Danau Toba Resort Hotel (Arsitektur Organik)
DANAU TOBA RESORT HOTEL
( ARSITEKTUR ORGANIK )LAPORAN PERANCANGAN
TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010/2011
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
NURYANTI SASMITA 07 0406 016
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2011
(2)
DANAU HOTEL RESORT
( ARSITEKTUR ORGANIK )Oleh :
NURYANTI SASMITA 07 04060 016
Medan, Juni 2011
Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, M.T
NIP. 196606221997021001
Dosen Pembimbing I
Beny O.Y Marpaung, ST., MT., P.hd
(NIP: 197110222002122001)
Dosen Pembimbing II
Andalucia, ST., MS .
(3)
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Nuryanti Sasmita
NIM : 070406016
Judul Proyek Tugas Akhir : Danau Toba Resort Hotel
Tema : Arsitektur Organik
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbing I
Paraf Pembimbing II
Koordinator TKA-490 1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, Juni 2011
A
B+
B
C+
C
D
E
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT.
NIP: 196606221997021001
Koordinator TKA-490
Ir. N. Vinky Rahman, MT.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan judul tugas akhir yang Saya ajukan adalah Danau Toba Resort Hotel berlokasi di Pulau Samosir, Perapat.
Proses panjang yang penuh suka dan duka dalam mengerjakan Tugas Akhir ini
tidak akan bisa dilalui tanpa dukungan do‟a dan semangat dari kedua orang tua, dan
seluruh keluarga tercinta. Tugas akhir ini Saya perjuangkan untuk almarhum Papa Saya tercinta (Alm. Tasman Aminata) dan Mama (Ida Martini) yang selalu memberikan doa dan nasehat kepada Saya, karena kalian Saya ada.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu Beny O. Y Marpaung, ST, MT, M.PhD sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat berarti pada Tugas Akhir Saya dan membuka pikiran Saya.
Ibu Andalucia, ST., M.Sc. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga telah memberikan saran dan masukan yang sangat berguna terhadap Tugas Akhir Saya.
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. selaku koordinator Tugas Akhir sekaligus Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Ir. Nelson Siahaan Dipl. TP. M.Arch selaku dosen penguji yang turut serta dalam memberikan masukan yang berarti bagi proyek Tugas Akhir Saya. Kepada semua teman-teman stambuk 2007, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas sumatera Utara.
Kepada Natangsa Ketaren, SP terima kasih atas dukungan dan perhatian yang diberikan kepada Saya dalam mengerjakan proyek Tugas Akhir ini.
Teman – teman seperjuangan Tugas Akhir ( Dita, Zian, Fandha, Tya, Fitri, Vivi, Shisin) sukses untuk semua.
(5)
Demikian laporan ini saya buat semoga bermanfaat, apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menjadi yang terbaik.
Medan, Juni 2011
Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...i
Daftar Isi ... ii
Daftar Gambar ...vi
Daftar Tabel ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Perumusan Masalah ... 3
1.4. Lingkup dan Batasan ... 4
1.5. Kerangka Berpikir ... 5
1.6. Sistematika Penyusunan Laporan ... 6
BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 8
2.1. Terminologi Judul ... 8
2.2. Tinjauan Umum Proyek ... 9
2.2.1. Pengertian Resort ... 9
2.2.2. Pengertian Hotel Resort ... 10
1. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort ... 10
2. Karakteristik Hotel Resort ... 11
2.2.3. Pengertian Hotel ... 12
1. Klasifikasi Hotel ... 12
2. Unsur/Bagian Hotel ... 16
3. Organisasi Fungsional Hotel ... 18
2.3. Lokasi ... 20
2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 20
1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota ... 21
2. Pencapaian ... 22
3. Area Pelayanan ... 22
4. Persyaratan Lainnya ... 22
(7)
1. Alternatif Lokasi ... 26
2. Penilaian Alternatif Lokasi ... 28
3. Analisis Penetapan Lokasi ... 30
2.3.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi ... 30
2.4. Tinjauan Umum ... 31
2.4.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Samosir ... 31
2.4.2. Gambaran Umum Dari Kecamatan Simanindo ... 33
1. Orientasi dan Batasan Administrasi ... 33
2. Kependudukan ... 34
3. Fasilitas Pelayanan ... 34
2.5. Studi Kelayakan Proyek ... 35
2.6. Studi Banding Proyek Sejenis ... 40
2.6.1. Resort Hotel Genting Highlands ... 40
2.6.2. Hotel Sibayak Berastagi ... 40
2.6.3. Sinabung Resort Hotel ... 41
BAB III ELABORASI TEMA ... 42
3.1. Pengertian Arsitektur Organik ... 42
3.2. Interpretasi Tema ... 43
3.3. Konsep Dasar Arsitektur Organik ... 44
3.4. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 46
3.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 47
1. Kaufmann House (The Falling Water) ... 47
2. Bubble House ... 49
3. One & Ortakoy ... 51
BAB IV ANALISA ... 53
4.1. Analisa Fisik ... 53
4.1.1. Analisa Lokasi Site ... 53
(8)
4.1.3. Analisa View ... 58
a. View dari dalam ke luar ... 58
b. View dari luar ke dalam ... 59
4.1.4. Analisa Vegetasi dan Matahari ... 60
4.1.5. Analisa Angin dan Kebisingan ... 61
4.2. Analisa Fungsional ... 62
4.2.1. Analisa Pengguna dan Kegiatan ... 62
4.2.2. Deskripsi Pelaku ... 64
4.2.3. Program Ruang ... 66
BAB V KONSEP ... 68
5.1. Konsep Perancangan Tapak ... 68
5.1.1. Konsep Penzoningan Tapak ... 68
5.1.2 Konsep Sirkulasi dan Pencapaian menuju Tapak ... 70
5.1.3. Konsep Vegetasi Tapak ... 71
5.2. Massa Bangunan ... 72
BAB V HASIL PERANCANGAN ... 73
6.1. Gambar Perancangan ... 73
6.1.1. Site Plan ... 73
6.1.2. Ground Plan ... 74
6.1.3. Denah, Tampak, Potongan ... 75
1. Bangunan A ... 75
2. Bangunan B ... 78
3. Bangunan C ... 79
4. Cottage A ... 82
5. Cottage B ... 83
6.1.4. Rencana Pondasi ... 84
6.1.5. Rencana Pembalokan ... 85
6.1.6. Rencana Atap ... 87
(9)
6.2. Foto Maket ... 89
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir ... 4
Gambar 2.1 Peta Pariwisata Kabupaten Samosir ... 17
Gambar 2.2. Lokasi Alternatif Site 1 ... 21
Gambar 2.3. Lokasi Alternatif Site 2 ... 22
Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman dari 3 Pintu Masuk November 2009–Desember 2010 ... 30
Gambar 2.5 Fasad Resort Genting Highlands ... 33
Gambar 2.6 Fasad dan salah satu kamar di Hotel Sibayak Berastagi ... 33
Gambar 2.7 Fasad Sinabung Resort Hotel ... 34
Gambar 3.1 Kaufmann House ... 39
Gambar 3.2 Kantilever yang menonjol ... 40
Gambar 3.3 Site plan The Falling Water ... 40
Gambar 3.4. Fasad dari Bubble House ... 41
Gambar 3.5. Interior Bubble House ... 41
Gambar 3.6. View dari dalam Bubble House ... 41
Gambar 4.1 Analisa dan potensi site ... 43
Gambar 4.2 Grafis analisa pencapaian site secara makro ... 44
Gambar 4.3 Grafis analisa pencapaian site secara mikro ... 46
Gambar 4.4 View dari dalam ke luar ... 47
Gambar 4.5 View dari luar ke dalam ... 48
Gambar 4.6 Analisa matahari dan vegetasi ... 49
Gambar 4.7 Usulan vegetasi ... 49
Gambar 4.8 Sumber kebisingan dan arah angin ... 50
Gambar 4.9 Diagram Kegiatan Pengelola ... 53
Gambar 4.10 Diagram Kegiatan Pengunjung ... 54
Gambar 5.1 Konsep Perancangan ... 59
Gambar 5.2 Konsep Penzoningan ... 60
Gambar 5.3. Sirkulasi dan Pencapaian ... 61
Gambar 5.4 Konsep vegetasi ... 62
Gambar 5.5 Pandan Bali ... 62
Gambar 5.6 Ficus Pumila ... 62
Gambar 5.7 Pohon Pinus ... 62
(11)
Gambar 6.1 Site Plan ... 73
Gambar 6.2 Ground Plan ... 74
Gambar 6.3 Denah Lt.1 dan Lt.2 Gedung A ... 75
Gambar 6.4 Denah Lt.3 dan Lt.4 Gedung A ... 76
Gambar 6.5 Tampak dan Potongan Gedung A ... 77
Gambar 6.6 Denah, Tampak dan Potongan Gedung B ... 78
Gambar 6.7 Denah Gedung C ... 79
Gambar 6.8 Tampak Gedung C ... 80
Gambar 6.9 Potongan Gedung C ... 81
Gambar 6.10 Denah, Tampak dan Potongan Cottage A ... 82
Gambar 6.11 Denah, Tampak dan Potongan Cottage B ... 83
Gambar 6.12 Rencana-Rencana Pondasi Semua Gedung ... 84
Gambar 6.13 Rencana Pembalokan Lt.1 dan Lt.2 Gedung A ... 85
Gambar 6.14 Rencana Pembalokan Lt.3 dan Lt.4 Gedung A, Pembalokan Gedung B, C dan Cottage ... 86
Gambar 6.15 Rencana-Rencana Atap Semua Gedung ... 87
(12)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penilaian Alternatif Lokasi Secara Umum ... 23
Tabel 2.2 Penilaian Alternatif Lokasi Secara Khusus ... 24
Tabel 2.3 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan ... 26
Tabel 2.4 Wisatawan Mancanegara yang Datang di Sumatera Utara Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk, Menurut Kebangsaan, Januari–Desember 2010 ... 29
Tabel 2.5 Wisatawan Mancanegara yang Datang di Sumatera Utara Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk, Januari–Desember 2010 ... 30
Tabel 2.6 Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Jenis Wisatawan (Samosir Dalam Angka 2007) ... 31
Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Bulan dan Jenis Wisatawan (Samosir Dalam Angka 2007) ... 32
Tabel 4.1 Pengguna dan Kegiatan ... 51
Tabel 4.2 Program Ruang Lantai 1 ... 54
Tabel 4.2 Program Ruang Lantai 2 ... 56
Tabel 4.3 Program Ruang Lantai 3 ... 57
Tabel 4.4 Program Ruang Lantai 4 ... 57
Tabel 4.5 Program Ruang Cottage ... 58
(13)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi oleh negara-negara barat ataupun kehidupan yang modern. Hal tersebut akhirnya mengakibatkan adanya kegiatan bisnis yang padat setiap harinya khususnya di kota-kota besar dan maju dalam kegiatan bisnis yang ada di Indonesia, termasuk Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia.
