Capaian Kinerja dan Evaluasi Kinerja Sasaran

LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 hutan nagari dan hutan kemasyarakatan dengan pemerintah nagari dan kelompok masyarakat dan telah adanya beberapa nagari yang telah mulai menyusun proposal usulan hutan nagari dan hutan kemasyarakatan serta telah adanya pendampingan dari LSM KKI WARSI, sedangkan usulan pencadangannya belum terealisasi. Tabel 5. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Rangka Pemanfaatan Sumber Daya Hutan tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 2 3 4 5 Meningkatnya Partisipasi 1. Pembangunan hutan tanaman Rakyat Ha 1700 Ha Ha 51,67 Masyarakat dalam rangka pemanfaatan 2.Pengembangan hutan nagari dan hutan kemasyarakatan 300 Ha Ha sumber daya hutan Sasaran 2. Meningkatkan upaya konservasi lahan dengan mengurangi lahan kritis Pengukuran capaian kinerja pada sasaran peningkatan upaya konservasi lahan dilihat dari jumlah rehabilitasi hutan lahan serta berkurangnya luas lahan kritis. Untuk mengurangi laus lahan kritis, dilakukan upaya dengan melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan. Luasnya lahan kritis di Kabupaten Pesisir Selatan memerlukan penanganan yang cepat untuk dapat menyelamatkan berbagai dampak dari kerusakan lingkungan. Upaya yang bisa dilakukan pada tahun 2015 adalah melalui Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan yaitu pembuatan hutan rakyat DAK dan Luncuran DAK seluas 800 Ha dan budi daya gaharu seluas 5 Ha, hal ini sudah melebihi dari target yang telah direncanakan yaitu sebesar 600 Ha. Pembuatan hutan rakyat dilaksanakan oleh 9 kelompok tani yaitu Kelompok Tani Solok Bukik Kaciak di Kecamatan IV Jurai 50 Ha, Kelompok Tani Kebun Karet Seberang Air Kecamatan Batang Kapas 100 Ha, Kelompok Tani Harapan Bersama Kecamatan Sutera 100 Ha, Kelompok Tani Taruko, Bukik Ambalau dan Kelompok Tani Macang Serumpun Kecamatan Lengayang 50 Ha, Kelompok Tani Bukik Ampa di Kecamatan IV Nagari Bayang Utara 100 Ha, Kelompok Tani Bukik Ransam di Kecamatan Sutera 100 Ha dan Kelompok Tani Air Munti Indah serta Timbulun III di Kecamatan Linggo Sari Baganti dengan luas masing- masing 100 Ha. Sedang budi daya gaharu di laksanakan oleh Kelompok Tani Maju Bersama di Kecamatan Basa IV Balai Tapan. Dari total lahan kritis yang direhabilitasi menyebabkan berkurangnya luas lahan kritis seluas 805 Ha Tabel 6. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan Upaya Konservasi Lahan Dengan Mengurangi Lahan Kritis tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1 2 5 Meningkatkan upaya konservasi 1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis 600 Ha 805 Ha 134.17 lahan dengan mengurangi lahan 2. Berkurangnya Luas Lahan Kritis 157271.8 Ha 158366.8 Ha 100.70 kritis Target Realisasi 3 4 Sasaran 3. Menurunkan intensitas kegiatan kegiatan Illegal Loging Menurunkan intensitas illegal logging dapat diukur dari penurunan jumlah kasus illegal logging, hal bisa dicapai dengan berbagai upaya diantaranya adalah dengan membentuk kelompok pengamanan hutan berbasis nagari, sehingga pada akhirnya diharapkan laju kerusakan kawasan LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 akan semakin berkurang. Kebutuhan kayu yang terus meningkat untuk berbagai keperluan masyarakat seiring dengan pertambahan penduduk menjadikan kayu sebagai barang yang bernilai jual tinggi, sehingga berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mendapatkannya, baik secara legal maupun illegal. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah terutama Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral adalah bekerjasama dengan Tim terpadu dari unsur Muspida. Hasil pengawasan selama tahun 2015 terjadi penurunan kasus illegal logging yaitu sebanyak 5 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebanyak 10 kasus. Kasus yang terjadi berlokasi di Kecamatan IV Jurai, Sutera, Ranah Pesisir dan Kecamatan Lunang dengan total volume kayu sitaan sebanyak 20,5223 m 3 dan kasus tersebut saat ini sedang ditangani oleh pihak Polres Pesisir Selatan.. Selain itu juga terdapat kayu temuan dari Kecamatan Lunang dengan volume sekitar 7,4628 m 3 dan barang bukti diamankan di Kantor Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Selatan. Penurunan kasus illegal logging tahun 2015 ini juga tidak terlepas dari keberadaan kelompok pengamanan hutan berbasis nagari yaitu kelompok Satgas pengamanan hutan yang beranggotakan masyarakat di sekitar kawasan hutan, sehingga masyarakat langsung diberi tanggung jawab untuk menjaga dan mengamankan hutan di wilayah mereka sendiri. Tahun 2014 ada 5 kelompok Satgas yang berada di 5 Nagari dan tahun 2015 meningkat menjadi 15 kelompok Satgas di 5 Nagari dan hal ini memberikan dampak yang positif dalam penurunan kasus illegal logging. Tabel 7. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Penurunan Intensitas Kegiatan Ilegal Loging tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1 2 5 Menurunkan intensitas 1. Terbentuknya Kelompok Pengamanan Hutan Berbasis 15 Nagari 15 Nagari 100 kegiatan Illegal Loging Nagari PHBN 2. Penanganan kasus illegal logging 12 kasus 5 Kasus 70.333 3. Berkurangnya Laju Kerusakan Kawasan Hutan 1100 Ha 200 Ha 18.182 Target Realisasi 3 4 Sasaran 4. Meningkatnya pembinaan, pengawasan, penertiban dan pelayanan produksi hasil hutan Dalam rangka meningkatkan pembinaan, pengawasan, penertiban dan pelayanan dalam hal produksi hasil hutan, telah dilakukan berbagai upaya melalui kegiatan monitoring dan pembinaan terhadap beberapa izin yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan diantaranya adalah IUIPHHK Sawmill, IUPHHK-HTI, IPPKH, Izin Kayu Rakyat Pemanfaatan Kayu yang Tumbuh Alami dan Kayu yang Berasal dari Hasil Budi Daya, IUPHHBK, IPHHBK dan Izin Penampungan Kayu. Kegiatan pembinaan dan monitoring dilakukan paling sedikit 1 kali per bulan. Dari hasil monitoring di ketahui bahwa masih banyak pelaku usaha kehutanan yang belum memahami tertib administrasi penatausahaan hasil hutan akibat kurangnya personil yang memiliki kemampuan administrasi yang baik di perusahaan, sehingga harus dilakukan bimbingan persuasif dan intensif. Dari hasil pembinaan terjadi perubahan dan peningkatan pola pikir pelaku usaha kehutanan di bagian hilir, seperti pedagang kayu dan industri moubiler untuk mengurus perizinan yang legal dalam menjalankan usaha sesuai dengan aturan yang berlaku. LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 Tabel 8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan Pembinaan, Pengawasan, Penertiban dan Pelayanan Produksi Hasil Hutan Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 2 3 4 5 pengawasan, penertiban 1. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu dan pelayanan produksi - Manau 250 rb btg btg hasil hutan - Tabu-tabu 200 rb btg btg - Rotan 120 Ton 112 Ton 93,33 2. Hasil hutan produksi Kayu Rakyat 15 rb M3 325,1223 M3 2,17 3. Terlaksananya pengawasan terhadap industri hasil hutan 16 kali 15 kali 93,75 Dari tabel 8 terlihat pencapaian target manau dan tabu-tabu adalah 0 hal ini disebabkan karena pengurusan izin untuk produksi manau dan tabu-tabu dari masyarakat pada tahun 2015 memang tidak ada, yang ada hanya rotan dan izin produksi kayu rakyat. Sasaran 5. Terlaksananya perencanaan kawasan hutan Dalam perencanaan kawasan hutan dilakukan Kegiatan Monitoring dan survey Batas Kawasan Hutan. Monitoring dan Survei Batas Kawasan Hutan dilaksanakan pada kawasan hutan Kabupaten Pesisir Selatan yang tersebar dalam 15 kecamatan. Banyaknya kunjungan ke masing-masing kecamatan disesuaikan dengan tingkat permasalahan tenurial kawasan hutan dan pelayananpermintaan terhadap masyarakat yang meminta penjelasan batas kawasan hutan dengan lahan milik. Kegiatan survey batas