Perbaikan Keragaan Pertumbuhan Bibit Jeruk Pamelo Melalui Kombinasi Teknik Strangulasi, Pinching Dan Aplikasi Zat Pemecah Dormansi.

PERBAIKAN KERAGAAN PERTUMBUHAN BIBIT
JERUK PAMELO [Citrus maxima (Burm.) Merr.] MELALUI
KOMBINASI TEKNIK STRANGULASI, PINCHING DAN
APLIKASI ZAT PEMECAH DORMANSI

MARDJANI ALIYAH ABDUL NAIM

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul “Perbaikan
Keragaan Pertumbuhan Bibit Jeruk Pamelo [Citrus maxima (Burm.) Merr.]
Melalui Kombinasi Teknik Strangulasi, Pinching dan Aplikasi Zat Pemecah
Dormansi” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Mardjani Aliyah Abdul Naim
NIM A262090041

RINGKASAN
MARDJANI ALIYAH ABDUL NAIM. Perbaikan Keragaan Pertumbuhan
Bibit Jeruk Pamelo [Citrus maxima (Burm.) Merr.] Melalui Kombinasi Teknik
Strangulasi, Pinching dan Aplikasi Zat Pemecah Dormansi. Dibimbing oleh
SLAMET SUSANTO, DEWI SUKMA dan SINTHO WAHYUNING ARDIE.
Salah satu kunci keberhasilan dalam pengembangan jeruk pamelo adalah
ketersediaan bibit berkualitas. Bibit berkualitas diartikan sebagai bibit yang jelas
asal usulnya (berasal dari kultivar unggul dengan keragaan pohon yang baik).
Jeruk pamelo dapat diperbanyak secara vegetative dengan cara mencangkok dan
okulasi. Kelemahan utama bibit pamelo hasil okulasi adalah keragaan bibit yang
kurang baik yang ditunjukkan oleh sedikitnya percabangan. Upaya yang dapat

dilakukan untuk memperbaiki keragaan pada bibit pamelo antara lain melalui cara
strangulasi, pinching dan aplikasi zat pemecah dormansi.
Tujuan umum penelitian ini adalah mendapatkan metode yang efektif untuk
perbaikan keragaan bibit pamelo yang terbaik. Tujuan khususnya adalah
mendapatkan 1) teknik strangulasi tunggal atau ganda untuk meningkatkan
pertumbuhan vegetatif dan perbaikan keragaan bibit pamelo, 2) teknik strangulasi
dan pinching yang tepat dalam membentuk keragaan bibit okulasi jeruk pamelo
yang terbaik, 3) efektivitas strangulasi dan aplikasi zat pemecah dormansi (BAP
dan KNO3) untuk mendapatkan keragaan bibit pamelo yang terbaik, dan 4)
efektivitas aplikasi zat pemecah dormansi (BAP dan KNO3) dan perlakuan
pinching untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan mendapatkan keragaan
bibit pamelo yang baik.
Penelitian terdiri atas empat percobaan yang dilakukan di rumah kaca
Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Institut Pertanian Bogor. Percobaan
pertama adalah efektivitas strangulasi tunggal dan ganda pada jarak 5, 10 dan 15
cm dilakukan dalam rumah kaca. Percobaan kedua adalah aplikasi strangulasi dan
pinching, percobaan ketiga berupa aplikasi strangulasi dan ZPD serta percobaan
keempat berupa perlakuan pinching dan aplikasi ZPD dilakukan secara paralel
pada waktu yang sama pada 2013. Analisis kandungan hara, gula total, dan
kandungan karbohidrat daun dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian

dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian Cimanggu Bogor. Analisis kandungan
klorofil daun dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Departemen
Agronomi dan Hortikultura IPB.
Media tumbuh yang digunakan adalah pasir, tanah, dan pupuk kandang
dengan perbandingan 2:1:1 yang dimasukkan dalam polibag berukuran
35 cm x 30 cm. Percobaan satu menggunakan Rancangan Acak Lengkap.
Penelitian dilakukan secara serial, dimulai dengan mencari teknik strangulasi
terbaik berupa tunggal atau ganda dengan jarak 5, 10, dan 15 cm pada percobaan
pertama. Hasil percobaan pertama dijadikan acuan untuk dikombinasikan dengan
teknik pinching dan aplikasi ZPD pada percobaan berikutnya.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa strangulasi ganda dengan jarak 15 cm
memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan bibit pamelo pada karakter
jumlah cabang, diameter batang, panjang cabang primer, luas daun, lebar tajuk,
bobot kering tajuk, bobot kering total, kerapatan stomata dan kandungan K di

daun. Peubah tinggi tanaman terbaik diperoleh pada perlakuan strangulasi ganda
jarak 10 dan 15 cm. Perlakuan strangulasi tunggal diperoleh hasil terbaik pada
peubah bobot kering akar, ratio akar/tajuk, dan kandungan karbohidrat daun.
Kandungan klorofil daun (a, b, dan total) tidak dipengaruhi oleh perlakuan
strangulasi. Oleh karena hasil strangulasi ganda jarak 15 cm dan strangulasi

tunggal 5 cm memberikan hasil terbaik, perlakuan tersebut digunakan pada
penelitian selanjutnya yang dikombinasikan dengan teknik pinching dan aplikasi
zat pemecah dormansi.
Pada percobaan kombinasi antara teknik strangulasi dan pinching
diperoleh bahwa teknik strangulasi tunggal maupun strangulasi ganda
dikombinasikan dengan perlakuan pinching memberikan hasil terbaik terhadap
keragaan bibit pamelo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi
strangulasi ganda dengan pinching mampu mempercepat pemunculan tunas.
Selain itu kombinasi diantara keduanya juga berpengaruh nyata dan sangat nyata
terhadap karakter panjang cabang, panjang akar, luas per daun, luas daun total,
bobot kering akar, bobot kering total, jumlah cabang, klorofil a, klorofil b dan
bobot kering tajuk sangat berbeda nyata pada perlakuan strangulasi tunggal tanpa
pinching. Peubah panjang cabang primer, luas daun, panjang akar, bobot kering
akar dan bobot kering total, hasil terbaik diperoleh pada kombinasi strangulasi
ganda dan perlakuan pinching. Peubah lebar tajuk, total klorofil dan ratio C/N
tidak dipengaruhi oleh kombinasi perlakuan strangulasi dan pinching.
Perlakuan strangulasi dikombinasikan dengan aplikasi BAP dan KNO3
meningkatkan jumlah cabang, panjang cabang, jumlah daun, luas daun dan nisbah
C/N pada bibit pamelo. Perlakuan strangulasi dikombinasikan dengan aplikasi
KNO3 meningkatkan tinggi tanaman, sedangkan strangulasi dikombinasikan