Dengan sangat sibuknya kegiatan bisnis di Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, menjadikan kebutuhan akan rekreasi dan “refreshment” di wilayah ini meningkat untuk melepaskan rasa lelah dan jenuh. Beberapa daerah yang berada tidak jauh dari Kota Medan sedang berlangsung pengembangan pembangunan
berbagai sarana rekreasi, hiburan, dan “refreshment”, seperti di daerah Berastagi, Pantai Cermin, dan Danau Toba.
Cekungan Danau Toba memberikan suatu kontribusi cukup besar dalam pengembangan ekonomi lokal, daerah, maupun ekonomi nasional. Keindahan alam dan kesempurnaan budaya Batak telah menimbulkan kegiatan pariwisata yang menyediakan manfaat ekonomi kepada masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Letak geografis Danau Toba yang unik memiliki sejumlah potensi ekonomi yang dapat digunakan untuk kepentingan luas masyarakat, terutama sebagai sumber air bersih yang besar, dan hutan tropis yang dapat menarik minat dari investor untuk menanam modal di daerah ini bagi pengembangan kepariwisataan yang ramah lingkungan.
Dari segi estetika, daya pikat Danau Toba terdapat dalam kecantikan alamnya yang sangat terkenal di dunia internasional. Dari sudut manapun danau tersebut menggiurkan dan dapat membuat setiap pendatang seperti yang sedang dibuai oleh perasaan sangat gembira. Kecantikan dari tiap sudut Danau Toba, dengan bukit hijau yang merias Pergunungan Bukit Barisan yang diselimuti dengan air terjun yang menghiasinya membuat wisatawan yang datang ke kawasan Toba dapat menyaksikan atraksi alam yang sangat agung. Pulau Samosir dan garis pantai Danau Toba menjadi
(14)
pusat kelahiran Budaya Toba Batak dan rumah peninggalan budaya dan historis yang tidak ternilai harganya. Di tempat ini, budaya Batak masih kental dan tersaji dalam bentuk aslinya. Modernisasi telah menyebabkan migrasi penduduk dan saat ini ada banyak penduduk Batak yang tinggal di luar daerah itu dibanding yang tinggal di sekitar tempat itu atau di sekitar Danau Toba. Meskipun demikian, kota asal ini tetap merupakan identitas mereka sebagai Batak kendati mereka tinggal di tempat jauh sekali. Total penduduk dari lima daerah wisata utama Danau Toba terdiri dari Tomok/ Simanindo, Balige, Porsea, Ajibata dan Parapat adalah 102,477 orang atau 17% dari jumlah penduduk seluruhnya yang tinggal di batas perairan Danau Toba. Kegiatan pariwisata di sekitar kawasan Danau Toba, telah mendorong pengembangan 168 hotel, dari yang tradisional/Batak home-stay sampai hotel bintang empat.
Keunikan geofisik dan sejarah terbentuknya Danau Toba sebagai daya tarik geowisata. Dengan banyaknya tempat-tempat wisata yang ada di sekitar danau toba membuat wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri ingin sekali mengunjungi daerah tersebut untuk sekedar menikmati alam pegunungan maupun danau toba itu sendiri. Pemanfaatan daerah Danau Toba saat ini masih di dominasi oleh kota Parapat. Namun Lamanya waktu tempuh Medan-Parapat masih saja menjadi keluhan utama wisatawan asing di tengah kekaguman mereka atas keindahan danau itu1. Oleh karena itu kunjungan wisatawan asing ke sumatera utara banyak beralih ke daerah utara atau barat laut danau toba, yakni ke daerah Berastagi. Namun di daerah Berastagi sendiri masih belum terasa suasana Danau Toba karena di sebagian besar daerah tersebut tertutup oleh gunung-gunung besar yang berada di antara Danau Toba dan Berasatagi. Dengan adanya Taman Simalem Resort yang berada di daerah barat laut danau toba dapat meningkatkan wisatwan asing yang ingin menikmati suasana Danau Toba namun dengan jarak yang tidak begitu jauh dari pusat Kota Medan.
Daerah Sumatera Utara sebagai salah satu pilihan tujuan wisata atau destinasi unggulan di Indonesia, ternyata masih membutuhkan sedikitnya 2.000-an unit lagi kamar-kamar hotel berbintang untuk mengantisipasi arus kunjungan atau lonjakan para wisatawan mancanegara (Wisman) pada masa-masa mendatang.
1
(15)
Kedua, Sumut memiliki 10 objek wisata andalan berskala internasional yang akan menjadi pilihan para pelancong asing dari berbagai Negara, dan ketiga: Sumut kebetulan berdekatan dengan negara tetangga yang selama ini menjadi sentra-sentra kunjungan Wisman terbesar di kawasannya, sehingga menjadi pasar-pasar potensial selamanya2.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan “Danau Toba Resort Hotel” adalah:
1. Perlunya suatu akomodasi bagi para pengunjung yang berwisata ke Danau Toba.
2. Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke daerah Sumatera Utara khususnya di daerah pinggiran Danau Toba.
3. Meningkatkan Devisa Negara dari sektor pariwisata
4. Memberikan wadah hunian sementara dan kegiatan rekreasi alam untuk masyarakat maupun wisatawan yang datang. Di tempat ini orang dapat melakukan berbagai kegiatan rekreasi yang berhubungan dengan alam dan menikmati kenyamanan bertempat tinggal serta melihat keindahan alam di Danau Toba.
5. Memberikan alternatif dan warna baru dalam pengembangan wisata alam yang mencerminkan kehidupan alam, dan memiliki ciri khas tersendiri dibanding wisata alam lainnya.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Untuk merancang suatu hotel yang berbau resort perlu dilakukannya suatu analisa dan perencanaan yang matang, adapun perumusan masalah yang akan dilakukan antara lain:
2
(16)
1. Merancang suatu fasilitas yang memiliki konektifitas dengan bangunan di kawasan sekitarnya serta konteks dengan lingkungan.
2. Merancang suatu bentuk permukaan tanah yang berkontur sebagai salah satu rancangan penguat dalam suatu desain
3. Menerapkan tema rekreatif dalam bangunan yang merupakan gambaran bangunan yang bernuansa rekreasi disamping lokasi site berada di kawasan rekreasi
4. Merancang suatu penginapan utama dalam suatu kawasan rekreasi yang terpadu.
1.4 LINGKUP DAN BATASAN
Lingkup dan batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan ini adalah :
- Tapak hotel ini berada di Danau Toba.
- Kebutuhan, standar luasan, serta persyaratan ruang hotel , serta bagaimana prinsip-prinsip struktur yang tepat yang kemudian akan dapat mendukung dari segi tampilan arsitekturalnya.
- Bangunan direncanakan sebagai tempat akomodasi pengunjung yang datang ke lokasi tersebut.
- Kondisi permukaan tanah yang berkontur akan menjadi pertimbangan dalam melakukan sebuah desain.
(17)
LATAR BELAKANG
MAKSUD DAN TUJUAN
KELAYAKAN STUDI PROYEK
PENGUMPULAN DATA PROYEK
o Survey Lokasi
o Studi literature
o Survey dan studi banding
proyek
STUDI TEMA PROYEK
o Survey Lokasi
o Studi banding tema
ANALISA
KONSEP
PRA-RANCANGAN
DESAIN AKHIR RUMUSAN MASALAH
Batasan-batasan masalah dan penanganannya dalam menyelesaikan kasus proyek.
1.5 KERANGKA BERPIKIR
(18)
1.6 SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN
Sistematika Penulisan laporan adalah tata cara penulisan laporan sebagai pedoman agar laporan dapat tersusun dengan benar. Berikut adalah sistematika penulisan laporan Danau Toba Resort Hotel :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan,lingkup batasan,asumsi kelayakan dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang pengertian Danau Toba Resort Hotel, lokasi, studi kelayakan proyek dan studi banding terhadap kasus proyek sejenis yang lain.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian ,interpretasi dan keterkaitan tema dengan judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sama.
BAB IV ANALISIS
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi dari tapak perancangan, potensi dan kondisi lingkungan, pemakai, dan aktivitasnya dan berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, hubungan antar ruang yang bersifat analisa.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan lingkungan kajian.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai bahan bacaan dalam perencanaan ini.
LAMPIRAN
Berisi mengenai hal-hal yang menjadi tambahan dalam pengerjaan perencanaan laporan ini.
(20)
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. TERMINOLOGI JUDUL
Judul dari proyek ini adalah DANAU TOBA RESORT HOTEL yang merupakan mengandung pengertian :
Danau Toba :
- Sebuah danau yang terdapat di pulau sumatera bagian utara. Danau ini terbentuk dari letusan gunung berapi pada beribu tahun yang lalu.
