16 Buku Guru Kelas X SMALB
Autis untuk mencapai hasil yang gemilang;
f. menyadari pentingnya konsistensi dan rutinitas dalam membantu
individu dengan autisme untuk mengatasi kehidupan sehari-hari; g.
memaksimalkan penggunaan dari dukungan visual dan meminimalkan ketergantungan pada pemikiran abstrak;
h. mengurangi faktor yang menyebabkan stres termasuk menunggu,
kontak isik, ambiguitas dan yang berlebihan;
i. ketika memberi instruksi kepada siswa usahakan sekonkrit
mungkin; j.
Untuk mempersiapkan siswa sebelumnya atas setiap perubahan pada rutinitas biasa dan menggunakan dukungan visual untuk
memastikan bahwa pesan diterima; dan k.
menghindari instruksi secara verbal yang kompleks dan gunakan bahasa yang sederhana Kemendikbud, 2014.
D. Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan
tema sebagai pemersatu pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan
pengalaman yang bermakna bagi siswa. Karena siswa dalam memahami berbagai konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung
dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya. Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu berawal dari tema
yang telah dipilihdikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pembelajaran tematik
ini tampak lebih menekankan pada Tema sebagai pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih diutamakan pada makna belajar, dan keterkaitan
berbagai konsep mata pelajaran. Keterlibatan siswa dalam belajar lebih diprioritaskan dan pembelajaran yang bertujuan mengaktifkan siswa,
memberikan pengalaman langsung serta tidak tampak adanya pemisahan antar mata pelajaran satu dengan lainnya.
17 Tema 7
Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi
yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata kontekstual
dan bermakna bagi siswa. Sedangkan tujuan pembelajaran tematik terpadu adalah: mudah
memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran
dalam tema yang sama; memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; mengembangkan kompetensi berbahasa
lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa; lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain; lebih merasakan manfaat dan
makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas; guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran yang disajikan
secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan bahkan lebih dan atau pengayaan; budi pekerti dan moral
siswa dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sebagai suatu model pembelajaran tematik, pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa student centered, hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada
siswa direct experiences. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata konkret sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi
18 Buku Guru Kelas X SMALB
Autis tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan
tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu
memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 5. Bersifat leksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes leksibel di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya
sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 7.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan Dalam pembelajaran tematik tidak menjemukan membosankan bahkan
dalam suasana bermain yang menyenangkan mereka mendapatkan pengetahuan yang sangat utuh dan bermakna.
Siswa autis yang bersekolah di SLB memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah dari anak seusianya, untuk itu pembelajaran yang
tepat adalah dengan mengaitkan konsep materi pelajaran dalam satu kesatuan yang di pusatkan pada tema adalah yang paling sesuai. Dan
pembelajaran akan bermakna jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman, bersifat individual dan kontekstual,
siswa mengalami langsung yang dipelajarinya, hal ini akan diperoleh melalui pembelajaran tematik. Pembelajaran yang menggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.
E. Model-Model Pembelajaran