77
Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan
V.3 Analisis Data
Dari hasil penelitian yang telah kami dapatkan di atas maka secara umum program LARASITA Layanan Rakyat Untuk Sertipikasi Tanah di Kota
Padangsidimpuan secara umum dapat di bahas sebagai berikut: Seluruh kecamatan yang ada di Kota Padangsidimpuan yaitu: Kecamatan
Padangsidimpuan Baru, Kecamatan Hutaimbaru, Kecamatan Angkola Julu, Kecamatan Batunadua dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dapat
memanfaatkan program tersebut. Sejauh ini BPN belum menentukan daerah yang menjadi perhatian khusus untuk program LARASITA ini.
2. Kamis, 5 Maret
2015 1.
Penyuluhan 2.
Pengecekan Sertifikat
09.00 WIB
12.00 WIB
7854- 7892
Km 1.
Padangsidimpu an Utara
2. Padangsidimpu
an Tenggara 3.
Padangsidimpu an Batunadua
1. Rifi Hamdhani Rangkuti S Sit
1. SHM No. 47Gunung Hasahatan
a.n. Endon Harahap 2. SHM No. 276PAL
IV Pijorkoling a.n. M. Sholeh Kamaruddin
3. SHM No. 921Wek II a.n. Saungkopan
Siregar 4. SHM No. 351Wek
III a.n. Muhammad Rohim Harahap
5. SHM No. 46Gunung Hasahatan
a.n. Ali Gusnar Siregar 3.
Rabu, 11 Maret 2015
1.Penyuluhan 2.Pengecekan
sertifikat 09.00
WIB 12.00
WIB 7911-
7930 Km
1. Padangsidimpu
an Batunadua 2.
Padangsidimpu an Utara
1. Fifi Hamdhani Rangkuti S Sit
1.SHM No. 37 Gunung Hasahatan a.n.
Repelita Siregar 2.SHM No. 245Wek
III a.n. Darsal Sikumbang
78
Berdasarkan observasi melalui metode wawancara juga dapat diketahui bahwa yang menjadi sasaran dari program ini adalah semua masyarakat yang
memang ingin memanfaatkan program tersebut. Dan tujuan dari program ini adalah agar lebih memudahkan masyarakat dalam mengurus permasalahan
sertifikasi tanah dan ini memang sesuai dengan tujuan dari program LARASITA yang seharusnya. Dan dengan program ini masyarakat juga terhindar dari calo.
Secara kuantitas pelaksana dari program LARASITA ini memang kurang memadai, dapat diketahui dengan tutupnya Seksi IV yang dulunya mengurusi
penuh program LARASITA ini. Tetapi kualitas dari pelaksana dapat dikatakan baik. Dapat dilihat dari observasi yang dilakukan melalui metode wawancara
bahwa pihak-pihak yang terkait dengan program ini berpartisipasi aktif. Dan ini merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi pelaksanaan program.
Selain jumlah pelaksana yang memadai juga diperlukan adanya pelaksana yang kompeten dalam menjalankan program tersebut, karena apabila jumlah
pelaksana tidak mencukupi, dan tidak mempunyai kemampuan atau keahlian dalam menjalankan program, maka dalam proses pelaksanaannya tidak dapat
berjalan dengan maksimal atau bahkan gagal. Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil merupakan hal yang sangat penting agar pelaksanaan program lebih
efisien dan efektif, dimana kadangkala pelaksanaan suatu kegiatan terhambat bukan karena jumlah pelaksana yang tidak memadai, tetapi lebih pada kurangnya
kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana. Dari hasil wawancara dan observasi dapat diketahui bahwa untuk masalah
pembiayaan dalam hal program LARASITA ini sudah terdistribusikan secara
79
baik, sehingga program dapat terlaksana sebagaimana mestinya karena sebagaimana yang dikemukan oleh Van Horn dan Varn Meter bahwa selain
sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.