Resort :
- a place used for relaxation or recreation, attracting visitors for holidays or vacations 3 : tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk berlibur.
Hotel :
- an establishment that provides paid lodging on a short-term basis 4 : sebuah usaha yang menyediakan penginapan yang dibayar secara jangka pendek. Jadi berdasarkan jabaran pengertian di atas, maka “Danau Toba Resort Hotel” dapat diartikan sebagai sebuah tempat untuk relaksasi atau rekreasi yang menyediakan penginapan yang terdapat di Danau Toba, Sumatera Utara.
3
http://en.wikipedia.org/wiki/Resort
4
(21)
2.2. TINJAUAN UMUM PROYEK
2.2.1. Pengertian Resort
- Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya.5
- Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang banyak dikunjungi.6
- Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.7
- Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitchhiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini.8
- Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.9
Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.10
5
Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988 6
John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987
7
A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974
8 Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999
9 Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988,h
10
(22)
2.2.2. Pengertian Hotel Resort
Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan sehari-hari.
1. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort
Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Jakarta kesibukan mereka akan pekerjaan selalu menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.
b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.
c) Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.
(23)
d) Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.
2. Karakteristik Hotel Resort
Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :
a. Lokasi
Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan berpengaruh pada harganya.
b. Fasilitas
Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.
c. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
(24)
d. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.
2.2.3. Pengertian Hotel
Kata Hotel sebenarnya berasal dari bahasa Latin, yaitu “Hospes”, yang kemudian dipakai kedalam bahasa Perancis yaitu “Hostel”, dan dalam
perkembangannya istilah ini mulai digunakan di Inggris sejak abad 18 menjadi kata
“Hotel”.Ada dua definisi mengenai Hotel, yaitu definisi secara internasional, dan
definisi yang dikeluarkan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel).
Pengertian hotel menurut Charles E. Steadmon dan Michael L. Kasavana, hotel dapat didefinisikan sebagai suatu bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan seperti pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, jasa laundry, dan lain-lain.
Sedangkan pengertian hotel menurut SK Menparpostel No.KM 34/HK 103/MPPT-87, adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan pemerintah.
1. Klasifikasi Hotel
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah dalam hal ini dibawah Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK:Kep-22/U/VI/78. Sistem pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas dengan meninjau melalui beberapa faktor, seperti:
A. Kriteria berdasarkan faktor jumlah kamar dan persyaratannya
Tingkatan kelas hotel berdasarkan jumlah kamar dibedakan atas istilah bintang. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan, fasilitas dan
(25)
pelayanan yang diberikan semakin baik. Kriteria klasifikasi Hotel berdasarkan bintang adalah:
1. Hotel bintang satu
Jumlah kamar standar minimum 15 kamar, kamar mandi didalam dan luas kamar standar minimum 20 m².
2. Hotel bintang dua
Jumlah kamar standar minimum 20 kamar, jumlah kamar suite, minimum 1 kamar, kamar mandi didalam. Luas kamar standar minimum 22 m², dan luas kamar suite minimum 44 m².
3. Hotel bintang tiga
Jumlah kamar standar minimum 30 kamar, jumlah kamar suite minimum 2 kamar, kamar mandi didalam, luas kamar standar minimum 24 m², dan luas kamar suite minimum 48 m².
4. Hotel bintang empat
Jumlah kamar standar minimum 50 kamar, jumlah kamar suite minimum 3 kamar, kamar mandi didalam, luas kamar standar minimum 24 m², dan luas kamar suite minimum 48 m².
5. Hotel bintang lima
Jumlah kamar standar minimum 100 kamar, jumlah kamar suite minimum 4 kamar, kamar mandi didalam, luas kamar standar minimum 26 m², dan luas kamar suite minimum 52 m².
B. Kriteria menurut tujuan pemakaian hotel selama menginap
Klasifikasi hotel berdasarkan tujuan pemakaian selama menginap dibagi atas dua bagian, yaitu:
o Bisnis hotel
Hotel dengan tujuan untuk sarana akomodasi bagi orang-orang yang melakukan kunjungan kerja/bisnis.
o Recreational hotel
(26)
C. Kriteria berdasarkan faktor lokasi
Kriteria hotel berdasarkan lokasinya, dibagi menjadi lima bagian, yaitu: o City hotel
Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar yang menginap melakukan kegiatan bisnis
o Resort hotel
Hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan usaha, melainkan untuk bersantai atau berekreasi.
Jenis hotel resort berdasarkan lokasinya:
a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan) b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai) c. Lake hotel (hotel yang berada di tepi danau) d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit)
e. Forest hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung) o Suburban hotel
Hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit, yakni pertemauan antara 2 kota besar.
o Urban hotel
Hotel yang berlokasi di perkotaan kecil dan jauh dari kota besar o Airport hotel
Hotel yang berasa dalam satu area bandara udara atau pelabuhan. D. Kriteria berdasarkan faktor hotel plan usage
Hotel plan usage adalah satu sistem penjualan harga kamar dimana harga kamar yang dijual hanya berupa harga kamar saja atau merupakan sistem harga paket. Beberapa jenis hotel plan usage, adalah:
a. Eropean plan
Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa kamar hanya untuk harga kamar saja. Keistimewaan dari European plan, adalah:
Praktis dan banyak digunakan di hotel-hotel
(27)
b. American plan
Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah harga makan. American plan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Full American Plan, yaituharga kamar sudah termasuk dengan tiga kali makan sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam)
Modified American Plan, yaitu harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan sehari, dimana salah satunya harus makan pagi.
c. Continental plan
Perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan continental breakfast.
d. Bermuda plan
Perencanaan harga kamar yang dibayar sudah termasuk dengan American breakfast.
E. Kriteria berdasarkan ukuran hotel
Kriteria hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan dengan jumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Smal hotel
Hotel kecil dengan jumlah kamar dibawah 150 kamar. b. Medium hotel
Hotel ukuran sedang, dimana terbagi menjadi 2 kategori, yaitu: Average hotel, dengan jumlah kamar antar 150-299 kamar. Above hotel, dengan jumlah kamar antara 300-600 kamar. c. Large hotel
Hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar.
F. Kriteria berdasarkan faktor lamanya tamu menginap i. Transit hotel
ii. Semi residential hotel iii. Residential hotel
(28)
G. Kriteria berdasarkan faktor kegiatan tamu selama menginap
Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel dengan maksud tertentu, antara lain:
a. Olahraga
Sport hotel, hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga Ski hotel, hotel yang menyediakan area tempat bermain ski b. Bisnis
Conference hotel, hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konfrensi
Convention hotel, hotel yang menyediakan fasilitas kegiatan konvensi.
c. Beribadah
Pilgrim hotel, hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagao fasilitas ibadah
d. Berjudi
Casino hotel, hotel yang sebagian tempatnya berfungsi untuk kegiatan berjudi.
H. Kriteria berdasarkan jenis tamu
Jenis tamu yang meninap dapat di kategorikan menjadi: Family hotel, tamu yang menginap bersama keluarganya Bussines hotel, tamu yang menginap adalha para pengusaha
Tourist hotel, tamu yang menginap adalah wisatawan, baik 26ublic26l maupun dari luar negeri.
Cure hotel, tamu yang menginap dalam proses pengobatan penyakit.
2. Unsur/Bagian Hotel
Unsur pengelola hotel Secara fungsional, terbagi atas : a. Sektor belakang hotel (back of the house)
Merupakan bagian yang tidak terlihat oleh tamu, tetapi merupakan bagian yang paling kritis dalam perencanaan utama untuk mencapai sasaran dari segi pengawasan dan efisiensi.
(29)
Termasuk pada bagian ini adalah : a. Fasilitas karyawan
b. hasilitas biantu (laundry)
c. Pelayanan tata 27ublic ( house keeping department )
d. Pelayanan makanan dan minuman ( food and beverage service) e. Ruang mesin atau ME ( Mechanical and Electrical )
b. Sektor depan hotel ( front of the house )
Merupakan bagian dimana segala bentuk pelayanan dan fasilitas hotel ditampilkan untuk dinikmati para tamu, termasuk dalam bagian ini, yaitu: a. Pintu masuk dan ruang penerima ( lobby and reception ).
b. Fasilitas restoran
c. Ruang serba guna atau ruang pertemuan
d. Fasilitus rekreasi seperti kolam renang,lapangaa tenis, dll e. Kamar tidur sebagai produk yang ditawarkan.
Unsur pemasaran hotel, ditentukan oleh :
o Lokasi hotel, yaitu tempat dimana hotel tersebut berada dikaitkan dengan : a. Kemungkinan memberixan heuntungan yang seimbang dengan
investasinya.
b. Pertimbangan akan pencapaian c. Sarana transportasi
d. Lingkungan sekitar hotel yang mendukung kebutuhan tamu e. Sesuai dengan rencana tata kota
o Fasilitas hotel
Yaitu semua sarana yang dapat dimanfaatkau oleh para tamu, seperti kamar tidur, restoran, bar, coffe shop, kolam renany, ruang pertemuan atau konferensi, dll.
o Pelayanan
Dimana keberhasilan pemasaran hotel juga ditentukan oleh kecerniatan, ketepatan dan kecepatan pelayanan serta dibantu oleh keramahan, kelengkapan sarana yang ada maupun faktor- faktor non fisik lainnya.
(30)
o Citra (image)
Yaitu yang berkaitan dengan tanggapan masyarakat atau tamu yang meliputi beberapa faktor melalui :
a. Penampilan bangunan b. Susunan ruang – ruangnya
c. Tingkat 28ublic tamu atau pengunjung hotel d. Imajinasi yang ditimbulkan pemakai
e. Tarif
Dimana keberhasilan dan pemasaran hotel juga ditentukan oleh penentuan tari: yang sesuai dengan produk atau pelayanan yang diberikan dan harus dicapai keuntungan yang sesuai atau wajar dengan modal yang ditanamkan.
