9 Gambar 5.7 Grafik kadar DO pa
20
Gambar 5.8 Grafik kadar DO pa 30
Berdasarkan tabel dan g menunjukan bahwa setelah men
pengolahan, kadar
DO dal
mengalami penurunan. Terliha pengujian menit ke-0 kadar DO t
6,2 mgl menjadi 5,4 mgl sete segmen 1, lalu turun menjadi 5,2
melewati segmen 2 dan tetap 5,2 melewati segmen 3. Pada meni
DO inlet 6,2 mgl turun menj setelah melewati segmen 1, turun
mgl setelah melewati segmen menjadi 5,3 mgl setelah melew
Pada menit ke-20 kadar DO i turun menjadi 5,6 mgl sete
segmen 1, turun menjadi 5,0 melewati segmen 2, lalu naik me
setelah melewati segmen 3. Pada kadar DO inlet 6,2 mgl turun
mgl setelah melewati segm menjadi 5,2 mgl setelah melew
lalu naik menjadi 5,3 mgl sete segmen 3. Menurunnya kadar D
karena tidak terjadinya difusi ok air pada saat proses pengujian. K
6,2 5,6
5
1 2
3 4
5 6
7
Inlet Segmen 1 Segmen 2
K a
d a
r DO
m g
l
Menit Ke-20
6,2 5,6
5,2
4,6 4,8
5 5,2
5,4 5,6
5,8 6
6,2 6,4
Inlet Segmen 1 Segmen 2
K a
d a
r DO
m g
l
Menit Ke-30
9 pada menit ke-
pada menit ke- n gambar diatas
engalami proses dalam
air uji
ihat pada hasil turun dari inlet
etelah melewati 5,2 mgl setelah
5,2 mgl setelah nit ke 10 kadar
enjadi 5,6 mgl run menjadi 5,2
en 2 lalu naik ewati segmen 3.
inlet 6,2 mgl telah melewati
5,0 mgl setelah menjadi 6,2 mgl
ada menit ke-30 un menjadi 5,6
gmen 1, turun ewati segmen 2,
etelah melewati r DO air terjadi
i oksigen dalam n. Kecilnya debit
aliran serta tidak adan menyebabkan turunnya k
Hal ini menunjukan bahw air menggunakan alat uji w
penelitian
ini tidak
meningkatkan kadar DO da
3. Nilai Kadar pH
Setelah dilakukan yang dilakukan di Ba
Kesehatan Lingkungan Penyakit Yogyakarta BBT
maka didapatkan data n seperti pada tabel dibawah
Tabel 5.3 Hasil peng
Segmen Kadar
pH Menit
Ke-0 Kada
pH Menit
Ke-10 Inlet
7,0 7,0
Segmen 1
6,5 6,3
Segmen 2
6,1 6,1
Segmen 3
6,5 6,7
Sumber : Hasil Pengujian, lampiran III
Gambar 5.9 Grafik kadar p
Gambar 5.10 Grafik kada 10
5 6,2
Segmen 2 Segmen 3
Menit Ke-20
5,2 5,3
Segmen 2 Segmen 3
Menit Ke-30
7 6,5
5,5 6
6,5 7
7,5
Inlet Segmen
1 K
a d
a r
p H
Menit ke-0
7 6,3
5,5 6
6,5 7
7,5
Inlet Segmen
1 K
a d
a r
p H
Menit ke-10
9 danya segmen aerasi
kadar DO dalam air. hwa proses pengolahan
ji water treatment pada dak
efektif dalam
dalam air. an pengujian kadar DO
Balai Besar Teknik n dan Pengendalian
BTKLPP Yogyakarta, nilai kekeruhan air
ah ini: pengujian kadar pH
dar H
nit -10
Kadar pH
Menit Ke-20
Kadar pH
Menit Ke-30
,0 7,0
7,0 ,3
6,2 6,2
,1 6,1
6,2 ,7
6,7 6,8
an, 2016 dalam
dar pH pada menit ke-0
dar pH pada menit ke-
6,5 6,1
6,5
Segmen 1
Segmen 2
Segmen 3
Menit ke-0
6,3 6,1
6,7
Segmen 1
Segmen 2
Segmen 3
Menit ke-10
10 Gambar 5.11 Grafik kadar pH pada menit ke-
20
Gambar 5.12 Grafik kadar pH pada menit ke- 30