Secara umum bahwa penyampaian informasi dari pembuat kebijakan kepada pelaksana diberikan melalui rapat yang rutin diadakan setiap minggunya.
Dan pelaksana menjalankan program mengikuti aturan atau prosedur yang ada dan didampingi oleh peraturan pemerintah mengenai program LARASITA ini.
Tetapi untuk penyampaian program LARASITA kepada masyarakat, pihak BPN tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sebagian masyarakat tahu
mengenai program ini karena mereka mempunyai kerabat yang bekerja diinstansi yang terkait. Dan sebagian masyarakat juga mengetahui program tersebut karena
rasa keingintahuan mereka mengenai mobil LARASITA yang terparkir di kantor lurah.
Adapun tujuan dari program LARASITA ini telah dipahami dengan jelas oleh masyarakat, meskipun secara detail dan lengkap mengenai syarat, waktu
pelaksanaan serta prosedur-prosedur belum dipahami oleh seluruh masyarakat. Hal ini dikarenakan karena kurangnya sosialisasi oleh pihak pelaksana. Adapun
ketidakjelasan informasi menyebabkan kesalahan .persepsi bagi pelaksana dan masyarakat sehingga menyebabkan pelaksanaan dapat melenceng dari tujuan
awal. Oleh karena itu dalam komunikasi perlu memperhatikan dan memastikan kejelasan informasi agar dipahami oleh semua pihak. Hal tersebut dapat berupa
80
pelayanan kontak masyarakat dengan pelaksana, serta upaya aktif dari semua pihak dalam mencari kejelasan informasi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan LARASITA ini telah ada konsistensi sesuai dengan informasi yang
diberikan sebelumnya dalam hal pelaksanaan. Secara umum diketahui bahwa prosedur yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
LARASIITA diatur dalam bentuk tatacara baku pelaksanaan, yang lebih dikenal dengan SOP, SOP inilah yang menjadi acuan untuk seluruh pelaksana di Kantor
BPN Kota Padangsidimpuan. Namun secara umum prosedur pelaksanaan program ini sangat sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Koordinasi dan kerjasama antar pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program LARASITA berjalan dengan baik, ini terlihat dengan kesigapan para
pelaksana dalam menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Adanya penyebaran tanggung jawab dari beberapa pihak dapat menyebabkan kendala,
namun jika koordinasi dan kerjasama dapat dilakukan dengan baik hal tersebut tidak akan menjadi kendala dalam pelaksanaan suatu program, tetapi bisa
dijadikan kekuatan sehingga pelaksanaan suatu program dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Kelompok-kelompok kepentingan yang terkait sangat mendukung program LARASITA ini, seperti aspek lingkungan dan ekonomi juga berpengaruh dimana
para masyarakat sangat merespon program LARASITA ini Sama halnya dengan respon dan pemahaman akan kebijakan oleh implementor
dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari bagaimana mereka ikut
81
terjun langsung dalam proses LARASITA dan sering melakukan kontrol terhadap pegawai-pegawainya.
Intensitas dari disposisi oleh implementor dapat dikatakan sudah cukup baik, hal ini dilihat dari bagaimana para implementor yang selalu melakukan proses
pengontrolan terhadap program LARASITA dan juga para implementor yang biasa ikut langsung dalam pelaksanaan program tersebut
Dapat disimpulkan bahwa tanggapan masyarakat yang memanfaatkan LARASITA, ini dapat terlihat dari data-data yang telah ada dan masyarakat yang
ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program ini Manfaat yang dirasakan oleh masyarakat yang memanfaatkan program
LARASITA yakni lebih memudahkan masyarakat dalam proses pengurusan sertipikasi tanah, namun yang menjadi kendala bagi masyarakat yang
memanfaatkan program LARASITA yaitu ketidak jelasan informasi yang diterima, mengenai syarat dan prosedur-prosedur yang lain.
82
BAB VI PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian ini penulis mencoba mengambil beberapa
kesimpulan dan memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian.
VI.1 Kesimpulan