dengan aplikasi BAP akan meningkatkan diameter batang, jumlah total klorofil,
klorofil a dan b pada daun bibit jeruk pamelo.
Perlakuan pinching dikombinasikan dengan zat pemecah dormansi berupa
KNO3 dan BAP tidak memberikan pengaruh yang nyata pada peubah jumlah
daun, panjang cabang primer, diamater batang, bobot kering akar, dan kerapatan
stomata daun. Perlakuan pinching dikombinasikan dengan KNO3 dan BAP
memberikan pengaruh yang nyata terhadap karakter lebar tajuk, luas daun per
daun, luas daun total, panjang akar, bobot kering tajuk, dan ratio C/N. Perlakuan
pinching dikombinasikan dengan KNO3 berpengaruh nyata terhadap jumlah
cabang, klorofil total, kalium, dan karbohidrat daun. Sedangkan tinggi tanaman
dipengaruhi oleh pinching dikombinasikan dengan BAP.
Berdasarkan komponen jumlah cabang, lebar tajuk, diameter batang dan
panjang cabang dengan perlakuan strangulasi dengan kombinasi pinching dapat
memperbaiki keragaan bibit pamelo. Perbaikan keragaan bibit ditunjukkan oleh
jumlah cabang, jumlah daun, panjang cabang primer, gula total, kandungan N, K
daun dan bobot kering total. Perlakuan pinching dengan aplikasi KNO3 atau BAP
berpengaruh tidak nyata terhadap perbaikan keragaan bibit.
Kata Kunci : pamelo, Strangulasi, Pinching, BAP, KNO3

SUMMARY

MARDJANI ALIYAH ABDUL NAIM. Improvement of Growth
Performance of Pummelo Citrus [Citrus maxima (Burm.) Merr.] through the
Combination of Strangulation Technique, Pinching and Application of Dormant
Break Substance. Supervised by SLAMET SUSANTO, DEWI SUKMA and
SINTHO WAHYUNING ARDIE.
One of the key success in the development of pummelo Citrus is the
availability of quality seedling. A quality seedling means a seedling from superior
cultivar with great performance. It can be replicated by transplantation and
oculation. The main weakness of pummelo seedling from grafting is that its tree
performance is less well indicated by less branching. There are some methods to
improve the performance, among others, strangulation, pinching and application
of dormant break substance.
The general purpose of the research is to obtain the effective method to
improve the performance of pummelo seedling, and the specific purposes are to
obtain 1) a single or double strangulation technique for improving vegetative
growth and performance of pummelo seedling, 2) availability of strangulation and
pinching techinique to result in the best performance improvement of pummelo
seedling, 3) effective strangulation technique and dormant break substance of
BAP and KNO3 to improve vegetative growth and the performance of pummelo
citrus seedling, and 4) effetive of dormant break subtance (BAP and KNO3) and

pinching treatment to improve vegetative growth and obtain the best performance
of pummelo seedling.
The research consists of four experiments conducted at n greenhouse, the
first experiment of effectiveness of single and double strangulation is conducted
with space of 5, 10, and 15 cm at individual greenhouse. The second experiment
of strangulation and pinching application, the third experiment of strangulation
and ZPD application and the fourth experiment of pinching treatment and ZPD
application are conducted parallelly at the same time and greenhouse.
Growth medium used is sand, soil and farm manure with ratio of 2:1:1 and
put into a polybag with size of 35x30 cm. The first experiment uses Completely
Randomized Design. The research is conducted in a series started by finding the
best strangulation technique, single or double, with space of 5, 10, and 15 cm.
Result of the first experiment becomes reference to be combined with pinching
technique and ZPD application for experiment 1, 2 and 3.
Research result showed that double strangulation with space of 15 cm gave
the best influence on the growth of pummelo citrus seedling in characters of
number of branch, stem diameter, primary branch length, leaf area, canopy wide,
dry canopy weight, total dry weight, stomata density, and K content in leaf. The
best plant height character is obtained in treatment of double strangulation with
space of 10 and 15 cm. Whereas, single strangulation treatment has the best result

in parameters of root dry weight, root/canopy ratio, and content of leaf
carbohydrate. Content of leaf chlorophyll (a, b and total) is not influenced by
strangulation treatment. Thus, double strangulation with space of 15 cm and single

strangulation with space 5 cm that gave the best result are then combined with
pinching technique and application of dormant break substance.
In the experiment of combination between strangulation technique and
pinching application it is found that single and double strangulation technique
combined with pinching treatment give the best result on the performance of
pummelo seedling. The result showed that combination of double strangulation
and pinching is able to accelerate the emergence of shoot. In addition the
combination of those treatment have significant and very significant influence on
the character of lenght of primary branch, root lenght, widht of leaf, total leaf
widht, root dry weight, total dry weight, a chlorophyll, b chlorophyll and canopy
dry weight is very significant in the treatment of single strangulation without
pinching. Variable of primary branch length, leaf area, root length, and total dry
weight, the best result is obtained from the combination of double strangulation
and pinching treatment. Variabel of canopy wide, total chlorophyll, and C/N ratio,
were not influenced by the combination of strangulation and pinching treatment.
Strangulation treatment combined with application of BAP and KNO3

increase the number of branch, branch length, number of leaf, leaf area, and C/N
ratio in pummelo seedling. Treatment of strangulation combined with application
of KNO3 increases plant height and strangulation combined with BAP application
increases stem diameter, total chlorophyll, chlorophyll a, chlorophyll b, in leaves
of pummelo citrus seedling.
Pinching treatment combined with dormant break substance of KNO3 and
BAP has no significant influence on variables of number of leaf, primary branch
length, stem diameter, root dry weight, and stomata density. Pinching treatment
combined with KNO3 and BAP gives significant influence on characters of
canopy wide, leaf area per leaf, total leaf area, root length, canopy dry weight, and
C/N ratio. Pinching treatment combined with KNO3 has significant influence on
number of branch, total chlorophyll, K, and leaf carbohydrate. Whereas, plant
height is influenced by pinching combined with BAP application.
Based on the components of numbers of branch, canopy wide, scion
diameter and length of branch, strangulation treatment combined with pinching is
able to improve the performance of pummelo seedling. In addition, the
improvement of pummelo seedling performance is indicated by numbers of
branch, numbers of leaf, length of primary branch, total sugar, N and K content in
leaf, and total dry weight. Pinching treatment with application of KNO3 and BA
has no significant influence on the improvement of seedling performance.

