Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Langkah-Langkah Teknik Bercerita Berpasangan Paired Storytelling

4 Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dapat digunakan berbagai model pembelajaran, salah satunya pembelajaran Paired Story Telling. Lie 2009:12 menyatakan bahwa, ”Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada anak untuk bekerja sama dengan tugas- tugas terstruktur”. Melalui pembelajaran ini siswa bersama kelompok secara gotong royong maksudnya setiap anggota kelompok saling membantu antara teman yang satu dengan teman yang lain dalam kelompok tersebut sehingga di dalam kerja sama tersebut yang cepat harus membantu yang lemah, oleh karena itu setiap anggota kelompok penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Melalui model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Story Telling siswa dapat menuliskan kembali yang terjadi baik sebelum maupun sesudah berdasarkan hasil bacaan yang telah didapat sebelumnya dan daftar kata kunci yang diterima dari hasil bacaan temannya. Kemudian siswa akan mengemukakan pendapatnya berdasarkan apa yang telah didiskusi baik antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru. Model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Story Telling diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas siswa di kelas selama proses pembelajaran berlangsung sehingga pemikiran siswa dapat dikembangkan dengan baik dan memperoleh hasil yang baik pula. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Kreativitas Bercerita Siswa Melalui Model Pembelajaran Paired Story Telling Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI SDN Silih Nara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu Apakah terjadi peningkatan kreativitas bercerita siswa melalui model pembelajaran paired story telling pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SDN Silih Nara? 5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kreativitas bercerita siswa melalui model pembelajaran paired story telling pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SDN Silih Nara.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam bercerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia. 2. Bagi Guru. Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan berinovasi pada model pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai fasilitator dan mediator 3. Bagi Sekolah. Meningkatkan profesionalisme guru bahasa Indonesia di SD dengan menulis penelitian ilmiah yang memberikan solusi bagi permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia.

1.5 Definisi Operasional

Untuk membatasi permasalahan, maka penulis membuat definisi beberapa istilah yang digunakan yaitu: 1. Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik Alvian, 2013:3. 2. Bercerita merupakan bagian dari keterampilan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa lisan.Bercerita adalah aktifitas yang menarik dan digunakan pada semua aktivitas pembelajaran Anting, 2008:45. 3. Paired Story Telling merupakan pengembangan dari metode struktural. Jadi teknik bercerita berpasangan dalam pendekatan kooperatif masuk dalam metode structural Sugiyanto, 2008:47- 51. 6

BAB II LANDASAN TEORETIS

A. Pengertian Teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling

Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak teknik-teknik yang dapat disajikan dalam proses pembelajaran, salah satunya yaitu teknik bercerita berpasangan Paired Story Telling. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknik mempunyai arti metode atau sistem mengerjakan sesuatu, bercerita berarti menuturkan cerita atau berkisah Depdiknas, 2012:210 , sedangkan berpasangan yaitu mempunyai pasangan atau terdiri atas dua yang sepasang Depdiknas, 2012:1832. 7 Menurut Sugiyanto 2008: 47-51 teknik bercerita berpasangan merupakan pengembangan dari metode struktural. Jadi teknik bercerita berpasangan dalam pendekatan kooperatif masuk dalam metode struktural. Teknik mengajar Bercerita Berpasangan Paired Storylelling dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran Lie, 2012:70. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun bercerita. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dalam teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan dipakainya bahan-bahan yang lainnya. Teknik bercerita berpasangan merupakan salah satu model atau teknik dalam pembelajaran kooperatif. Dalam kegiatan bercerita berpasangan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinatif Sugiyanto, 2008:49. Teknik mengajar bercerita berpasangan di kembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajar, dan bahkan pelajaran menurut pendapat Lie yang dikutip dari Sugiyanto, 2008:49. Bahan mata pelajaran yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah bahan yang bersifat naratif atau deskriptif. Bercerita berpasangan cocok untuk tingkat usia semua anak didik. Berdasarkan pengertian di atas, maka model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran dengan cara memasangkan siswa dan kemudian mereka menceritakan apa yang telah mereka dapat.

2.2 Langkah-Langkah Teknik Bercerita Berpasangan Paired Storytelling

Adapun langkah-langkah teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling sebagai berikut: 1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi dua bagian. Sebelumnya, pengajar memberikan pengenalan mengenai topik yang akan dibahas. Kemudian siswa dipasangkan 8 8 2. Bagian bahan pertama diberikan kepada siswa yang pertama. Sedangkan siswa yang kedua menerima bagian bahan yang kedua. Dan siswa membaca bagian mereka masing-masing 3. Sambil membaca siswa ditugaskan untuk mencatat beberapa kata kunci berdasarkan hasil bacaaan mereka masing-masing 4. Setelah selesai membaca, siswa saling menukar daftar kata kunci dengan pasangannya 5. Berdasarkan kata kunci dari pasangannya.Siswa yang telah membaca bagian pertama berusaha untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. 6. Beberapa siswa diberikan kesempatan untuk membacakan hasil karangan mereka. 7. Kemudian, guru membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa, dan siswa membaca bagian tersebut 8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh siswa dikelas Lie, 2012:70. Dalam menerapkan model pembelajaran ini, peneliti akan membagi kelas yang dijadikan sampel menjadi dua, yaitu sebagian dijadikan kelompok eksperimen di sini peneliti akan langsung menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling menjadi kelompok kontrol tidak menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling.

2.3 Kelebihan dan kekurangan teknik bercerita berpasangan Paired Storytelling