kawasan yang dilaksanakan pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : - Membantu pelaksanaan program sertifikasi lahan Redis dan Prona di Kecamatan Lunang Nagari Sindang Lunang, Nagari Lunang, Nagari Pondok Parian Lunang, Nagari Lunang Utara, Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan Nagari Simpang IV Gunung Tapan, Kecamatan Pancung Soal Nagari Muara Sakai, Kecamatan Linggo Sari Baganti Nagari Muara Gadang, Kecamatan Silaut Nagari Sungai Sirah Silaut. - Melakukan pengukuran perambahan hutan areal PT. Sumatera Jaya Wood SJW dan konflik lahan antara masyarakat dengan PT. SJAL Incasi Raya Group - Melakukan pengecekan dan pengukuran lahan kebakaran. - Mengecek lahan yang ada duplikasitumpang tindih perijinan atau bukti kepemilikan, sehingga masyarakat merasa yakin akan bukti yang dimilikinya - Memberikan rekomendasi status kawasan hutan kepada masyarakat, instansi terkait dan pihak ketiga sesuai dengan peruntukannya sesuai hasil survei bersama dengan Tim Survei Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu.. Tabel 9. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Terlaksananya Perencanaan Kawasan Hutan Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 2 3 4 5 Terlaksananya perencanaan 1. Terlaksananya Monitoring dan Survei 15 kali 13 Kali 86,67 kawasan hutan batas Kawasan hutan LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 Sasaran 6. Meningkatnya jumlah rumah tangga yang teraliri listrik Peningkatan jumlah rumah tangga yang teraliri listrik diukur dengan beberapa indikator yaitu rasio ketersediaan daya listrik dan jumlah rumah tangga yang teraliri listrik. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan, Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Pesisir Selatan melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya adalah pembangunanpemeliharaan serta perbaikan PLTMH dan PLTS yang energinya langsung didistribusikan kepada masyarakat. Tahun 2015 telah terealisasi pemanfaatan energi listrik ke masyarakat sebanyak 89.890 KK dengan rasio elektrifikasi sebesar 89. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian sasaran bersumber dari DAK 2015 dan Luncuran DAK 2014 yang terdiri dari : - Pengadaan PLTS tersebar dan, - Pembangunan PLTMH Taratak - Perbaikan PLTMH Limau-limau - Revitalisasi PLTMH Jengki Ayam Tabel 10. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Jumlah Rumah Tangga Yang Teraliri Listrik Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi 1 2 3 4 5 Meningkatnya jumlah 1. Rasio ketersediaan daya listrik 90 89 98,89 rumah tangga 2. Jumlah Rumah tangga yang terlayani listrik 105 rb kk 89.890 kk 85,61 yang teraliri listrik 3. Berkurangnya jumlah kampung yang belum terlayani energi listrik kmpg kmpg Sasaran 7. Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan Dalam peningkatan penggunaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan perlu dilakukan berbagai upaya yang dilengkapi dengan penggalian potensi energi baru terbarukan sehingga pemanfaatannya bisa lebih berkembang. Kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka peningkatan penggunaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan antara lain : - Pengadaan Biogas di Kecamatan Lengayang, Lunang dan Silaut - Pengadaan PLTS tersebar - Pengadaan Biogas tersebar - Pembangunan PLTMH Taratak - Perbaikan PLTMH Limau-limau - Revitalisasi PLTMH Jengki Ayam - Pengadaan Biogas Kecamatan Bayang - Pengadaan biogas tesebar Untuk pengadaan biogas dikecamatan lengayang dilaksanakan sebanyak 14 unit, Kecamatan Lunang sebanyak 12 unit dan Kecamatan Silaut sebanyak 21 unit. Selain itu ada juga pengadaan PLTS dan Biogas yang tersebar dibeberapa titik di Kabupaten Pesisir Selatan. PLTS tersebar sebanyak 130 unit dan Biogas tersebar sebanyak 25 unit yang Pengadaan Biogas Kecamatan Koto XI Tarusan LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 Pembangunan PLTMH Taratak, revitalisasi PLTMH Jengki Ayam dan pengadaan biogas tersebar tidak bisa dilaksanakan karena gagal lelang, sedangkan perbaikan PLTMH di Limau limau batal lelang karena beberapa alasan teknis. Untuk pengadaan biogas di Kecamatan Koto XI Tarusan dilaksanakan sebanyak 7 unit dan di Kecamatan Bayang sebanyak 14 unit. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa penggunaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan terus mengalami peningkatan jika dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga diharapkan dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan. Pengawasan, pembinaan pada minyak bersubsidi di SPBU serta BBMGas pada pangkalan- pangkalan di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan dilakukan terhadap harga jual 9 SPBU, 2 buah SPDN dan 96 buah pangkalan minyak tanahgas bersubsidi. Dari hasil pelaksanaan monitoring ditemui bahwa SPBU dan SPDN sudah memberlakukan harga sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh pemerintah tetapi ketersediaan BBM di SPBU dan SPDN tersebut sering kosong. Untuk pangkalan minyak tanah aktifitasnya sudah mulai berkurang disebabkan karena telah dicabutnya subsidi minyak tanah di seluruh wilayah Kabupaten Pesisir Selatan. Jumlah pangkalan yang masih aktif sd 2015 sebanyak 93 buah pangkalan. Tabel 11. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Penggunaan dan Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatkan penggunaan dan 4. Berkembang dan tergalinya potensi energi poedesaan 1 paket 1 paket 100 Pemanfaatan energi baru dan terbarukan 5. Terlaksananya pengawasan terhadap pemakaian BBG 15 kec 15 kec 100 Sasaran 8 dan 9. Meningkatnya jumlah perusahaan pemegang IUPSPBU di Kabupaten Pesisir Selatan serta tersedianya sumber daya yang berkualitas Dalam rangka pencapaian sasaran 8,dan 9 telah dilakukan beberapa upaya pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha pertambangan yang telah memenuhi persyaratan lingkungan tetapi masih illegal, untuk segera mengurus izin usahanya. Sebagian besar penambangan tanpa izin ini terdiri dari Galian C yaitu penambangan pasir, kerekel dan pengerukan tanah. Lokasi penambangan tanpa izin ini tersebar di 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Kegiatan pembinaan dan pengawasan untuk menambah pengetahuan dan informasi telah dilakukan terhadap Izin Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara yaitu 16 IUP Batu Bara dan 8 IUP Galian C. Tabel 12. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Peningkatan jumlah perusahaan pemegang IUPSPBU serta terlaksananya pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya jumlah perusahaan 1. Jumlah Perusahaan Pemegang IUPSPBU pemegang IUP - Batu bara 2 bh bh - Mineral 1 bh bh - Batuan Galian C 3 bh bh - SPBU bh bh 2. Jumlah Perusahaan yang IUP eksplorasi - Batubara 1 bh bh - mineral 1 bh bh Tersedianya sumber daya yang berkualitas 1. Jmlh Pembinaan dan Pengawasan di sektor kehutanan energy sumber daya mineral 15 IUP 16 IUP Batu Bara 160 LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 8 IUP galian C Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada pengurusan izin baru selama tahun 2015 untuk batu bara, mineral, galian C dan SPBU, hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang aturan – aturan di bidang usaha pertambangan, sehingga masyarakat kurang menyadari akan sanksi-sanksi yang akan mereka terima. Di harapkan untuk ke depannya harus dilakukan kegiatan sosialisasi tentang aturan-aturan baru bidang pertambangan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat . Selain itu tidak adanya realisasi disebabkan karena proses perizinan sudah melalui satu pintu Badan Perizinan . Tabel pengukuran capaian kinerja tahun 2015 yang diperbandingkan dengan capaian kinerja tahun 2015, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3.