3. Organisasi Fungsional Hotel
Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai sarana akomodasi, hotel mempunyai dua bagian utama dalam mewujudkan fungsinya. Kedua bagian terebut dapat disebut sebagai yang berhadapan langsung dengan pengunjung, yaitu area muka bangunan ( front of the house ) dan lainnya adalah area belakang bangunan yang bertugas mendukug kegiatan area muka bangunan atau disebut back of the house.
Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu : a. Private area: Daerah untuk kegiatan pribadi pengunjung / kamar tidur.
b. Public area: Daerah pertemuan antara yang melayani yaitu karyawan dengac: yang dilayani yaitu tamu dan juga tamu dengan dengan tamu yang lainnya. c. Service area: Daerah khusus untuk karyawan, disini segala macam pelayanan
disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.
Dari ketiga area tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu : o Front of the house
Terdiri dari private area dan public area. o Service area
Sedapat mungkin para tamu tidak adapat melihat maupun mengetahui segala kegiatan di publik ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung kegiiatan pada front of the house.
(31)
Kemudian ruang – ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi, yaitu :
a. Guest Room
Ruang tamu, ruang tempat tamu menginap. b. Public Space Area
Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat terwakili olehnya.
c. Lobby
Tempat penerimaan pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar. Ruang – ruang yang termasuk dalam lobby :
o Entrance hall
o Front desk / Reception desk o Guest elevator
o Sirkulasi o Seating Area o Retail Area o Bell man
o Support function d. Consession space
Pada dasarnya ruang – ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang, ruang – ruang konsesi ini terpisah sendiri dan rnerupakan bagian dari public area, yang antara lain terdiri dari :
a. Travel agent room
b. Perawatan kecantikan / salon c. Toko buku dan majalah d. Souvenir shop
e. Toko – toko khusus f. Food and beverage area
(32)
Tempat pengunjung menikmati makanan dan minuman yang terdiri dari : a. Restoran
b. Coffee shop c. Snack bar e. Convention room
Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam pertemuan antara lain: a. Pameran
b. Seminar
c. Pertemuan / pernikahan f. Recreation area
Daerah yang dipergunakan oleh para pengunjung utnuk berekreasi, berolahraga, santai dan lain – lain , yang antara lain :
Swimming pool Tennis court Fitness Sauna g. Parkir
Fasilitas parker kendaraan bermotor 4 dan 2 untuk pegawai / tamu / pengunjung maupun kendaraan travel, taxi, dll. Masing-masing ruang saling berhubungan, dengan lobby sebagai pusat dari ruang-ruang publik lainnya. 2.7. LOKASI
Lokasi adalah kata lain dari sebuah tempat yang menjadi wadah sebuah benda ataupun peristiwa berada, dalam hal ini lokasi berdirinya Danau Toba Resort Hotel.
2.7.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
Kriteria pemilihan lokasi adalah persyaratan yang menjadi kelayakan sebuah lokasi untuk dipilih sebagai lokasi proyek sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut terbagi menjadi 2 kriteria, yaitu kriteria pemilihan lokasi secara umum dan khuhus.
(33)
Secara umum kriteria pemilihan lokasi beberapa diantaranya adalah :
Lokasi merupakan daerah Danau Toba yang masih alami dan dijaga kelestariannya.
Aksesibilitasnya mudah dicapai dari Medan maupun P.Siantar.
Lokasi berada dekat dengan daerah wisata alam lainnya berupa resort dan wisata bahari.
Memiliki iklim tropis yang mendukung, yaitu bersuhu berkisar antara 20º C-30ºC.
Jauh dari kebisingan dan polusi udara.
Secara khusus, kriteria pemilihan lokasi beberapa diantaranya adalah : Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat
Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau.
1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Tinjauan terhadap struktur kota adalah proses melihat, mengetahui dan meneliti struktur ruang kota untuk mendapatkan informasi lokasi yang tepat untuk Danau Toba Resort Hotel ini.
Dalam pemilihan lokasi untuk Danau Toba Resort Hotel perlu pula diperhatikan Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
(34)
2. Pencapaian
Pencapaian adalah salah satu aspek dari penilaian lokasi, yang dilihat dari kemudahan lokasi untuk di datangi dari berbagai fasilitas jalan yang melalui lokasi tersebut. Untuk sebuah bangunan hotel dan rekreasi yang diharapkan dapat dikunjungi oleh khalayak ramai, perlu diperhatikan beberapa faktor, yaitu:
Mudah diakses dari tempat-tempat yang penting di luar site, seperti bandara, hotel, pelabuhan, bank, dan sarana rekreasi lainnya.
Peletakan lokasi haruslah dekat dengan jalan transportasi utama yang menghubungkan lokasi tersebut dengan sarana publik.
Adanya transportasi menuju dan keluar site dalam hal ini kendaraan laut. Tidak berada di kawasan yang bising dan berpolusi sehingga mengganggu kenyamanan.
3. Area Pelayanan
Area pelayanan adalah cakupan dari berbagai jenis kegiatan yang akan ditawarkan dan akan menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan Danau Toba Resort Hotel ini.
Adapun tujuan didirikannya Danau Toba Resort Hotel adalah memberikan pelayanan dalam hal seperti berikut ini:
Membangkitkan Animo masyarakat terhadap pariwisata di kabupaten Samosir. Mendukung kemajuan perekonomian kabupaten Samosir secara umum dalam bidang pariwisata.
Memperlihatkan keindahan alam danau yang alami dari sudut pandang yang baru dan pentingnya menjaga kelestariannya.
4. Persyaratan Lainnya
Persyaratan lain yang dimaksudkan disini adalah persyaratan tambahan yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang lokasi dan Danau Toba Resort Hotel ini.
Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah dalam hal ini diwabawah Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK:Kep-22/U/VI/78 (Endy Marlina,2007, Panduan Perancangan Bangunan
(35)
Komersial, Penerbit Andi, Yogyakarta.). Sistem pengelompokan hotel-hotel ke dalam berbagai kelas dengan meninjau melalui beberapa faktor, seperti:
- Jumlah Kamar/bintang dari hotel - Tujuan pemakaian
- Lokasi hotel
- Daya jual dan perencanaan penggunaan (hotel plan usage) - Ukuran hotel
- Lamanya tamu menginap - Jenis tamu yang menginap
Adapun Danau Toba Resort Hotel ini akan di rancang dengan berbintang lima. Tingkatan kelas hotel berdasarkan jumlah kamar dibedakan atas istilah bintang. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan, fasilitas dan pelayanan yang diberikan semakin baik.
Kriteria klasifikasi Hotel berdasarkan bintang 5: Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut:
Umum
Unsur dekorasi tercermin pada lobby, restoran, kamar tidur dan function room. a) Bedroom
Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 m2/ kamar Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/ kamar Tinggi minimum 2.6 m tiap lantai
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar b) Dining room
Mempunyai minimum 3 buah dinning room, salah satunya dengan spesialisasi masakan (Japanese/ Chinese/ European food).
c) Bar
Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi AC dengan suhu 24ºC
(36)
d) Ruang fungsional
Minimum terdapat 1 buah pintu masuk yang terpisah dari lobby dengan kapasitas minimum 2,5 kali jumlah kamar
Dilengkapi dengan toilet apabila tidak satu lantai dengan lobby Terdapat pre function room
e) Lobby
Mempunyai luasan minimum 100 m2
Terdapat 2 toilet umum untuk pria dan 3 toilet umum untuk wanita dan perlengkapannya
f) Drug store
Minimum terdapat drugstore, bank, money changer, biro perjalanan, air line agent, souvenir shop, perkantoran, butik dan salon
Tersedia poliklinik Tersedia paramedis g) Sarana rekreasi dan olah raga
Minimum 1 buah dengan pilihan : tennis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging.
Tedapat kolam renang dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak
Sarana rekreasi untuk hotel di pantai dapat dipilih dari alternatif berperahu, menyelam, selancar, atau ski air
Diskotik / night club kedap suara dengan AC / Toilet
area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children playground).
h) Utilitas penunjang
Transportasi vertikal mekanis.
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/ orang/ hari. Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin.
Dilengkapi dengan telepon lokal dan interlokal, PABX Dilengkapi dengan sentral video, musik, teleks, radio, carcall.
(37)
i) Business center
Di business center ini tersedia beberapa staf yang dapat membantu dengan bertindak sebagai co-secretary para tamu yang ingin berkomunikasi dengan kantor pusatnya maupun relasi bisnisnya. Selain itu, ada pula fasilitas lain seperti faksimili, teleks, mecanograf. Para tamu dapat memanfaatkan pelayanan dengan akses internet melalui kamarnya untuk reservasi dan promosi usahanya, di samping juga dapat melakukan telekonferensi.
j) Restoran
Subbagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi:
Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Peraneis atau internasional.
Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut
ready on plate.
Restoran yang spesilik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental. Room service: restoran yang melayani dan menyediakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu.
Take out service dan out side catering: untuk lebih meningkatkan pendapatan penjualan produk yang dihasilkan oleh dapur hotel, ada beberapa hotel yang melayani pesanan makanan dan minuman dan penyelenggaraan perjamuan di luar hotel seperti misalnya untuk perjamuan instansi-instansi pemerintah, perjamuan kenegaraan dan instansi-instansi swasta. Di samping itu, toko makanan berupa kue-kue yang dijual oleh pastry shop yang ada di hotel juga melayani penjualan kue-kue dan ice cream untuk keperluan umum.
(38)
2.7.2. Analisis Pemilihan Lokasi
1. Alternatif Lokasi
Alternatif lokasi adalah lokasi tapak rancangan yang menjadi pilihan tetapi belum menjadi prioritas utama dan dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan diatas (BAB II, Sub judul 2.3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi).
