Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 23 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23

26.Jasa kebersihan atau cleaning service 27.Jasa katering atau tata boga Harmaini Hasan Sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak memilki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP yang melaporkan SPT masa Pajak Penghasilan pasal 23 akan dikenakan sanksi kenaikan 100 dari jumlah pajak terutang dari Pajak penghasilan pasal 23.

4. Bukan Objek Pajak Penghasilan Pasal 23

4.1 Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank. 4.2 Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi. 4.3 Dividen sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 2c. Yang isinya yaitu: 4.4 Pasal 4 ayat 2: dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. Universitas Sumatera Utara b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah yang meneriam dividen, kepemilikan saham pada badan yang memeberikan dividen paling rendah 25 dua puluh lima persen dari jumlah modal yang disetor. 4.5 Tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10 sepuluh persen dan bersifat final. 4.6 Bagian laba sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i. 4.7 Sisa hasil koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. 4.8 Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atau jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan atau pembiayaan yang diatur dengan peraturan Menteri Keuangan.Sumarsan,2009:339

5. Pemotong dan Penerima Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23

5.1 Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 a. Badan pemerintahan b. Wajib Pajak badan dalam negeri c. Penyelenggara kegiatan d. Bentuk Usaha Tetap BUT e. Perwakilan perusahaaan luar negeri lainnya Universitas Sumatera Utara f. Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri tertentu yang ditunjuk Direktorat Jenderal Pajak, yaitu: 1 Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT tersebut adalah camat, Pengacara dan Konsultan yang melakukan pekerjaan bebas 2 Orang Pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan, yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak ditunjuk sebagai pemotong Pajak penghasilan Pasal 23 atas pembayaran berupa sewa. Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah ditunjuk sebagai pemotong Pajak Penghasilan pasal 23 atas pembayaran sewa yang dilakukannya, wajib memotong, menyetor dan melaporkan Pajak Penghasilan Pasal 23 tersebut serta memberikan bukti pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sesuai dengan ketentuan yang berlaku apabila dalam suatu bulan takwim terdapat objek Pajak Penghasilan Pasal 23. 5.2 Penerima Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23: a. Wajib Pajak dalam negeri b. Bentuk Usaha Tetap BUT.Sumarsan,2009:337-339 Universitas Sumatera Utara

6. Tata Cara Pemotongan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 23