Kelebihan dan kekurangan teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling Rancangan Penelitian

8 2. Bagian bahan pertama diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian bahan yang kedua. Dan siswa membaca bagian mereka masing-masing 3. Sambil membaca siswa ditugaskan untuk mencatat beberapa kata kunci berdasarkan hasil bacaaan mereka masing-masing 4. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata kunci dengan pasangannya 5. Berdasarkan kata kunci dari pasangannya.Siswa yang telah membaca bagian pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. 6. Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka. 7. Kemudian, guru membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa, dan siswa membaca bagian tersebut 8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh siswa dikelas Lie, 2012:70. Dalam menerapkan model pembelajaran ini, peneliti akan membagi kelas yang dijadikan sampel menjadi dua, yaitu sebagian dijadikan kelompok eksperimen di sini peneliti akan langsung menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling menjadi kelompok kontrol tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling.

2.3 Kelebihan dan kekurangan teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling

Kelebihan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Story telling antara lain: 1. Dapat meningkatkan partisipasi siswa terhadap materi yang akan dipelajari selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Cocok untuk tugas-tugas yang sederhana. 3. Lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk memberikan atau mendapatkan masukan pada masing-masing anggota kelompok. 4. Interaksi yang terjalin lebih mudah, baik antar sesama anggota kelompok satu dengan kelompok lain maupun antara anggota kelompok dengan guru 5. Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok sehingga tidak membuang banyak waktu Lie, 2012:70. Kekurangan model pembelajaran model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling antara lain : 1. Banyak kelompok yang melapor dan dimonitor sehingga guru harus lebih dapat membagi kesempatan pada kelompok-kelompok tersebut 9 2. Lebih sedikit ide yang muncul karena satu kelompok hanya terdiri dari 2 orang jadi tiap kelompok hanya dapat berinteraksi dan berdiskusi dengan satu anggota kelompok yang lain sebelum akhirnya diadakan diskusi atau kelompok. 3. Jika ada perselisihan antara anggota kelompok, maka tidak akan ada penengah. Lie, 2012:70.

2.4 Konsep Bercerita

Bercerita merupakan bagian dari keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan.Bercerita adalah aktifitas yang menarik dan digunakan pada semua aktivitas pembelajaran Jingtis, 2008:56. Bercerita adalah membicarakan kembali sesuatu yang telah didengar atau sesuatu yang telah dilihat Rahayu, 2009:45 Dari dua pendapat diatas dapatlah kita simpulkan bahwa bercerita merupakan suatu aktivitas mengulas kembali apa yg telah dilihat,dialami atau dibaca, yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam aktivitas pembelajaran. Dengan bercerita siswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap suatu hal dan dapat merangsang untuk melahirkan sebuah ide atau pendapat serta dapat menjadikan pembelajaran sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan penelitian yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis kelas atau sekolah untuk melakukan pemecahan berbagai permasalahan yang digunakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan Tim Pelatih Proyek PGSM, 2009:1-2. Menurut Sukarnyana 2002:11 “PTK merupakan salah satu cara yang strategis 10 bagi guru untuk meningkatkan layanan pendidikan melalui penyempurnaan praktik pembelajaran di kelas”. PTK ini menggunakan model kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara kepala sekolah, guru dan peneliti. PTK ini merupakan upaya untuk mengkaji apa yang terjadi dan telah dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya. Hasil refleksi digunakan untuk mengambil langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan terhadap pencapaian tujuan tindakan pembelajaran.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian