Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Selama penelitian di bangsal tersebut tidak terdapat penyakit yang menular melalui kontak, droplet ataupun airborne, hanya adanya kemungkinan terjadinya trasmisi kontak. Tindakan keperawatan yang peneliti dapatkan seperti dokumentasi, mengganti botol infus, melepas infus, memasang infus, injeksi obat melalui infus, perawatan luka, menyiapkan obat, mengambil darah, menyiapkan bed, medikasi dan lain- lain. Peneliti mendapatkan responden sebanyak 400 tindakan, terbagi menjadi beberapa macam trasmisi. Tindakan yang memiliki kemungkinan trasmisi kontak sebanyak 343, transmisi droplet sebanyak 54, dan terdapat 54 tindakan yang menggunakan jarum suntik serta 3 tindakan yang memiliki trasmisi kontak dan menggunakan jarum suntik. Maka dari itu pada penelitian ini berbeda-beda pada jumlah responden pada setiap kategori penilaiannya. Pada kategori ketepatan terbagi menjadi 2 yaitu responden transmisi kontak sebanyak 346 responden dan trasmisi droplet sebanyak 54 responden. Sedangkan pada kategori kepatuhan terdapat 346 responden trasmisi kontak dan 57 responden yang menggunakan jarum suntik.

2. Gambaran Karakteristik Transmisi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Transmisi N=400 Karakteristik APD Jumlah n Prosentase Transmisi Kontak Sarung tangan Cuci tangan 346 86.5 Transmisi Droplet Masker 54 13.5 Total 400 100.0 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar trasmisi adalah tindakan keperawatan yang memiliki kemungkinan transmisi kontak, yaitu sebanyak 346 responden 86.5. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Transmisi Berdasarkan Ketepatan Penggunaan APD Perawat Bangsal Ar-Royan pada Mei-Juni 2016 N=400 Ketepatan Penggunaan APD Transmisi Kontak Transmisi Droplet n n Tepat 298 81.87 Tidak Tepat 66 18.13 36 100 Total 364 100 36 100 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar penggunaan APD pada transmisi kontak tepat, sebanyak 298 tindakan keperawatan 81.87. Sedangkan pada hasil trasmisi droplet seluruhnya tidak tepat yaitu sebanyak 36 tindakan keperawatan 100.

3. Gambaran Ketepatan Penggunaan APD

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketepatan Penggunaan APD Perawat Bangsal Ar-Royan pada Mei-Juni 2016 N=400 Ketepatan Penggunaan APD n Tepat 298 74.5 Tidak Tepat 102 25.5 Total 400 100.0 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar ketepatan penggunaan APD secara keseluruhan tepat, yaitu sebanyak 298 tindakan keperawatan 74.5.

4. Gambaran Kepatuhan Penggunaan APD

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Penggunaan APD Perawat Bangsal Ar-Royan pada Mei-Juni 2016 N=400 No Indikator Kepatuhan Kategori TOTAL Patuh Tidak Patuh n n n 1 Mencuci tangan sebelum memberikan perawatan kepada pasien 159 39.75 241 60.25 400 100 2 Gunakan sarung tangan apabila kontak dengan darahcairan tubuh, membrane mukosa atau kulit yang tidak utuh pada semua pasien. 291 84.1 55 15.9 346 100 3 Lepas sarung tangan sebelum meninggalkan area perawatan pasien. 109 31.5 237 68.5 346 100 4 Mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan. 316 91.3 30 8.7 346 100 5 Buang jarum pada tempat pembuangan tanpa menutup kembali. 11 19.3 46 80.7 57 100 6 Gunakan gaun, kacamata atau pelindung wajah ketika adanya percikan atau semprotan dari cairan tubuh. 7 Ketika menggunakan sarung tangan kotor jangan menyentuh area bersih dari ruanganpasien. 202 58.89 141 41.11 346 100 8 Needleboxes tidak terisi penuh. 52 91.23 5 8.77 57 100 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan memiliki prosentase tertinggi pada kategori patuh yaitu sebanyak 316 tindakan keperawatan 91.3. Sedangkan melepas sarung tangan sebelum meninggalkan area perawatan pasien memiliki prosentase tertinggi pada kategori tidak patuh sebanyak 237 tindakan keperawatan 68.5. Diagram 4.1 Kepatuhan Penggunaan APD Perawat Bangsal Ar-Royan pada Mei-Juni 2016 N=400 Keterangan: P1: Mencuci tangan sebelum memberikan perawatan kepada pasien P2: Gunakan sarung tangan apabila kontak dengan darahcairan tubuh, membran mukosa atau kulit yang tidak utuh pada semua pasien. P3: Lepas sarung tangan sebelum meninggalkan area perawatan pasien. P4: Mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan. P5: Buang jarum pada tempat pembuangan tanpa menutup kembali. P6: Gunakan gaun, kacamata atau pelindung wajah ketika adanya percikan atau semprotan dari cairan tubuh. P7: Ketika menggunakan sarung tangan kotor jangan menyentuh area bersih dari ruanganpasien. P8: Needleboxes tidak diisi dengan penuhdiisi. Berdasarkan diagram 4.1 dapat disimpulkan bahwa kepatuhan perawat mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan merupakan indikator yang memiliki prosentase tertinggi yaitu 91.30 patuh. Sedangkan pada indikator melepas sarung tangan sebelum meninggalkan area perawatan pasien merupakan indikator yang memiliki prosentase terendah yaitu 68.50 tidak patuh. Serta dapat dilihat dari penilaian diatas hampir semua indikator patuh. 39.75 84.10 31.50 91.30 80.70 58.38 91.23 60.25 15.90 68.50 8.70 19.30 41.11 8.77 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Patuh Tidak Patuh