Terdapat dua alternatif pemilihan lokasi Danau Toba Resort Hotel ini, yaitu berada di Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Ajibata dan Tomok, Pulau Samosir.
Alternatif 1: Kabupaten Samosir, Kecamatan Ajibata
(39)
Alternatif site 1 terletak di Jalan Justin Sirait, Kabupaten Toba Samosir Kecamatan Ajibata. Luas site ± 2 Ha dengan keadaan tanah berkontur. Site berbatasan dengan :
Sebelah utara : Bukit-bukit kecil dan jalan setapak Sebelah timur : Areal perladangan jagung warga sekitar Sebelah selatan : Pinggiran Danau Toba
Sebelah barat : Pondok-pondok kecil
Alternatif 2: Tomok, Pulau Samosir
(40)
Alternatif site 2 terletak di Jalan Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo. Luas site ± 2.5 Ha dengan keadaan tanah tidak berkontur. Site berbatasan dengan :
Sebelah utara : Pinggiran Danau Toba
Sebelah timur : Areal perladangan jagung warga sekitar dan pemukiman Sebelah selatan : Jalan Pulau Samosir dan bukit-bukit kecil
Sebelah barat : Areal perladangan jagung warga sekitar dan pemukiman
2. Penilaian Alternatif Lokasi
Penilaian Alternatif Lokasi adalah proses menilai kriteria-kriteria yang ada pada lokasi-lokasi alternatif dengan skala penilaian tertentu dan nantinya akan terpilih lokasi dengan nilai tertinggi untuk dijadikan lokasi tapak rancangan Danau Toba Resort Hotel.
Tabel 2.1 Penilaian Alternatif Lokasi Secara Umum
KRITERIA
LOKASI Jalan Justin Sirait, Kabupaten
Toba Samosir Kecamatan Ajibata
Jalan Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo
Ukuran ± 2 Ha
(4)
± 2.5 Ha
(5)
Keadaan Lingkungan
Site berada di pinggiran Danau Toba dengan keadaan tanah berkontur berbukit-bukit.
(5)
Site berada di Pulau Samosir dan terletak di pinggiran Danau Toba, keadaan tanah tidak berkontur.
(4)
Fungsi Eksisting Berupa kawasan pariwisata tradisional berupa pondok-pondok kecil. Di pinggiran site juga terdapat tambak-tambak ikan mas yang menjadi mata pencaharian penduduk sekitar.
(4)
Berupa areal perladangan jagung milik penduduk setempat. Sebagian site juga berupa lahan kosong yang dibiarkan begitu saja.
(5)
Suasana di Sekitar Tapak
Kawasan pariwisata tradisional yang berada di site tidak begitu terawat dengan baik,
View dari arah mana saja terlihat bagus di site ini. Kualitas air di sepanjang danau juga masih
(41)
area danau juga terlihat kotor.
(3)
sangat alami.
(5)
RUTRK Merupakan kawasan
pariwisata yang masih dalam tahap pengembangan.
(5)
Merupakan kawasan
pariwisata yang masih dalam tahap pengembangan.
(5)
Pencapaian Jalan di lokasi site belum teraspal dan hanya berupa jalan setapak. Akan tetapi lokasi site dekat dengan pelabuhan ajibata menuju pulau samosir.
(3)
Penyeberangan melalui ferry atau kapal kecil diperlukan untuk menuju lokasi site ini. Lokasi site berada pada jalan utama dan keadaan jalan sudah sangat baik dengan lebar ± 3 meter.
(4)
Kebisingan Tingkat kebisingan rendah.
(5)
Tingkat kebisingan rendah.
(5)
Total Nilai 29 33
Peringkat 2 1
Keterangan :
1 kurang sekali; 2 kurang; 3 sedang; 4 baik; 5 baik sekali;
Tabel 2.2 Penilaian Alternatif Lokasi Secara Khusus
KRITERIA
LOKASI Jalan Justin Sirait,
Kabupaten Samosir Kecamatan Ajibata
Jalan Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo
Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat
++ +++
Aloneness (kesendirian) dan
privasi ++ +++
Kedekatan dengan alam ++ +++
Kedekatan dengan jalan utama
+++ ++
Total Nilai 9 11
Peringkat 2 1
Keterangan :
(42)
3. Analisis Penetapan Lokasi
Analisis dan penetapan lokasi adalah proses meneliti lebih lanjut pada lokasi yang sudah terpilih sebelum ditetapkan menjadi lokasi tapak rancangan dengan melihat kondisi lokasi.
Lokasi berada di Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo. Tepatnya berada di Jalan Pulau Samosir. Pencapaian menuju Pulau Samosir ini berkisar ± 45 menit dengan menggunakan jasa pengangkutan kapal motor atau ferry dari Parapat.
Kelebihan:
Kelebihan disini adalah potensi yang dapat dikembangkan dan faktor pendukung dari lokasi tersebut.
Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.
Lokasi berada pada danau yang masih alami, sangat cocok sebagai wahana wisata bahari yang baru.
Lokasi berada dekat dengan Tomok, salah satu kawasan wisata yang paling sering kunjungi oleh wisatawan.
View dari lokasi sangat baik, ke arah utara dapat dilihat Danau Toba, dan ke selatan dapat dilihat bukit-bukit yang berada di Pulau Samosir.
Lahannya cukup luas sehingga banyak kemungkinan untuk dieksplorasi. Kekurangan:
Kekurangan disini adalah kelemahan yang ada pada lokasi tersebut.
Lokasi hanya bisa dicapai dengan transportasi air karena letaknya berada di Pulau Samosir.
2.7.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi
Deskripsi kondisi existing lokasi adalah gambaran tentang kondisi semula lokasi yang telah dipilih menjadi lokasi tapak rancangan. Berikut adalah deskripsi kondisi existing lokasi Danau Toba Resort Hotel.
Lokasi Danau Toba Resort Hotel ini berada di Pulau Samosir. Tepatnya berada di Jalan Pulau Samosir. Pencapaian menuju Pulau Samosir ini berkisar ± 45 menit dengan menggunakan jasa pengangkutan kapal motor atau ferry dari Parapat.
(43)
Kasus Proyek : Danau Toba Resort Hotel
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta dan Pemerintah
Lokasi Tapak : Jalan Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo
Batas-batas site
Sebelah utara : Pinggiran Danau Toba
Sebelah tenggara : Areal perladangan jagung warga sekitar dan pemukiman
Sebelah barat daya : Jalan Pulau Samosir dan bukit-bukit kecil Sebelah barat laut :Areal perladangan jagung warga sekitar dan
pemukiman
Luas Lahan : + 2,5 Ha (+ 25.000 m2)
Kontur : relatif datar
Bangunan Eksisting : pemukiman warga Potensi Lokasi :
Terletak jauh dari kebisingan kota
Berada pada kawasan komersil dan pariwisata Luas site mendukung + 2,5 Ha
2.8. TINJAUAN UMUM
2.8.1. Gambaran Umum dari Kabupaten Samosir
Kabupaten Samosir (Danau Toba) terletak pada 2º 1' - 2º 4' LU dan 87 - 99 BT, luas seluruhnya meliputi 243.415 Ha terdiri dari luas perairan danau toba 110.260 Ha dan luas daratan Pulau Samosir 133.155 Ha. Secara Geografis Kabupaten Samosir terletak pada 2º 24 - 2º 25 Lintang Utara dan 980 21 - 990 55 BT. Secara geografis kabupaten ini berbatasan dengan :
Sebelah utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
Sebelah selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan
(44)
Sebelah barat : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat Sebelah timur : Kabupaten Toba Samosir
Kabupaten Samosir terdiri atas 9 (sembilan) Kecamatan, yaitu Kecamatan Simanindo, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Palipi, Kecamatan Sitio-tio, Kecamatan Harian, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Ronggur Nihuta, dan Kecamatan Pangururan dengan luas wilayah keseluruhan ± 2.069,05 km2.
Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Total Area, Number of Household, Population and Population Density by Sub Regency
2006
Kecamatan/
Sub Regency
Luas Wilayah/Total Area
(Km2)
Kepadatan/Density
(Jiwa/Km2)
(1) (2) (3)
01 Sianjur Mula-mula 140,24 72,28
02 Harian 560,45 14,45
03 Sitiotio 50,76 164,72
04 Onan Runggu 60,89 197,34
05 Nainggolan 87,86 170,98
06 Palipi 129,55 136,08
07 Ronggur Nihuta 94,87 96,07
08 Panguruan 121,43 235,14
09 Simanindo 198,20 111,95
Jumlah/Total 2006 1 444,25 90,78
2005 1 444,25 90,41
2004 1 444,25 90,07
Sumber/Source : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Toba Samosir/Central Board Statistics of Toba Samosir Regency
Tabel 2.3 Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Tanaman perkebunan umumnya merupakan usaha yang dikelola secara swadaya oleh rakyat. Masih relatif kecil tanaman perkebunan yang dikelola oleh perusahaan perkebunan. Kopi merupakan komoditi andalan tanaman perkebunan yang mempunyai prospek yang baik. Dilihat dari luas tanaman, tanaman kopi merupakan
(45)
tanaman terluas dibanding dengan tanaman lainnya dengan Kecamatan Ronggur Nihuta merupakan daerah yang memiliki areal terluas.
Usaha perikanan pada umumnya juga dikelola sebagai usaha rumah tangga, baik sebagai kegiatan budidaya maupun kegiatan penangkapan ikan. Budidaya perikanan dilakukan di kolam, sawah, jaring apung, kolam derasdan pembenihan sedangkan usaha penangkapan dilakukan di danau, sungai dan rawa.
