Kesimpulan Saran Pengolahan Air

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kandungan Fe dalam air minum yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi unit produksi Deli Tua dan Sunggal pada Instalasi Produksi Air Bersih masing-masing sebesar 0.3301 mgL dan 0.3489 mgL. Pada perumahan warga masing-masing sebesar 0.4473 mgL dan 0.5979 mgL. 2. Kandungan Cu dalam air minum yang diproduksi oleh PDAM Tirtanadi unit produksi Deli Tua dan Sunggal pada Instalasi Produksi Air Bersih masing-masing sebesar 0.0036 mgL dan 0.0007 mgL. Pada perumahan warga masing-masing sebesar 0.0102 mgL dan 0.0068 mgL. 3. Kandungan Fe yang terkandung dari kedua unit produksi tersebut baik dari Instalasi Produksi Air Bersih maupun dari perumahan warga tidak memenuhi PERMENKES RI No.492MENKESPERIV2010 dan WHO Volume 4 Tahun 2011 untuk air minum.

5.2. Saran

Disarankan untuk Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Tirtanadi Medan memperhatikan kondisi pipa yang perlu mendapat pergantian dilihat dari kenaikan kandungan besi Fe dan tembaga Cu setelah di kran perumahan warga. Pergantian pipa dapat dilakukan dengan menggunakan pipa berbahan PVC poly vinyl chloride yang tidak menimbulkan karat, perawatan dan perbaikan yang lebih mudah dilakukan jika ada kerusakan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri mandi, membersihkan ruangan tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan akrivitas-aktivitas lainnya. Sebagian besar keperluan air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM air ledeng juga bahan bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus dipelihara Achmad, 2004. Dalam setiap aktivitas pengolahan air umumnya menggunakan berbagai bahan kimia, seperti tawas Al 2 SO 4 3 atau poly aluminium chloride PAC sebagai koagulan dan bahan kaporit sebagai desinfektan dengan tujuan memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga. Akan tetapi bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan air untuk keperluan rumah tangga bila tidak tepat akan dapat mengkontaminasi dan mempengaruhi kualitas air sehingga dapat mengganggu kesehatan apabila digunakan sebagai air minum Hasibuan, 2015. Air yang sudah tercemar jika diminum juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang mengkonsumsinya. Karena itu, memonitor kualitas air yang dipergunakan setiap hari sangat sangat diperlukan untuk mencegah akibat negatif yang ditimbulkannya Siregar, 2014.

2.1.1. Sifat Air

Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah sifat air yang sangat penting yang diperhatikan untuk pengolahan air: a. Massa Spesifik. Melalui pemadatan pada struktur molekul, massa spesifik bervariasi dengan suhu dan tekanan. Maksimum didapat pada 4,08 o C pada tekanan satu bar, pada 3,8 o C pada 4 bar dan pada 3,4 o C pada 10 bar. Massa spesifik pada air murni pada suhu 15 o C dan tekana atmosforik adalah 0,9990 kgdm 3 . Yang mana air alami bervariasi dengan kandungan zat yang terlarut. Air laut dengan salinitas pada 35 gdm 3 memiliki massa spesifik rata-rata yaitu 1,0281 kgdm 3 pada 0 o C. Sebuah variasi salinitas pada 1 gL menyebabkan massa berubah menjadi 0,0008 kgdm 3 . b. Sifat Termal. Panas massal : 4180 Jkg. o C pada 0 o C. Bervariasi dengan suhu dan mencapai suhu minimum 35 o C. Panas laten pada perubahan untuk peleburan: 330 kJkg atau 79 kkalkg; untuk penguapan: 2250 kJkg atau 539 kkalkg pada tekanan normal dan suhu 100 o C. c. Viskositas. Kemampuan pada cairan untuk menahan berbagai pergerakan, keduanya internal dan secara keseluruhan, seperti aliran. Viskositas berkurang ketika suhu meningkat. d. Tegangan Permukaan. Sifat yang khas untuk dihubungkan batas permukaan pada dua fase. Didefinisikan sebagai gaya tarik yang mana diberikan pada cairan dan selalu cenderung untuk mengurangi luas permukaan ini menjadi semaksimal mungkin. Tegangan permukaan pada air 73 x 10 -3 newton per meter 73 dyncm pada suhu 18 o C dan 52,5 x 10 - 3 newton per meter 52,5 dyncm pada suhu 100 o C. Universitas Sumatera Utara e. Sifat Optis. Transparan pada air bergantung pada panjang gelombang yang dilewati oleh cahaya. Ketika cahaya ultraviolet melewatinya dengan baik, sinar inframerah, juga berguna dari segi fisik dan biologisnya, sulit ditembus. Air menyerap sebagian besar bagian merah dan jingga pada cahaya tampak; hal ini menjelaskan warna biru pada cahaya telah melewati bagian tebal pada air Degremont, 1979.