Keywords : Pummelo, Strangulation, Pinching, BAP, KNO3

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERBAIKAN KERAGAAN PERTUMBUHAN BIBIT JERUK
PAMELO [Citrus maxima (Burm.) Merr.] MELALUI KOMBINASI
TEKNIK STRANGULASI, PINCHING DAN APLIKASI ZAT
PEMECAH DORMANSI

MARDJANI ALIYAH ABDUL NAIM

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Studi Agronomi dan Hortikultura

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

Penguji pada Ujian Tertutup: 1. Dr Ir Agus Purwito, M Sc
Staf Pengajar Departemen Agronomi
Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2. Dr Ir Muhammad Rahmad Suhartanto, MS
Staf Pengajar Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

dan

Penguji pada Ujian Terbuka: 1. Prof Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS
Guru Besar Tetap Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB
2. Dr Ir Arifah Rahayu, Msi
Staf Pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas
Juanda Bogor

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Disertasi berjudul Perbaikan Keragaan Pertumbuhan Bibit Jeruk Pamelo
(Citrus maxima (Burm.) Merr.) Melalui Kombinasi Teknik Strangulasi, Pinching,
dan Aplikasi Zat Pemecah Dormansi. Sebagian hasil penelitian telah diterbitkan di
jurnal Asian Agricultural Research dan akan di terbitkan pada jurnal Hortikultura.
Dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian studi, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Komisi pembimbing yang diketuai oleh Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc,
Dr Dewi Sukma, SP, MSi, Dr Sintho Wahyuning Ardie, SP, MSi. Bimbingan
tim komisi pembimbing sangat intensif, cermat, dan terarah memberikan
tuntunan kepada penulis cara berfikir analitis dan sistematis serta disiplin,
sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan disertasi dengan baik
2. Dr Ir Maya Melati MS, MSc, Dr Ir Agus Purwito, MSc dan Dr Muhammad
Rahmad Suhartanto, MSi atas kritik dan saran serta kesediaan sebagai penguji
luar komisi pada ujian prakualifikasi dan ujian tertutup.
3. Prof Dr Sandra Arifin Aziz MS dan Dr Ir Arifah Rahayu MSi atas kritik dan
saran serta kesediaan sebagai penguji ujian terbuka.
4. Pimpinan Sekolah Pascasarjana IPB beserta seluruh jajaran, atas semua
pelayanan yang diberikan selama selama mengikuti pendidikan di jenjang S3
SPs IPB.
5. Dirjen Dikti dan Kopertis Wilayah IX Sulawesi atas bantuan beasiswa BPPS,
dan bantuan biaya penelitian ini sebagian mendapat dukungan pendanaan dari
Prof Dr Ir Slamet Susanto MSc.
6. Rektor Universitas Al Asy‟ariah Mandar dan Dekan Fakultas Pertanian
Unasman atas izin dan kesempatan untuk melanjutkan studi di Sekolah Pasca
Sarjana Institut Pertanian Bogor.
7. Teman-teman satu angkatan AGH S3/2009 Ibu Almarhuma Tyas Pratiwi, Dr.
Muhammad Cholid, Dr. Laode Afa, Dr. Leo Muallim, Dr. Gusmaeni, Dr.
Amisnaifah, Dr. Alce Ilona Noya, dan juga kepada para seniorku angkatan
2007 khususnya Dr. Arifa Rahayu, Dr. Kartika Ningtyas, Dr. Karlin Agustina
yang telah banyak membantu dan bertukar informasi baik selama perkuliahan
maupun penelitian. Demikian juga semua teman-teman dari Departemen
Agronomi mayor AGH, PBT, ITB dari Angkatan 2010 sampai angkatan 2013
yang telah banyak membantu dan bertukar informasi baik selama perkuliahan
maupun penelitian, juga kepada adik Wahyu Fikrinda SP disampaikan
terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan penelitian
pada tahap pertama disertasi ini. Kepada Kakanda Ir.Hj. Dahliah Nurdin MP
dan Ir. Masdar Patman MSi serta Kakanda Hj. Ruhaniah Kadir dan Drs H. M.
Ridwan, M.Si terima kasih atas perhatian, do‟a dan bantuannya selama
menempuh pendidikan di IPB Bogor.
8. Ungkapan yang lebih dalam penulis haturkan penghormatan kepada Guru,
Syech dan mursyid kami Bapak Prof. Dr. KH. Sahabuddin (Almarhum ) dan

Ibu Hj. Hajaniah Sahabuddin sekeluarga serta Almarhum kakek H. Usman
Baco dan nenek Almarhuma Hj. Marhumi dan Hj. Hadeneng atas do‟a, kasih
sayang yang tulus telah mengasuh, mendidik dan berkorban secara materil
maupun moril untuk penulis selama ini. Berkah do‟a dan jasa beliau
mengantarkan penulis mencapai pendidikan tinggi. Ucapan yang sama juga
kepada guru-guru penulis, baik formal maupun non formal yang amat berjasa
mengantarkan penulis mencapai pendidikan tinggi.
9. Kepada ibunda Hj. Najimiah dan Ayahanda (Almarhum) H.A.N Aliah Daeng
Rani kedua orang tuaku tercinta, terima kasih tak terhingga atas kasih sayang
pengorbanan dan do‟a yang tak pernah putus juga kepada kakak (Almarhum)
Jailan Aliah, Drs. H. M. Syibli Sahabuddin, MA, Dra. Hj. Chudriah
Sahabuddin M.Si dan adik-adikku Mardiyani Aliyah S. Pd, M. Pd, Abdul
Kholid Aliyah S. Ag, Muhammad Subhan Aliyah, SE, Dr. Hj. Wasilah
Sahabuddin, ST, MT juga adik iparku Mohammad Azham, SP yang telah
membantu secara materil dan moril, mendukung selama penulis menempuh
studi di IPB, serta semua pihak yang telah membantu dalam penelitian dan
penulisan disertasi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang pertanian.

Bogor, September 2015

Mardjani Aliyah Abdul Naim

xv

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

xviii

DAFTAR GAMBAR

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

xxii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Hipotesis
Kebaruan (Novelty)
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
3
3
3
3
3

2 TINJAUAN PUSTAKA
Bibit Jeruk Pamelo
Sejarah Singkat dan Botani Jeruk Pamelo
Strangulasi
Pengaruh Strangulasi Terhadap Kandungan Karbohidrat
dan Pemunculan Tunas
Dominansi Apikal
Pinching
Zat Pemecah Dormansi
Benzil Amino Purine (BAP)
Kalium Nitrat (KNO₃)

5
5
6
7

3 EFEKTIVITAS STRANGULASI TUNGGAL DAN GANDA
TERHADAP PERBAIKAN KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN
SIFAT FISIOLOGI BIBIT PAMELO [Citrus maxima (Burm.) Merr.]
16
PENDAHULUAN
Tujuan
Hipotesis
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Bahan dan Alat
Metode Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian Percobaan I
Analisis Komponen Pertumbuhan
Pengaruh Strangulasi terhadap komponen pertumbuhan pada
jeruk pamelo umur 19 MSP
Analisis Komponen Fisiologi
SIMPULAN

