Strategi Pembelajaran Anak Autis

14 Buku Guru Kelas X SMALB Autis dan berputar-putar; c tidak suka terhadap perubahan. 6. Gangguan emosi, seperti : a sering marah tampa alasan yang jelas, tertawa-tawa, dan menangis tampa alasan; b temper tantrum mengamuk tak terkendali jika dilarang atau tidak dipenuhi keinginannya ; c kadang suka menyerang dan merusak; d berprilaku menyakiti diri sendiri; dan e tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain.

C. Strategi Pembelajaran Anak Autis

Strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk siswa dengan autisme mempelajari keterampilan-keterampilan baru, di antaranya: : isyarat visual verbal, modelling, visual support, prompting, fading, shaping dan chaining Dodd, 2007. 1. Isyarat visual verbal Isyarat visual verbal adalah pengajaran yang diberikan pada siswa dengan autisme untuk membantu mereka melengkapi tugas-tugas yang diinginkan. Ini mungkin dilakukan dengan cara non verbal atau verbal, dengan menggunakan tanda manual atau startegi visual. Strategi visual merupakan strategi pembelajaran dengan menggunakan benda-benda konkret atau semi konkret atau simbol-simbol dalam menyampaikan pembelajaran. 2. Pemodelan Modelling Pemodelan merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan guru atau teman sebaya untuk menjadi model, terutama ketika mengajarkan keterampilan-keterampilan baru. 3. Visual Support Visual support digunakan untuk meningkatkan komunikasi, mentransfer informasi, perilaku dan mengembangkan kemandirian. Ini termasuk daftar visual jadwal, urutan suatu pekerjaan, ekspresi wajah, gestures dan bahasa tubuh. 4. Prompting Promting merupakan isyarat tambahan untuk membantu memfasilitasi respon yang benar. Individu membutuhkan bimbingan secara isik untuk mengerjakan tugas. Memberikan dorongan secara isik sering 15 Tema 7 menjamin keberhasilan individu. Reinforcment harus segera diberikan apabila siswa selesai mengerjakan tugas mandirinya. 5. Fading Fading merupakan pengurangan bantuan secara sistematis. Pengurangan bantuan isik secara bertahap. Teknik ini berhasil dalam mengajarkan keterampilan baru. Pengurangan ini sangat penting supaya siswa tidak tergantung pada bantuan dan isyarat. 6. Shaping Perilaku terkadang dapat dibentuk sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau yang ingin dicapai. Shaping merupakan prosedur yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan atau perilaku yang tidak ada pada diri seseorang. Shaping biasanya digunakan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan yang sulit, seperti memakai baju, makan dan bersosialisasi dengan orang lain. 7. Chainning Chainning adalah menciptakan perilaku yang rumit dengan menggabungkan perilaku-perilaku sederhana yang telah menjadi bagian dalam diri seseorang. Contohnya dalam menyikat gigi: pertama menorehkan pasta gigi pada sikat gigi, kemudian memasukkan sikat gigi ke mulut dan kemudian mulai menggosok gigi ke atas ke bawah, ke samping kiri dan kanan Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran bersama anak autisme, yaitu: a. gunakan bahasa yang sederhana dan hindari bahasa verbal yang berlebihan terlepas dari kemampuan komunikasi anak; b. perkenalkan dukungan visual dalam seluruh sesi pembelajaran dan gunakan isyarat visual; c. rencanakan perubahan strategi termasuk dukungan visual untuk mempersiapkan siswa untuk perubahan rutinitas; d. memahami kecederungan untuk fokus pada detail dan ketidakmampuan untuk memahami gambar yang lebih besar; e. memberikan feedback yang positif dan mendorong semua anak 16 Buku Guru Kelas X SMALB Autis untuk mencapai hasil yang gemilang; f. menyadari pentingnya konsistensi dan rutinitas dalam membantu individu dengan autisme untuk mengatasi kehidupan sehari-hari; g. memaksimalkan penggunaan dari dukungan visual dan meminimalkan ketergantungan pada pemikiran abstrak; h. mengurangi faktor yang menyebabkan stres termasuk menunggu, kontak isik, ambiguitas dan yang berlebihan; i. ketika memberi instruksi kepada siswa usahakan sekonkrit mungkin; j. Untuk mempersiapkan siswa sebelumnya atas setiap perubahan pada rutinitas biasa dan menggunakan dukungan visual untuk memastikan bahwa pesan diterima; dan k. menghindari instruksi secara verbal yang kompleks dan gunakan bahasa yang sederhana Kemendikbud, 2014.

D. Pembelajaran Tematik Terpadu