2.1.2. Sumber dan Kegunaan Air

Suplai air dunia didapatkan dari 5 bagian siklus hidrologi, seperti terlihat pada gambar 2.1. Sebagian besar dari air ditemukan dalam bentuk lautan dan samudra. Bagian lainnya terdapat dalam bentuk uap air di atmosfer. Gambar 2.1. Siklus Hidrologi Achmad, 2004 Air dalam bentuk padat juga ditemukan di bumi yaitu yang membentuk salju di daerah kutub utara dan selatan. Air permukaan terdapat dalam danau, sungai dan sumber-sumber air lainnya, sedangkan air tanah ground water, terdapat di dalam tanah. Air tanah dapat melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Universitas Sumatera Utara Sebagian besar mikroorganisme yang semula ada dalam air tanah berangsur-angsur disaring sewaktu air meresap dalam tanah. Terdapat perbedaan yang cukup besar antara air tanah dengan air permukaan. Hal ini disebabkan oleh kandungan berbagai zat, baik yang terlarut mapun yang tersuspensi dalam perjalanan menuju ke laut. Air permukaan yang terkumpul dalam danau atau waduk mengandung nutrisi pentung untuk pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinggi secara normal akan mengandung bakteri dalam jumlah tinggi pula yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas air permukaan Achmad, 2004. Setelah diberlakukannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 empat kelas; 1. Kelas satu, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut; 2. Kelas dua, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. 4. Kelas empat, air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Universitas Sumatera Utara

2.1.2.1. Air Permukaan

Air permukaan adalah air yang di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan disebut watersheds atau drainage basin. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan surface run off; dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai river run off. Sekitar 69 air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan essalju, dan sisanya berasal dari air tanah.

2.1.2.2. Air Tanah

Air tanah groundwater merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah ditemukan pada akuifer. Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar antara 10 -10 – 10 -3 mdetik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan pengisian kembali air recharge. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal residence time yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan sangat lambat dan waktu tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit pulih kembali jika mengalami pencemaran Effendi, 2003.

2.2. Pengolahan Air

Pengolahan air minum terdiri dari bangunan penangkap air, bangunan pengendap pertama, pembubuh koagulan, bangunan pengaduk cepat, bangunan pengendap kedua, bangunan penmyaring, reservoir, pemompaan. 1. Bangunan Penangkap Air, bangunan merupakan suatu bangunan untuk menangkapmengumpulkan air dari suatu sumber asal air untuk dapat dimanfaatkan. Universitas Sumatera Utara 2. Bangunan Pengendap Pertama, bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat dari air sungai dengan gaya gravitasi. Pada proses ini tidak ada pembubuhan zatbahan kimia. 3. Pembubuhan Koagulan, unit ini berfungsi untuk membubuhkan koagulan secara teratur sesuai dengan kebutuhan dengan dosis yang tepat. 4. Bangunan Pengaduk Cepat, bangunan untuk meratakan bahanzat kimia koagulan yang ditambahkan agar dapat bercampur dengan air secara baik, sempurna dan cepat. 5. Bangunan Pembentuk Flok, bangunan ini berfungsi untuk membentuk partikel padat yang lebih besar supaya dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil koloidal dengan bahanzat koagulan yang kitak bubuhkan. 6. Bahan Pengendap Kedua, bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak pembentuk flok. 7. Filter saringan, dalam proses penjernihan air minum diketahui dua macam filter yaitu: saringan pasir lambat slow sand filter dan saringan pasir cepat rapid sand filter. 8. Reservoir, air yang telah melalui filter sudah dapat dipakai untuk air minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung pada bak reservoir tandon untuk diteruskan pada pada konsumen. 9. Pemompaan berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari proses pengolahan ke para konsumen Sutrisno, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.3. Koagulasi

Dokumen yang terkait

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 30 70

Analisa Kadar Besi (Fe) pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

7 68 41

Analisis Kadar Besi (Fe), Tembaga (Cu) Dan Kalsium (Ca) Dalam Air Gambut Setelah Dijernihkan Dengan Metode Elektrokoagulasi

8 55 122

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 12

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 2

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 4

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 0 17

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Tembaga (Cu) di Dalam Air Minum yang Diproduksi oleh PDAM Tirtanadi pada Unit Produksi Deli Tua dan Sunggal Medan

0 1 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air - Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 0 20

Studi Perbandingan Kandungan Besi (Fe) dan Aluminium Didalam Air Minum yang Diproduksi Oleh PDAM Tirtanadi Pada Unit Cabang Produksi Cabang Sei Agul, Medan Labuhan dan Sunggal Medan

0 0 13