prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
e Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
2.1.6 Rasio Keuangan perbankan
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan
tersebut yamg pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan bank selama periode keuangan tersebut. Rasio-rasio yang sering dihitung dan yang dapat dibandingkan oleh perbankan
untuk mengukur kinerja keuangannya, antara lain adalah sebagai berikut: 2.1.6.1 Rasio Profitabilitas Profitability
Rasio profitabilitas ini penting untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan, baik berasal dari
kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun dari hasil kegiatan non operasionalnya Teguh, 1996:432.
Adapun berbagai rasio profitabilitas ini antara lain: 1
Return On Asset ROA
Universitas Sumatera Utara
ROA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan laba sebelum pajak yang dihasilkan dari rata-rata total aset yang dimiliki
bank bersangkutan. 2
Return On Equity ROE
ROE = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden.
3 Net Interest Margin NIM
NIM = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam mengelola earning asset bank untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
4 Net Profit Margin NPM
NPM = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan laba bersih. 2.1.6.2 Rasio Efisiensi Efficiency
Besarnya profitabilitas usaha suatu bank antara lain juga dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang ada. Oleh karena itu apabila profitabilitas yang ada tersebut
rendah maka perlu diadakan pengukuran efisiensi yang ada. Rasio efisiensi ini
Universitas Sumatera Utara
bergerak sejajar dengan rasio profitabilitas sebab kalau rasio efisiensi tinggi maka profitabilitasnya diharapkan tinggi dan sebaliknya apabila efisiensi yang ada
rendah maka profitabilitasnya juga rendah Teguh, 1996:435. Adapun berbagai Rasio Efisiensi ini antara lain:
1 Non interest expenses to avarage total asset NIA
NIA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai beban non bunganya overhead expenses dari rata-rata total aset yang
dimilikinya.
2 Overhead OH Overhead =
X 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengendalikan penggunaan
biaya dalam mengelola earning asset bank. Biaya overhead overhead cost disini maksudnya adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank diluar biaya
yang digunakan dalam menghimpun dana serta biaya yang dikeluarkan dalam rangka pengelolaan penyaluran kredit.
3 Cost to Income CI
CI = X 100
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai beban non bunganya beban overhead dari pendapatan bunga bersihnya
ditambah dengan pendapatan lain yang diperoleh bank. 4
Staff cost to total assets SEA
SEA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi biaya yang dibutuhkan dalam penggunaan karyawan.
5 General expenses to total assets GEA
GEA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk mencapai efisiensi dalam membiayai seluruh beban yang harus dibayarnya baik beban bunga maupun beban non
bunga beban overhead dari total aset bank. 6 Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
BOPO = X 100
Rasio ini mengukur kemampuan bank dalam melakukan kegiatan opera- sionalnya. Semakin kecil rasio BOPO maka akan semakin baik, hal ini karena
bank yang bersangkutan dapat menutup biaya beban operasionalnya dengan pendapatan operasional bank.
Universitas Sumatera Utara
2.1.6.3 Rasio Kualitas aset Asset Quality Rasio ini menunjukkan kualitas aset yang dimiliki suatu bank, sehubungan
dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda Selamet, 2004:169.
Adapun berbagai Rasio Kualitas Aset ini antara lain: 1 Provision to NPL PNPL
PNPL = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana untuk menutupi kerugian akibat adanya pinjaman yang tidak tertagih.
2 Provision to Loans PL PL =
X 100 Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kerugian akibat pinjaman yang tak tertagih dari total pinjamannya.
3 Non Performing Loans NPL
NPL = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengatasi kemungkinan terjadinya risiko sejumlah pinjaman yang tak tertagih dari total pinjamannya.
4 Provision to Assets PA
Universitas Sumatera Utara
PA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan cadangan dana untuk total pinjaman yang diberikannya dari total aset yang dimilikinya.
2.1.6.4 Rasio Likuiditas Liquidity Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menyediakan
dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Dalam kewajiban disini termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan
maupun penarikan-penarikan tak terduga lainnya Veithzal, 2007:669. Adapun berbagai Rasio likuiditas ini antara lain:
1 Loans to Deposits Ratio LDR
LDR = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank di dalam menyediakan dana untuk para debiturnya dengan menggunakan dana yang dapat dikumpulkan
bank dari masyarakat. Atau sebaliknya rasio ini menunjukkan kemampuan suatu bank dalam melunasi dana para deposannya dengan menarik kembali
kredit yang diberikan.
2 Loan to Assets Ratio LAR
LAR = X 100
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.
3 Liquid Assets to Assets LAA
LAA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank untuk menyediakan aset likuidnya kas dari total aset yang dimilikinya.
4 Liquid Assets to Deposits LAD
LAD = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank yang bersangkutan untuk melunasi atau membayar kembali dana yang disimpan oleh para nasabahnnya pada bank
yang bersangkutan dengan menggunakan aset likuidnya kas yang tersedia. 2.1.6.5 Rasio Permodalan Capital
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan kecukupan permodalan suatu bank di dalam mendukung kegiatan operasinya. Rasio ini juga
digunakan dalam mengukur komposisi perbandingan antara dana sendiri yang dicerminkan dalam modal dengan dana dari luar yang dicerminkan dalam
berbagai jenis hutang Veithzal, 2007:673. Adapun berbagai Rasio Permodalan ini antara lain:
1 Capital to Assets CA
Universitas Sumatera Utara
CA = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan sejumlah modal modal disini sudah termasuk modal yang disumbangkan pemilik, laba
ditahan, cadangan modal umum dan khusus yang harus dimiliki bank untuk mengembangkan kegiatan usahanya.
2 Capital to Loans CL
CL = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan modal untuk memenuhi permintaan kreditnya.
3 Capital to Deposits CD
CD = X 100
Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan modal untuk membayar kembali simpanan nasabah deposan pada saat ditarik.
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1