Disektor industri, terdapat industri sandang dan kulit yang merupakan industri kecil. Berdasarkan kecamatan, industri sandang dan kulit terbanyak di Kecamatan Palipi dan Ronggur Nihuta. Ada pula industri kimia bahan bangunan di Kecamatan Nainggolan dan Palipi.
Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan Danau Toba. Daerah-daerah rekreasi tersebut tersebar di berbagai wilayah Kecamatan antara lain; obyek wisata sejarah seperti Makam Raja Sidabutar, Museum Huta Boln dan Batu Parsidangan. Wisata seni dan budaya seperti pertunjukan sigale-gale.Juga obyek wisata alam seperti batu Marhosa, Goa Marlakkop, Pantai Ambarita dan masih banyak lagi.
2.8.2. Gambaran Umum Dari Kecamatan Simanindo
1. Orientasi dan Batasan Administrasi
Kecamatan Simanindo terletak di bagian utara Kabupaten Samosir, dari aspek astronomis kecamatan ini terletak antara 2º 32' - 2º 45' LU dan 98º 41' - 98º 54' BT, serta berada pada ketinggian 904 - 1.496 m di atas permukaan laut. Secara geografis kecamatan ini berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kecamatan Pangururan dan Ronggur Nihuta Sebelah Selatan : Danau Toba
Sebelah Barat : Kecamatan Onan Runggu, Palipi dan Danau Toba Sebelah Timur : Danau Toba
Kecamatan Simanindo merupakan salah satu kecamatan dari Kabupaten Samosir dengan luas daerah 198,20 km2. Secara administrasif Kecamatan Simanindo terdiri dari 16 desa yaitu Desa Tomok, Tuk-tuk, Simanindo, Sangkal, Ambarita,
(46)
Siallagan, Sosorbulu, Sitalolo, Sinuan, Malau, Raut Bosi, Sigurgur, Simarmata, Si Tungkir, Parbaba serta Desa Janji Maria.
2. Kependudukan
Aspek kependudukan yang akan diuraikan berikut ini mencakup jumlah dan kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, serta mata pencaharian penduduk Kecamatan Simanindo.
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk kecamatan Simanindo pada tahun 2010 adalah 22.188 jiwa. Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dalam suatu wilayah tersebut. Secara umum angka kepadatan penduduk akan menunjukkan pola penyebaran penduduk, sedangkan untuk lingkup kawasan, kepadatan masing-masing desa akan menunjukkan pola penyebaran penduduk di dalam kawasan tersebut.
b. Mata Pencaharian Penduduk
Sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat hamparan daerah pertanian, khususnya persawahan yang terhampar luas. Pertanian menjadi sektor andalan dalam menggerakan perekonomian daerah. Tahun 2006 sektor ini memberi kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Samosir, yaitu sekitar 48,16 persen terhadap total PDRB.
3. Fasilitas Pelayanan
Sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Samosir, Kecamatan Sipoholon memilki sarana pelayanan yang cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek di bawah ini :
a. Transportasi /Perhubungan
Jaringan transportasi ini memegang peranan penting dalam melakukan kegiatan penduduk, baik kegiatan di kawasan perencanaan maupun yang berhubungan dengan derah-daerah lain diluar kawasan perencanaan. Kondisi jaringan transportasi darat pada kecamatan Simanindo umumnya sudah
(47)
mempunyai jalan untuk menghubungkan dan melayani desa-desa di kecamatan Simanindo namum belum keseluruhan desa dapat dilalui dengan kendaraan roda 4 (empat).
b. Fasilitas Pendidikan
Kondisi fasilitas pendidikan yang berada di kecamatan Simanindo mencakup pendidikan Sekolah Dasar Umum (SD) sebanyak 31 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 5 unit, Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 1 unit dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 9 unit.
c. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di kecamatan Simanindo meliputi PUSKESMAS 3 unit, dan PUSKESMAS pembantu 4 unit.
2.9. STUDI KELAYAKAN PROYEK
Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 (tiga) pintu masuk pada Desember 2010 mencapai 19.278 orang, mengalami peningkatan sebesar 16,49 persen dibanding yang datang pada bulan November 2010 yang mencapai 16.549 orang. Demikian pula, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, jumlah wisman pada bulan Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,23 persen, yaitu dari 17.649 orang menjadi 19.278 orang. Peningkatan jumlah wisman Desember 2010 dibanding bulan sebelumnya terjadi di dua pintu masuk yaitu pintu masuk Bandara Polonia dengan persentase peningkatan sebesar 19,54 persen, dan di pintu masuk
Pelabuhan Laut Belawan sebesar 13,74 persen. Sedangkan di pintu masuk Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan untuk bulan Desember 2010 mengalami penurunan jumlah wisman sebesar 13,72 persen.
Lima negara yang warganya menjadi pengunjung terbanyak di Sumatera Utara pada bulan Desember 2010 adalah Malaysia 12.693 orang (65,88 persen), Singapura 1.499 orang (7,78 persen), Belanda 302 orang (1,57 persen), Australia 231 orang (1,20 persen), dan Amerika Serikat 192 orang (1,00 persen). Peningkatan jumlah wisman di bulan Desember 2010 dibanding bulan sebelumnya, antara lain disebabkan oleh naiknya jumlah wisman dari Singapura sebesar 44,83 persen, Malaysia sebesar 20,86
(48)
persen, Amerika Serikat sebesar 19,25 persen, Australia sebesar 13,79 persen, Jerman sebesar 12,08 persen, Jepang sebesar 11,73 persen, dan Korea Selatan sebesar 4,17 persen. Sedangkan wisman dari Belanda dan Inggris mengalami penurunan yaitu masing-masing sebesar 5,92 persen dan 24,78 persen.
Berikut ini merupakan data wisatawan mancanegara yang datang menurut kebangsaan periode waktu Januari – Desember 2010 :
Wisatawan Mancanegara yang Datang
di Sumatera Utara Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk, Menurut Kebangsaan, Januari–Desember 2010
Jumlah Wisatawan Mancanegara Persentase
Kebangsaan Des „09 Nov „10 Des „10
Jan – Des
‟09
(orang)
Jan – Des
‟10 (orang) Perub. Des ‟10 thd Des „09 Perub. Des ‟10 thd Nov „09 Perub. Jan –
Des ‟10 thd „09 Peran thd Total Des„10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Australia 227 203 231 2 793 3 045 1,76 13,79 9,02 1,20
German 165 149 167 29 47 2 849 1,21 12,08 -3,33 0,87
Japan 148 162 181 1 548 1 712 22,30 11,73 10,59 0,94
Korea Selatan 33 72 75 1 043 1 071 127,27 4,17 -2,49 0,39
Malaysia 12 368 10 502 12 693 102 679 109 230 2,63 20,86 6,38 65,84
Netherlands 17 321 302 6 371 6 820 1 676,47 -5,92 7,05 1,57
Singapore 1 422 1 035 1 499 10 361 11 187 5,41 44,83 7,97 7,78
Taiwan 142 165 165 2 055 2 467 16,20 0,00 20,05 0,86
UK 164 202 152 2 469 2 696 -7,32 -24,75 9,19 0,79
US 210 161 192 2 529 3 101 -8,57 19,25 22,62 1,00
Lainnya 2 753 3 577 3 621 28 364 47 348 31,53 1,23 66,93 18,78
TOTAL 17 649 16 549 19 278 163 159 191 472 9,23 16,49 17,35 100,00
Sumber/Source : Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.08/02/12 Th. XIV, 01 Februari 2011
Tabel 2.4 Wisatawan Mancanegara yang Datang
di Sumatera Utara Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk, Menurut Kebangsaan, Januari–Desember 2010
(49)
Gambar 2.4 Grafik Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman dari 3 Pintu Masuk November 2009–Desember 2010
Jumlah Wisman Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk Januari–Desember 2010
Jumlah Wisatawan Mancanegara Persentase
Pintu Masuk Des „09 Nov „10 Des „10
Jan – Des
‟09
(orang)
Jan – Des
‟10 (orang) Perub. Des ‟10 thd Des „09 Perub. Des ‟10 thd Nov „09 Perub. Jan –
Des ‟10 thd „09 Peran thd Total Des„10
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Bandar Udara Polonia
15 983 14 102 16 857 148 193 162 410 5,47 19,54 9,59 87,44
2. Pelabuhan Laut Belawan
496 1 128 1 283 5 075 17 202 158,67 238,96 238,96 6,66
3. Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
1 170 1 319 1 138 9 891 11 860 -2,74 19,91 19,91 5,90
TOTAL 17 649 16 549 19 278 163 159 191 472 9,23 16,49 17,35 100,00
Sumber/Source : Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No.08/02/12 Th. XIV, 01 Februari 2011
Tabel 2.5 Wisatawan Mancanegara yang Datang
di Sumatera Utara Melalui 3 (Tiga) Pintu Masuk, Januari–Desember 2010 Berdasarkan dari data pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung di Sumatera Utara melalui 3 (tiga) pintu masuk pada Desember 2010 mencapai 19.278 orang, mengalami peningkatan sebesar 16,49 persen dibanding yang datang pada bulan November 2010 yang mencapai 16.549 orang. Demikian pula, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2009, jumlah wisman pada bulan Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,23 persen, yaitu dari 17.649 orang menjadi 19.278 orang.