B. Akuntabilitas Keuangan

Dinas Kehutanan melaksanakan dua urusan pilihan yang menjadi tupoksi Dinas yaitu : Urusan kehutanan dan urusan Energi sumber daya mineral Urusan kehutanan tahun 2015 di anggarkan sebesar Rp. 3.990.973.400,- terealisasi sebesar Rp. 3.263.882.305,- atau 81,78. Sedangkan urusan Energi dan Sumber Daya Mineral Sumber Daya Mineral dengan Anggaran sebesar Rp. 11.447.354.496 terealisasi sebesar Rp. 8.232.934.059,- atau 71,92. Sasaran 1. Meningkatnya Partisipasi masyarakat dalam rangka pemanfaatan sumber daya hutan I. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

1. Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat

Merupakan kegiatan memfasilitasi masyarakat dalam pengembangan Hutan Tanaman Rakyat. Pada tahun 2015 kegiatan HTR hanya melakukan monitoring terhadap 4 kelompok tani. Adapun realisasi keuangan sampai 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp.36.354.000,- atau 90,78 dari anggaran sebesar Rp.40.045.000,-

2. Pengembangan Hutan Nagari dan Hutan Kemasyarakatan

Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah keluarnya usulan pencadangan hutan nagari dan hutan kemasyarakatan. Kegiatan ini dilaksanakan di Kecamatan Koto XI Tarusan, Lengayang, Lunang dan Kecamatan Silaut. Pelaksanaan kegiatan bekerja sama antara Dinas Kehutanan Energi dan Sumber Daya Mineral dengan Pemerintahan Nagari, Kelompok Masyarakat Dinas Kehutanan Propinsi dan LSM KKI-WARSI. Pada tahun 2014, realisasi keuangan kegiatan ini mencapai 84.19 atau Rp.35.510.400,- dari anggaran yang disediakan sebesar Rp.42.178.500,-. 3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Hutan Berbasis Kelompok DAK dan Pendamping 2015 Tujuan kegiatan adalah agar meningkatnya peran serta masyarakat untuk menggerakkan sektor riil dalam rangka mendukung pembangunan kehutanan sesuai dengan potensi daerah setempat khususnya produksi kemiri. Kegiatan berlokasi di LKJ Dinas Kehutanan, Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun Anggaran 2015 Nagari Puluik-puluik Kecamatan IV Nagari Bayang Utara sebanyak 4 kelompok yaitu Kelompok Tani Kemiri Gunungan Jantan seluas 30,9 Ha, Kelompok Batu Tagantuang seluas 13,46 Ha, Kelompok Durian Kundua 16,36 Ha dan Kelompok Tani Guak Tangah seluas 13,46 Ha. Realisasi keuangan kegiatan ini mencapai 99,87 atau Rp.65.800.000,- dari anggaran yang direncanakan sebesar Rp.65.886.440,- Sasaran 2. Meningkatkan upaya konservasi lahan dengan mengurangi lahan kritis I. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAK dan Pendamping 2015

Merupakan kegiatan yang bersumber dari DAK dan Pendamping. Pada tahun ini dilaksanakan dua jenis pekerjaan yaitu pembuatan hutan rakyat dengan total luas 400 Ha dan budidaya gaharu seluas 5 Ha. Adapun realisasi keuangan kegiatan ini mencapai 98,64 atau Rp.978.697.500,- dari anggaran sebesar Rp.992.227.500,- 2. Penunjang DAK Bidang Kehutanan Tahun 2015 Merupakan kegiatan yang memfasilitasi operasional kegiatan DAK dan Pendamping Tahun 2015. Penunjang DAK Bidang KehutananTahun 2015 seharusnya dilaksanakan untuk 5 Kegiatan yaitu : - Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAK dan Pendamping Tahun 2015 - Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengolahan Hasil Hutan Berbasis Kelompok DAK dan Pendamping Tahun 2015. - Pengadaan Sarpras Pengamanan dan Penyuluhan Kehutanan DAK dan Pendamping Tahun 2015 - Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung KPHP Model Pesisir Selatan DAK dan Pendamping Tahun 2015 dan, - Renovasi Kantor KPHP Model Pesisir Selatan DAK dan Pendamping Tahun 2015 Dari 5 kegiatan di atas ada satu kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 yaitu Renovasi Kantor KPHP Model Pesisir Selatan senilai Rp.396.891.000,-, kegiatan ini tidak bisa dilaksanakan karena masalah kepemilikan aset yaitu masih merupakan aset propinsi, sedangkan 4 kegiatan lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan aturan dan petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kegiatan penunjang mencakup biaya perjalanan dinas, Penyediaan alat tulis kantor, biaya sewa, BBM dan lain-lain yang menunjang kegiatan DAK. Realisasi anggaran untuk kegiatan penunjang DAK tahun 2015 adalah sebesar Rp.127,793.300,- atau 93,91 dari total anggaran anggaran Rp.136.075.500,-

3. Luncuran DAK Bidang Kehutanan Tahun 2011,2012,2013,dan 2014

Luncuran DAK dan Pendamping merupakan akumulasi dari beberapa tahun terakhir yang tidak bisa dilaksanakan, mulai tahun 2011 sampai tahun 2014. Kegiatan ini dikerjakan pada tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut :