Alat dan Bahan Penelitian

commit to user 30 b. Variabel luar tak terkendali 1 Hormonal Hormon tiroksin, hormon pertumbuhan, epinefrin dan kortisol meningkatkan eritropoesis sehingga dapat meningkatkan jumah eritrosit. Hormon-hormon ini disekresi dalam tubuh dapat berfluktuasi dalam keadaan tertentu misalnya dalam keadaan sakit, stres dan hipoksia. Faktor ini tidak dapat dikendalikan. 2 Stres Stres tidak mungkin dapat dihindari pada tikus yang mendapat perlakuan. Faktor ini tidak dapat dikendalikan.

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat a. Kandang tikus berbentuk kontak 60 x 30 x 30 cm dilengkapi tempat makan dan minum. b. Timbangan dan wadah untuk menimbang berat badan tikus c. Ponsel d. Tabung mikrokapiler berukuran 1,5 ml e. Tabung reaksi untuk menampung sampel darah f. Rak tabung reaksi g. Pipet air h. Mikroskop commit to user 31 i. Hemositometer : bilik hitung Improved Neuber dan pipet darah eritrosit j. Satu set haemometer Sahli k. Sonde lambung 2. Bahan a. Makanan dan minuman hewan percobaan pellet BR2 dan air PAM b. Ekstrak kulit buah Delima Merah c. EDTA d. Larutan Hayem untuk meghitung jumlah eritrosit e. HCl 0,1 N f. Aquades

