Manusia, Kebudayaan, Perilaku dan Lingkungan Binaan

3. Amenitas atau fasilitas amenities seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan. 4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, conventional and visitor bureau . Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud adalah: 1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, asesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

2.4. Manusia, Kebudayaan, Perilaku dan Lingkungan Binaan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dari W.J.S. Poerwadarminta, budaya sama dengan pikiran, akal budi penulis: intuisi; kebudayaan = hasil kegiatan, dan penciptaan batin akal budi manusia, seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan sebagainya. Menurut Budhisantoso dalam Krisna 2005, kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya mempertahankan Universitas Sumatera Utara keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dangan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber –sumber alam yang ada di sekitarnya. Kebudayaan juga dapat dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan, baik sebagai makhluk biologis maupun makhluk budaya. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat Taylor dalam Soekanto 2003. Jika norma atau kaidah yang lama merupakan aspek kebudayaan, misalnya Budihardjo 1996:  Cara menentukanmemberikan diferensiasi tentang ruang dan tempat yang memperbedakan ruang milik seorang terhadap orang luar, dapat dijumpai dalam arsitektur tradisional di Jawa, di Minangkabau, di daerah-daerah lain di Indonesia. Pada rumah Jawa Kuno, dinding seketeng yang memisahkan “dalem ageng” dengan peringatan sekaligus memisahkan teritorial privacy, dan setengah public atau daerah anggota keluarga wanita dan daerah anggota keluarga pria. Pemisah teritorial demikian yang menunjukkan sifat outside atau male, female kita jumpai pula pada Arsitektur Tradisional Maya, Latin Amerika, Norway, Swedia bahkan pada hewan baboon Amos Rapoport: “Culture Origins of Architecture” Universitas Sumatera Utara  Untuk menyiapkan pusaka atau barang keramat dan penyelenggaraan upacara-upacara tertentu pada Arsitektur Jawa Tradisional tersedia ruangnya, yaitu dalem ageng dengan pedaringan yang dianggap ruang yang paling keramat.  Bali merupakan daerah yang norma dan kaidah-kaidah kehidupan sangat jelas diungkapkan dalam arsitekturnya. Rapoport 1969 menyatakan bahwa budaya sebagai suatu kompleks gagasan dan pikiran manusia yang bersifat tidak terjaga. Kebudayaan akan terwujud melalui pandangan hidup world view, tata nilai values, gaya hidup life style, dan akhirnya aktifitas activities yang bersifat konkrit. Menurut Trigger 1978 dalam Priyatmono 2004, pengelompokan permukiman juga bisa terbentuk atas dasar kepercayaan dari masyarakat dan atas dasar sistem teknologi mata pencahariannya. Pengelompokan permukiman tersebut tidak selalu menghasilkan bentuk denah dan pola persebaran yang sama, tetapi tergantung pada latar belakang budaya yang ada. Menurut Koentjaraningrat 1984 disebutkan bahwa karakteristik atau bentuk kebudayaan sebagai suatu unsur-unsur yang universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sistem religi dan upacara keagamaan, yaitu sistem kepercayaan dengan segala bentuk pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan, yaitu adanya tatanan masyarakat yang mempunyai pola hubungan tertentu, misalnya sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan Universitas Sumatera Utara 3. Sistem pengetahuan, yaitu hasil daya cipta, karya, dan karsa manusia 4. Bahasa yaitu alat komunikasi yang digunakan golongan masyarakat 5. Kesenian, berbagai bentuk bentuk seni seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya 6. Mata pencaharian hidup, yaitu sistem pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat 7. Sistem teknologi dan peralatan, yaitu produk ciptaan manusia berdasarkan ilmu. Ditegaskan lagi oleh Koentjaraningrat 1984 bahwa unsur –unsur kebudayaan dalam kehidupan masyarakat selanjutnya akan terwujud menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut: 1. Kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, norma-norma dan peraturan yang bersifat abstrak, disebut sebagai culture system 2. Kebudayaan sebagai kompleks aktifitas kekuatan yang berpola dari manusia dalam masyarkat, bersifat lebih konkrit dan disebut sebgai social system 3. Kebudayaan benda–benda hasil karya manusia artefak, mempunyai sifat paling konkrit, dapat diraba, diobservasi dan didokumentasi, disebut sebagai kebudayaan fisik atau physical