90
6.
Variabel likuiditas secara parsial tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan pada perusahaan go public sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
7.
Variabel umur perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan pada perusahaan go public
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
8.
Variabel auditor switching secara parsial berpengaruh terhadap ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan pada perusahaan go public sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
9.
Variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik KAP, kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas, umur
perusahaan, dan auditor switching secara simultan berpengaruh terhadap ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan pada perusahaan go public
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya dibatasi
pada variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik KAP, kompleksitas operasi perusahaan, likuiditas,
umur perusahaan, dan auditor switching dimana variabel independen tersebut hanya dapat mempengaruhi variabel dependen ketepatan waktu
timeliness pelaporan keuangan sebesar 45,8 yang menyebabkan
91
terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi ketepatan waktu timeliness pelaporan keuangan perusahaan khususnya perusahaan
go public sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
2. Periode pengamatan yang singkat, yaitu hanya selama 3 tahun 2011-2013.
3. Sampel penelitian hanya berjumlah 22 perusahan go public sektor industri
barang konsumsi, sehingga mengurangi generalisasi hasil.
5.3 Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen seperti opini audit, ukuran perusahaan diproksikan dengan total
penjualan total asset atau jumlah karyawan dan variabel lainnya sehingga hasil penelitian lebih mampu untuk memprediksi ketepatan waktu
timeliness pelaporan keuangan dengan lebih tepat dan akurat.
2.
Memperluas penelitian dengan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan go public yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia BEI dan
periode pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasi dan akan lebih menggambarkan kondisi
sesungguhnya
3.
Selain menggunakan data sekunder penelitian selanjutnya dapat menggunakan data primer, seperti melakukan wawancara intensif mengenai
alasan keterlambatan dalam pelaporan keuangan perusahaan.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
Perusahaan - perusahaan go public yang berkembang di Indonesia dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang transparansi dan
akuntabilitas, agar para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dalam
proses pengambilan keputusan. Sebelum membahas secara mendalam mengenai bagaimana menganalisis dan menafsirkan kondisi keuangan suatu
perusahaan melalui laporan keuangannya, maka berikut ini akan diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian laporan keuangan. Berikut ini
merupakan definisi laporan keuangan menurut beberapa ahli, antara lain: Menurut Ikatan Akuntan Indonesia SAK paragraf 07, 2007: 1:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
Di pihak lain, pengertian laporan keuangan menurut Harahap 2011: 105, adalah “laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan
hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu”. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan
laba-rugi atau hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas atau
13
laporan arus dana, dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan digunakan
sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dan berguna
dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan pada suatu periode tertentu.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 5 IAI, 2007: 1.2 adalah ”memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggung jawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: 1 aset; 2
kewajiban; 3 ekuitas; 4 pendapatan dan kerugian; dan 5 arus kas. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan menjadi berguna bagi pengguna laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik pokok laporan keuangan yaitu IAI, 2007: 5:
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami
oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi
dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
14
b. Relevan