8
9
9
12
12
14

16

17
17
18
18
18
18
19
23
23
24
24

26
32

xvi

DAFTAR ISI (LANJUTAN)
4 PERBAIKAN KERAGAAN BIBIT PAMELO [Citrus maxima
(Burn) Merr.] MELALUI APLIKASI STRANGULASI DAN
PINCHING
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Rancangan Percobaan
Pelaksanaan Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Pertumbuhan
Komponen Fisiologi
SIMPULAN
5 PERBAIKAN KERAGAAN BIBIT PAMELO [Citrus maxima
(Burn.) Merr.] MELALUI KOMBINASI STRANGULASI
DAN APLIKASI ZAT PEMECAH DORMANSI (ZPD)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Rancangan Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Pertumbuhan
Komponen Fisiologi
SIMPULAN
6 PERBAIKAN KERAGAAN BIBIT PAMELO [Citrus maxima
(Burn) Merr.] DENGAN PERLAKUAN PINCHING DAN
APLIKASI ZAT PEMECAH DORMANSI (KNO3, BAP)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
BAHAN DAN METODE
Rancangan Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Komponen Pertumbuhan
Komponen Fisiologi
SIMPULAN
7 PEMBAHASAN UMUM

33

34
34
35
35
35
36
36
39
39
48
53

55

56
56
58
58
58
59
60
60
67
73

75

76
76
78
78
78
80
80
89
95
97

8 SIMPULAN DAN SARAN

104

DAFTAR PUSTAKA

106

xvi

xvii

LAMPIRAN

112

RIWAYAT HIDUP

131

xvii

xviii

DAFTAR TABEL
1

Waktu munculnya tunas (MSP) pada tanaman jeruk pamelo
pada berbagai taraf strangulasi.......... Error! Bookmark not defined.

2

Komponen vegetatif pada jeruk pamelo umur 19 MSP pada
berbagai taraf strangulasi .................. Error! Bookmark not defined.

3

Bobot kering tajuk, bobot kering akar, bobot kering total, rasio
tajuk akar dan panjang akar pada umur 19 MSP ............................. 26

4

Kondisi komponen fisiologi tanaman pamelo pada umur 19
MSP.................................................................................................. 27

5

Korelasi antar beberapa peubah pengamatan pada minggu 19
Minggu Setelah Perlakuan (MSP) .... Error! Bookmark not defined.

6

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan pinching
terhadap komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo
berumur 13 dan 19 MSP ................... Error! Bookmark not defined.

7

Nilai rat-rata pengaruh strangulasi dan pinching terhadap
waktu munculnya tunas (hari) tanaman jeruk pamelo ..................... 41

8

Rata-rata pengaruh strangulasi dan pinching terhadap
komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo pada 13 MSPError! Bookmark not de

9

Nilai rata-rata pengaruh strangulasi dan pinching terhadap
komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo pada umur 19
MSP................................................... Error! Bookmark not defined.

10

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan pinching
terhadap pertambahan 5 komponen pertumbuhan tanaman
jeruk pamelo umur 13 dan 19 MSP .. Error! Bookmark not defined.

11

Nilai rata-rata pengaruh perlakuan strangulasi dan pinching
terhadap pertambahan komponen pertumbuhan tanaman jeruk
pamelo umur 13 dan 19 MSP............ Error! Bookmark not defined.

12

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan pinching
terhadap komponen fisiologi tanaman jeruk pamelo pada umur
13 dan 19 MSP .................................. Error! Bookmark not defined.

13

Rata-rata pengaruh strangulasi dan pinching
terhadap
komponen fisiologi: kandungan nitrogen, karbohidat, kalium,
gula total dan rasio C/N pada daun tanaman jeruk pamelo ............. 49

14

Kandungan klorofil a, klorofil b, total klorofil, kerapatan
stomata dan tingkat kehijauan daun tanaman jeruk pamelo
pada 13 MSP dengan berbagai taraf strangulasi dan pinchingError! Bookmark not def

15

Kandungan klorofil a, klorofil b, total klorofil, kerapatan
stomata dan tingkat kehijauan daun tanaman jeruk pamelo
pada 19 MSP pada berbagai variasi strangulasi dan pinching ......... 53

xviii

xix

16

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan ZPD
terhadap komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo
[Citrus maxima (Burm.) Merr] ......... Error! Bookmark not defined.

17

Pengaruh strangulasi dan ZPD terhadap diameter batang, tinggi
tanaman, dan jumlah daun tanaman jeruk pamelo pada umur
13 dan 19 MSP .................................. Error! Bookmark not defined.

18

Rekapituasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan ZDP
terhadap komponen pertambahan pertumbuhan vegetatif tinggi
tanaman, jumlah cabang, panjang cabang, diameter batang, dan
lebar tajuk tanamn jeruk pamelo umur 13 dan 19 MSP................... 65

19

Pengaruh strangulasi dan ZPD terhadap pertamahan komponen
pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah cabang, panjang cabang,
diameter batang, dan lebar tajuk, tanaman jeruk pamelo antara
13 dan 19 MSP ................................................................................. 66

20

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh strangulasi dan ZPD
terhadap komponen fisiologi tanaman jeruk pamelo berumur
13 dan 19 MSP .................................. Error! Bookmark not defined.

21

Pengaruh strangulasi dan ZPD terhadap komponen fisiologi
tanaman jeruk pamelo berumur 13 MSPError! Bookmark not defined.

22

Pengaruh stranguasi dan ZPD terhadap kandungan klorofo, a,
klorofil b, total klorofil, kerapatan stomata dan tingkat
kehijauan daun pada umur 19 MSP ................................................. 70

23

Rata-rata pengaruh perlakuan strangulasi dan ZPD terhadap
komponen fisiologi: kandungan Nitrogen, Kalium, gula total
dan karbohidrat pada tanaman jeruk pamelo berumur 19 MSPError! Bookmark not d

24

Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh pinchingi dan ZPD
terhadap komponen pertumbuhan vegetatif tanaman jeruk
pamelo .............................................................................................. 81

25

Rata-rata pengaruh perlakuan pinching dan ZPD terhadap
waktu munculnya tunas (hari) jeruk pameloError! Bookmark not defined.

26

Rata-rata pengaruh pinching dan ZPD terhadap beberapa
komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo pada umur 13
MSP................................................... Error! Bookmark not defined.

27

Rata-rata pengaruh pinching dan ZPD terhadap beberapa
komponen pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah
cabang, diameter batang, panjang akar, luas daun total, bobot
kering total, dan bobot kering tajuk tanaman jeruk pamelo pada
umur 19 MSP .................................... Error! Bookmark not defined.

28

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh pinching dan ZPD terhadap
delta (∆) komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo.Error! Bookmark not define

29

Rata-rata pengaruh pinching dan ZPD terhadap beberapa
komponen pertumbuhan tanaman jeruk pamelo pada umur 19
MSP.................................................................................................. 88
xix

xx

30

Rekapitulasi sidik ragam pengaruh pinching dan ZPD terhadap
komponen fisiologi tanaman jeruk pameloError! Bookmark not defined.

31

Rata-rata pengaruh pinching dan aplikasi ZPD terhadap
klorofil a, klorofil b, total klorofil, kerapatan stomata dan
tingkat kehijauan daun tanaman pamelo pada 13 MSPError! Bookmark not defined.

32

Rata-rata pengaruh pinching dan ZPD terhadap klorofil a,
klorofil b, total klorofil, dan kerapatan stomata, tingkat
kehijauan daun, kandungan N, kandungan P dan kandungan K,
kandungan gula total, kandungan karbihidrat, dan rasio C/N
tanaman jeruk pamelo pada 19 MSP Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR
1

Bagan alir kegiatan penelitian ........ Error! Bookmark not defined.

2

Aplikasi pinching dilakukan pada bibit tanaman muda untuk
merangsang tumbuhnya tunas lateral dengan cara memotong
apikal ............................................................................................. 30

3

Reaksi pertumbuhan tanaman terhadap pinching ........................... 31

4

Perbedaan bentuk tajuk tanaman yang tanpa pinching dan dipinching ......................................................................................... 32

5

Struktur kimia dan Benzyl amino purine (BAP)................................

6

Aplikasi strangulasi tunggal dan gandaError! Bookmark not defined.

7

Aplikasi pinching pada bibit jeruk pamelo untuk merangsang
tumbuhnya tunas lateral dengan cara memotong apikal ....................

xx

xxi

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
17
18
19
20
21

22

23
24

Layout Percobaan I di Lapangan
Layout Percobaan II di Lapangan
Layout Percobaan III di Lapangan
Layout Percobaan IV di Lapangan
Metode Analisis Kandungan Klorofil (Sims dan Gamon
2002)
Penetapan Kandungan Nitrogen (N) dan Kalium (K)
daun dengan Metode Kjeldahl
Analisis kandungan karbohidrat dalam bentuk gula total
Tahapan Transplanting
Detail Layout Penelitian II, III dan IV Secara Paralel
Perlakuan strangulasi tunggal dan ganda
Proses pemulihan batang setelah strangulasi
Bentuk tajuk jeruk pamelo pada berbagai perlakuan
strangulasi tunggal dan ganda pada umur 19 MSP
Keragaan vegetatif bibit jeruk pamelo 19 MSP pada
perlakuan strangulasi dan pinching
Bentuk tajuk jeruk pamelo per perlakuan strangulasi
dengan aplikasi KNO3 dan BAP pada umur 19 MSP
Pertumbuhan vegetatif bibit jeruk pamelo pada berbagai
perlakuan pinching dan aplikasi zat pemecah dormansi
umur 19 MSP
Deskripsi Jeruk pamelo Nambangan
Deskripsi Jeruk Besar Cikoneng ST (Keputusan Menteri
Pertanian No.761/Kpts/TP.240/6/99)
Bali Merah (Keputusan Menteri Pertanian
No.94/Kpts/TP.240/ 3/2000)
Nambangan (Keputsan Menteri Pertanian
No.496/Kpts/TP.240/10/2000)
Kandungan Pupuk Organik Granul
Tabel Rata-rata hasil pengamatan temperatur mingguan di
dalam rumah kaca selama penelitian tahap II, III dan IV
yang dilaksanakan secara paralel dari bulan Januari – Juli
2014
Percobaan II Perubahan bentuk kanopi jeruk pamelo Pada
Perlakuan Strangulasi dan Pinching dari Umur 13 – 19
MSP
Percobaan III perubahan bentuk tajuk jeruk pamelo pada
perlakuan strangulasi dan aplikasi ZPD dari 13– 19 MSP
Percobaan IV perubahan bentuk tajuk jeruk pamelo pada
perlakuan pinching dan aplikasi zpd (zat pemecah
dormansi) dari 13– 19 MSP

xxi

112
113
113
114
114
115
116
118
118
119
119
120
120
121
121

122
122
124
125
126
127

128

129
130

22

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jeruk pamelo [Citrus maxima (Burm.) Merr.] merupakan salah satu komoditas buah
unggulan nasional yang memiliki keanekaragaman varietas dan mempunyai nilai ekonomis
cukup tinggi serta potensi pasar yang baik sehingga sangat potensial dikembangkan di
Indonesia (Dirjen Bina Produksi Hortikultura 2004). Produksi nasional jeruk pamelo tahun
2011 sebesar 63 801 ton dan tahun 2012 meningkat menjadi 113 368 ton (BPS 2013). Selain
itu, daerah sentra produksi jeruk pamelo di Indonesia antara lain Kabupaten Magetan,
Sumedang, Pati, Kudus, Pangkajene Kepulauan (Sulawesi Selatan), dan Bireun (Aceh)
dengan wilayah pengembangan yang tersebar luas memungkinkan tanaman ini mampu
beradaptasi baik pada kondisi biofisik yang ada (Susanto et al. 2013).
Kelebihan jeruk pamelo dibandingkan jeruk jenis lain adalah Jeruk pamelo
mengandung gizi yang cukup tinggi. Zat gizi yang terdapat dalam 100 g jeruk pamelo yang
dapat dimakan mengandung 89 g air, 0.5 g protein, 0.4 g lemak, 9.3 g karbohidrat, 49 IU
vitamin A, 0.07 mg vitamin B1, 0.02 mg vitamin B2, 0.4 mg niasin, dan 44 mg vitamin C
(Niyomdham 1997). Selain itu, buah tahan disimpan hingga empat bulan, mempunyai bobot
dan ukuran buah yang besar berkisar antara 1 sampai 3 kg per buah tergantung kultivar
(Susanto et al. 2013).
Beberapa keanekaragaman serta keunggulan varieas yang ada, seperti varietas
Nambangan memiliki tinggi tanaman yang relatif tidak terlalu tinggi sekitar 6 m, umur lebih
panjang sekitar 48 tahun, percabangan cukup banyak, produksi buah perpohon/ tahun lebih
tinggi sebesar 200-230 buah. Varietas Cikoneng memiliki keunggulan keadaan tajuk yang
sedang, jumlah bunga lebih banyak sebesar 10 buah, rasa daging buah manis segar, tekstur
daging buah halus tidak berserat, bobot buah lebih besar berkisar 2-3.5 kg. Sedangkan
keunggulan varietas Bali Merah antara lain tinggi tanaman yang relatif rendah sekitar 5.155.50 m, tekstur daging buah halus, rasa buah manis dan asam berimbang dan segar.
Salah satu kunci keberhasilan dalam pengembangan jeruk pamelo adalah ketersediaan
bibit berkualitas dalam jumlah cukup dan berkesinambungan (Susanto et al. 2010). Jeruk
pamelo yang ditanam petani sebagian besar berasal dari hasil cangkokan. Bibit jenis ini
mempunyai beberapa kendala antara lain sulit diperoleh dalam jumlah banyak, ukuran bibit
yang beragam, dan dapat merusak pohon induk. Kelemahan ini dapat diatasi dengan
penggunaan bibit okulasi (BPTP 2003). Keunggulan bibit asal okulasi antara lain, dapat
menghasilkan bibit yang lebih banyak, ukuran bibit yang relatif seragam dan tidak besar,
sehingga mempermudah serta lebih hemat dalam pendistribusian bibit ke petani. Keragaan
bibit asal okulasi pada umumnya berbatang tunggal atau memiliki cabang yang sedikit dan
ukuran cabang primer yang tidak seragam. Selain itu, okulasi memiliki kelemahan di
antaranya umurnya tanaman lebih singkat dibanding yang secara generatif dan membutuhkan
keterampilan khusus dalam penanganannya. Menurut Wilson (2000) dan Ogren (2010),
fenomena tersebut juga terjadi pada tanaman buah-buahan yang disebabkan oleh efek
dominansi apikal.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu diupayakan cara untuk memperbaiki
keragaan bibit pamelo hasil perbanyakan okulasi sehingga diperoleh bibit dengan sistem
percabangan yang menyebar dan seimbang. Sistem tajuk yang terbentuk dengan baik akan
memaksimalkan distribusi sinar matahari untuk fotosintesis, sehingga pohon menjadi kuat,
kokoh, dan berproduksi tinggi (Gilman dan Black 2011).
Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keragaan bibit pamelo antara lain
melalui cara strangulasi, pinching, dan aplikasi zat pemecah dormansi (ZPD). Strangulasi
22

23
merupakan pelilitan batang dengan kawat sampai tekanan tertentu yang berakibat
meningkatkan kandungan karbohidrat pada daun. Penelitian strangulasi terbukti efektif
meningkatkan pembungaan dan pembuahan pada jeruk pamelo yang telah menghasilkan
(Yamanishi dan Hasegawa 1993; Yamanishi et al. 1994; Thamrin et al. 2009). Apabila
strangulasi diaplikasikan pada tanaman fase bibit maka diharapkan dapat memperbaiki pola
percabangan dengan memunculkan cabang baru sehingga menghasilkan percabangan yang
menyebar dan seimbang.
Selain perlakuan strangulasi beberapa upaya perbaikan keragaan bibit yang dapat
dilakukan pada bibit pamelo adalah perlakuan pinching, dan aplikasi ZPD seperti Benzyl
Amino Purin (BAP) dan KNO3. Pinching merupakan pemotongan tunas apikal tanpa merusak
penampilan tanaman untuk merangsang munculnya tunas-tunas lateral yang akan membentuk
cabang primer, sehingga terbentuk arsitektur pohon yang diinginkan (Aziz 1998). Percobaan
pematahan dominansi apikal melalui pinching berhasil memunculkan terbentuknya jumlah
tunas lateral menjadi lebih banyak pada tanaman anyelir (Wuryaningsih et al. 2008) dan
kentang (Teper et al. 2012), serta mengatur pembentukan cabang dan kanopi yang lebih baik
pada tanaman jarak pagar (Islam 2010). Aplikasi pinching dan zat pengatur tumbuh perlin
(GA4+7+6BA) menghasilkan sudut cabang terbesar dan banyak serta kanopi yang terbuka
pada tanaman apel saat umur setahun di pembibitan (Bekta dan Ersoy 2010).
Benzil amino purin (BAP) merupakan salah satu zat pemecah dormansi yang sering
digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman buah-buahan. Aplikasi BAP 100 ppm
sebagai zat pemecah dormansi efektif memecahkan tunas dorman pada beberapa tanaman
buah-buahan (Poerwanto dan Susanto 1996). Aplikasi KNO3 40 g L-1 setelah pemberian
paclobutrazol paling efektif memecahkan tunas bunga dorman pada mangga (Poerwanto et
al. 1997). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP dapat merangsang
pertumbuhan dan pembungaan terjadi pada jeruk satsuma (Zhu dan Matsumoto 1988).
Hingga kini belum ada penelitian tentang strangulasi pada tanaman muda untuk
memanipulasi keragaan tanaman jeruk pamelo. Pembentukan tunas vegetatif akibat perlakuan
strangulasi pada tanaman muda dapat memudahkan pembentukan arsitektur tanaman sejak
awal. Pembentukan tunas mulai awal tanam akan mendukung terbentuknya cabang primer
yang kokoh dan terbuka lebih cepat. Menurut Susanto dan Supriyanto (2005) produktivitas
tanaman sangat dipengaruhi oleh luas permukaan tanaman dan bukan volume tajuk. Hal ini
berarti semakin luas bagian tajuk yang terkena sinar matahari maka akan semakin tinggi
produktivitasnya.
Berdasarkan uraian di atas maka peran strangulasi, pinching, serta aplikasi ZPD seperti
BAP dan KNO3 pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat penting dalam
mendukung terbentuknya keragaan bibit pamelo yang baik. Oleh karena itu, studi mengenai
hal ini perlu dilakukan untuk mengkaji efektivitas serta pengaruhnya terhadap peningkatan
pertumbuhan dan perbaikan keragaan bibit pamelo.
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode yang efektif
untuk perbaikan keragaan bibit pamelo yang terbaik. Agar tujuan penelitian dapat tercapai
maka penelitian dibagi dalam empat tahapan (Gambar 1) dengan empat tujuan khusus antara
lain:
1 Mendapatkan teknik strangulasi tunggal atau ganda yang dapat diterapkan dalam upaya
peningkatan pertumbuhan vegetatif dan perbaikan keragaan bibit pamelo untuk
pembentukan arsitektur pohon tanaman jeruk yang terbaik.
2 Mendapatkan teknik strangulasi dan pinching yang tepat dalam membentuk keragaan
bibit jeruk pamelo yang terbaik.
23

24
3

4

Mendapatkan kombinasi teknik strangulasi dan salah satu jenis ZPD (BAP dan KNO3)
yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan perbaikan vegetatif keragaan bibit
jeruk pamelo yang terbaik.
Mendapatkan informasi tentang efektivitas perlakuan pinching dan salah satu ZPD yaitu
KNO3, BAP untuk perbaikan keragaan bibit pamelo
Kebaruan (Novelty)

Perbaikan keragaan tanaman jeruk pamelo hasil metode strangulasi, pinching dan
aplikasi zat pemecah dormansi KNO3 dan BAP pada fase bibit dengan karakter percabangan
lebih banyak dan tajuk terbuka.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai teknik strangulasi, perlakuan
pinching dan aplikasi zat pemecah dormansi KNO3 dan BAP yang efektif sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan perbaikan mutu keragaan bibit jeruk
pamelo. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk menunjang program
pengembangan bibit jeruk nasional khususnya pamelo dan secara umum pada jenis tanaman
buah-buahan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dirumuskan ke dalam empat aspek, yaitu: (1) studi perlakuan strangulasi
tunggal dan ganda dalam merangsang pertumbuhan vegetatif untuk perbaikan keragaan bibit
jeruk pamelo; (2) studi perlakuan strangulasi tunggal dan ganda hasil terbaik dari percobaan
pertama ditambah dengan perlakuan pinching; (3) studi perlakuan strangulasi yang terbaik
hasil dari percobaan pertama dengan aplikasi zat pemecah dormansi KNO3 dan BAP; (4)
studi perbaikan keragaan bibit dengan perlakuan pinching dan aplikasi zat pemecah dormansi
KNO3 dan BAP. Garis besar seluruh kegiatan penelitian disajikan dalam Gambar 1.

24

25

Perbaikan Keragaan
Bibit Pamelo

Percobaan 4

Percobaan 1
Strangulasi tunggal dan ganda

Pinching dan aplikasi ZPD : BAP dan

Output:

Output:
Metode pinching dan
jenis ZPD yang
efektif untuk
perbaikan keragaan
bibit pamelo

Teknik strangulasi tunggal
dan ganda terbaik minimal
3 cabang dengan tajuk
terbuka serta dengan
arsitekstur pohon yang

Percobaan 2

Kombinasi Strangulasi

Output :
Metode strangulasi
dan pinching yang
efektif

Percobaan 3
Strangulasi + ZPD (KNO3)
dan BAP
Output :
Metode strangulasi dan
ZPD yang efektif untuk
perbaikan keragaan
bibit pamelo

Metode Perbaikan
Keragaan Bibit pamelo

Gambar 1 Bagan alir kegiatan penelitian

25

26

TINJAUAN PUSTAKA
Bibit Jeruk Pamelo
Perbanyakan bibit jeruk pamelo dapat dilakukan secara generatif (biji) dan secara
vegetatif (stek, cangkok dan penyambungan). Kedua cara perbanyakan ini masing-masing
mempunyai keuntungan dan kerugian. Bibit yang diperbanyak dengan biji menghasilkan
tanaman yang memerlukan waktu untuk berbuah sekitar 5 sampai 6 tahun (Niyomdham
1997). Perbanyakan dengan biji jarang dilakukan karena sifat tanaman akan menyimpang dari
sifat induknya. Selain itu, tanaman jeruk pamelo juga mempunyai masa juvenil yang lama
(Ashari 1995). Cara perbanyakan tanaman dengan okulasi dan enten dapat menghasilkan
bibit dengan sifat-sifat unggul, tanaman yang digunakan sebagai batang bawah dan batang
atas dipilih karena mempunyai keunggulan tertentu (Suharsi 2000).
Kualitas bibit antara lain terkait dengan keaslian jenis, cara perbanyakan, kualitas
batang atas dan batang bawah, kesehatan, umur, serta keseragaman pertumbuhan.
Perbanyakan tanaman jeruk pamelo yang paling banyak digunakan adalah dengan cara
okulasi. Bibit jeruk pamelo dapat ditanam pada umur 8 sampai 12 bulan dan mencapai tinggi
antara 60 sampai 100 cm. Ciri-ciri bibit jeruk pamelo yang baik adalah sebagai berikut:
varietas yang benar atau jelas, diameter batang bawah 1 cm (okulasi atau sambungan) dan 1.5
cm (cangkokan), tinggi maksimal sambungan dari pangkal batang atau leher akar 20 cm, dan
tinggi bibit 70 cm, pertumbuhan bibit lurus sehat, serta minimal memiliki tiga percabangan
yang seimbang dan vigor. Kendala tajuk jeruk pamelo yang sering ditemukan adalah bentuk
tidak teratur, cenderung lurus ke atas, bercabang sedikit, dan daunnya lebar (Ditjen
Hortikultura 2006).
Bentuk percabangan jeruk pamelo yang paling ideal adalah mengikuti format 1-3-9
yang terdiri atas 1 batang utama, 3 cabang primer, dan 9 cabang sekunder. Pada kondisi ini
tanaman tampak seperti payung terbuka, sehingga luas permukaannya lebih besar.
Produktivitas tanaman sangat dipengaruhi oleh luas permukaan dan bukan volume tajuk. Hal
ini berarti bahwa makin luas bagian tajuk yang terkena sinar matahari, maka produktivitas
tanaman makin tinggi. Bentuk percabangan yang ideal diperoleh dengan cara pemangkasan
(Susanto dan Supriyanto 2005).
Pemangkasan dalam budidaya jeruk pamelo dikenal dengan dua cara yaitu
pemangkasan bentuk dan pemangkasan produksi. Pemangkasan bentuk dilakukan pada
tanaman yang belum berproduksi (umur 0 sampai 3 tahun) atau berdasarkan ketegaran
pertumbuhan tanaman di lapangan. Pemangkasan ini bertujuan untuk membentuk kerangka
atau struktur percabangan yang sering disebut arsitektur pohon yang diinginkan. Selain itu,
dapat juga digunakan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan cabang yang sakit,
kering, dan tidak produktif. Secara khusus untuk pembentukan tajuk dapat dilakukan dengan
membiarkan 3 sampai 4 tunas yang tumbuh pada jarak seragam yang kelak akan membentuk
tajuk pohon. Pertumbuhan setiap cabang memiliki 3 sampai 4 ranting atau kelipatannya
(Susanto dan Supriyanto 2005).
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan pada tanaman yang produktif, berumur di atas 3
tahun, dan biasanya dilaksanakan sesudah panen dengan tujuan menyeimbangkan
pertumbuhan vegetatif dan generatif. Manfaat dari pemangkasan pemeliharaan adalah
mempertahankan bentuk arsitektur pohon dari bentuk format bakunya, mengurangi terjadinya
fluktuasi pembuahan tahunan, mempertahankan iklim mikro ideal di sekitar tanaman dengan
minimal 30% sinar matahari dapat menembus ke bagian dalam tajuk tanaman, sehingga
kondisi tanaman dan kebun tidak terlalu lembab serta dapat mengurangi tingkat serangan
hama dan penyakit. Selain itu, juga dapat mengefisienkan pemeliharaan kebun dan
26

