127 ataupun anggota yang lama tidak lupa bahkan tidak tahu mengenai tujuan
komunitas. Hal positif yang dilakukan komunitas Rockabilly Yogyakarta berkaitan
dengan kejelasan kemajuan komunitas. Komunitas tersebut menyimpan setiap pemberitaan mengenai komunitas Rockabilly Yogyakarta yang kemudian
disimpan sebagai arsip komunitas. Membuat agenda komunitas seperti jamming ikut membantu memanjakan anggota karena kebutuhan anggota untuk kumpul
bersama dan bermain musik Rockabilly bersama anggota komunitas. Seiring komunitas Rockabilly Yogyakarta membuat kegiatan komunitas, adanya sebuah
pembagian tugas membantu komunitas tersebut membentuk kerjasama antar anggota. Apabila anggota sudah merasakan ketertarikan tersebut, maka anggota
merasakan keuntungan karena sudah bergabung di komunitas Rockabilly Yogyakarta dan membantu terciptanya kohesi di komunitas tersebut.
Sesuai dengan definisi kohesi kelompok menurut Collins dan Raven 1964 yaitu kohesi kelompok sangat erat dengan mencegah anggota yang meninggalkan
kelompok Rakhmat, 2012:164. Sikap anggota komunitas Rockabilly Yogyakarta bukanlah hal yang positif apabila melihat dari definisi kohesi kelompok.
Seharusnya untuk menyikapi anggota yang ingin keluar dari komunitas, anggota komunitas lebih memperhatikan anggota tersebut agar anggota tersebut tidak
keluar dari komunitas Rockabilly Yogyakarta.
128
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pada bab empat ini, peneliti akan membahas mengenai kesimpulan dan saran mengenai “Kohesi Kelompok dalam Komunitas Rockabilly Yogyakarta
pada Tahun 2015”. Berdasarkan hasil pemaparan dan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada tiga faktor ketertarikan anggota dengan anggota yang lainnya pada
komunitas Rockabilly Yogyakarta yaitu pertama, persamaan menyukai musik Rockabilly dan sub culture Rockabilly seperti tattoo, rambut klimis dengan
pemakaian pomade, jaket kulit, kendaraan kustom dan minuman alcohol. Kedua, sebagai tempat berbagi pengetahuan mengenai musik Rockabilly dan
subculture Rockabilly. Ketiga, adanya kesetaraan diantara anggota. Ketertarikan anggota dengan kegiatan komunitas Rockabilly Yogyakarta
sebagai tempat berkumpul dan sarana pemenuhan hobi menyukai musik Rockabilly dan subculture Rockabilly.
2. Partisipasi pada komunitas Rockabilly Yogyakarta yaitu menjadi additional
player, berbagi referensi-referensi mengenai Rockabilly dan mengirim foto- foto kegiatan komunitas di group Facebook komunitas, turut hadir
menyaksikan band dari komunitas yang tampil, crew sound, setting gitar dan adanya pembagian tugas anggota seperti menggarap dokumentasi foto dan
vidio pada saat acara komunitas, memposting kegiatan anggota di Facebook komunitas.
129
3. Kohesi yang dihasilkan di komunitas Rockabilly Yogyakarta yaitu suasana
yang menyenangkan dengan saling becanda dengan anggota yang lain. Kemudian langkah yang dilakukan komunitas Rockabilly Yogyakarta untuk
menciptakan suasana menyenangkan dengan merekonsiliasi konflik yang terjadi di komunitas.
4. Penghargaan yang diberikan komunitas Rockabilly Yogyakarta kepada anggota
yaitu pujian dan salaman kepada band anggota komunitas berhasil menampilan pertunjukan yang baik, serta after party kegiatan merayakan kesuksesan event
yang telah dilakukan.
B. SARAN
Berdsarkan uraian diatas peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1.
Perlunya upaya mencegah angota yang ingin keluar dari komunitas sehingga tidak ada lagi anggota yang keluar dari komunitas.
2. Memperjelas peraturan dan tujuan komunitas dengan pernyataan tertulis yang
disepakati bersama. Hal tersebut guna mencegah anggota yang lupa mengenai tujuan dan peraturan komunitas Rockabilly Yogyakarta.
3. Adanya penelitian selanjutnya mengenai Rockabilly maupun mengenai
komunitas Rockabilly di Indonesia. 4.
Adanya pembuatan Tugas Akhir dalam pembuatan dokumenter mengenai Rockabilly terutama di Indonesia.