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Transmisi

Karakteristik transmisi pada penelitian ini hanya terdapat kemungkinan transmisi kontak. Hal ini dikarenakan pada bangsal tersebut tidak ada pasien yang memiliki penyakit menular yang melalui droplet maupun airborne. Transmisi kontak juga merupakan cara trasmisi yang tersering dan paling mudah menimbulkan HAIs Akib et al, 2008. Transmisi kontak merupakan transmisi terbanyak terjadi. Karena kontaminasi melalui kontak dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, misalnya dari peralatan pasien, atau alat diagnostik yang terkontaminasi, dan yang paling penting dari tangan petugas atau pasien. Maka dari itu perawat harus lebih memperhatikan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya trasmisi Rosa, 2015 APD yang digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya transmisi kontak yaitu cuci tangan, sarung tangan dan gaun Akib et al, 2008. Penggunaannya tidak harus bersamaan atau hanya salah satu saja, disesuaikan dengan kebutuhan dan tindakan yang akan dilakukan karena selain berhubungan dengan penularan atau kontaminasi berkaitan juga pada biaya dan fasilitas APD yang tersedia WHO, 2009 Selain itu peneliti menemukan ketidaktepatan pemakain masker yang merupakan APD yang digunakan untuk adanya kemungkinan trasmisi droplet atau airborne Akib et al, 2008. Tujuan penggunaan masker adalah untuk menghindarkan perawat menghirup mikroorganisme dari saluran pernapasan klien dan mencegah penularan patogen dari saluran pernapasan perawat ke klien, begitu pula sebaliknya Potter Perry, 2005. Penggunaan masker sudah jelas disebutkan di dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya dari Kemenkes dan Perdalin bahwa masker digunakan apabila perawat memasuki area pasien yang mengalami infeksi saluran pernafasan Akib et al, 2008.

2. Ketepatan Penggunaan APD

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa sebagian besar tepat dalam penggunaan APD pada setiap tindakan keperawatan yang dilakukan. Hal ini bisa jadi karena tindakan-tindakan di bangsal rawat inap sebagian besar sudah terjadwal atau banyak mempunyai waktu untuk menggunakan APD pada setiap tindakan yang akan dilakukan. Berbeda dengan tindakan yang dilakukan di IGD Instlansi Gawat Darurat yang mungkin tindakan keperawatan yang dilakukan tidak terduga dan tidak mempunyai waktu untuk menggunakan APD, hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Siburian 2012 yang menemukan alasan tidak menggunakan APD karena tidak mempunyai waktu untuk menggunakan APD. Ketepatan dalam menggunakan APD dapat juga dipengaruhi oleh pengawasan dari kepala ruangan dan SOP dari rumah sakit. Tujuan dilakukannya pengawasan yaitu untuk mendisiplinkan perawat dalam menggunakan APD dengan tepat, hal ini didukung oleh penelitian yang