(50)
Kemudian jumlah wisatawan yang datang ke Sumatera Utara itu sekitar 20% ke Danau Toba. Setiap tahunnya wisatawan yang mengunjungi Danau Toba mengalami penurunan, namun tidak terlalu signifikan. Akan tetapi pada tahun-tahun tertentu jumlah wisatawan naik secara drastis. Kebanyakan dari wisatawan itu berasal dari turis nusantara. Berikut ini merupakan data jumlah wisatawan yang datang ke Kabupaten Samosir dari tahun 1998 – 2006 :
Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Jenis Wisatawan /
Number of Tourist Coming to Samosir Regency By Type of Tourist
Tahun /
Year
Wisatawan / Tourist
Asing / Foreign Nusantara / Domestic Jumlah / Total
(1) (2) (3) (4)
1. 1998 *) 9 101 25 539 34 640
2. 1999 *) 3 563 13 003 16 566
3. 2000 *) 3 580 14 111 17 691
4. 2001 *) 2 532 16 267 18 799
5. 2002 *) 4 349 15 861 20 210
6. 2003 *) 5 739 19 192 24 931
7. 2004 *) 5 856 19 575 25 431
8. 2005 12 068 16 217 28 285
9. 2006 11 622 17 242 28 864
Catatan/Note : *) Termasuk Kabupaten Toba Samosir / Include Toba Samosir Regency
Sumber/Source : *) Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Perhubungan Kabupaten Samosir / Tourist, Art Culture, and Transportation Service of Samosir Regency
Tabel 2.6 Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Jenis Wisatawan (Samosir Dalam Angka 2007)
(51)
Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Bulan dan Jenis Wisatawan /
Number of Tourist Coming to Samosir Regency By Month and Type of Tourist
2006
(Orang/Person)
Tahun /
Year
Wisatawan / Tourist
Asing / Foreign Nusantara / Domestic Jumlah / Total
(1) (2) (3) (4)
1. Januari/January 1 215 1 701 2 916
2. Februari/February 974 896 1 870
3. Maret/March 732 848 1 580
4. April/April 762 818 1 580
5. Mei/May 796 778 1 574
6. Juni/June 1 368 2 661 4 029
7. Juli/July 1 002 2 226 3 228
8. Agustus/Agustus 916 1 681 2 597
9. September/September 902 1 360 2 262
10. Oktober/October 984 1 261 2 245
11. November/November 968 1 307 2 275
12. Desember/Desember 1 003 1 705 2 708
Jumlah/Total 11 622 17 242 28 864
Sumber/Source : Dinas Pariwisata, Seni Budaya dan Perhubungan Kabupaten Samosir / Tourist, Art Culture, and Transportation Service of Samosir Regency
Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan yang Datang Ke Kabupaten Samosir Menurut Bulan dan Jenis Wisatawan (Samosir Dalam Angka 2007)
Berdasarkan dari data pada Tabel 2.6 dan Tabel 2.7 maka dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Samosir pada tahun 2003 mencapai 24.931 orang, mengalami peningkatan sebesar 15,7 persen dibanding yang datang pada tahun 2006 yang mencapai 28.864 orang. Demikian pula, jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2006, jumlah wisman pada bulan Desember 2006 mengalami peningkatan sebesar 10,23 persen, yaitu dari 2.275 orang menjadi 2.708 orang.
(52)
2.10. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
2.10.1.Resort Hotel Genting Highlands
Hotel ini berada di daerah Genting tepatnya di daerah pegunungan Malaysia tidak jauh dari kuala lumpur. Jika menggunakan mobil hanya menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Hotel ini berdiri berdampingan dengan sarana hiburan atau rekreasi dimana di dalamnya banyak bermacam jenis sarana hiburan dari mulai water boom, theme park, fun land, dan lain sebagainya.
Hotel ini berdiri di area tanah yang berkontur dengan jumlah lantai sebanyak 18 lantai, memiliki 838 kamar tidur yang terdiri dari berbagai macam tipe dan memiliki fasilitas yang cukup lengkap antara lain Baby sitting, beauty parlour, butik, car rental, gymnasium, kolam renang air panas, kolam renang indoor, laundry, sauna, tennis court, badminton, fitness, dan lain sebagainya.
Gambar 2.5 Fasad Resort Genting Highlands
2.10.2.Hotel Sibayak Berastagi
Hotel ini berada di lahan seluas 3,6 hektar di kaki bukit gundaling dan merupakan hotel berskalan internasional yang cukup terkenal di Indonesia. Hotel ini berada di cukup tinggi dari dataran tanah karo. Oleh sebab itu suhu di sekitar hotel ini cukup dingin yakni sekitar 16 derajat celcius, atau saat cuaca panas sekitar 26 derajat celcius.
(53)
Gambar 2.6 Fasad dan salah satu kamar di Hotel Sibayak Berastagi
Hotel ini merupakan hotel bintang 4 dengan beberapa tipe kamar dengan fasilitas yang cukup lengkap diantaranya akses internet, fasilitas radio, televisi dengan saluran internasional, juga dilengkapi dengan AC.
2.10.3.Sinabung Resort Hotel
Gambar 2.7 Fasad Sinabung Resort Hotel
Sinabung Resort terletak di Berastagi, sebuah kota dataran tinggi di Kabupaten Karo, dan berada di lereng bukit dengan pemandangan yang menarik, menuruni lereng hijau, dan selanjutnya di kejauhan kedua gunung berapi di dekatnya, yaitu Gunung Sinabung dan Sibayak. Ada berbagai kegiatan yang dapat dinikmati di Sinabung Resort, di antaranya adalah berenang di kolam renang dengan ukuran yang besar,
paintball, kursus pelatihan outbound, dan taman bermain anak-anak yang besar. Terdapat 106 kamar dimulai dengan kamar standar menghadap ke taman hotel. Keluarga akan paling cocok di salah satu cottage Deluxe lebih terpencil, yang dirancang dengan gaya tradisional Karo.
(54)
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1. PENGERTIAN ARSITEKTUR ORGANIK
Pengertian Arsitektur Organik dapat dijabarkan sebagai berikut : Arsitektur adalah :
Ilmu dan seni dalam merancang suatu bangunan sebagai tanggapan terhadap keinginan tertentu yang terkadang hanya berdasarkan fungsi atau mungkin refleksi terhadap kondisi tertentu11.
Sebagai lingkungan buatan (built environment) yang mempunyai bermacam-macam kegunaan yaitu melindungi manusia, kegiatannya, serta milik-miliknya dari elemen-elemen alam (iklim, cuaca), dari musuh-musuh berupa manusia, hewan, dan dari kekuatan supra natural dengan membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman dan sebagainya12.
Organik adalah :
Istilah organik pertama kali diungkapkan dan dijelaskan oleh ahli Biologi dan Zoologi pada tahun 1800-an (Bichat, Linneus, Buffon, Lamarck, Darwin dan Van Hmbolt).
Menurut Wright garis horizontal merupakan garis arsitektur yang paling utama. Ia merasa ada ikatan yang erat antara alam dan arsitektur. Arsitektur horizontal merupakan hal yang lebih memberi kesan keserasian (harmoni) dengan alam, menunjukkan kecintaan manusia dengan alam.
11
DK.Ching, Francis, 1979
12
(55)
"Bangunan adalah suatu proses biologis, .... bangunan bukan suatu proses estetika". Teori Arsitektur yang berdasarkan analogi biologis ada 2 bentuk, yaitu : a. Bersifat umum. Terpusat pada hubungan antara bagian-bagian bangunan atau
antara bangunan dengan penempatannya/penataannya. F.L. Wright Arsitektur Organis.
b. Lebih bersifat khusus. Terpusat pada pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan organisme.
Arsitektur organik FL Wright mempunyai 4 karakter sifat, yaitu :
a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja.
b. Pembangunan konstruksinya timbul sesuai dengan bahan-bahan alami, apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu, dll).
c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat (integral). d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan tujuan.
Menurut Prof.Ir.Sidharta pada makalahnya arsitektur Organik memiliki
pengertian : ‟‟Bidang-bidang atau garis horizontal pada bangunan sejajar dengan permukaan tanah memberikan kesan bahwa bangunan tersebut dekat atau serasi dengan tanah (bumi), bahwa bangunan itu milik bumi.
Jadi, ARSITEKTUR ORGANIK merupakan arsitektur yang memberikan keselarasan antara bangunan dengan lingkungannya melalui pendekatan desain dengan cara mengintegrasikan lokasi bangunan, perabot, dan lingkungan menjadi bagian dari suatu komposisi yang disatukan, dan saling berhubungan.
3.2. INTERPRETASI TEMA
1. Prinsip arsitektur organik, yaitu :
Bangunan harus terbuka ke arah alam dan menyatu dengan garis-garis lansekap (Frank Lloyd Wright).
(56)
2. Karakteristik arsitektur organik, yaitu :
Arsitektur (bangunan) yang berkembang dari dalam ke arah luar, harmonis (selaras) dengan kondisi dari keadaan lingkungan sitenya. Bangunan tidak dapat diterapkan atau diimajinasi begitu saja, sehingga di dalam membangun tidak hanya efisiensi saja yang dipentingkan, tetapi juga ketenangan, keselarasan, kekuatan bangunan dan kegunaannya sesuai dengan tujuan.
Konstruksi terjadi dalam sifat bahan, dimana kaca digunakan sebagai kaca, batu sebagai batu, kayu sebagai kayu. Estetika dan konstruksi sama pentingnya, lahir dan tumbuh dari situasi secara alamiah. Ornamennya adalah
‟‟dari permukaan tidak pada permukaan‟‟.
Menggambarkan waktu, tempat, tujuan dan lingkungan :
Bangunan mestinya termasuk pada era (zaman) dimana bangunan tersebut dibangun. Bangunan harus berhubungan dengan gaya hidup pola dan kondisi sosial dan menggunakan material-material yang tersedia serta metode teknologi baru dengan imajinatif secara jujur.
Sesuai dengan tempat, bangunan harmonis dengan lingkungan naturalnya, bangunan yang proporsinya, materialnya dan disain kelihatan bahwa bangunan termasuk pada sitenya.
Sesuai dengan manusia, bangunan yang di desain untuk melayani manusia, dalam arti bangunan tersebut ramah, di mana arsitektur merupakan basik utama ekspresi kemanusiaan, sehingga struktur bangunan direncanakan dengan manusia sebagai unit pusat dari ukuran dan irama.