culture. Menurut Rapoport 1969 pembentuk kebudayaan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi hal- hal berikut: 1. Lokasi, yaitu keberadaan fisik yang diwujudkan dalam suatu lokasi 2. Berhubungan dengan bentang alam, yaitu adanya unsur landscape dengan fungsi tertentu Universitas Sumatera Utara 3. Mempunyai elemen khusus, yaitu terdapat unsur fisik khusus yang menjadi ciri 4. Mempunyai letak yang khusus, yaitu penempatan ruang dengan maksud tertentu 5. Mempunyai ruang dari tipe yang khusus, yaitu fungsi atau jenis ruang sesuai dengan pengguanannya 6. Diberi nama dengan cara yang khusus, yaitu landasan pemberian nama pada unsur fisik kawasan 7. Menggunakan sistem orientasi yang khusus, yaitu sistem orientasi sebagai landasan pembangunan fisik 8. Mempunyai warna, tekstur dan sebagainya yang khusus, yaitu penggunaan warna, tekstur yang khas sebagai bagian dari karakter fisiknya 9. Mempunyai suara, bau, temperatur dan gerakan udara, yaitu karakteristik yang tidak terlihat; dan 10. Mempunyai orang yang pasti menarik dalam aktifitas yang khusus, yaitu pelaksanaan aktifitas masyarakat menarik perhatian karena kegiatan yang dilakukannya. Unsur-unsur kebudayaan, lazim disebut cultural universals. Istilah ini menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut dapat ditemukan pada setiap kebudayaan di manapun didunia ini. Soekanto 2003 menguraikan tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, antara lain: Universitas Sumatera Utara  Peralatan dan perlengkapan hidup manusia pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi transport dan sebagainya  Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya  Sistem kemasyarakatan sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan  Bahasa lisan maupun tertulis  Kesenian seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya  Sistem pengetahuan  Religi sistem kepercayaan. Pada kebudayaan tradisional, bentuk permukiman dihadapkan pada latar belakang pengaturan yang bersifat ritual, yang pada dasarnya bertujuan sebagai pengaturan tatanan secara harmoni. Menurut Putra 2005 terdapat dua sistem pengaturan utama pada konsep ruang tradisional, yaitu pengaturan geometrik yang dihubungkan dengan hal-hal bersifat ritual dan kosmologi. Sasongko 2005 menyatakan untuk menjelaskan makna dari organisasi ruang dalam konteks tempat place dan ruang space harus dikaitkan dengan budaya. Budaya sifatnya unik, antara satu tempat dengan tempat lain bisa sangat berbeda maknanya. Terkait dengan budaya dan ritual ditunjukkan sebagai peristiwa publik yang ditampilkan pada tempat khusus sacred places. Pada upacara ritual yang berkaitan dengan: kelahiran, puber, perkawinan, kematian, dan berbagai peristiwa krusial lainnya sebagai perubahan atau transisi dalam kehidupan seseorang. Universitas Sumatera Utara Elemen dasar pendekatan dan pemahaman terhadap pola penggunaan ruang menurut Rapoport 1993, yaitu sebagai berikut: 1. Kegiatan Manusia Ruang kegiatan manusia home range merupakan batas-batas umum terdiri dari beberapa setting atau lokasi, serta jaringan penghubung antar lokasi mempunyai radius home range tertentu yang dapat diklasifikasikan menjadi home range harian, mingguan dan bulanan 2. Area Inti Core Inti Merupakan area ruang kegiatan manusia yang paling sering dipakai, dipahami dan langsung dikontrol oleh penduduk. Dalam konteks ini lingkungan area inti merupakan lingkungan-lingkungan perumahan dengan isitem sosial yang relatif kental, merupakan cluster-cluster kegiatan yang setiap hari muncul diorganisisr oleh kelompok penduduk yang mengenal secara personel 3. Teritori Merupakan area yang erat kaitannya dengan privacy dan personal space, sama dengan personal space, territorialitas adalah juga perwujudan ego yang tidak ingin diganggu. dengan kata lain merupakan perwujudan privasi. Teritorialitas itu sendiri adalah suatu pola tingkah laku yang ada hubungannya dengan kepemilikan atau hak seseorang atas suatu lokasi 4. Area Terkontrol Juridiction Merupakan suatu area yang dikuasai dan dikontrol secara temporer oleh sekelompok penduduk kota. Oleh karena pengusahaannya yang bersifat temporer maka dimungkinkan suatu area dikuasai oleh kelompok yang berbeda. Universitas Sumatera Utara 5. Personal DistanceSpace Ruang Personal Merupakan suatu jarak atau area dengan intervensi oleh orang lain akan terasa menggangu, berbeda dengan keempat elemen tersebut di atas yang cenderung fisikal batasnya, personal distance biasanya tidak mempunvai kenampakan fisik yang jelas.

2.5. Pengaruh Budaya terhadap Bentuk Bangunan