif untuk menilai persediaan.Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan metode penilaian persediaan. Menurut Haryono Jusup 2005 dalam Srimonah 2008 ada tiga faktor yang menjadi alasan yang mendasari pemilihan metode penilaian persediaan, yaitu: 1. Pengaruh terhadap neraca Keuntungan pemakaian metode FIFO pada masa inflasi, karena pemakaian FIFO pada masa seperti itu akan menghasilkan nilai persediaan yang lenih mencerminkan harga yang berlaku pada saat tanggal neraca. Pada metode FIFO harga perolehan dari pembelian yang lebih akhir akan dialokasikan pada persediaan yang ditetapkan pada tanggal neraca akan mendekati harga saat itu. Dengan metode LIFO, harga perolehan persediaan pada tanggal neraca akan didasarkan pada harga perolehan barang yang dibeli lebih awal, atau bahkan harga perolehan brang yang berasal dari periode sebelumnya. Akibatnya, harga perolehan persediaan tidak mencerminkan keadaan pada tanggal neraca, dan aktiva lancar serta total aktiva akan dilaporkan lebih rendah dari harga yang berlaku pada tanggal neraca. 2. Pengaruh terhadap laporan laba rugi Perbedaan setiap rumah dalam persediaan akhir akan mengakibatkan perbedaan yang sama jumlahnya dalam laba bersih sebelum pajak. Pada masa inflasi, FIFO akan menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi karena yang ditandingkan dengan pendapatan adalah harga perolehan yang berasal dari pembelian dengan harga yang lebih rendah. Tingkat laba Universitas Sumatera Utara bersih yang lebih tinggi bagi manajemen mungkin merupakan hal yang menguntungkan karena pihak luar akan emmberikan penilaian yang positif terhadap perusahaan. Selain itu, jika manajemen diberi bonus yang besarnya ditentukan atas dasar laba bersih, maka bonus yang diterima manajemen juga akan semakin tinggi. Pemakaian FIFO dimasa inflasi akan menghasilkan laba semu atau laba diatas kertas belaka. 3. Pengaruh pajak Meskipun jumlah rupiah persediaan dan laba bersih selama masa inflasi pada metode FIFO lebih besar dibandingkan dengan LIFO, namun dewasa ini banyak perusahaan berpindah ke metode LIFO. Hal ini disebabkan karena perhitungan laba bersih dengan metode LIFO akan menghasilkan pajak penghasilan yang lebih rendah karena labanya lebih kecil bila dibandingkan dengan metode FIFO ataupun metode rata-rata.

2.1.3 Ukuran Perusahaan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009

13 68 78

Analisis pengaruh variabilitas harga pokok penjualan, rasio lancar, finansial leverage, variabilitas persedian, ukuran perusahaan, intensitas persedian terhadap pemilihan metode akuntansi persedian

3 11 83

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , PROFITABILITAS ,DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 8

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Rasio Perputaran Persediaan Terhadap Pemilihan Metode Persediaan Pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI.

0 0 6

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Variabilitas Persediaan, Variabilitas Harga Pokok Penjualan, Laba Sebelum Pajak, Dan Financial Leverage Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan Pada Perusahan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

2 2 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Ukuran Perusahaan, Variabilitas Persediaan, Variabilitas Harga Pokok Penjualan, Laba Sebelum Pajak, Dan Financial Leverage Terhadap Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan Pada Perusahan Manufaktur Ya

0 0 17

ABSTRAK PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, VARIABILITAS PERSEDIAAN, VARIABILITAS HARGA POKOK PENJUALAN, LABA SEBELUM PAJAK, DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PEMILIHAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

0 0 13

ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS PERSEDIAAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP PEMILIHAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2017)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS PERSEDIAAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP PEMILIHAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2015-2017) - repos

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Akuntansi Positif - ANALISIS PENGARUH VARIABILITAS PERSEDIAAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP PEMILIHAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar

0 0 19