16
D. Perbandingan Data
Semua data deret berkala yang digunakan sebagai dasar analisis, seharusnya betul-betul sebanding. Jika sumber data berbeda, maka perlu dilakukan penelitian
terhadap perumusan istilah-istilah oleh beberapa sumber yang berbeda. Perumusan yang berbeda tentang suatu istilah yang sama oleh beberapa sumber,
perlu disesuaikan sebelum data tersebut digunakan. Sebagai contoh, terdapat dua sumber yang berbeda dimana keduanya merumuskan suatu istilah yang sama yaitu
produksi “sikat”. Sumber yang pertama merumuskan istilah sikat sebagai gabungan perusahaan atau industri yang memproduksi sikat gigi, sikat lantai, dan
sebagainya. Sedangkan sumber yang kedua merumuskan istilah sikat sebagai gabungan dari perusahaan atau industri sikat gigi saja.
Berdasarkan model klasik, nilai deret berkala atau time series Y merupakan gabungan perkalian dari nilai-nilai komponennya, dan dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Y = T x C x S x I
Jadi suatu data runtut waktu merupakan hasil kali dari 4 komponen yaitu “trend T, cyclus C, seasonal S dan irregular I.
2.6.3 Trend Sekunder
Perkembangan suatu kejadian, gejala atau variabel yang men gikuti “gerakan trend
sekunder “ dapat disajikan dalam bentuk: 1. Persamaan trend, baik persamaan linier maupun persamaan non linier.
2. Gambargrafik yang dikenal dengan garis kurva trend, baik garis lurus maupun lengkung.
Universitas Sumatera Utara
17
2.6.4 Trend Linear
Trend Linier adalah trend yang variabel X nya periode waktu berpangkat paling tinggi satu Dergibson, 2000. Sering kali data deret waktu jika digambarkan ke
dalam plot mendekati garis lurus. Deret waktu seperti inilah yang termasuk dalam trend linier.
Penentuan persamaan dan garis “trend linier” dapat dilakukan dengan metode-
metode berikut: 1. Metoda tangan bebas freehand method.
2. Metoda setengah rata-rata semi average method. 3. Metoda matematis.
4. Metoda kuadrat terkecil least square method.
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besarnya masalah yang dihadapi pemerintah dalam penyediaan pekerjaan baru secara kasar bisa diukur dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja dimana
sifatnya teerbatas, karena tidak semua penduduk merupakan angkatan kerja, hanya mereka mencapai umur 15 tahun yang merupakan tenaga kerja potensial
atau memasuki usia angkatan kerja menurut sensus penduduk tahun 1980. Masalah persebaran angkatan kerja yang tidak merata, tidak diimbangi
dengan penyediaan kesempatan kerja yang memadai sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja di pulau Jawa tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang terus
bertambah sehingga jumlah pengangguran di daerah lain ataupun pedesaan khususnya semakin meningkat bersamaan pertambahan penduduk tiap tahun.
Jumlah angkatan kerja pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja
ini disebut dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor demografis, sosial dan ekonomi. Faktor-faktor ini antara lain
adalah umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal dan pendapatan.
Disamping peningkatan kualitas tenaga kerja dan penduduk umumnya, pemerintah juga berusaha meningkatkan motivasi, disiplin dan etika kerja,
pelayanan kesehatan, perbaikan gizi dan kesehatan pemukiman.
Universitas Sumatera Utara