Belanja ModaldalamAnggaran Daerah HubunganBelanja Modaldengan IndeksPembangunanManusia

15 dikategorikankedalamkriteriabelanja modaltanah,peralatandanmesin, gedung danbangunan,danjalanirigasidanjaringan.Termasukdalambelanja ini adalahbelanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian,barang purbakaladanbarang untukmuseum,hewanternakdan tanaman, buku-buku, dan jurnalilmiah.

2.1.4 Belanja ModaldalamAnggaran Daerah

MenurutUndang-UndangNomor32Tahun2004pasal167ayat1dan 2Tentang PemerintahanDaerahbahwabelanjadaerahdiprioritaskanuntuk melindungidan meningkatkankualitaskehidupan masyarakatdalamupaya memenuhikewajiban daerah sebagaimanadiwujudkan dalambentuk peningkatan pelayanandasar,pendidikan,penyediaan fasilitaspelayanankesehatan,fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangkapembelian pengadaanataupembangunanasettetapberwujudyang mempunyainilaimanfaatlebihdari12 bulanuntukdigunakandalamkegiatan pemerintah,sepertidalambentuk tanah,peralatandan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasidan jaringan, dan aset tetap lainnya.

2.1.5 HubunganBelanja Modaldengan IndeksPembangunanManusia

Anggaranbelanja modalyang dibelanjakanpemerintah daerahakanmemberikan dampak positif bagipembangunan sarana maupun prasaranapublik masyarakat.Anggarandimaksudkanuntukmemenuhikebutuhanpublik akaninfrastrukturyangdisediakanolehpemerintahdaerah.Peningkatanalokasiuntuk Universitas Sumatera Utara 16 belanjamodaldaerahdalambentuk assettetapsepertiinfrastruktur maupun peralatanakansangatpenting untukmenunjang produktivitasperekonomiandi daerahtersebut,karenasemakintinggibelanjamodalyang dikucurkankedaerah- daerah tersebut, maka akan semakin tinggi pula produktivitas perekonomian daerah tersebut. MenurutSaragih2003bahwa pemanfaatanbelanjahendaknya dialokasikan untuk hal-halyang produktif sepertiuntuk melakukan aktivitas pembangunan.Stine1994 dalamkutipanDarwanto dan Yustikasari2007 menyatakanhalyangdemikian,bahwapenerimaanpemerintahhendaknyalebih banyak untuk program–program layanan publik. Apabilaanggaranbelanjamodalyang dikucurkankedaerah-daerahyang selama inihanyasedikit terjamah oleh alokasidanadan sekarangdigunakan untuk hal-hal yangbersifat lebih produktif, tentunya hal ini akan memberi dampak positifterhadap indekspembangunanmanusiadidaerahtersebut.Sepertiyang kita ketahui,terdapattigaindikatordalammengukur indeks pembangunan manusia, seperti indikatorkesehatan, pendidikan danindikator kesejahteraan ekonomi masyarakatdayabeli. Denganadanyabelanja modalyang bersifatproduktifdanberkelanjutan tersebut, makadiharapkan haltersebutdapatmeningkatkan indekspembangunan manusia.Sebagaicontohpadaindikator kesehatan,anggaranbelanjamodalyang mampudirealisasikandapatdigunakan untukpembangunangedung kesehatan sepertipendirianklinik, puskesmasmaupunrumahsakit, peralatanrumahsakit yangcanggihyangmungkindapatdirealisasikandidaerahtersebut,tentunyahal Universitas Sumatera Utara 17 iniakanberdampaklangsungterhadapindekspembangunanmanusiadalamhal kesehatan. Untukmeningkatkanindekspembangunanmanusiapada indikator pendidikan, anggaranbelanjamodaldapatdigunakanuntukpembangunan infrastruktursekolah, peralatansekolahyang sepertikitaketahui, padaera globalisasisepertisekarangini,kitadituntutkesiapanyanglebihmatangdalam segala hal. Bidang pendidikanmerupakan salah satu andalan untuk mempersiapkansumberdayamanusiaberkualitasyang dibutuhkanuntuk menghadapitantanganzaman.Peran pendidikansangatpenting dalam memperlancarpelaksanaanprosespembelajaran. Adapunsaranadan prasaranaini nantinyadigunakan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan tersebut sehinggadapatberjalan dengan baik. Untukpeningkatanindikatoryang ketigayaitu,indikatorkesejahteraan ekonomidayabelimasyarakatyangdiukurdenganindeks PurchasingPower ParityPPP. Adapun Pengeluaran perkapitamemberikan gambaran tingkatdaya beliPPPPurchasing Power Paritymasyarakat,sebagaisalahsatukomponen yang digunakandalammelihatstatuspembangunanmanusiadisuatuwilayah.Besarnyapenda patanyang diterimarumahtanggadapatmenggambarkan kesejahteraansuatu masyarakat.Denganterpenuhnyaketigaindikatordiatas tersebut, maka alokasibelanja modaldaerah tersebutdiharapkan dapat mensejahterakanmasyarakatdandapat meningkatkanindekspembangunan manusia. Universitas Sumatera Utara 18

2.1.6 PertumbuhanEkonomi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Belanja Modal terhadap Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 14 103

Pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Modal terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

17 115 88

Pengaruh Belanja Pemeliharaan dan Peningkatan Penerimaan Daerah terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Utara

3 62 70

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Dana Alokasi Terhadap Belanja Modal (Survei pada Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Barat)

0 7 56

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori - Analisis Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia melalui Belanja Modal di Sumatera Utara

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia melalui Belanja Modal di Sumatera Utara

0 0 15

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16