I. Cara kerja

1. Persiapan Percobaan a. Sampel Sampel yang sudah diperoleh dengan metode purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan adaptasi di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta selama 7 hari dan dilakukan pengelompokkan dengan teknik simple random sampling. Setiap subjek penelitian diberi nomor urut terlebih dahulu kemudian ditulis pada secarik kertas dan dimasukkan ke dalam kotak untuk dikocok. Kemudian diambil satu persatu kertas itu sejumlah ukuran commit to user 32 sampel yang dikehendaki tanpa memasukkan kembali kertas yang telah terambil. Setiap subjek yang nomor urutnya terambil menjadi anggota kelompok sampel Arief, 2004. Sampel dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Tiap kelompok 8 ekor. Pada hari I dilakukan penimbangan dan penandaan. b. Ekstrak Kulit Buah Delima Merah Ekstraksi kulit buah Delima Merah dilakukan di LPPT UGM dengan menggunakan metode ekstraksi ethanol dengan cara maserasi. Kulit buah Delima Merah halus dimasukkan ke dalam sebuah bejana kemudian menambahkan ethanol 90 ditutup rapat dan dibiarkan selama 3 hari, terlindung dari cahaya matahari sambil diaduk sesekali setiap hari. Ekstrak ethanol cair sampel tersebut dipekatkan menggunakan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat ethanol Darmawan, 2004. Bentuk akhir ekstrak kulit buah Delima Merah adalah pasta atau semisolid. Dosis yang diberikan sebesar 50mgKg BB tikus hari Toklu dkk, 2009. Bila setiap tikus mempunyai berat 200 gam, maka : mg 10 BB gram 200 x BB g 1000 mg 50 tikus ekor 1 Dosis = = Volume cairan maksimal yang dapat diberikan per oral pada tikus adalah 5 ml100g BB tikus Ngatijan, 1991, disarankan takaran pemberian tidak melebihi setengah kali volume maksimalnya. Oleh commit to user 33 karena itu dilakukan pengenceran ekstrak, dengan rincian 1 gam ekstrak dilarutkan dalam 100 ml . tan laru ml 100 ekstrak mg 1000 tan laru ml 100 ekstrak g 1 ekstrak n Pengencera = = = 10 mg ekstrak dalam 1 ml larutan Bila dosis tiap tikus adalah 10 mg maka volume ekstrak yang diberikan adalah 1 ml tiap tikus. c. Ponsel Ponsel diletakkan di dalam kandang tikus. Setiap kelompok satu ponsel. Ponsel ditelepon selama 4 jamhari pada pukul 7.00 sampai 11.00 selama 14 hari pada kelompok P1, P2, dan P3. d. Kandang Pemaparan Hewan coba ditempatkan dalam kandang yang terbuat dari kayu dengan luas 3600 cm 2 60 x 30 x 30 cm. Setiap kandang dapat menampung setiap kelompok 8 ekor hewan coba. 2. Pelaksanaan Percobaan Pada minggu I, keempat kelompok perlakuan diberi pellet BR2 dan air PAM agar semua tikus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Pada minggu II, mulai diberikan perlakuan yang berbeda pada masing-masing commit to user 34 kelompok. Sebelumnya masing-masing tikus ditimbang untuk menentukan dosis perlakuan. Pada minggu II, kelompok P1 dipapar gelombang elektromagnetik yang berasal dari ponsel selama 4 jam setiap hari selama 14 hari. Kelompok P2 dan P3 diberi ekstrak buah Delima Merah terlebih dahulu selama 10 hari, kemudian pada hari ke sebelas dipapar gelombang elektromagnetik ponsel dan ekstrak buah Delima Merah tetap diteruskan. Setelah pemaparan, pemberian ekstrak kulit buah Delima Merah pada kelompok P2 dihentikan sedangkan pada kelompok P3 pemberian ekstrak buah Delima Merah masih diteruskan sampai 10 hari setelah pemaparan. 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan perhitungan jumlah eritrosit dengan hemositometer dan pembacaan kadar hemoglobin darah dengan metode Sahli dari sampel darah. a. Perhitungan jumlah eritrosit menurut Gandasoebrata 2001. 1 Menghisap darah dengan pipet darah eritrosit sampai tanda 0,5. 2 Dengan pipet darah yang sama, cairan Hayem dihisap sampai tanda 101. 3 Menggerak-gerakkan pipet darah eritrost tegak lurus dengan sumbu pipet untuk mencampur darah dengan larutan Hayem. 4 Membuang beberapa tetes cairan darah yang telah diencerkan dengan menempatkan pada kertas tisue. commit to user 35 5 Meneteskan larutan darah tersebut ke dalam kamar hitung neubauer yang sudah ada kaca penutupnya. 6 Melihat di bawah mikroskop pada kotak eritrosit mula-mula dengan pembesaran lemah, kemudian dengan pembesaran kuat. 7 Memastikan larutan tidak masuk luber ke kanal hemositometer atau terbentuk gelembung udara di bawah kaca penutupnya. 8 Menghitung jumlah eritrosit dalam 5 kotak sedang dalam bilik hitung Improved Neuber. Darah dihisap sampai tanda 0,5 diteruskan penghisapan larutan Hayem sampai tanda 101 berarti terjadi pengenceran 200 kali. Berarti eritrosit yang didapat hanya 1100 dari jumlah yang sebenarnya. Luas 1 kotak sedang = 15 x 15 mm 2 Luas 5 kotak sedang = 5 x 15 x 15= 525= 15 mm 2 Tinggi kamar hitung = 0,1 mm 2 Volume 5 kotak sedang= 15 mm x 0,1 mm =150 mm 3 Bila dalam 5 kotak sedang didapatkan n eritrosit, berarti dalam 150 mm 3 = 200 n pengenceran 200 kali. Dapat dikatakan bahwa dalam 1 mm 3 = 10.000 n eritrosit. b. Perhitungan kadar hemoglobin dengan metode Sahli menurut Gandasoebrata 2001. 1 Mengisi ke dalam tabung pengukur haemometer dengan HCl 0,1 N sampai angka 2. commit to user 36 2 Menghisap darah dengan pipet penghisap haemometer sampai tepat pada garis 0,02 ml. 3 Darah yang tercecer pada ujung pipet diserap dengan kertas tisue. 4 Meniupkan darah ke dalam tabung pengukur haemometer yang telah diisi HCl 0,1 N. 5 Mencampurkan larutan tersebut dengan batang pengaduk supaya darah dan HCl 0,1 N bereaksi. 6 Membiarkan selama 3 menit. 7 Meneteskan aquades dengan pipet air dan mengaduk pelan-pelan dengan batang pengaduk sampai warna coklat sama dengan warna standart di sebelah kiri dan kanan tabung pengukur. 8 Membaca tinggi permukaan cairan dalam tabung pengukur dalam gdl.

J. Teknik Analisis Statistik

Dokumen yang terkait

"PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR"

1 9 25

“PENGARUH PEMBERIAN ANTIOKSIDAN BERBAGAI VITAMIN (A, C DAN E) TERHADAP JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS PUTIH JANTAN (Rattusnovergicus) YANG DIPAPAR ASAP ANTI NYAMUK BAKAR”

0 13 1

EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP JUMLAH ERITROSIT, KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR ASAP ROKOK

5 35 101

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATID DAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS PUTIH YANG DIPAPAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSEL

3 17 52

Pengaruh Vitamin C Dan E Terhadap Jumlah Eritrosit Dan Kadar Hemoglobin Darah Tikus Putih Yang Dijejas Antinyamuk Elektrik.

0 0 1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR BLOOD UREA NITROGEN TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

0 1 11

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) TERHADAP KADAR KREATININ SERUM TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI PARASETAMOL.

0 0 10

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BUAH DELIMA MERAH (Punica granatum L.) TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATID DAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIPAPAR GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK PONSEL.

1 3 52

Efek Pemberian Ekstrak Delima Merah terhadap Kadar SOD dan MDA pada Kultur HUVECs yang dipapar Plasma Preeklampsi

0 0 6

Pengaruh Dosis Ekstrak Air Daun Bayam Merah ( Amaranthus Tricolor L.) terhadap Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin pada Tikus Putih ( Rattus Norvegicus)

0 0 13