Kategorisasi Skor Penelitian Ketika perusahaan melakukan perubahan,

Model persamaan regresi dapat dibuat dengan melihat tabel 4.8. berikut. Tabel 4.8. Model Persamaan Regresi Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .849 .380 2.235 .028 KesiapanBeru bah .686 .105 .584 6.553 .000 Pada tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien konstanta B adalah sebesar 0.849 dan nilai koefisien variabel adalah 0.686 sehingga model persamaan regresi estimasi linier yang diperoleh adalah sebagai berikut: Y = 0.849 + 0.686 X Dari persamaan garis di atas, dapat diartikan bahwa bila variabel X diganti dengan suatu satuan akan menyebabkan peningkatan pada variabel Y. Hal ini berarti jika variabel kesiapan berubah bernilai 1, maka semangat kerja adalah sebesar 1.535 satuan.

C. Kategorisasi Skor Penelitian

1. Kategorisasi Skor Penelitian Semangat Kerja Data semangat kerja diperoleh dengan menggunakan skor skala semangat kerja yang terdiri dari 22 item yang sahih. Pemberian skor terhadap setiap butir pernyataan bergerak dari 1-5, dari hal tersebut maka skor harapan terendah yang dapat dicapai adalah 22 dan skor tertinggi Universitas Sumatera Utara yang diharapkan dapat dicapai adalah 110. Dari skala semangat kerja diperoleh mean hipotetik µ sebesar 66 dengan standar deviasi σ adalah sebesar 14.67. Sementara mean empirik X yang diperoleh adalah sebesar 72.40 dengan standar deviasi S 17.85. Perbandingan data empirik dan hipotetik dapat dilihat dalam tabel 4.9. berikut. Tabel 4.9. Perbandingan data empirik dan teoritik semangat kerja Variabel Data Empirik Data Hipotetik Semangat Kerja Min Max Mean SD Min Max Mean SD 32 110 72.40 17.85 22 110 66 14.67 Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel semangat kerja yang menunjukkan bahwa rerata empirik X = 72.40 lebih tinggi daripada rerata hipotetik µ = 66. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semangat kerja subjek penelitian lebih tinggi dibandingkan populasi secara umum. Selanjutnya, subjek digolongkan dalam 3 kategori semangat kerja yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian semangat kerja dengan membagi distribusi normal atas enam bagian atau enam satuan standar deviasi. Untuk menggolongkan subjek ke dalam 3 kategori semangat kerja, maka keenam satuan deviasi standar itu dibagi ke dalam 3 bagian menjadi: Universitas Sumatera Utara X µ - 1.0σ semangat kerja rendah µ - 1.0σ ≤ X µ + 1.0σ semangat kerja sedang µ + 1.0σ ≥ X semangat kerja tinggi Skala semangat kerja yang sahih terdiri dari 22 item dengan 5 pilihan jawaban yang bergerak dari 1-5 sehingga diperoleh rentang minimum-maksimumnya adalah 22x1 = 22 sampai dengan 22x5 = 110, sehingga luas jarak sebarannya adalah 110 – 22 = 88. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai σ = 14.67 dan mean hipotetiknya µ= 66. Dari data tersebut, dapat dibuat kategorisasi skor semangat kerja seperti pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Kategorisasi Skor Semangat Kerja Rentang Nilai Kategori Semangat Kerja Jumlah N Persentase X 51 Semangat kerja rendah 18 21.2 51 ≤ X 81 Semangat kerja sedang 40 47.0 81 ≥ X Semangat kerja tinggi 27 31.8 Jumlah 85 100 Dari tabel 4.10. dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki semangat kerja rendah sebanyak 18 orang 21.2, subjek yang memiliki semangat kerja sedang sebanyak 40 orang 47.0, dan subjek dengan semangat kerja tinggi adalah sebanyak 27 orang 31.8. Universitas Sumatera Utara 2. Kategorisasi Skor Penelitian Kesiapan Berubah Data kesiapan berubah diperoleh dengan menggunakan skor kesiapan berubah yang terdiri dari 33 item yang sahih. Pemberian skor terhadap setiap butir pernyataan bergerak dari 1-5, dari hal tersebut maka skor harapan terendah yang dapat dicapai adalah 33 dan skor tertinggi yang diharapkan dapat dicapai adalah 165. Dari skala kesiapan berubah diperoleh mean hipotetik µ sebesar 99 dengan standar deviasi σ sebesar 22. Sementara mean empirik X yang diperoleh adalah 117.4 dengan standar deviasi S sebesar 23. Perbandingan data empirik dan hipotetik dapat dilihat dalam tabel 4.11. berikut. Tabel 4.11. Perbandingan Data Empirik dan Hipotetik Kesiapan Berubah Variabel Data Empirik Data Hipotetik Kesiapan Berubah Min Max Mean SD Min Max Mean SD 65 165 117.4 23 33 165 99 22 Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel semangat kerja yang menunjukkan bahwa rerata empirik X=117.4 lebih tinggi daripada rerata hipotetik µ=99. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesiapan berubah pada subjek penelitian lebih tinggi. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa standar deviasi empirik S=23 lebih tinggi dari standar deviasi hipotetik σ=22. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan berubah pada Universitas Sumatera Utara karyawan perusahaan perkebunan kelapa sawit ini memiliki variasi yang tinggi. Kemudian, subjek akan digolongkan dalam 3 kategori kesiapan berubah yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pengkategorian kesiapan berubah dilakukan dengan membagi distribusi normal atas enam bagian atau enam satuan deviasi standar. Skala kesiapan berubah yang terdiri dari 33 item dengan 5 pilihan jawaban yang bergerak dari 1-5, maka diperoleh rentang minimum- maksimumnya yaitu 33x1=33 sampai dengan 33x5=165 sehingga luas jarak sebarannya adalah 165-33=132. Dengan demikian setiap satuan deviasi standarnya bernilai σ=1326=22 dan mean hipotetiknya adalah µ=99. Dari perhitungan di atas, dapat dibuat kategorisasi kesiapan berubah seperti tabel 4.12. berikut. Tabel 4.12. Kategorisasi Skor Kesiapan Berubah Rentang Nilai Kategori Semangat Kerja Jumlah N Persentase X 77 Kesiapan berubah rendah 10 11.8 77 ≤ X 121 Kesiapan berubah sedang 35 41.2 121 ≥ X Kesiapan berubah tinggi 40 47.0 Jumlah 85 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki kesiapan berubah yang rendah sebanyak 10 orang 11.8, subjek dengan Universitas Sumatera Utara kesiapan berubah sedang adalah sebanyak 35 orang 41.2 dan subjek dengan kesiapan berubah tinggi adalah sebanyak 40 orang 47.0.

D. Pembahasan