Interaksi Obat dengan Reseptor

harus berikatan dengan satu atau lebih molekul pasangan coupling molecule yang terpisah dengan molekul yang memberikan efek. Obat antagonis bekerja dengan cara menghambat reseptor berikatan dengan molekul lain. Misalnya, antihistamin bekerja dengan cara menyekat reseptor histamin sehingga tidak dapat berikatan dengan histamin atau agonis serupa yang dapat berikatan dengan reseptor tersebut. Contoh lainnya, penyekat reseptor asetilkolin seperti atropin yang menghambat jalan masuk asetilkolin pada reseptornya. Zat-zat antagonis seperti ini mengurangi efek dari histamin maupun asetilkolin Katzung et al. , 2000. 2. Hubungan Konsentrasi Obat dengan Respon Respon terhadap obat pada uji in vitro lebih mudah dan langsung diamati daripada in vivo. Pada uji in vitro biasanya kenaikan konsentrasi akan disertai dengan kenaikan respon hingga pada konsentrasi tertentu dihasilkan respon maksimum E max . Persamaan hubungan konsentrasi obat dengan respon terlihat pada persamaan 1 sebagai berikut: � = � ��� � C � + �� 50 … … … … … … … . Nilai E adalah efek yang dihasilkan pada konsentrasi C. EC 50 adalah konsentrasi obat yang dapat menghasilkan efek 50 dari efek maksimal. Sedangkan E max adalah respon maksimal yang dihasilkan oleh obat tersebut. Nilai EC 50 berguna untuk mencari parameter afinitas agonis terhadap reseptor pD 2 . Nilai pD 2 adalah minus logaritma dari EC 50 . Semakin besar nilai pD 2 berarti afinitas agonis tersebut dengan reseptor juga besar Katzung, 1989. Dengan adanya suatu antagonis pada sistem, kurva hubungan konsentrasi agonis dengan respon juga akan berubah. Pada antagonis kompetitif, kurva akan bergeser ke kanan. Sedangkan pada antagonis ireversibel, kurva akan bergeser ke bawah E max turun. Untuk menentukan sifat kompetitif dari suatu antagonis dapat digunakan persamaan Schild. Persamaan Schild berupa logaritma rasio EC 50 dengan pengaruh antagonis terhadap EC 50 tanpa pengaruh antagonis dikurangi dengan satu sumbu Y dan logaritma konsentrasi antagonis sumbu X diplotkan ke dalam kurva Schild Plot dan diperoleh persamaan Schild yang berupa persamaan garis lurus. ��� �� − = log[B] − log � … … … … … … … . Keterangan: dr : rasio EC 50 dengan pengaruh antagonis terhadap EC 50 tanpa pengaruh antagonis [B] : konsentrasi antagonis K B : konstanta disosiasi ekuilibrum Persamaan tersebut merupakan suatu persamaan garis lurus dengan Y = log dr - 1 dan X = log [B]. Sifat kompetitif dari suatu antagonis dilihat dari intersep pada sumbu Y pK B . Suatu antagonis dikatakan kompetitif apabila kondisi-kondisi berikut terpenuhi regersi harus linear dan slope yang dihasilkan sama. Pada pengambilan data seringkali didapatkan bahwa regresi tidak linear atau linear tapi tidak memiliki slope yang sama. Dalam hal tersebut nilai yang diamati adalah pA 2 . Nilai pA 2 merupakan nilai yang sama dengan pK B namun bukan nilai K B yang sebenarnya Kenakin, 1997. Nilai pA 2 suatu antagonis kompetitif adalah mendekati 1 satu Janković et al, 1999.

D. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk Gunawan dan Mulyani, 2004. Indonesia memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk keragaman tanaman obat yang mengandung golongan senyawa tertentu yang mempunyai efek farmakologis. Terdapat 1.000 jenis tanaman yang dinyatakan dapat digunakan sebagai tanaman obat, dimana baru 350 spesies yang telah banyak digunakan di kalangan masyarakat dan industri sebagai bahan baku obat POM RI, 2010. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah menjadi minyak atsiri. Khususnya di Indonesia telah dikenal sekitar 40 jenis tanaman penghasil minyak atsiri, namun baru sebagian dari jenis tersebut telah digunakan sebagai sumber minyak atsiri secara komersil Riana, 2012. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia terutama di hidung sehingga memberikan efek psikologis tertentu baunya kuat. Minyak atsiri mempunyai rasa getir pungent taste, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya dan umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air Riana, 2012.

E. Jahe Zingiber officinale

1. Uraian Tanaman

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub-Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Zingiberales Genus : Zingiber Family : Zingiberaceae Species : Zingiber officinale Sumber: Rukmana, 2000

Dokumen yang terkait

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

UJI AKTIVITAS ANTAGONISME ALKALOID LADA (Piper nigrum L.) PADA RESEPTOR HISTAMIN H1 OTOT POLOS ILEUM MARMUT TERISOLASI : STUDI IN VITRO DAN IN SILICO

0 3 124

UJI AKTIVITAS ANTAGONISME ISOLAT ALKALOID LADA (Piper nigrum Linn.) PADA RESEPTOR ASETILKOLIN OTOT POLOS ILEUM MARMUT TERISOLASI: STUDI IN VITRO DAN IN SILICO

6 17 113

Uji Aktivitas Antikejang Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Terhadap Ileum Marmut (Cavia cobaya) Terisolasi Secara In Vitro

2 22 91

Uji Aktivitas Antikejang Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Terhadap Ileum Marmut (Cavia cobaya) Terisolasi Secara In Vitro

1 1 15

Uji Aktivitas Antikejang Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Terhadap Ileum Marmut (Cavia cobaya) Terisolasi Secara In Vitro

1 2 2

Uji Aktivitas Antikejang Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Terhadap Ileum Marmut (Cavia cobaya) Terisolasi Secara In Vitro

1 1 7

Uji Aktivitas Antikejang Ekstrak Etanol Daun Titanus (Leea aequata L.) Terhadap Ileum Marmut (Cavia cobaya) Terisolasi Secara In Vitro

0 0 13