3.3. KONSEP DASAR ARSITEKTUR ORGANIK
1. Building as nature
Bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi dari arsitektur organik. Bentuk-bentuk organism dan struktur suatu organism dapat menjadi konsep dan gagasan yang tidak ada akhirnya dalam desain arsitektur organik.
(57)
2. Continous present
Suatu karakteristik khusus dari desain arsitektur organik adalah bahwa arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang terus berlanjut, dimana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis yang selalu berkembang mengikuti zaman namun tetap membawa unsur keaslian dan kesegaran dalam sebuah desain.
3. Form Follows Flow
Bentuk bangunan sebaiknya diciptakan mengikuti aliran energi alam. Arsitektur organik harus menyesuaikan dengan alam sekitarnya secara dinamis dan bukan melawan alam. Alam dalam hal ini dapat berupa kekuatan struktural, angin, panas dan arus air, energii bumi, dan medan magnet, seperti halnya tubuh manusia yang sulit dipisahkan dari pikiran dan jiwa.
4. Of the people
Desain organik menempatkan penekanan khusus pada pengembangan suatu hubungan yang kreatif dan sensitive dengan para pemakai bangunan. Perancangan bentuk dan struktur bangunan, didesain berdasarkan kebutuhan pemakai bangunan. Perancangan untuk kenyamanan pemakai bangunan juga sangat penting.
5. Of the hill
Frank Lloyd Wright mengatakan bahwa hubungan suatu bangunan dengan
lokasinya akan lebih baik jika dinyatakan dengan „of the hill‟. dibandingkan dengan „on the hill‟. Idealnya dalam suatu bangunan organik akan terlihat
tumbuh dan terlihat unik dalam sebuah lokasi. Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjadi tantangan bagi arsitektur organik untuk memberikan solusi tak terduga dan imajinatif. Dalam lingkup perkotaan, konteks bangunan yang sering dibangun adalah desain orthogonal dan konvensional. Desain bangunan tersebut cocok di perkotaan namun tidak cocok untuk daerah yang masih alami. Dalam hal ini untuk desain arsitektur organik,
(58)
dalam lokasi manapun, arsitektur organic mengurangi dampak manusia pada lingkungan alam sekitar.
6. Of the materials
Bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang dipilih. Material tradisional dari bumi seperti jerami dan kayu digunakan dalam bangunan organik. Arsitektur organic selalu memiliki material baru dan terkadang menggunakan material yang tidak biasa di tempat yang tidak biasa. Tetapi, kini kebutuhan akan material digunakan dengan baik dimana tidak merusak ekologi dan pemanfaatan sumber daya alam dengan efisien. Hampir semua arsitektur organik menggunakan material tersebut untuk menggambarkan jiwa dan kualitas bangunan mereka.
7. Youthful and unexpected
Arsitektur organik biasanya memiliki karakter yang sangat individu. Terkadang arsitektur organik seperti organisasi inkonvensional, profokatif, dan bahkan anti-kekuasaan. Arsitektur organic dapat terlihat muda, menarik, dan mengandung keceriaan anak-anak. Desain tersebut kadang-kadang dibuat dengan penuh aksen dan member kejutan yang tidak terduga.
8. Living music
Arsitektur organik mengandung unsur musik modern, dimana mengandung keselarasan irama, dari segi struktur dan proporsi bangunan yang tidak simetris. Arsitektur organic selalu futuristic dan modern.
3.4. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Pada dasarnya pemilihan tema Arsitektur Organik adalah keinginan untuk menciptakan kondisi dan suasana antara fisik bangunan dan ruang luar yang tercipta menyatu secara berkesinambungan yang dapat membantu dalam merelaksasikan pikiran dan tubuh dari pengunjung yang datang.
(59)
Bangunan ini sendiri dengan pembentukan situasi yang berkesinambungan diharapkan mempunyai daya tarik tersendiri dan dapat memberi kesan yang tidak melelahkan, juga kesan kerumitan pada bangunan.
3.5. STUDI BANDING TEMA SEJENIS
3.5.1. Kaufmann House (The Falling Water)
.
Gambar 3.1 Site-Plan The Falling Water
Falling water adalah rumah yang didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di barat daya pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh. Berusaha menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan alam.
Pada bangunan ini Wright mencoba mengintegrasikan alam / lansekap ke dalam rumah, baik ruang dalam maupun ruang luar. Frank Lloyd Wright telah membangun ide arsitektur organiknya yang berakar dari bentuk natural. Di mana ada kesederhanaan, keharmonisan, dan integrasi. Wright menghubungkan arsitekturnya dengan tanaman organik, alam lingkungan sekitar bangunan yang akan di bangun seperti yang kita lihat pada bangunan Kaufmann House.
Bangunan utama
Entrance masuk utama
(60)
Gambar 3.2 The Falling Water
Gambar 3.3 Air terjun dan tangga tersembunyi
Wright membangun suatu bangunan tanpa merusak keadaan lingkungannya. Air sungai mengalir sepanjang bawah rumah teras seolah-olah telah menarik arus ini ke dalam orbit struktur, dari teras ini terbentuk tangga yang misterius yang menurun menuju sungai.
(61)
Gambar 3.4 Kantilever yang memanjang pada The Falling Water
3.5.2. Bubble House
Terletak dekat Cannes di Selatan Prancis, rumah ini spektakuler adalah karya arsitek Finlandia, Antti Lovag, tetapi mungkin lebih umumnya terkait dengan itu pemiliknya yang paling terkenal, fashion desainer legendaris Pierre Cardin.
Lovag ingin mengabaikan estetika terhadap sesuatu yang telah disusun secara eksklusif untuk penggunaan penghuni dan tamu-tamunya. Untuk Antti Lovag, konsepsi dari tempat di mana Anda akan hidup tidak membuat daftar kamar persegi dengan nama-nama seperti ruang tamu, dapur atau kantor. Dia pertama kali menginstal furniture sesuai dengan irama bahwa orang-orang akan ada di rumah, lalu membungkusnya dengan sekitar rumah.
(62)
Gambar 3.5. Fasad dari Bubble House
Dia juga ingin gelembung rumah untuk menjadi extensible dan evolutif, seperti satu set kerang yang dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan anda. Yang berada dekat dengan alam dan interaksi dengan itu adalah keinginan lain dari Antti Lovag ketika membangun rumahnya.
Gambar 3.6. Interior Bubble House
(63)
3.5.3. ONE & ORTAKOY, ISTANBUL
Gambar 3.8 Site Plan One & Ortakoy
Sedang dalam proses pembangunan sejak tahun 2010 yang dkerjakan oleh Global Architectural Development (GAD). Merupakan bangunan mix-use yaitu berupa bangunan apartemen dan bangunan komersil.
Gambar 3.9 One & Ortakoy dari berbagai sisi
Lokasi site berada di samping lokasi lereng bukit, proyek ini dianggap sebagai langkah besar menuju modernisasi di daerah tersebut, yaitu Istanbul.
Arsitek dari bangunan ini memadukan antara organik dan green kedalam desainnya. Hal ini tercermin dari bentuk bangunan yang meliuk-liuk mengikuti lereng
Bangunan komersil
Entrance masuk utama. Apartemen
(64)
bukit dan pada atap kedua bangunan didesain dengan memfungsikan sebagai area rekreasi/taman bermain, kolam renang dan roof garden.
Keseluruhan fasad di desain dengan memaksimalkan view dan bukaan. Pada dinding-dindingnya juga terdapat tanaman merambat yang memperindah fasad.
Dindingnya menggunakan bebatuan alam yang pemilihan warnanya didasari oleh warna alam yang lembut.
(65)
BAB IV
ANALISA
Analisa adalah serangkaian proses meneliti, mengkaji data-data atau informasi yang diperlukan untuk mendukung perancangan Danau Toba Resort Hotel ini. Dalam proses ini akan dicari permasalahan yang timbul dan mencari penyelesaian dari permasalahan tersebut.
4.1. ANALISA FISIK
Analisa fisik adalah analisa yang berhubungan dengan unsur-unsur yang mendukung berdirinya sebuah bangunan. Analisa ini akan banyak membahas tentang kondisi tapak dan lingkungan sekitar bangunan.
4.1.1. Analisa Lokasi Site
Kasus Proyek : Danau Toba Resort Hotel
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Pihak Swasta dan Pemerintah
Lokasi Tapak : Jalan Pulau Samosir, Kabupaten Samosir Kecamatan Simanindo
Luas Lahan : + 2,5 Ha (+ 25.000 m2)
Kontur : relatif datar
Bangunan Eksisting : pemukiman warga Potensi dari lokasi site secara umum, yaitu :
Lokasinya berada jauh dari polusi dan kebisingan.
Lokasi berada pada danau yang masih alami, sangat cocok sebagai wahana wisata bahari yang baru.
Lokasi berada dekat dengan Tomok, salah satu kawasan wisata yang paling sering kunjungi oleh wisatawan.
View dari lokasi sangat baik, ke arah utara dapat dilihat Danau Toba, dan ke selatan dapat dilihat bukit-bukit yang berada di Pulau Samosir.
(1)
6.1.4 Rencana Pondasi
(2)
6.1.5 Rencana Pembalokan
(3)
Gambar 6.14 Rencana Pembalokan Lt.3 dan Lt.4 Gedung A, Pembalokan Gedung B, C dan Cottage
(4)
6.1.6 Rencana Atap
(5)
6.1.7 3 Dimensi Eksterior
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ching, Francis DK. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Susunannya, Jakarta: Erlangga, 1999.
Neufert, Ernst, terjemahan, Data Arsitek Jilid 2, Oleh Sunarto Tjahjadi, Jakarta: Erlangga, 2002.
http://www.bps.go.id/
http://www.google.co.id/