Uji Coba Alat Ukur

E. Uji Coba Alat Ukur

Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan uji coba alat ukur terlebih dahulu kepada sejumlah responden untuk mmperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Hadi 2000 mengemukakan tujuan dari try out adalah sebagai berikut: 1. Menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya. 2. Menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik ataupun yang menimbulkan kecurigaan. 3. Memperbaiki pernyataan-pernyataan yang biasa dilewati dihindari atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban dangkal. 4. Menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian. E.1. Uji Validitas Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan fungsi ukur artinya alat ukur memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur Suryabrata, 2008. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau melihat sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Hal ini berarti bahwa isi tes tidak hanya harus komprehensif akan tetapi harus pula hanya memuat item-item yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukurnya Universitas Sumatera Utara Azwar, 2000. Validitas isi ditegakkan dengan langkah telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat professional judgement yang dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing. Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukur Allen Yen dalam Azwar, 2000. Validitas konstruk yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat korelasi antaritem dalam alat ukur yang dilakukan dengan analisis faktor. Uji analisis faktor diawali dengan melihat nilai Keiser-Meyer-Olkin KMO yaitu mengukur apakah sampel sudah cukup memadai. Menurut Kaiser dalam Field, 2009 nilai KMO di atas 0.5 berarti bahwa sampel cukup memadai dan data dapat dianalisis lebih lanjut. Kemudian dilihat nilai Measure of Sampling adequencyMSA dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya. Menurut Santoso 2002 angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya. b. Jika MSA lebih besar dari 0.5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. c. Jika MSA lebih kecil dari 0.5 dan atau mendekati nol 0, maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya validitas konstruk dilihat dari nilai bobot faktor loading factor yang menunjukkan besarnya korelasi antara variabel awal dengan faktor yang terbentuk. Menurut Sharma 1996 nilai bobot faktor di atas 0.4 merupakan indikator bahwa sebuah variabel memiliki validasi yang cukup kuat. E.2. Uji Reliabiitas Menurut Azwar 2009 reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Menurut Hadi 2000 reliabilitas alat ukur menunjukkan derajat keajegan atau konsistensi alat ukur yang bersangkutan. Reliabilitas alat ukur dapat dilihat dari koefisien reliabilitas yang merupakan indikator konsistensi item-item tes dalam menjalankan fungsi ukurnya secara bersama-sama. Untuk menjaga reliabilitas alat ukur, peneliti akan menghitung koefisien reliabilitas pada alat ukur. Koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0 sampai dengan 1,0 dengan 1,0 merupakan konsistensi sempurna Azwar, 2009. E.3. Uji Daya Beda Item Uji daya beda item dilakukan untuk melihat sejauh mana item mampu membedakana antara individu atau kelompok individu yang memiliki atau yang tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisa item ini adalah dengan memilih item-item fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tersebut, dengan kata lain memilih item yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan Azwar, 2009. Universitas Sumatera Utara Pengujian daya beda item ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap item dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri, dengan menggunakan koefisien korelasi pearson product moment. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total yang dikenal dengan indeks daya beda item Azwar, 2009. Uji daya beda item ini akan dilakukan pada alat ukur dalam penelitian ini, yaitu skala kesiapan berubah dan skala semangat kerja. Setiap butir item pada skala ini akan dikorelasikan dengan skor total skala. Prosedur pengujian ini menggunakan taraf signifikansi 5 p0,05. Umumnya koefisien indeks daya beda item di atas 0.30 atau di atas 0.25 sudah dianggap mengindikasi daya diskriminasi yang baik. Berdasarkan hal di atas, maka koefisien indeks daya beda item yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah lebih besar dari 0.3. E.4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Hasil uji coba skala semangat kerja dan kesiapan berubah dilakukan terhadap 85 orang karyawan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. 1. Hasil uji coba skala semangat kerja Untuk melihat daya diskriminasi item, dilakukan analisa dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 17 for windows, kemudian nilai corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan interval kepercayaan 95 yang memiliki harga kritik rix = 0.3. Jumlah item yang diujicobakan adalah 39 item dan dari 39 item tersebut diperoleh 25 item yang memilliki koefisien indeks beda Universitas Sumatera Utara daya item di atas 0.3 dan sebanyak 14 item yang gugur dengan kisaran koefisien korelasi 0.314 – 0.584. Kemudian dilakukan analisis faktor pada 25 item tersebut. