Hubungan Pengalaman Pribadi Petani Terhadap Program Lain dengan

116 Tabel 26. Pengalaman Pribadi Petani Terhadap Program Lain Sikap Konatif Pengalaman Pribadi Petani Terhadap Program Lain Correlation Coefficient Sig. 2-tailed 1. Sosialisasi program PUAP -0,203 0,234 2. Pembentukan LKM Lembaga Keuangan Mikro dan PMT Penyelia Mitra Tani 0,180 0,293 3. Penyusunan RUK 0,348 0,038 4. Peninjauan Usaha 0,493 0,002 5. Pendampingan administrasipembukuan 0,471 0,004 6. Monitoring kegiatan usaha 0,313 0,063 7. Evaluasi kegiatan usaha 0,129 0,453 . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Pada Tabel 34 menunjukkan bahwa hasil dari hubungan pengalaman pribadi petani tehadap program lain dengan sikap kognitif atau tindakan petani tentang sosialisasi program PUAP, pembentukan LKM dan PMT, penyusunan RUK, peninjauan usaha, pendampingan administrasi pembukuan kredit modal, montoring kegiatan usaha dan evaluasi kegiatan usaha pada tingkat taraf kepercayaan 0,05 atau 95. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tindakan petani terhadap sosialisasi program PUAP dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,234. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu -0,203 artinya hubungan antara tindakan petani terhadap sosialisasi program PUAP dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan negatif kategori lemah sekali. Tindakan petani terhadap kegiatan sosialisasi tidak ada kaitannya dengan pengalaman pribadi petani. Seluruh petani terlibat dalam kegiatan soisalisasi meski tidak semua petani memiliki pengalaman 117 terhadap kegiatan program serupa PUAP seperti PFI3P dan pengalaman petani dalam program serupa PUAP. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tindakan petani terhadap pembentukan LKM dan PMT dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,293. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0,180 artinya hubungan antara tindakan petani terhadap pembentukan LKM dan PMT dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori lemah sekali. Pembentukan LKM dan PMT hubungannya dengan pengalaman pribadi petani tidak saling berkaitan, walaupun petani tidak memiliki pengalaman pribadi dalam program serupa PUAP. Pembentukan LKM dan PMT dilakukan sebelum adanya PUAP bahkan sebelum program-program lain dilaksanakan di Gapoktan Makaryowono. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan petani terhadap penyusunan RUK dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,038. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0,348 artinya hubungan antara tindakan petani terhadap penyusunan RUK dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori lemah tapi pasti. Pengalaman pribadi petani terhadap program serupa program PUAP atau program-program sebelum adanya program PUAP, karena program serupa program PUAP seperti PFI3P mengajukan rencana usaha terlebih dahulu. Maka dari itu petani yang pernah mengikuti program lain sebelumnya maka akan terbantu saat pembuatan RUK program PUAP ini. 118 Semakin banyak program yang diikuti petani maka pembutan RUK akan semakin mudah dan terbantu. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan petani terhadap peninjauan kegiatan usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,002 pada tingkat taraf kepercayaan 0,01. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh 0,493 artinya hubungan antara tindakan petani terhadap peninjauan kegiatan usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori cukup berarti. Pengalam pribadi sebelum program PAUP membantu petani dalam kegiatan peninjauan kegiatan usaha. Karena program seperti PFI3P juga mengadakan peninjauan usaha maka petani yang pernah mengikuti program tersebut pasti mengetahui seperti apa kegiatan peninjauan kegiatan usaha. Pengalaman pribadi petani sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan peninjauan usaha petani. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang signifikan antara tindakan petani tehadap pendampingan administrasi pembukuan kredit modal usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,004 pada tingkat taraf kepercayaan 0,01. Nilai koefisien korelasi yaang diperoleh adalah 0,471 artinya hubungan antara tindakan petani tehadap pendampingan administrasi pembukuan kredit modal usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori cukup berarti. Pendampingan administrasi yang dilakukan oleh LKM dan PMT terbantu oleh pengalaman petani terhadap program 119 sebelumnya, karena petani yang pernah mengikuti program sebelumnya seperti PFI3P mereka mengetahui sistem pembayaran atau pendampingan administrasi yang dilakukan. Program sebelumnya merupakan kredit modal alat dan pembayaran kredit modal melalui LKM dan PMT. Secara tidak langsung sistem perkreditan program PUAP sama dengan program sebelumnya. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tindakan petani terhadap monitoring kegiatan usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani menunjukkan hasil dengan nilai signifikansi 0,063 pada tingkat taraf kepercayaan 0,05. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0,313 artinya hubungan tindakan petani terhadap monitoring kegiatan usaha program PUAP dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori hubungan lemah tapi pasti. Petani yang pernah mengikuti program serupa PUAP yaitu program PFI3P mendapatkan pengalaman kegiatan monitoring. Petani yang mengikuti program tersebut akan mengetahui tahapan kegiatan monitoring meskipun kegiatan monitoring pada program PFI3P tidak seluruh kegiatan sama dengan program PUAP, karena program PFI3P merupakan program bantuan peralatan pertanian. Jadi, petani merasa terbantu dengan kegiatan monitoring dengan adanya program sebelumnya meskipun tidak 100 terbantu. Berdasarkan Tabel 34 dapat dilihat terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tindakan petani terhadap evaluasi kegiatan program PUAP dengan pengalaman pribadi petani dengan nilai signifikansi 0,453 pada tingkat taraf kepercayaan 0,05. Nilai koefisien korelasi yang diperoleh 0,129 artinya hubungan 120 antara tindakan petani terhadap evaluasi kegiatan program PUAP dengan pengalaman pribadi petani yang memiliki arah hubungan positif yang termasuk dalam kategori hubungan lemah sekali. Pengalaman petani terhadap program sebelumnya tidak seluruh program PUAP yang diikuti petani terdapat kegiatan evaluasi dan tidak seluruh petani mengikuti program srupa PUAP maka tindakan petani terhadap evaluasi program PUAP tidak berkaitan. Hanya petani yang memiliki pengalaman lebih tentang evaluasi program yang memahami evaluasi program. 1 VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik petani penerima dana PUAP di Gapoktan Makaryowono Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung dapat dilihat dari usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pendapatan. Usia petani penerima dana PUAP di Gapoktan Makaryowono Desa Tlogowero Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung sebgaian besar berusia produktif antara 45-54 tahun. Tingkat pendidikan sebagian petani memiliki tingkat pendidikan SD sejumlah 47,22 . Jumlah tanggungan keluarga petani 40 , responden memiliki tanggungan keluarga 1 orang. Pendapatan petani 70 dalam kategori Rp510.000-Rp 1.000.000. 2. Sikap kognitif petani terhadap program PUAP termasuk dalam kategori tinggi yaitu mengetahui seluruh kegitan program PUAP. Sikap afektif petani terhadap progra PUAP termasuk dalam kategori tinggi yaitu menyetujui seluruh kegiatan program PUAP. Sikap konatif petani terhadap program PUAP termasuk dalam kategori sedang yaitu sebagian petani mengikuti kegiatan program PUAP 3. Hubungan faktor – faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap program PUAP yaitu : 2 a. Hubungan faktor - faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap kognitif terdapat hubungan yang signifikan yaitu keaktifan dalam kelompok tani. b. Hubungan faktor - faktor yang mempengaruhi sikap petani dengan sikap afektif tidak dapat analisis karena tidak adanya variasi data.

Dokumen yang terkait

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

1 5 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TEMBAKAU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI TEMBAKAU (Studi kasus di Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung Tahun 2010).

0 4 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI JERUK DI DESA LAMBAR, KECAMATAN TIGA PANAH, KABUPATEN KARO.

0 2 27

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN DANA PUAP TERHADAP PETANI DI KABUPATEN BOYOLALI ( Studi Kasus Gapoktan KAB.Boyolali ).

0 0 6

“ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN DANA PUAP TERHADAP PETANI DI KABUPATEN BOYOLALI” ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN DANA PUAP TERHADAP PETANI DI KABUPATEN BOYOLALI ( Studi Kasus Gapoktan KAB.Boyolali ).

0 0 13

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi padi di Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang AWAL

0 1 15

Cover Proseding FH UB

0 0 1

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KARET YANG DIKELOLA OLEH PT. JA. WATTIE (STUDI KASUS DI DESA PEGADINGAN, KECAMATAN CIPARI KABUPATEN CILACAP) | Karya Tulis Ilmiah

5 21 88

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen Terhadap Teh di Kabupaten Klaten

2 2 80

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Petani Padi Sawah Gapoktan Bumi Kencono Desa Sritejo Kencono Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah)

0 2 143