a. Spring fed intermiten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya
berasal dari air tanah. b.
Surface fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari curah hujan atau pencairan es.
3. Sungai tidak permanenephemeral yaitu sungai tadah hujan yang mengalirkan
airnnya sesaat setelah terjadi hujan. Karena sumber airnya berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air.
B. Kriteria Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang di
tenggang keberadaaannya dalam air PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Untuk itu agar
kualitas air tetap terjaga maka setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair yang akan di buang ke perairan umum atau sungai harus memenuhi standart baku
mutu atau kriteria mutu air sungai yang akan menjadi tempat pembuangan limbah cair tersebut, sehingga kerusakan air atau pencemaran air sungai dapat dihindari
atau dikendalikan Yuliastuti, 2011. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 empat kelas yaitu:
1. Kelas Satu
: Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut. 2.
Kelas Dua : Air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk
prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang sama dengan
kegunaan tersebut. 3.
Kelas Tiga : Air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk
pembudidayan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.
4. Kelas Empat
: Air yang peruntukannnya dapat digunakan untuk mengairi pertamanan dan atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.
C. Pengertian Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi yaitu proses pencampuran koagulan bahan kimia atau pengendap ke dalam air baku dengan kecepatan perputaran yang tinggi dalam
waktu yang singkat. Koagulan adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air baku untuk membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat
mengendap secara gravimetri. Koagulasi merupakan proses pengolahan air dimana zat padat melayang ukuran sangat kecil dan koloid digabungkan dan
membentuk flok-flok dengan cara penambahan zat kimia misalnya PAC dan Tawas. Dari proses ini diharapkan flok-flok yang dihasilkan dapat di saring
Susanto, 2008. Tujuan dari koagulasi adalah mengubah partikel padatan dalam air baku
yang tidak bisa mengendap menjadi mudah mengendap. Hal ini karena adanya proses pencampuran koagulan kedalam air baku sehingga menyebabkan partikel
padatan yang mempunyai padatan ringan dan ukurannya kecil menjadi lebih berat dan ukurannya besar flok yang mudah mengendap Susanto, 2008.
Proses Koagulasi dapat dilakukan melalui tahap pengadukan antara koagulan dengan air baku dan netralisai muatan. Prinsip dari koagulasi yaitu di
dalam air baku terdapat partikel-partikel padatan yang sebagian besar bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel ini cenderung untuk saling tolak-menolak satu
sama lainnya sehingga tetap setabil dalam bentuk tersuspensi atau koloid dalam air. Netralisasi muatan negatif partikel-partikel padatan dilakukan dengan
pembubuhan koagulan bermuatan positif ke dalam air diikuti dengan pengadukan secara cepat Susanto, 2008.
Fokulasi adalah penyisihan kekeruhan air dengan cara pengumpulan partikel kecil menjadi partikel yang lebih besar. Gaya antar molekul yang diperoleh dari
agitasi meruakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap laju terbentuknya partikel flok. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhailan proses
flokulasi adalah pengadukan secara lambat, keadaan ini memberi kesempatan partikel melakukan kontak atau hubungan agar membentuk penggabungan