Parameter Uji Kualitas Air

berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel yang tersuspensi lainnya Sutrisno, 2004 dalam Wityasari, 2015. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan- bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan dapat disebabkan oleh bahan organik dan bahan organik baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir halus, plankton dan mikroorganisme. Kekeruhan pada sungai lebih dipengaruhi oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar yang hanyut terbawa oleh aliran air Effendi, 2003 dalam Wityasari, 2015 2. Oksigen terlarut DO Oksigen terlarut merupakan salah satu unsur pokok pada proses metabolisme organisme, terutama untuk proses respirasi. Disamping itu juga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas air Odum 1971 dalam Wijaya, 2009. Pada umumnya oksigen terlarut berasal dari difusi oksigen dari udara ke dalam air dan proses fotosintesis dari tumbuhan hijau Wijaya, 2009. Kecepatan difusi oksigen dari udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan masa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut Salmin 2005. Pengurangan oksigen terlarut disebabkan oleh proses respirasi dan penguraian bahan-bahan organik. Berkurangnya oksigen terlarut berkaitan dengan banyaknya bahan-bahan organik dari limbah indusri yang mengandung bahan-bahan yang tereduksi dan lainnya Welch 1952 dalam Wijaya, 2009. 3. Derajat Keasaman pH pH merupakan istilah untuk menyatakan keadaan asam atau basa pada suatu larutan. Air murni mempunyai pH 7, pH di bawah 7 bersifat asam sedang pH di atas 7 bersifat basa Kusnaidi, 2002 dalam Wityasri, 2015. Derajat keasamn pH menggambarkan konsentrasi ion hidrologen yang terkandung dalam perairan. pH air akan sangat berpengaruh pada reaksi biokimia dalam air. Nilai pH air yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme dalam air adalah pH 6-8 Effendi, 2003 dalam Wityasari, 2015. 4. TSS Total Suspended Solid TSS atau padatan tersuspensi total adalah padatan yang tidak terlarut di dalam air, berupa partikel yang menyebabkan air keruh, gas terlarut, dan mikroorganisme penyebab bau dan rasa. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air Effendi, 2003 dalam Wityasari, 2015. Jumlah padatan tersuspensi di dalm air dapat di ukur menggunakan metode gravimetrik atau alat ukur turbidimeter. Seperti halnya padatan terendap, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar atau cahaya kedalam air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosintesis Kusnaedi, 2001 dalam Wityasari, 2015 16

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Tahapan Penelitian

Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Selanjutnya melakukan survey lapangan dengan melakukan pengamatan fisik di beberapa air sungai yang nantinya akan dipilih sebagai air sampel pada penelitian. Kemudian mulai pembuatan alat uji water treatment sederhana dengan segmen koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi. Lalu melakukan simulasi pengujian menggunakan alat uji water treatment sederhana. Setelah pembuatan alat uji water treatment sederhana selesai, maka langkah selanjutnya adalah mengambil sampel air sungai yang akan digunakan pada penelitian yaitu air sungai progo desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, DI. Yogyakarta. Proses pengujian air sungai pada alat uji water treatment sederhana dilakukan di Laboratorium Rekayasa Lingkungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Lalu sampel air hasil pengujian dikirim dan diujikan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta BBTKLPP Yogyakarta dengan parameter yang diujikan yaitu kadar DO, pH, dan kekeruhan. Selain itu setelah pengujian selesai, dilakukan pengambilan polutan terendapkan pada alat uji untuk ditimbang dan dibandingkan efektfitas pada tiap segmen. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut ini : Gambar 4.1 Bagan alir tahapan penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan : 1. Observasi lapangan 2. BahanAlat Pengambilan Sampel Pengujian Sampel Menggunakan Alat Uji Pengambilan sampel hasil pengujian untuk diuji kekeruhan, kadar DO, pH di BBTKLPP Yogyakarta Analisis Data Pembahasan dan Kesimpulan Selesai Pengambilan sampel hasil pengujian untuk diuji kadar polutan terendap di Laboratorium UMY