27
meningkatkan umur produktif pohon dengan menghilangkan ranting-ranting rusak (Ashari
1995; Rahardi 2008; Gilman dan Black 2011).
Sejarah Singkat dan Botani Jeruk Pamelo
Jeruk pamelo bersinonim dengan C. grandis L Osbeck, C. decumana L., C. aurantium
var. grandis L., dan C. aurantium var decumana L. Tanaman ini termasuk genus Citrus, sub
suku (sub stribe) Citrinae, tribe Citriae, sub famili Aurantifoideae, dan famili Rutaceae
(Manner et al. 2006).
Tanaman jeruk pamelo merupakan salah satu komoditas buah-buahan bernilai ekonomi
penting. Komoditas ini menempati peringkat yang hampir setaraf buah apel, anggur, dan
pisang pada perdagangan dunia. Pamelo awalnya berasal dari Malaysia, kemudian menyebar
ke Indo-Cina, Cina Selatan, Jepang Selatan, India Barat, Mediterania dan Amerika Tropik
(Niyomdham 1997). Jeruk pamelo terdapat di beberapa daerah dengan kultivar yang berbeda.
Varietas yang sudah dikenal adalah ‘Bali Merah’, ‘ ikoneng’ (Jawa Barat), ‘Nambangan’
(Jawa Timur), Raja, dan Ratu (Badan Litbang Pertanian 2007).
Tajuk pohon jeruk pamelo berbentuk bulat (Chrisman 2008). Sementara itu, menurut
Rahayu (2012) bentuk pohon aksesi pamelo berbentuk spheroid dan obloid. Tanaman jeruk
pamelo mempunyai pohon berkayu dengan tinggi tanaman antara 5 m sampai 15 m, sesuai
dengan kultivar, umur tanaman, dan cara perbanyakan. Batang kayu sangat kokoh dengan
tajuk yang tidak terlalu tinggi, bercabang banyak dan tidak beraturan. Tanaman yang telah
tua dan tinggi bentuk tajuknya semakin tinggi dan melebar sehingga tercipta ruangan teduh
yang cukup luas di bawahnya. Letak daun pada batang terpencar-pencar sehingga daun masih
bisa menerima sinar matahari.
Daun jeruk pamelo berbentuk bulat telur dan lebih besar dibandingkan jenis jeruk lain.
Tepi daunnya agak rata sedangkan di dekat ujungnya agak berombak dan ujungnya tumpul.
Daun muda berwarna hijau muda kekuningan dan akan berubah menjadi hijau tua. Daun tua
berbulu halus sedangkan yang muda tidak. Antara daun dan batang dihubungkan dengan
tangkai daun yang bersayap lebar (Verheij dan Coronel 1997). Umumnya jeruk pamelo
memiliki sayap daun dengan bentuk abcordate (bentuk hati) sampai obdeldate (segitiga).
Jeruk pamelo memiliki bunga hermaprodit. Jumlah mahkota bunga pamelo berkisar 2-7 buah
(Rahayu 2012).
Bunga jeruk pamelo berada di ketiak daun, berisi rangkaian satu hingga beberapa
kuntum. Bunga tanaman berukuran besar dengan panjang kuncup bunga 2-3 cm dan lebar
setelah mekar penuh mencapai 3-5 cm (Manner et al. 2006). Selain itu, mahkota bunga
berwarna putih hingga krem, stamen berjumlah 25 sampai 30 dengan dasar bunga terbagi atas
11 sampai 16 lokus (Niyomdham 1997). Tangkai benang sari berwarna putih terletak di
dalam tabung sari. Kepala benang sari terdiri atas dua buah berbentuk memanjang dan
berwarna kuning. Kepala sarinya terletak berhadapan dengan permukaan kepala putik dan
dapat melepaskan serbuk sarinya sebelum kuncup bunga mekar (Manner et al. 2006; Verheij
dan Coronel 1997).
Buah jeruk pamelo termasuk buah buni, berbentuk agak bulat seperti bola sampai
berbentuk seperti buah pir (pyriform). Diameter buah berukuran 10 sampai 30 cm. Kulit
buah berwarna hijau dan menjadi kuning ketika masak. Bintik-bintik kelenjar minyak banyak
terdapat pada permukaan kulit. Tebal kulit buah 1 sampai 4 cm. Buah terdiri atas 8 sampai 16
bagian (septa atau juring). Septa-septa buah mudah dilepas satu sama lain. Septa berisi
daging buah. Kotiledon berwarna putih, embrio tunggal. Biji bersifat rekalsitran (Niyomdham
1997). Morfologi buah dapat digunakan untuk mencirikan satu kultivar jeruk pamelo.
Indikator buah yang dapat digunakan untuk mencirikan satu kultivar jeruk pamelo yaitu
ukuran dan bentuk buah, bentuk ujung dan pangkal buah, warna dan tekstur flavedo,
27

28
ketebalan dan warna albedo, warna endokarpium, warna dan rasa vesicula atau daging buah,
aroma dan minyak atsirinya, jumlah buah pada setiap pohon, dan jumlah biji pada setiap
buahnya (Suharsi 2000).
Tanaman jeruk pamelo mulai berproduksi pada umur 4 sampai 6 tahun, bergantung
pada kultivar dan perawatannya. Panen raya jeruk pamelo Nambangan terjadi pada bulan
Mei sampai Juni. Produktivitasnya sangat bervariasi sesuai dengan varietas, umur, dan
tingkat pertumbuhan tanaman yang didukung oleh kondisi lingkungan. Sebagai patokan
biasanya satu pohon jeruk pamelo dapat menghasilkan buah 75 sampai 100 buah (Verheij dan
Coronel 1997).
Strangulasi
Strangulasi merupakan teknik melilitkan batang tanaman dengan kawat. Strangulasi
merupakan salah satu tindakan manipulasi budidaya tanaman secara fisik untuk mengatur
nisbah C/N pucuk dengan menghambat aliran fotosintat dari bagian tajuk ke akar untuk
sementara waktu. Yamanishi et al. (1995) menjelaskan bahwa diameter kawat yang
digunakan untuk strangulasi harus disesuaikan dengan ketebalan kulit batang atau cabang
tanaman. Diameter kawat yang sesuai untuk strangulasi batang pohon jeruk pamelo
berukuran 1.6 atau 2.0 mm. Pelilitan kawat akan berkaitan dengan proses gangguan pada
sistem floem. Jaringan di sebelah luar kambium adalah floem yang dilapisi kulit dan jaringan
gabus yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun untuk diedarkan ke seluruh
bagian tanaman. Kandungan karbohidrat di daun pada tanaman jeruk pamelo yang
distrangulasi meningkat dibandingkan dengan tanaman kontrol (Yamanishi dan Hasegawa
1993).
Tindakan budidaya yang mengganggu metabolisme tanaman terutama berhubungan
dengan translokasi hasil asimilat dari daun ke perakaran berkorelasi positif dengan akumulasi
karbohidrat dan pembungaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar akumulasi
karbohidrat di bagian tajuk maka akan semakin besar induksi pembungaan yang terjadi. Salah
satu tindakan budidaya yang dimaksud adalah strangulasi. Strangulasi pada bibit jeruk
pamelo akan menginduksi tunas lateral menjadi cabang, sehingga terbentuk arsitektur pohon
ideal yang diinginkan. Apabila batangnya membesar maka batang akan semakin tercekik
sehingga lapisan kambium tertekan dan aliran nutrisi dari daun ke akar menjadi terhambat.
Prinsip kerjanya mirip dengan pengeratan, namun lebih aman karena tidak melukai tanaman
secara langsung. Strangulasi dapat dilakukan pada tanaman buah apa saja asalkan merupakan
tanaman keras berkeping dua dan berkayu (Rahardi 2008).
Jeruk pamelo merupakan tanaman dikotil (berkeping dua), berkambium, memiliki
jaringan kayu xylem di bagian dalam, dan floem di bagian luar. Perlakuan strangulasi pada
batang sebatas kambium dimungkinkan untuk menekan hasil fotosintesis dari daun ke akar
sehingga terjadi penumpukan karbohidrat pada daun yang selanjutnya berkaitan dengan
pembungaan dan pembuahan (Susanto et al. 2002). Xylem berfungsi mengangkut air dan
unsur hara dari tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari
daun untuk diedarkan ke seluruh bagian tanaman (Darmawan dan Baharsyah 2010).
Pengaruh Strangulasi Terhadap Kandungan Karbohidrat
dan Pemunculan Tunas
Strangulasi akan menghambat aliran fotosintat dari daun ke akar