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa dari 25 item diperoleh 24 item yang memiliki validitas konstruk yang cukup memuaskan dengan nilai KMO dan MSA di atas 0.5 dan faktor loading di atas 0.4. Terdapat 1 item yaitu item no 6 yang gugur karena nilai faktor loadingnya di bawah 0.4. Pada dimensi kegairahan diperoleh nilai KMO sebesar 0.712, nilai MSA bergerak dari 0.653 sampai 0.816 dan nilai faktor loading yang bergerak dari 0.411 sampai 0.708. Pada dimensi ini terdapat 1 item yang gugur yaitu item nomor 18 dikarenakan faktor loadingnya di bawah 0.4. Sementara untuk dimensi kualitas bertahan diperoleh nilai KMO sebesar 0.578, nilai MSA bergerak dari 0.526 sampai 0.677 dengan nilai faktor loading bergerak dari 0.417 sampai 0.716. Selanjutnya dimensi kekuatan melawan frustrasi diperoleh nilai KMO sebesar 0.614, nilai MSA bergerak dari 0.587 sampai 0.649, dan nilai faktor loading yang bergerak dari 0.498 sampai 0.728. Terakhir pada dimensi semangat kelompok diperoleh nilai KMO sebesar 0.676, nilai MSA bergerak dari 0.639 sampai 0.749, dan nilai faktor loading yang bergerak dari 0.452 sampai 0.778. Setelah dilakukan analisa faktor, kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh hasil r xx = 0,852 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah dilakukan uji coba ditunjukkan pada tabel 3.5. berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5. Skala Semangat Kerja Setelah Uji Coba Aspek Indikator Aitem Jumlah Favo Unfavo Kegairahan a. Memiliki pandangan bahwa bekerja merupakan hal yang menyenangkan. b. Antusias terhadap pekerjaan. 5, 10. 11, 12, 24, 25, 32, 33. 36.36 Kualitas untuk bertahan a. Percaya diri mampu mengatasi masalah pekerjaan. b. Tidak mudah lelah, tekun, dan bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan. pekerjaan. c. Mencari alternatif bantuan dan melibatkan berbagai jalan keluar. 9, 30. 3, 22, 38. 22.73 Kekuatan melawan frustrasi a. Tetap optimis dan berpikir positif ketika menghadapi kegagalan. b. Melakukan tindakan koreksi diri. 7. 13, 34, 35. 18.18 Semangat kelompok a. Bersedia bekerjasama dengan rekan kerja yang lain. b. Bersedia membantu rekan kerja lain dan tidak berusaha menjatuhkannya 15, 31. 20, 23, 28. 22.73 Total 100 Universitas Sumatera Utara 2. Hasil uji coba skala kesiapan berubah Jumlah item skala kesiapan berubah yang akan dilakukan uji daya beda adalah sebanyak 34 item. Dari 34 item tersebut, 33 item memiliki nilai uji beda yang memuaskan dan 1 item yang gugur. Nilai koefisien korelasi item berkisar dari 0.352 sampai 0.714. Kemudian dilakukan analisa faktor terhadap 33 item tersebut dan hasil analisa faktor menunjukkan bahwa 33 item tersebut memiliki validitas konstruk yang cukup memuaskan yaitu nilai KMO dan MSA berada di atas 0.5 sementara nilai faktor loadingnya di atas 0.4. Pada dimensi self change efficacy, diperoleh nilai KMO sebesar 0.730, nilai MSA bergerak dari 0.620 sampai 0.820, dan nilai faktor loading dari 0.476 sampai 0.775. Dimensi kedua yaitu appropriateness diperoleh nilai KMO sebesar 0.783, nilai MSA bergerak dari 0.656 sampai 0.896, dan nilai faktor loading bergerak dari 0.457 sampai 0.752. Selanjutnya dimensi management support diperoleh nilai KMO sebesar 0.738, nilai MSA bergerak dari 0.669-0.841, dan nilai faktor loading bergerak dari 0.462 sampai 0.790. Dimensi terakhir yaitu personal valence diperoleh nilai KMO sebesar 0.800, nilai MSA bergerak dari 0.620 sampai 0.884, dan nilai faktor loading yang bergerak dari 0.440 sampai 0.804. Setelah melakukan analisa faktor pada item skala kesiapan berubah, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh hasil r xx’ = 0,934 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 3.6. berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6. Skala Kesiapan Berubah Setelah Uji Coba Aspek Indikator Aitem Jumlah Favo Unfavo Change self efficacy a. Perasaan mampu melakukan pekerjaan dengan baik setelah terjadi perubahan. b. Merasa memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas setelah terjadi perubahan. 1, 5, 18, 23, 27. 12, 13, 31. 24.24 Appropriateness a. Keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah melakukan perubahan. b. Kebutuhan perusahaan untuk berubah. 2, 14, 17, 19, 30, 32, 33. 6, 20. 27.28 Management support a. Usaha yang dilakukan oleh pihak pimpinan terkait perubahan. b. Usaha yang dilakukan pihak manajemen terkait perubahan. 7, 8, 15, 16, 21, 24. 3, 11. 24.24 Personal benefit a. Manfaat yang dihubungkan dengan aspek finansial, hubungan dengan rekan kerja, status, karir, dan tugas. b. Manfaat secara umum yang diterima. 9, 10, 25, 28, 29. 4, 22, 34. 24.24 Total 100 Universitas Sumatera Utara F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian F.1. Tahap Persiapan dan Pelaksanaan