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa pada segmen 1 dan
segmen 2 terjadi penurunan kadar pH pada sampel air uji, dapat terlihat pada menit ke-0
kadar pH inlet yaitu 7,0 turun menjadi 6,5 setelah melewati segmen 1, turun lagi menjadi
6,1 setelah melewati segmen 2, lalu naik menjadi 6,5 setelah melalui filtrasi pada
segmen 3. Pada menit ke-10 kadar pH inlet 7,0 lalu menurun menjadi 6,5 setelah melalui
segmen 1, turun lagi menjadi 6,1 setelah mengalami segmen 2, lalu naik menjadi 6,7
setelah melewati segmen 3. Pada menit ke-20 kadar pH inlet 7,0 lalu turun menjadi 6,2
setelah melewati segmen 1, lalu turun menjadi 6,1 setelah melewati segmen 2, lalu kadar pH
naik menjadi 6,7 setelah melewati segmen 3. Pada menit ke-30 kadar pH inlet 7,0 lalu
menurun menjadi 6,2 setelah melewati segmen 1, pada segmen 2 pH tetap 6,2, lalu kadar pH
meningkat menjadi 6,8. Penurunan kadar pH yang terjadi pada segmen 1 dan segmen 2
membuktikan
bahwa proses
koagulasi- flokulasi dan proses sedimentasi tidak dapat
meningkatkan kadar pH dalam air. Selain itu koagulan tawas merupakan senyawa asam
yang jika dilarutkan dalam air dapat menurunkan kadar pH dalam air. Namun
proses filtrasi pasir silika pada segmen 3 meningkatkan kadar pH pada air uji, terlihat
pada hasil pengujian setelah melewati segmen 3 pada menit ke-0, menit ke-10, menit ke-20,
dan menit ke-30 kadar pH selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan pembahasan diatas
menunjukan bahwa air setelah mengalami proses pengujian menggunakan alat uji water
treatment tidak efektif dalam meningkatkan kadar pH dalam air.
B. Polutan Terendapkan Pada Alat Uji
Setelah dilakukan pengujian kadar polutan terendap pada alat uji yang
dilakukan di Laboratorium Rekayasa
Lingkungan UMY, maka didapatkan data kadar polutan terendapkan seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Hasil pengujian kadar polutan terendapkan
Segmen Kadar Polutan
Terendapkan mg
Segmen 1 0,82
Segmen 2 0,75
Segmen 3 3,10
Gambar 5.13 Grafik kadar polutan terendapkan pada alat uji
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa media pada alat uji yang
paling banyak meninggalkan polutan yaitu terdapat pada segmen 3. Hal ini menunjukan
bahwa segmen filtrasi pasir silika memiliki tingkat efektifitas yang lebih baik dari media
lainnya dalam proses pemisahan air dengan polutan, sehingga air uji setelah mengalami
proses filtrasi hasilnya akan mengalami
7 6,2
6,1 6,7
5,5 6
6,5 7
7,5
Inlet Segmen
1 Segmen
2 Segmen
3 K
a d
a r
p H
Menit ke-20
7
6,2 6,2
6,8
5,8 6
6,2 6,4
6,6 6,8
7 7,2
Inlet Segmen
1 Segmen
2 Segmen
3 K
a d
a r
p H
Menit ke-30
0,82 0,75
3,1
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
Segmen 1 Segmen 2
Segmen 3
P o
lu ta
n T
e re
n d
a p
ka n
m g
Segmen