60 mahal”
Pak Pak Klasin “kalau hasil panennya dijual
harganya turun mba sekitar 9000an mba, bedanya hampir 3000kg sama
beras lokal karena didesa ini mentik wangi pasarannya lebih tinggi ”
Pak Pak
Sularman “mungkin sektar 9.000 sampai
10.000 mba tapi saya masih kalah dengan beras lokal juga, tapi saya
kan untuk konsumsi sendiri mba”
g. Persepsi petani terhadap pemasaran pada hasil panen beni padi sidenuk
Persepsi petani terhadap pemasaran beras sidenuk merupakan suatu tindakan dimana petani menyusun, mengenali dan menafsirkan pemasaran beras pada benih
padi sidenuk ini. Pemasaran beras dapat diukur berdasarkan penilaian petani dalam mengukur seberapa sulit atau mudahnya petani dalam memasarkan benih padi
sidenuk ini. Persepsi petani terhadap pemasaran beras pada padi sidenuk ini juga berdasarkan pada pengalaman petani yang sudah menjual hasil panen dari padi
sidenuk. Persepsi yang terbentuk oleh petani dapat diketahui dari sebuah wawancara yang dilakukan peneliti terhadap petani sebagai responden.
Berdasarkan wawancara terhadap 3 responden, Pak Nur Ardianto, Pak Sulaman dan Pak Klasin dapat dinyatakan bahwa persepsi yang kurang baik. Hal
tersebut timbul karena hingga saat ini petani masih belum mengetahui dimana harus memasarkan hasil panen dari benih padi sidenuk selain ke tengkulak. Hal ini juga
yang menyebabkan harga jual pada beras dari benih padi sidenuk ini rendah. Dalam kegiatan kunjungan BATAN pernah menawarkan kepada petani agar memasarkan
hasil panen benih tersebut ke BATAN. Namun harga yang ditawarkan oleh BATAN serupa dengan harga yang ditawarkan oleh tengkulak sehingga petani lebih memilih
61 memasarkan hasil panennya kepada tengkulak karena jika menjual kepada BATAN
maka petani harus memanggung ongkos biaya pengiriman beras tersebut. Berikut pernyataan 3 responden mengenai tinggi tanaman pada benih padi sidenuk:
Tabel 9. Persepsi petani terhadap harga jual benih padi sidenuk
Responden Pernyataan Responden
Kategori Respon
Pak Ardianto “selama ini kami kesulitan mba
dalam memasarkan beras sidenuk ini jadi kami masih jual ke
tengkulak. Mungin
itu juga
penyebab kurangnya minat petani terhadap sidenuk”
Petani merasa kesuliatn dengan pemasaran dari
beras sidenuk. Pak Klasin
“Kalau untuk jual hasil panen sidenuk kita masih jual ke tengkulak
mba, itu sih mba menurut saya yang jadi hambatan”
Pak Sularman “Selama ini juga kami masih
menggunakan tengkulak
ntuk menjual hasil panen kita mba ya,
kalau produk lokal seperti mentik itu punya tempat sendiri untuk
menjualnya yaitu di gapoktan”
4. Partisipasi petani
a. Partisipasi petani terhadap kegiatan kunjungan
Partisipasi merupakan suatu proses sikap mental dimana anggota petani aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam kegiatan kemitraan pada kegiatan
kunjungan. Bentuk partisipasi petani pada kemitraan dapat diketahui dari hasil wawancara peneliti kepada responden dengan mnegetahui bagimana bentuk
62 partisipasi petani terhadap kemitraan. Partisipasi petani dapat dilihat dari seberapa
besar petani dalam mengikuti kegiatan kunjungan yang diselenggarakan oleh BATAN. Berikut merupakan pernyataan Pak Nur Ardianto sebagai pemimpin dari
Kelompok Tani Surya Gemilang 1: “Sebenarnya petani sangat senang BATAN menyelenggarakan
dalam kegiatan kunjungan ini namun jika BATAN mengadakan kunjungan di desa ini kadang hanya sedikit yang datang. Dari
mereka sendiri juga keaktifan berbicarabertanya masih kurang. Mereka kurang berani karena mereka belum terbiasa bertemu
orang besar istilahnya, kami kan hanya petani buruh”
Berdasarkan pernyataan Pak Nur Ardianto dapat diidentifikasi bahwa sesungguhnya petani merasa senang dengan adanya kegiatan kunjungan ini namun
jika dilihat pada partisipasi petani dalam kegiatan kunjungan, petani kurang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Perbedaan status antara petani dan pegawai
BATAN pada kunjungan ini menimbulkan kesenjangan yang dirasakankan oleh petani. Hal itu disebabkan karena petani merasa malu bertemu dengan pegawai
BATAN dalam kegiatan kunjungan ini. Hal tersebut juga dipertegas oleh pernyataan Pak Sularman:
“Kalau saat pertemuan saya kadang datang, karena ya bagaimana ya mba kami juga kan memiliki kesibukan disamping itu juga saya
merasa malu dan belum terbiasa bertemu orang-orang besar mba. Saya senang sekali sebenarnya BATAN mengunjungi kami
padahal kami hanya seorang buruh petani yang istilahnya rakyat kecil gitu mba”
Pernyataan Pak Sularman sebagai anggota Kelompok Tani Surya Gemilang 1 serupa dengan pernyataan Pak Nur Ardianto. Sesungguhnya kegiatan kunjungan
menimbulkan tanggapan yang baik namun karena kesenjangan status membuat